Selasa, 10 September 2013

kisahku dan perjalanan hidupku


Wahai dunia di pagi hari ijinkan aku bercerita tentang diriku ini. Sejak dahulu aku mengenal dengan kisah dan sedih, senang dan bahagia aku ingin menuliskan ini dalam sebuah goresan tangan dan juga tulisan-tulisan hatiku.
Wahai malam yang gelap...aku saat ini sedang duduk sendiri memandang langit dan bintang nan indah, tak kusadarkan aku meneteskan air mata dan pandanganku jauh pada kisah-kisah dahulu aku hidup. Kini aku sadar ternyata aku sedang rindu dengan masa laluku yang penuh dengan kenangan-kenangan suka, duka, gembira, kesal, cemburu, mencari perhatian dan juga ketakutan. Hee...kenapa aku mesti menagnis?? Baiklah jika demikian akan aku ajak pikiranku dan hatiku memutar film di masa laluku dengan seseorang, alam dan keadaan ok...
Perkenalkan nama saya ”I Ketut Pasek Gunawan”  berjenis kelamin Laki-laki yang lahir pada hari Minggu Tanggal 17 April 1988. menurut cerita dari kedua orang tua aku aku  yaitu dengan nama Ibu bernama Made Resi ayah bernama Wayan Merta yang merupakan asli keturunan Bali yang sudah sejak tahun 1982 pergi memberanikan diri untuk mengadu nasib dan mengubah keadaan dengan transmigrasi ke Sulawesi Tenggara tepatnya di Desa Sumberjaya dulu berkecamatan Tinanggea saat ini tahun 2011 sudah berkecamatan Lalembuu dan dulu kerkabupaten Kendari dan saat ini tahun 2011 berkabupaten Konawe Selatan. Menurut cerita kedua orang tua saya, saya lahir pada pagi hari yaitu jam 09.00 pagi yang menurut perhitungan Hindu Bali saya lahir pada Minggu kliwon Wuku Watugunung dan berbintang Aries. Menurut mereka aku ini berada di dalam perut ibu selama 12 Bulan Bali dan lahir dengan kurang normal karena pusarnya lama sekali putus sekitar berumur 3 bulan baru pusar saya putus.
Saya merupakan anak terakhir dari semua anak-anak bapak dan ibuk saya, dengan 2 orang kakak perempuan dan 1 orang kakak laki-laki. Yang pertama bernama Luh Arwati yang lahir pada tahu 1976, kedua Made Tresnayasa yang lahir tanggal 11 Desember 1980 dan ketiga Nyoman Samiasih yang lahir tahun 1985.
Saat ini aku menulis kisah ini tepatnya pada hari minggu 18 Desember 2011 pukul 20:33 malam, sebenarnya tidak ada hari istimewa apapun cuma ada hari istimewa tanggal pertemuan aku dengan pacar aku saat ini yaitu Ni Luh Putu Pancawati yang sudah meluluhkan hatiku saat ini sebesar 90% hee. Selain itu tidak ada tanggal, hari atau bulan istimewa tetapi karena keinginan dan ketenangan hati saat menulis ini sedang seimbang sehinnga aku mulai penulisan ini sampai tulisan ini nanti selesai dan bisa di baca oleh keluargaku nanti dan semua yang kendal dengan aku.
Saat aku menulis pertama ini umurku sudah 23 tahun dan sedang mengikuti kuliah Magister (S2) dengan ciri-ciri badan kurus, kulit hitam, rambut pendek, dan masih suka jarang mandi hee.. saat ini aku menulis dengan posisi berbaring posisi kepala lebih tinggi dari perut dengan leptop kecil disebut Netbooks berada di atas bantal tepat di atas perutku, aku mulai menuliskan cerita ini khusus aku persembahkan kepada kalian semua yang menegalku dan mencintaiku.
Sebelum aku lanjut menceritakan cerita yang langsung aku alami 23 tahun sebelumnya boleh ngak aku bercerita dulu asal muasal adanya aku artinya jauh sebelum aku dilahirkan gemana je kisahnya. Aku mengutip cerita-cerita sebelum aku dilahirkan dari cerita ayahku, ibuku, nenekku, kakekku, saudara-saudara dari ayahku, ibuku dan saudara lainnya yang berada di Bali dan di Sulawesi ya???
Menurut cerita-cerita dari semua yang mau menceritakan kisah-kisah pendahuluku mengatakan seingat aku saat ini ayahku dan ibuku bertemu di desa Lokapaksa Seririt, Buleleng Bali dengan ayah, anak dari Dadong Manik (seingat aku) dengan bersaudara 5 orang 3 perempuan dan 2 laki-laki  bernama Wayan Merta, Putu Gunung, Luh Bulan, dan lainnya lupa dan ayahku adalah anak pertama dari pasangan dadong manik dan pekak Swandi. Waktu dulu ayahku tinggal di desa Lokapaksa dengan keadaan yang sederhana dan penghasilan sebagian besar dari pertukangan  kakekku.
Sedangkan ibuku merupakan anak pasangan dari Luh Darti dengan Mangku Kajeng (seingat saya) ibuku merupakan anak ketiga dengan bersaudara 8 dengan 2 laki-laki dan 6 perempuan. Adapun namanya Ibuku Made Resi, Luh Wangi, Putu Surnaya, Luh Minten, Made Semita, Made Aryaya, Ketut Serimbek, dan Nyoman Tasi.
Dahulu menurut ibuku, tinggal di Dusun Sorga ibuku dilahirkan dengan situasi sangat kurang dan keadaan desa yang sepi tidak ada listrik, jalan masih rusak yang diberi nama Dusun Sorga hee.. damai dong ya kan sorga. Ok fokus... dulu ibuku pas pada jaman awal kemerdekaan jadi sangat sederhana dan ibuku tidak sekolah yang saat ini SD disebut Sekolah Rakyat atau SR hanya kakak laki-lakinya saja yang sekolah. Sementara ibuku pekerjaannya hanya membantu orang tuannya dengan memelihara babi dan menjual sayur-sayuran dan kayu bakar di pasar yang jaraknya lumayan jauh jika jalan kaki yaitu dulu tanpa ada jalan seperti saat ini dari dusun Surga ke pasar Seririt jalan kaki tanpa alas kaki mengendung sayuran, di atas kepala ada kayu bakar untuk dijual.
Bersama-sama dengan kakak dan adik perempuan lainnya setiap pagi jam 4 udah berangkat ke pasar dengan pakaian sederhana tanpa sendal dan tanpa sarapan pagi terlebih dahulu yah karna ngak punya apa-apa untuk dimakan berangkat ke pasar melewati bukit, lembah dan sungai. Sampai ibuku dewasa pekerjaanya hanya demikian hingga ibuku remaja dan penampilan halnya gadis kampung dengan penampilan sederhana. Setelah itu umur juga sudah dikatakan dewasa bertemulah dengan ayahku yang pada saat ini sedang bekerja tukang bangunan ikut kakekku. Dan ayahkupun jatuh hati dengan ibuku karena ibuku juga sering berjualan atau berdagang. Hee...bapakku pura-pura berbelanja sambil usaha biar lebih dekat dengan ibuku.
Saat itu ibukupun mulai suka dengan ayahku karena ayahku saat ini dilihat rajin bekerja dan ramah, suka melucu hee...kayak aku. Kejadian PDKT terus berjalan kadang-kadang ayahku mengintip ibuku mandi di sungai katanya biar dapat ketemu aja walau tidak sih mengintip pada saat telanjang artinya ketemulah sebelum atau sesudah mandi gitu. Ayahku selalu mencuri-curi perhatian ibuku dan selalu setaip hari pasti saja ketemu mungkin di jalan saat ibuku pergi ke pasar, pergi mandi pada sore hari atau saat berada diwarungnya. Yahhh usaha agar ibuku benar-benar jatuh cinta dengan ayahku.
Ibuku di dusun Sorga dikenal dengan keluarga baik-baik karena kakekku sebagai mangku atau orang suci juga walau ditingakat merajan gitu. Karena keuletannya kakeku dapat membeli banyak tanah yang berpengasilan dan mungkin sekitar 6 hektar maksudnya sebagai warisan kepada anak-anaknya kelak. Dan itulah kembali kecerita ayahku yang juga dikenal dengan laki-laki pemberani dan pekerja keras dari kecil ayahku sudah ikut membantu kakekku bekerja apapun untuk mencukupi kebutuhann hidupnya selain itu ayahku juga sekolah sambil bekerja. Ayahku sekolah SR dan juga sekolah setingkap SMP yah sampai tamat juga.
Ini sedikit cerita ayahku menyambung dicerita ibuku, bahwa dulu waktu ayahku sekolah jalan kaki ke sekolah dari dusun sorga ke seririt setiap harinya dengan beberapa temannya. Yah kebetulan ayahku cukup pintar sehingga banyak temannya yang suka padanya termauk cewek-cewek banyak yang mengodanya. Sehinnga setelah ayahku dewasa banyak cewek-cewek juga suka pada ayahku tetapi pilihan hatinya Cuma kepada ibuku saja karena ibuku masih polos dan ada perasaan dalam katanya hee.,
Singkat cerita akhirnya ibuku benar-benar jatuh hati kepada ayahku karena melihat dan merasakan perjuangan cinta ayahku dan akhirnya mereka pacaran. Setelah pacaran cukup lama sempat juga tidak disetujui dengan ayah dari ibuku atau kakeku karena ayahku belum punya pekerjaan pasti dan dari keluarga yang sagat kurang mampu, tetapi karena kakekku orang bijaksana kakekku hanya memberitahu demikian dan tidak melarangnya.
Akhhirnya ibuku dan ayahkupun jadi menikah dan tinggal bersama di tanah orang lain dengan status meminjam. Mereka berdua bertekat menikah karena sudah dewasa dan cukup umur dan sudah saling cinta. Mereka membuat rumah sederhana terbuat dari atap daun ilalang dengan ukuran 4 X 3 meter memanjang, dengan dinding dari daun kelapa tua dan alaskan tanah biasa. Hee demi cinta katanya. Mereka hidup damai dan berkecukupan karena ayahku rajin bekerja, dapat membuat tempat tidur sendiri, dapur sendiri, rumah sendiri, tempat duduk dan lain sebagainya.  Waaeem ngantuk hee. Aku menulis ini sambil SMSan ni ama pacarku cintaku Kocel-kocel Pancawati hee. Dia juga mendukungku menulis ini lo. Ah.. capek ni udah jam setegah 10 soalnya besok lagi aku lanjutkan karang udah capek dan mengantuk..
Mat pagi dunia aku udah bagun karang ni udah cuci muka ini hari kedua aku menulis ceritaku dan kisahku. Yah aku karang bangun siang ni tepatnya jam 8 pagi karena seperti masih pagi aja karena masih gelap karena ujan terus dari kemarin gerimis-gerimis seakan-akan dunia sedang bersedih juga, hee orang musim ujan ya begini.
Tadi baru bagun aku membalas SMS ucapan selamat pagi yang selalu di ucapkan oleh pacarku setiap pagi kepadaku baru aku melanjutkan kehidupan hee. Oke aku lanjutkan ceritaku ya. Nah saat ayahku dan ibuku sudah tinggal bersama dengan rumah sangat sederhana dan ibuku mulai mengandung anak yang pertama, singkat cerita lahirlah kakakku yang pertama yang perempuan yang diberi nama Luh Arwati katanya kenapa diberinama luh arwati karena lahir tepat pada sabtu wuku Saraswati gitu. Sedangkan pekerjaan sehari-hari ibuku masih seperti dulu yaitu berdagang di rumah, menjual sayuran kayu bakar sedangkan ayahku bekerja membuat rumah dan hasilnya ya bisa mencukupi untuk makan.
Menurut ibuku sejak ibuku mulai mengandung anak keduannya ayahku mulai ada perbedaan yaitu sudah jarang pulang dan jarang memberi uang dapur. Menurut ibuku sih ayahku sering main judi main kartu di rumah teman-temannya dan hasil pekerjaannya yah habis di tempat bermain, ya kadang-kadang menang dan tidak sedikit juga kalah karena teman-temannya banyak tidak suka dengan ayahku makanya disiasati agar kalah. Selain itu ayahku disuka dengan perempuan yang masih muda dan jadi uangnya jadi kepada perempuan muda itu. Sementara setiap pulang ke rumah selalu marah-marah dan sering terjadi pertengkaran.
Sementara saat itu ibuku sedang mengandung anak keduanya, sudah menjadi mekanan tiap hari ibuku diberikan kata-kata kasar dan tidak jarang ibuku dipukul dengan ayahku, dijambak dan lain sebagainya, dan setiap malam ayahku dapat dihitung jari tidur di rumah katanya. Dalam kesendirian ditemani kakakku yang perempuan dan seberkas sinar lampu minyak tanah tertempel didinding rumah ibuku selalu menagis meratapi kesedihan. Tetapi ibuku selalu berpikir positif ayah berubah bukan karena atas kemauannya sendiri tetapi karena asutan perempuan muda atau karena asutan teman-temannya dalam judi, maka ibuku tetap sabar dan terus berusaha bekerja berjualan, meski kadang-kadang hasil menjualnya juga diminta dengan ayahku untuk kepentingan keinginanya.
Menurut ibuku bahwa setiap malam ibuku jarang sekali tidur tidak larut malam melainkan selalu menagis dan larut malam baru tidur berharap ayahku datang dari tempat bermain kartu dengan perempuan lain. Seingkat cerita saat ibuku sebelum melahirkan ayahkupun pulang dan ibuku kini melahirkan anak keduanya yaitu laki-laki sangat tampan sekali diberikannya nama Made Tresnayasa itu katanya karena ia terlahir karena berbagai tresna, suka dan duka hee. Setelah kakakku keduaku lahir kebiasaan ayaku masih seperti itu tetapi lainnya pada saat itu terjadi banyak kejadian aneh yaitu di desa terjadi pencurian secara masal yaitu segerombolan orang mencuri sapi dan babi bahkan ayam dan salah satunya babi milik ibuku yang rencana dipakai upacara tiga bulanan kakakku keduaku juga hilang. Sehingga saat itu kekurangan keluarga ibukku dan ayahku memuncak bahkan dapat diperkirakan 3 sampai 4 hari tidak makan. Ayahkupun berhenti bermain judi karena sudah tidak punya apa-apa pekerjaanpun tidak ada sehingga sering di rumah tetapi dengan bertengkar juga. Maka sering ayahku pergi kehutan mencari makanan seperti sayuran, gadung dan sesuatu yang bisa dimakan karena saat itu keluargaku benar-benar tidak punya, rumah sudah mulai bocor, dinding sudah mulai rusak dan baju tidak punya sementara uang tidak ada.
Penderitaan itu dialami bahkan beberapa keluaraga yang tidak mampu sehingga saat itu kakakku sudah bisa berjalan jalan dan pada saat itu pemerintah mengadakan uapaya pemerataan penduduk lewat Transmigrasi ke sulawesi. Dengan berpikir panjang ibuku dan ayahku memikirkan jika terus di Bali maka akan terus demikian tanpa ada perubahan sementara kedepan anak-anak akan terus meminta sedangkan katanya kita tidak bisa berbuat banyak. Maka kedua orang tuaku memutuskan untuk ikut program pemerintah pada saat itu yaitu Bapak Suharto. Bersama dengan beberapa warga dari desa yang sama dan dari desa yang berbeda dikumpulkan di kecamatan dan dibawa ke denpasar untuk dikarantina beberapa hari diberikan bekal tepatnya di desa Abian Base kalau tidak salah 2 bulan diasramakan bersama masyarakat lainya.
Setelah diberikan bekal pelatihan untuk dapat hidup di daerah transmigrasi ayahku bersama ibuku dan kedua kakakku yaitu kakak pertama yang sudah berumur 5 tahun dan kakak kedua berumur 2 tahun berjalan membawa pakian seadanya dan hanya berbekal uang 15 ribu uang, pada saat itu menaiki kapal Roro yang besar. Nah pada saat itu keluargaku tidak sendiri juga bersama dengan kakak-kakak dari ibuku dan kakak dari ayaku dan lebih besar ikut transmigrasi.
 Singkat cerita saat ini sudah berjalan tepatnya kalu tidak salah maret 1982 keluarga kecilku dan bersama keluarga besarku lainnya berangkat dari pelabuhan Benoa dengan kapal besar. Selama kurang lebih satu minggu di dalam lautan dan samudra dari bali menuju pelabuhan sulawesi tepatnya di Sulawesi tenggara yaitu Kendari. Setelah beberapa hari berada di dalam kapal milik pemerintah banyak kenangan yang dilihat dan dialami ibu dan ayaku dan juga kakakku. Menurut cerita ibuku banyak warga yang  menggis meninggalkan Bali ada yang bahagian ada yang diam saja. Ada yang membawa semua hartanya dari pakaian, alat-alat rumah tangga, sanggahnya sampai alat-alat pekerjaan alainya. Saati itu ayahku bertanya dengan sesama trans dari bali kenapa membawa sanggah, bibit dan yang lainnya, lalu ia menjawab katanya ditempat yang baru tentu tidak ada seperti di Bali masih hutan lebat begitu katanya dan masih banyak cerita lainnya.
Setalah sampai dipelabuhan Kendari, ayahku dan ibuku melihat suasana Kota Kendari masih kecil dan sederhana, mobil-mobil masih sedikit, rumah-rumah masih sedikit yang bertingkat, jalan-jalan masih kecil dan belum begitu ramai. Nah semua rombongan trans diangkut dengan mobil truk milik TNI angkatan darat daerah dan dipilah-pilah sesuai daerah tujuan, maka disanalah mereka mulai dipisah-pisah sesuai tempat yang sudah dipilah-pilah oleh pemerintah. Ayah dan ibuku hanya berbekal nasi dan lauk yang sudah habis dimakan dikapal dan kekurangnyapun kadang-kadang diberkan dengan teman di kapal sementara kakakku lapar tetapi tidak ada makanan lagi terpaksa harus puasa hee. Akhirnya kelompok dari keluargaku naik mobil Truk dan dibawa ke daerah tujuan, kurang lebih selama 4 jam diperjalanan sunguh melelahkan dan diperjalannya sedikit sekali melihat adanya perumahan hanya hutan belantara dan ayahkupun binggung emang kita mau ditempatkan dimana.
Akhirnya tepatnya pada sore harinya sampailah pada salah satu lapang yang pohonya sudah ditebang dan melihat rumah-rumah kecil yang sama dari satu rumah dengan rumah yang lainnya yang dicat berwarna putih. Setelah itu yang dapat jatah di desa itu diturunkan dari diberikan pengarahan dan pembagian jatah lokasi oleh pihak transmigrasi. Ayahku dan keluargaku sebagian besar bersama-sama dengan ayahku dan ibuku  mendapat tanah hampir berdampingan mungkin karena absennya bersamaan. Setelah pembagian tempat ayahku dan semuanya juga bercampur ada orang Bali ada orang jawa mendapatkan masing-masing rumah sederhana, dengan lokasi rumah 25 Ha, sawah satu hektar dan ladang kering 75 Ha tetapi dengan kondisi kayu-kayu besar masih berdiri atau bertumbangan, belum ada tanaman yang tumbuh.
Yah itulah kondisi pertama datang ditanah sulawesi tenggara. Orang-orang Bali yang beragama Hindu berikan jatah pura desa dengan tanah satu hektar, pura dalem satu hektar dan kuburan satu hektar begitu juga dengan umat lainnya seperti Kristen, dan Islam. Hari pertama keluargaku menempati rumah barunya dengan sarana serba tidak ada maka ayahku bingung apa sekarang dimakan. Nah datanglah bantuan dari pemerintah membawa beras dan lauk sarden dan perlengakapan dapur lainya. Masyarakat dikumpulkan untuk mengambil jatah tersebut diambil setiap satu minggu di balai desa yang sudah dibuatkan pemerintah.
Dengan demikian ayahku mulai bekerja membuka lahan sawah agar bisa ditanami padi, dan membuka lahan kering, karena bantuan bibit sudah berdatangan. Bibit padi gratis dari pemerintah, bibit kelapa, mente, mangga, rambutan, kopi sudah berdatangan. Proyek bendungan dan irigasi sudah mulai berdatangan, jalan sudah ditebalkan oleh doser-doser besar terus bekerja. Sory ya aku mau merokok dulu sambil cas leptopku ni entar lagi aku lanjutkan..
Saat ini jam setengah 12 siang aku melanjutkan menulis ceritaku ya. Ketika saat pembugaran lahan bekas hutan tersebut banyak cerita-cerita menarik yaitu seperti pekerja yang meratakan lahan bekas hutan sering kali diserang dengan binatang-binatang buas dan besar seperti doser berhenti seketika karena ban doser terikat ular sebesar batang kelapa besar dan panjang hingga para pekerja berlarian. Binatang seperti buaya, ular dan lainnya masih banyak di sekitar lahan yang mau dipugar. Saat itu ayahku bersama teman-teman lainnya membenahi lahan kering untuk ditanami jagung, kedelai dan pala wija lainnya tetapi sedikit berhasil karena babi hutan masih sangat banyak maka hampir setiap hari masyarakat di desa makan daging babi karena setiap hari pasti mendapatkan babi yang merusak tanaman warga.
Dilokasi ayah mulai menanam kelapa, mangga, nangka, kopi dan di sawah mulai jadi dan menanam padi bantuan dari pemerintah. Ayahku saat itu masih mendapat bantuan pangan dari pemnerintah selama kurang lebih 2 tahun setelah itu masyarakat sudah mulai mencari makanan sendiri. Ketika tanaman sudah mulai tumbuh dengan baik dan sawah mulai panen dan dirumahkupun banyak padi yang ditumpuk tetapi bentuknya bukan di dalam karung melainkan masih terdapat batangnya Cuma diputus batang didekat buanhnya saja lalu diikat yang disebut Pikul. Saat itu masyarakat sudah mulai menamakan desa saya bernama Desa Sumberjaya karena dari nama semoga desa ini sebagai sumber dari kejayaan orang yang hidup di desa menjadi berjaya. Desa saya seperti blok-blok pasar modern saat ini terdiri dari beberapa Blok atau jalan. Tepatnya rumah saya berada di blok G nomor 16 lokasinya terdapat rawa-rawa dan berada dipinggir jalan berdekatan dengan pura desa dan pura dalem.
Pada saat itu bapakku tidak lagi bekerja sebagai tukang bangunan karena tidak punya alat dan tidak bisa sendiri karena dari dahulu jika kerja bangunan selalu bersama kakekku saja jika sendiri belum mampu. Maka hasil penghidupan dari hasil perkebunan dan hasil pertanian saja. Nah setelah gelombang kedua transmigrasi datanglah kakek dan nenek dari ibuku yang ikut di desa sama-sama dengan ayahku sementara kakek dan nenek dari ayahku juga ikut transmigrasi tetapi lain desanya yang sekarang disebut desa SP 6. O ya transmigrasi di desaku termasuk transmigrasi ketiga, yang pertama letaknya kelompok Desa Jati Bali, kedua letaknya kelompok desa Lapoa dan kelompok 3 yaitu kelompok SP 4 yang disebut sekarang tahun 2011 masih desa Sumber jaya dan kelompok keempat masih sekitar SP tersebut baik Sp 1 sampai SP 6.
Setelah beberapa tahun ayahku dan ibuku sudah bisa membuat  dapar berdampingan dengan rumahku dan banyak menyimpan padi hasil panen dan serabut kelapa dan kayu bakar. Tetapi terjadi musibah besar saat itu entah kenapa saat ayahku bekerja dan ibuku memasak di rumah dan sedang mengurus kakak-kakakku tiba-tiba api berkobar dari dapur rumahku dan menghabiskan seluruh rumahku yang secara keseluruhan terbuat dari kayu dan asbes tersebut. Tanpa pikir panjang ibuku berteriak minta tolong dan warga berdatangan tetapi api tidak bisa dipadamkan karena sudah berkobar terlalu besar dan membiarkan begitu saja terbakar. Ibu dan kakakku hanya bisa menangis dan sambil memikirkan penyebab terjadinya kebakaran.
Akhirnya setelah semua ludes terbakar ayahkupun datang dan kaget melihat rumah sudah menjadi abu. Ayahkupun memarahi ibuku mempertanyaakan kenapa terjadi demikian, ibukupun menjawab dengan alasan bahwa ibuku tidak tahu, ibukku sedang berada di depan rumah bersama kakakku tiba-tiba api sudah berada di atas atap dan dengan cepatnya menghaibskan rumah kita. Ayahkupun marah-marah dan sedikit memukul ibuku karena kecewanya luar biasa sebab di dalam rumah merupakan terdapat kumpulan hasil jerih payah selama ini seperti pakaian, alat-alat dapur, padi, dan benda lainya kini semuannya hilang tinggal baju yang melekat di badan.
Akhirnya ibuku mulai teringgat bahwa waktu ibuku memasak apinya belum dimatikan sementara di samping tungku atau mulut perapian tempat memasak terdapat tumpukan kulit kelapa yang sudah kering, di atas perapian terdapat padi-padi yang diikat dan didekatnya banyak tumpukan kayu bakar, sehingga api yang berada diperapian memanas dan menyambar kulit kelapa disebut (sambuk) dan kayu bakar yang kering dan mudah terbakar dan semakin besar sehinnga tidak bisa dipadamkan lagi. Dengan itu ayahku marah luar biasa mengatakan kalau ibuku sengaja membakar rumah, orang-orang yang menuntun mencoba meralai bertengkaran tersebut yah akhirnya bisa disadarkan warga. Setelah itu ayah dan ibuku dan kakakku tinggal bersama saudara-saudara dari ibuku dan menyesali kejadian yang terjadi.
Semenjak itu menjadi permasalahan bagi keluargaku, ayahku mempunyai rasa tidak percaya dan tidak nyaman bersama dengan ibuku dan ayaku mulai pencari penghiburan dengan main judi kartu dan jalan-jalan saja (kata dari ibuku). Sejak itu ayahku mulai berkreatifitas membuat rumah sendiri dengan pengalamannya, sejak itulah ayahku muali menekuti usaha membuat rumah dari kayu maupun dari beton. Saat itu belum terdapat listrik lo masih gelap dan menggunakan minyak tanah atau lampu minyak (sembe sentir) dengan penerangan seadanya. Ayahkupun dapat menyelesaikan membuat rumah tersebut dengan itu ayahku mulai disukai caranya membangun rumah dan bentuknya bagus dan mulai lagi dipercaya orang-orang untuk membangun rumah. Nah sat itu kakakku yang perempuan mulai sekolah SD dan ayahkupun banyak mendapat pekerjaan dan kurangnya hasil dari bekerjanya selalu tidak sesuai diberikan untuk keluarga karena masih dengan hobinya main judi kartu begitulah.
Walau demikian payahnya ayahku berjudi bahkan diolok-olok dengan temannya dan juga ada wanita yang masih muda atau sudah berswami suka dengan ayahku yang rajin bekerja dan selalu punya uang dikantongnya tetapi ayahku masih bisa berbisnis yaitu membeli tanah yang ada di samping tanah ayahku dulu sehinnga punya tanah 50 Ha sampai saat ini (2011). Walau demikian ibuku tidak jarang juga sakit hati karena ayahku jarang pulang karena main judi dan kadang dapat dikatan karena perempuan juga hingga tidak sedikit ibuku pergi ke rumah saudara-saudarannya dan nenekku meminta pertimbangan dan bantuan ketabahan dan kesadaran atau solusi. Hingga ibuku selalu sadar menghadapi semua itu.
Nah lanjut cerita ayahku mencapai kejayaan kini keluargaku pindah rumah dari lokasi yang ada rawanya kelokasi yang sudah dibeli di samping lokasi dulu bekas terbakar katanya agar tidak pemali dengan membangun rumah yang cukup besar dan memulai hidup baru dengan di halaman rumah terdapat jambu biji yang ditanam dan beberapa kopi. Saat sudah mulai tinggal di lokasi dan di rumah baruku ibukupun mulai hamil anak yang ketiga, sambil bekerja sebagai pedagang juga ibuku disana, ayahku bekerja membuatkan rumah-rumah ditetanga dan kakakku membantu ibuku berdagang dan mencari kayu bakar dan pekerjaan lainnya. Adapun sekolah kakaku berjarak 200 meter dari rumah jadi dengan jalan kaki saja. Yah pakaian yang digunakan sangat sederhana dan dijadikan turun temurun. Ni kakakku yang perempuan yang pertama rajin sekali membantu pekerjaan ibu dan mengajak kakakku yang laki-laki kedua bila ibu sedang bekerja dan selain itu juga kedua kakakku tadi nakalnya bukan main karena paling tidak suka dengan anak-anak kecil lainya dan selalu berbuat cahil. Artinya kedua kakaku bersatu saling membantu dan bila ada anak lainya pasti dinagiskan bila tidak maka katanya tidak puas bahkan jika ada orang tua yang dilihat aneh pasti dihina dan dijahili hingga marah yah repot juga ibuku mengajari kedua kakakku ini.
Nah singkat cerita akhirnya kakakku ketiga yang perempuan lahir di rumahku yang baru tanpa bantuan dari bidan atau dukun karena saat itu bidan dan dukun susah dicari dan kebiasan dari ayahku juga bila melahirkan tidak pernah meminta bantuan orang lain pasti dengan usaha sendiri dengan penggalaman yang dimiliki ayahku. Akhirnya anak ketiga dari orang tuaku diberi nama Nyoman Samiasih maksudnya dari nama tersebut agar orang-orang yang berada disekeliling anak tersebut menjadi asih atau bahagian dan sentosa termasuk kakak-kakanya, adiknya kelak, orang tuanya dan orang-orang disekitarnya dan dirinya sendiri bahagia.
  Nah kemudian kakakkupun lahir dengan sehat dan baik kemudian dibesarkan dan kakakku yang laki-lakipun mulai sekolah SD juga sehingga keuangan keluargapun bertambah. Dengan itu ayahkupun berpikir berat bagaimana caranya dapat menghasilkan uang yang banyak untuk bisa hidup dan pendidikan anak-anaknya. Maka salah satunya dengan berbisnis jual beli tanah dengan temannya. Nanti aku lanjutkan lagi ya...
Hai sekarang aku melanjutkan ceritaku, ni aku karang tepatnya di kelas tempat aku kuliah sekarang yaitu di gedung lantai tiga kampus pascasarjana IHDN Denpasar, aku kuliah S2 ni tepatnya jam setengah tiga kamis 17 Mei 2012 yah sambil menunggu dosen aku mau melanjutkan ceritaku sedikit. Baiklah  tadi aku bercerita tentang bagaimana cara ayahku mencari uang. Menurut cerita ibuku dan juga ayahku bahwa sejak pindah rumah dari pekarangan yang dulu tempat terbakar menuju pekarangan yang baru kini suasana rumah sudah agak membaik dan mendapat ide-ide baru. Sehingga ayahkupun melihat lahan penghasilan yang baru yaitu usaha menjual sanggah atau tempat suci. Karena melihat umat Hindu Bali yang tinggal di SP 4 yang sekarang disebut Desa Sumberjaya belum mempunyai sanggah dari beton atau batako atau cetakan sehingga ayahku punya ide mau menjual sanggah dari beton.
Dengan pemikiran itu ayahku punya teman di desa sebelah yang lumayan jauh dari desa saya yang bernama desa Pulyapulya. Didesa pulya-pulaya juga banyak penduduk balinya yang beragama Hindu sehinnga ayahku pergi kesana dan ingin membeli cetakan sanggah. Ternyata disana memang ada yang menjual cetakan sangah kemudian ayahku membeli cetakan sanggah yang terbuat dari kayu yang diukur seperti sanggah halnya di Bali. Ayahku hanya membeli beberapa pasang saja karena kendala keuangan. Setelah itu dibawahlah cetakan itu pulang dan mulai membuat usaha tersebut. Masyarakat mulai tertarik dengan adanya cetakan beton maka beberapa keluarga beralih dari sanggah dari kayu membeli cetakan dari beton.
Setelah lama aku tidak menulis kisahku yaa karena aku sibuk kuliah selain itu aku sibuk bekerja menjadi pengawas Gerbangsadu Mandara sejak November 2012 lalu dan  karang aku lanjutkan kembali hari ini Sabtu 18 Mei 2013 pada jam 14.13. Sebenarnya banyak sekali kisah yang aku ingin ceritakan kepadamu  tetapi karena payahnya inggatanku dan juga kemampuan aku merangkainya sehingga cerita ini hanya sekedar memberitahukan kepada keluargaku nanti yaah mungkin anakku, cucuku atau buyutku hee. Aduh ni ada teman yang datang keasrama nok ya teman kuliah waktu S1. o iya sekarang ini aku tinggal di asrama IHDN Denpasar di Singaraja tepatnya di desa Banyuning sejak tahun 2010. Sekarang aku lanjutkan kembali ceritaku setelah mandi seger rasanya. Lanjut cerita sejak ayahku membeli percetakan sanggah sejak saat itu orang tuaku memiliki pekerjaan tetap dan hasilnya lumayan bagus. Hasil dari nyetak sanggah, ngarap rumah, dan hasil pertanian dan perkebunan dapat menyekolahkan anak-anaknya termasuk aku.  Singkat cerita setelah besar kakakku yang ketiga kini aku lahir pada hari minggu jam 09.00 wita di rumah pada tangal 17 April 1988 dengan kondisi sehat, pada saat itu situasi desaku belum seperti saat tahun 2012 sudah ada bidan dan sudah ada dokter tapi dulu belum ada sehingga proses kelahiran hanya mengandalkan pengalaman saja.
Saat aku kecil seinggat aku, dulu katanya aku anak yang penakut berbeda dengan kedua kakakku yang pertama dan kedua yang nakal dan usil, tetapi aku justru pendiam dan penakut. Pada saat itu aku lupa tahun dan harinya keluargaku mengadakan foto bersama karena pada saat itu belum ada tukang foto yang banyak apalagi HP kamera atau kamera digital, jadi saat itu menyewa tukang foto. Nah saat itu aku ketakutan dan bersembunyi biar tidak difoto karena tukang fotonya membawa tas hitam yang aku kira orang jahat yang mau nyuntik aku heeee.. Lucu sebenarnya ya aku takut disuntik dengan jarum yang lancip dan tajam itu aku lari dan tidak jadi ikut berfoto karena nagis. Sewaktu aku sebelum sekolah SD aku paling suka mencari ikan disaluran air bersama teman-temanku yang aku lupa siapa mereka, karena pada waktu itu kira-kira tahun 1994 saluran-saluran air didesaku masih bersih dan mengalir tidak seperti sekarang tahun 2012 ini air sudah kotor dan tidak mengalir sehingga tidak ada ikan yang hidup. Bahkan aku sering memelihara ikan di depan rumahku karena waktu itu parit di depan rumahku di Blok G No. 16 dekat pura desa itu airnya masih bagus dan paritnya dalam tidak seperti sekarang tahun 2012 sudah dangkal.
Selain itu seingat aku aku pernah diajak dengan orang tuaku ke bendungan di belakang  blok M dan di sana ngarap bendungan, saat itu aku belum tahu apa-apa yang aku rasanya hanya riang gembira dan bermain. Selian itu aku juga pernah diajak mandi di sungai yang dalam dan airnya jernih bersama orang tuaku dan saudara-saudaraku tetapi sungai itu sekarang sudah airanya keruh, dangkal dan banyak buayanya. Aku juga pernah diajak menebang kayu untuk dibuat bahan bangunan karena saat itu juga ayahku menekuni profesi sebagai pemotong kayu karena punya sensor atau mesin pemotong kayu. Bisnis kayu ini juga ditekuni sehingga aku selalu diajak kemana saja saat memotong, mengangkut dan melihat kayu. Nah saat itu kebetulan memotong kayu diujung desa tetapi mesin pemotongganya rantainya selalu putus padahal sudah baru sampai sore kami tidak bisa menyelesaikan ngarap satu pohon yang sudah tumbang itu dan ternyata di daerah itu adalah kuburan yang baru dan pada akhirnya kami pulang dan tidak melanjutkan pekerjaan itu.
 Nah setelah umurku tepat 7 tahun aku mulai sekolah SD tepatnya di SD 02 Sumberjaya, padahal pertama aku mendaftar SD aku di sekolah 01 Sumberjaya tepatnya di belakang SD 02 Sumberjaya. Alasan kenapa aku mendaftar di SD 01 karena disana kebanyakkan orang Bali sedangkan di SD 02 mayoritas orang muslim jawa. Tetapi karena alasan untuk kebinekaan agar siswanya bercampur maka aku dan beberapa temanku yang orang bali dan Hindu dipindah ke SD 02 dan tukaran dengan siswa yang muslim jawa. Dari sejak itulah aku resmi siswa SD 02 Sumberjaya. Aku masuk SD pada tahun 1995 yah tahun itu tahun dimana nike Ardila meninggal aku inggat itu, karena aku di rumah punya TV hitam putih listriknya dari aki. Sewaktu aku sekolah SD aku duduk selalu di bangku paling belakang dan kadang-kadang suka usil dengan murid ceweknya hee karena suka ama murid perempuan yang cantik. Sampai pada hari dimana aku diajak bermain suara berantai dimana murid paling depan diberitahu kata pilihan oleh ibu guru dan terus dilanjutkan pada murid selanjutnya dan saat sampai padaku kata-kata itu sudah berubah sehingga akupun jadi malu.
Selain itu yang aku inggat waktu SD dapat makanan tambahan berupa bubur, kue basah dan kering, aku membawa gelas dari rumah untuk tempat bubur dan setiap mau makan teman-teman muslim berdua bersama di kelas dan aku dan teman-teman Hindupun mendengarkannya saja karena saat itu aku tidak tahu doa sebelum makan hee. Selain itu waktu di SD dapat pengobatan antibodi yang disuntik dilengan kiri dan kandan saat itu aku menangis-nangis ketakutan pada pertama kalinya tapi karena malu ama teman aku tahan aja rasa sakitnya sampai lenganku keluar darah, sampai dokternya bilang jangan ditahan tapi dilemaskan, akhirnya lama-kelamaan aku terbiasa disuntik dilengan. Begitu juga makanan tambahan itu tidak dilanjutkan karena buburnya ada racunnya sehingga dihentikan sampai aku kelas tiga.
Sewaktu aku di SD aku suka bermain di luar kelas bersama teman-temanku, seperti kejar-kejaran, naik pohon mente, coklat dan bermain di kebun. Kalau aku belanja waktu itu beli pecel harga Rp.25 saja tapi aku jarang belanja kadang aku pulang untuk makan karena rumahku dekat sedangkan uang bekalku aku tabung di rumah dan di sekolah juga. Jika aku belajar agama aku dan teman-temanku berkumpul dan belajar di SD 01 yaitu di belakang sekolah kelasnnyapun kadang pindah-pindah dan guru agamaku namanya Ketut Pastika. Ia sangat mengagungkan bagiku karena di membangkitkan semangatku belajar agama dan rajin sembahyang ke pura. Padahal aku pernah dihukumnya karena tidak hapal doa Kramaning Sembah dan akupun dipanggilnya dengan sebutan Pesek karena namaku Pasek Gunawan sehingga teman-temankupun sering mengejek sebutan itu sampai aku marah dan menanggis. Tapi dengan sebutan itu aku termotivasi menjadikan nama pasek ini menjadi terkenal dan berwibawa.
Lanjut cerita sebenarnya sebelum aku masuk SD aku sudah sering diberikan ajaran mengenai rajin sembahyang, puasa saat hari suci oleh kakak-kakakku sehingga sewaktu kecil aku rajin sembahyang pada pagi, siang dan sore beramai-ramai dengan teman-teman lainnya. Begitu juga saat hari Suci Nyepi bersama-sama berkumpul di Pura ada yang di balai pegat, ada di jeroan ada di balai glebeng untuk membaca buku atau mendengarkan cerita sambil berpuasa. Karena hari itu adalah hari awalnya alam semesta wajib berpuasa. Begitu juga pada hari saraswati dan siwalatri akupun berpuasa bersama teman-temanku di pura bergadang bersama-sama.
Setiap pulang sekolah aku selalu tidak pernah diam kalau ngak pergi bermain pergi ke pura sambil cari-cari uang recehan atau uang sesari yang tertinggal di pura sisa-sisa sembahyang terutama nyarinya di bawah pohon beringin karena lo mencari daun beringin harus diganti dengan uang sehingga aku dan temanku sering dapat uang disela-sela akar beringin yang besar dapat uang recehan hee dan hasilnya aku tabung tuk bekal galungan dan kuningan beli sepatu, dan baju baru. Selain itu juga aku sering bermain ke saluran air di belakang blok M dan belakang blok N tuk mandi  atau mancing ikan bersama teman-temanku orang Nusa penida dan teman yang namanya Kontek dan komang gondol haa nama panggilan aja. Sering kali ke sawah dan mencari ikan sehingga kulitku hitam dan rambutku kuning hee sehingga aku terkebelakang dibidang pelajaran. Ya singkat cerita rapotku banyak yang merah sehingga orang tuakupun pernah dipanggil karena banyak nilai yang merah dan aku nakal di sekolah tetapi aku tetap naik kelas.
Aku juga pernah bertenggkar di sekolah dengan orang jawa aku dan dua temanku menantangnya dan di tidak datang tetapi saat bertengkar dengan orang bugis yang terkenal beraninya aku takut sampai-sampai aku tidak ke SD sebelah tuk belajar agama sehingga sampai diantar ama guru agamaku hee penakut tapi angak sombong aku bertinga ni hee. Begitu indah ternyata masa kecilku, nah setelah aku kira-kira kelas 3 atau kelas 4 aku sudah mulai diberi tugas membacakan uandang-undang dasar 1945 saat upacara bendera, pernah diberi tugas di paduan suara, pernah juga diberi tugas membacakan janji murid, pernah juga diberi tugas membawakan naskan pancasila dan juga pernah jadi pemimpin upacara. Hal itu berawal sejak aku kelas 4 sampai kelas 6 SD, selain itu aku sudah mulai kenal dengan teman-teman jawaku namanya Taupik Nurohman dia mengajakku bermain kerumahnya dari saat itulah temanku mulai membanyak dan aku mulai kenal dengan guru-guru selain aku disukai karena aku pandai dibidang olah raga.
Kebelakang sedikit aku lupa sewaktu aku kelas 2 aku pernah menggangu seorang murid perempuan orang bali dan aku bertenggar dan tanganku dicakarnya sampai berdarang dan sampai sekarang tahun 2013 masih tampak bekas lukanya tapi sekarang aku sudah tidak inggat wajahnya. Kembali lanjutkan ketika ada porseni di kecamatan aku terpilih mewakini paduan suara, loncat jauh, loncat tinggi dan lari cepat tetapi semua yang aku wakili tidak ada yang dapat juara bahkan bikin pembinaku marah karena waktu paduan suara aku telat datang bersama teman bugsidku, selanjutnya waktu selesai lari cepat aku bermain dijalan menggangu teman wanitaku sampai aku hampir tertabrak motor wahh akupun dimahari guruku yang menyukaiku dari saat itu aku malu dan sedih juga merasa diri sudah tidak berprestasi, bodoh bahkan nakal suka jahil pula, tidak ganteng dan kotor lagi orangnya. Nah sejak itulah aku mulai berpikir dan setelah itu akupun sering membantu sekolah memetik coklat dan membawanya ke rumah kepala sekolah dari saat itu aku dikenal guru-guru mungkin.
Selain di sekolah aku juga punya kenangan sewaktu panen padi aku sering ikut oang tuaku dan saudaraku memanen padi dengan imbalan gabah dari saat itu aku mulai belajar mengarit padi sampai menjadikan gabah, wah cuacanya panas tetapi asik sambil bermain karena di sawah ramai panennya bersama-sama dan sawahnya masih luas saat itu dan sekarang tahun 2013 ini sudah banyak sawah ditanami jeruk dan kebun sehingga pandangan tidak lagi luas dan jauh. Kalau dulu pandangan luas hamparan padi menguning indah sekali saat panen bersama suasana di sawah lebih ramai dan asik dari pada di pekerangan rumah atau desa, disanalah aku bermain bersama teman yang ketemu disana bermain di atas tumpukan jerami jungkir bali, main panah-panahan, membuat trompet dari batang padi dan sebagainya. Begitu juga kalau kotor bisa langsung mandi karena saat itu semua saluran airnya masih mengalir bersih dan dalam akupun senang sekali. Jika sawah selesai memanen mulailah untuk menanam padi dan hamparan sawah terlihat seperti lautan yang indah dengan air-air yang tergenang siap ditanami padi, disanalah aku dan temanku mencari kodok untuk dipakai memancing. Nak ketika padi sudah menghijau dan cukup besar aku dengan teman-temanku mencari telor burung sawah dan juga memasang pancing agar burungnya didapatkan dan hasilnya setiap aku ketengah petak sawah aku banyak mendapatkan sarang burung dan sudah ada telornya dan kadang disarangnya aku beri jebakan dan pancing dan aku mendapatkannya. Hasil dari itu aku pakai lauk di rumah atau saat mau berangkat ke sekolah asik sekali. Nah saat mulai musim kering aku bersama temanku kadang mencari saluran yang sedikit airanya tapi masih banyak ada ikanya maka aku menguras airnya dan mengambil ikannya dan hasilnya banyak ikan yang aku dapatkan kemudian aku bagi rata dengan temanku. Setelah nguras itu badankupun kotor sekali penuh dengan bau amis dan lumpur tetapi aku sangat suka sekali begitu juga di kolam di depan pura aku sering mengurasnya bersama warga lainnya tapi berbanyak wahh ikannya sampai sepaha orang dewasa ikannya, dari sejak itulah aku pernah melihat ikan jeleg namanya dan betok besar sekali. Bahkan aku menyusuri saluran kecil bersama temanku kontek mencari belut dengan menggunakan tanggan saja dan kesanya  kadang lobang yang aku seluk bahasa balinya kadang-kadang dapat belut kadang-kadang dapat ular sawah dan kadang juga tanganku tergigit ular dan aku lari ketakutan tetapi aku tidak kapok.
Wahh kenangan itu paling indah mencari belut sampai diujung desa belakang blok A sambil mandi di sungai dan di saluran bersama teman-temanku sampai sore hari. Setelah di rumah kadang juga aku dimarahi oleh ibuku dan juga kadang tidak tetapi aku tetap setelah pulang sekolah ke sawah atau ke kebun lagi mencari sesuatu yang mengasikkan. Pada saat itu aku belum berpikir apa-apa Cuma bermain dan bergembira bersama teman-temanku, tidak ada rasa takut meski pergi jauh dari rumah keujung sawah dan keujung kebun. Selain itu juga aku ceritakan sewaktu galungan tiba aku bersama temanku kadek putra memberainkan diri pergi ke desa Pulya-pulya tempat bapakku membeli cetakan sanggah hanya berdua membawa sepeda gayung dan jaraknya sekitar 40 Km dan saat itu jalanya masih banyak yang sepi dan akupun belum pernah melewatinya tetapi temanku itu katanya pernah melewatinya. Nah dengan demikian akupun berjalan dari pagi sampai di sana siang dan disana hanya sebentar dan balik kembali sampai pada sore harinya, dari sejak itulah aku menyadari jauh dari desaku ada juga desa yang banyak orang balinya dan sampai sekarang tahun 2013 aku belum pernah kesana lagi. Tetapi yang paling sering kalau galungan aku dengan teman-temanku pergi kedesa sebelah yaitu desa SP 3 yang banyak penduduk balinya kesana jalan-jalan menuju pura desa disana membeli makanan dan pergi ke rumah yang dikenal dan begitu seterusnya sampai aku SMP kelas 2 seperti itu.
Pada waktu masih ramai-ramai jalan-jalan saat galungan dan kuningan ke desa  sebelah saat itu belum banyak yang punya motor dan mobil sehingga ramai-ramai naik sepeda gayung ke desa sebelah saat usai sembahyang di sanggah dan di pura, sambil memakai baju baru bawa uang dikantong lo aku yah sebagian hasil kerja kerasku menabung dan ikut ngarit padi hee. Sungguh kenangan yang sangat indah selain itu dulu aku punya kenangan yang cukup memalukanlah yaitu ada teman murid perempuanku waktu aku kelas 2 aku suka padanya karena dia cantik namanya Ninik dan saking suka aku padanya aku tulis namanya dipintu rumahku dengan huruf besar sampai suatu hari dia lewat depan rumahku bersama kakaknya dan melihatnya dan sejak saat itu aku sangat malu dan menghapus nama itu dipintu tumahku dan di sekolah aku diejek-ejek ama temanku dan sejak saat itu aku tidak lagi menyukainya. O iya aku ceritahu saat itu rumahku terbuat dari kayu dan dindinya bolong-bolong artinya tidak rata sehingga udara dari luar bisa langsung masuk kamar tetapi rumahku besar karena untuk tempat menyetak sanggah.
Tiba saatnya hari berfoto di sekolah aku mulai berfoto datang dengan pakaian rapi saat aku kelas 6 yang kebetulan waktu itu kelasku di sebelah kantor sehingga aku cepat untuk berfoto. Perlu juga aku ceritakan waktu sebelum masuk kelas kami berbaris di depan kelas dipimpin oleh ketua kelas sebelum masuk memperlihatkan kuku apa ada yang panjang lo ada akan dipukul pakai pengaris atau langsung dipotong, selain itu memperlihatkan kaos kaki dan rambut. Begitulah kebiasaan aku sewaktu SD sebelum masuk kelas, ketika kelas duduk di kelas aku selalu paling belakang dan kadang kalau aku duduk ada teman atau sendirian saja karena aku orangnya katanya nakal, kotor, bau sawah dan tidak enak diajak berteman makanya aku selalu duduk di belakang dan juga temanku Cuma itu-itu saja hee. Pada saat hari berfoto aku kelas 6 rasanya aku sudah besar dan paling dewasa di sekolah itu karena sudah sebagai senior dan adik kelas bayak yang takut dengan aku selain itu sudah mau tamat. I oya perlu ceritakan juga sewaktu aku keas 5 ada mata pelajaran geografi disuruh mengambar benua di dunia dan kelompokku mendapat bagian mengambar benua Eropa dengan diberikan alat bantu menggambar atau garafik, akupun membuatnya bersama temanku tetapi aku yang paling berberan mengambarnya karena kau sudah paham betul cara membuatnya sehingga benua eropa yang aku buat bagus dan ada bingkaianya, nah saat penilaian karyaku yang paling bagus dan dipajang di kelas.
Kenangan SD cukup banyak dan juga pernah ada atraksi yang mengendarai motor dengan menutup matanya ada juga kegiatan menanam merica di belakang kelas, selain itu kalau aku duduk pasti mencari tempat di sampaing cendela paling belakang sambil melihat-lihat alam di sekitar kellas. Pada saat aku SD sering juga aku mencari buah mente dikumpulkan lalu dijual harganya lumayan untuk bekal dan aku tabungkan sehingga waktu itu aku punya tabungan sampai 75 ribu pada saat itu sangat banyak karena aku bekal ke sekolah saja paling banyak 1.500 rupiah.
Setelah lama beristirahat menulis kisahku ini kini aku lanjutkan lagi menulis walau sedikit karena aku menyadari tidak semua kejadian dalam hidupku dapat aku dokumenkan dalam bentuk tulisan, foto-foto atau vidio. Kini tepat selasa 18 Juni 2013 pada sore hari pukul 17.00 wita. Kisahku selama aku sekolah SD sebenarnya banyak kejadian yang terjadi tapi karena niat menulis dan mendokumenkan kisahku baru terpikir pada saat aku sudah selesai kuliah ini sehingga banyak kejadian terlewatkan saja. Singkat cerita kini aku sudah mulai kelas 6 aku sering belajar untuk bisa lulus ujian kadang juga belajar kelompok bersama teman-temanku ya ke rumah teman belajar dan juga belajar di sekolah. Kegiatan les dirasakan seperti sudah paling senior karena tingkatannya paling tinggi, ke sekolah dengan pakaian bebas rapi kadang kumpul ditaman depan kelas bersama-teman-temanku. Saat itu aku berkumpul mendengarkan arahan dari wali kelas dan kepala sekolah tentang ujian.
Sebenarnya saat ini aku tidak bisa menuliskan kisahku sebab, saat ini yang aku rasakan hanyalah kebosanan dan kebingungan tentang apa yang harus aku lakukan. Semuanya terasa membosankan. Tidak ada seorang teman yang mampu meramaikan hariku, mengisi hari dengan arti tidak tahu kenapa terasa ditahun 2013 ini semua rencana dan pekerjaan tidak berarti. Sudah beberapa hari ini aku hanya diam dan diam tidak bisa berbuat apa-apa di dalam kamar asrama IHDN ini. Mungkin karena pekerjaan juga tidak tahu, seperti bekerja jadi pendamping desa di Desa Pakisan program gerbang sadu mandara dari bulan januari sampai kini bulan Juni belum mendapatkan gajih. Padahal biasanya tiga bulan sudah dibayar, tetapi sekarang belum juga bahkan belum jelas kapan keluar. Membantu membuatkan skripsi adik kelas dan tesis teman kuliah tidak seperti harapan memberikan imbalan pdahal hidupku saat ini sepenuhnya dari hasil itu. Belum lagi aku menjual bahan ajar kepada teman dosen dibayar tidak sepenuhnya malah dikit-dikit, inilah mungkin penyebabnya. Belum lagi permasalahan di Asrama punya tetangga yang sangat iri hati, dan kini aku ngak berbicara ngak tahu apa penyebabnya dan sumber permasalahanya. Belum lagi masalah cicilah di bank Kanaya masih banyak karena membeli tanah di perumahan Banyuninig sampai sekarang belum lunas. Memang sih sedikit egois waktu aku awal rencana ini aku harus bisa punya motor dan punya tanah dengan rencana hebatku yaitu punya gajih sebagai pengawas, uang dari penjualan bahan ajar, uang dari penjualan skripsi dan tesis, uang dari minjam di sulawesi aku bisa punya motor dan tanah. Nah akupun membeli motor Jupiter Z1 dengan awal uang muka 4 juta itupun minjem dulu di ibuknya pacarku, kemudian membeli tanah katanya 1 are dengan harga 54 juta dan aku punya uang Cuma 15 juta dari minjam di sulawesi dan aku menyepakati membelinya dan meminjam di koprasi sisanya. Dan pada saat ini kebetulan besiswaku keluar 25 juta untuk membayar itu dan akhirnya aku berpikir dengan adanya sertifikat ini aku minnjam uang di kanaya 30 juta untuk melunasi motornya, dan utang dikoprasi dan akhirnya motor menjadi lunas dan sisa di kanaya karang tinggal 21 juta. Sementara uang minjam di keluarganya pacarku tinggal 12 juta dan utang-utang kecil lainnya lagi 2 juta. Setelah aku renungkan lagi aku ukur tanahnya ternyata kurang dari 1 are hanya 80 m2 hal ini membuat aku frustasi kembali dan ada kabar bahwa harga tanah itu sebenarnya adalah 40 juta, kembali aku merasa dibodohi oleh calo itu yang dotabennya kepala desa tempat aku bekerja dan sekaligus yang meminjamkan aku uang 20 juta untuk tambahan beli tanah itu.
Wah sangat terkesan jelek bagi diriku, sehingga pada akhirnya aku menghibur diri mungkin ini sudah yang terbaik baik aku dengan jalan seperti itu aku jadi punya motor dan tanah milik sendiri walau jalannya kadang tidak mulus seperti harapan. Sebenarnya saat ini aku membutuhkan seorang teman atau pacar disampingku untuk diajak berbagai perasaan tetapi tidak ada seorang teman dan pacar datang saat aku seperti ini, yah untung masih bisa sms dengan pacar sedikit mengobati luka dihati. Memang sedikit terlihat terburu-buru dalam waktu yang singkat aku memiliki motor dan tanah dengan modal yang tidak adalah lo dikatakan karena hanya bermodalkan pekerjaan yang tidak jelas hasilnya, beasiswa dan memutar-mutar uang. Dan hasilnya cukup memuaskan punya motor baru dan tanah sebidang. Kini tanah itu sudah aki bersihkan aku pelester jalannya dan aku pajang tanda di jual dengan harga 70 juga semoga aja ada yang beli. Tapi lo tidak ada yang beli rencana aku tidak jual dan lo punya uang lagi aku mau beli tanah langsung rumah untuk aku tinggali dengan istri dan anak-anaku nanti serta orang tuaku nanti yang layak, bersih, luas dan indah. Harapan itu selalu ada dipikiranku makanya aku selalu berdoa semoga gajihku cepat keluar, ada orang yang membeli tesis dan skripsi lagi sehingga hutang di kanaya dan dikeluarganya pacarku bisa segera lunas dan tinggal aku mengumpulkan uang tuk membeli tanah yang sudah ada rumahnya yang layak.
Perlu juga aku sampaikan sejak aku wisuda S2 Rabu 31 Juli 2013 ini terutama 7 hari yang lalu aku rasakan ada kedewasaan dalam aku berpikir terutama pengendalian emosi dan penerimaan tentang keadaan yang kadang tidak sesuai dengan harapan. Terbukti aku selalu tersenyum, mandi teratur, tidur teratur, tidak mudah tersinggung bila berbicara dengan pacar, dengan orang lain. Aku mengerjakan tesis temannku pada malam hari dengan kondisi sehat walau pernah sedikit panas tubuh ini lalu dengan dipijat temaku dan terapi dan pengendalian pikiran aku lekas sembuh Cuma dalam semalam. Ternyata emosi penerimaan keadaan, pikiran dan pengendalian diri tidak cukup masih ada masalah-masalah kecil lainya seperti kesepian ini, gajih belum juga keluar, tidak ada pemasukan untuk melunasi hutang sehingga membuat hari-hari terasa membosankan ngak tahu harus berbuat apa untuk mengisi kesepian hati ini padahal sudah nonton film dileptop, dengerin lagu-lagu rohani dan merokok juga tapi masih terasa membosankan. Sampai seperti kemarin aku mengisi waktu dengan jalan-jalan kedesa menengok keluargaku yang katanya sakit, tadi kedesa mengontrol tapi setelah sampai di asrama keadaan kembali lagi kesepian dan membosankan.
Perlu juga aku ceritakan sejak tidak terkendali semua rencana yang aku rencanakan aku bahkan tidak pernah sembahyang resmi yaitu pakai pakaian sembahyang, pakai dupa atau pakai bunga di pelangkiran atau ketempat suci lainya tetapi lebih sering aku berdoa saat aku sebelum tidur, bangun tidur, berdoa dalam keadaan berbaring, kadang berbicara pada gambar para dewa atau setiap detik aku ingat dengan tuhan dengan membicarakan keadaanku. Apakah itu benar aku tidak aku tidak tahu, tetapi saat aku mempraktekkan ini hampir setahun aku merasa lebih dekat dengan Tuhan sebab setiap saat aku mengingatnya dan mengucapkannya tidak mesti saat sembahyang saja, bahkan dalam mimpipun aku sering diberikan ceramah oleh orang yang tidak aku kenal, mimpi terbang tinggi sekali, mimpi memberikan ceramah, mimpi yang indah dan bahkan dapat melihat diri sendiri dalam mimpi. Itu terasa aneh bagiku karena baru pertama kalinya aku berbicara dengan diriku sendiri di dalam mimpiku dan itu terjadi hanya satu kali dan sisanya hanya menyadari ada di dalam mimpi sehingga aku bisa mengatur mimpi itu harus bagaimana, kapan bangunnya dan aku sadari itu sedang ada di dalam mimpi.
Jika ini aku ceritakan pada orang lain pasti terkesan sombong dan angkuh tapi itu kenyataannya. Aku seorang dosen honor agama yang mengajarkan ajaran agama Hindu tetapi jarang sembahyang secara formal sungguh sedikit tidak benar. Tetapi itu sebebanrnya perjalananku atau usahaku dalam mencari siapa diri aku sebenarnya, untuk apa aku hidup, mengapa kehidupan ini seperti ini, siapa yang memberi hidup ini, intinya aku ingin tahu rahasya kehidupan ini terutama, rahasya rasa sedih, suka, lapar, kenyang, tidur, bermimpi, siang malam, lahir hidup dan mati, ada orang sakit, orang cacat, orang kaya, orang miskin, orang jahat orang baik, ada cinta dan sebagainya. Aku ingin melewati batas-batas itu lebih mengerti kehidupan lebih dalam bukan sekedar seperti di bayangkan orang, dicari orang, dikerjakan orang tetapi tujuan yang sebenarnya. Hal ini membuat aku semakin tambah bingung dan membosankan dengan kehidupan yang tidak sesuai rencana sehingga aku putuskan aku tidak berrencana lagi dan semua aku serahkan kepada sang pembuat segalanya yang tidak aku sebutkan namanya karena jika bernama itu artinya masih tingkat pujaan orang orang.
Aku serahkan semua ini dalam kepasrahaan yang aku kendalaikan dengan kesadaran yang tinggi, sambil berusaha mencari segala jawaban yang ada di hatiku. Dan aku terus mencari diriku sendiri pada setiap lini kehidupan baik dari lini antara kenyang dan lapar, tidur dan terjaga, saat sedih dan senang, saat ramai dan sepi, saat berhubungan badan dengan pacarku, saat berdiam diri, saat bermeditasi dan saat mendengarkan lagu-lagu rohani. Dulu aku pernah melakukan cara mencari diri sendiri dengan berkunjung ketempat suci yang angkar, disana aku bercerita sepenuhnya sambil menagis dan aku mendapatkan kelegaan, tetapi sekarang mungkin itu tidak cukup sehingga lebih mencari ke dalam diri sendiri dari segala renungan tentang aktivitas yang dilakukan, dalam kesepian hati dan segala keresahan yang muncul.
Kadang aku berpikir yang paling sulit aku kendalikan saat  ini adalah nafsu birahiku yang selalu menguasai seluruh hidupku sejak dahulu, entah apa karena gen atau karena takdirku seperti ini. Sampai aku berpikir apakah nafsu birahiku ini penghambat aku mendapatkan kedamaian dan moksa, tetapi sekarang aku mencoba justru berpikir berbalik apakah tidak justru nafsu birahiku ini adalah jalan mencapai kedamaian dan moksa dengan mengerti sifat dan jalannya nafsu ini. Tetapi aku berpikir lagi apakah akhir hidupku berada di nafsu birahi ini karena hampir tidak bisa ditolak segala permintaan nafsu ini dari dahulu sampai sekarang, hanya perbedaanya sekarang nafsu ini sudah dapat aku pikirkan dan awasi dan pahami jalannya atau rasakan puncak dan tujuannya. Sehingga sekarang munculnya nafsu sudah tidak membuat kebingungan tidak seperti dulu justru menyebabkan kebingungan, dan kebodohan dan sekarnag justru dapat dikendalikan dan pikiran tetap seimbang dan terkendali.  Apakah ini artinya aku seharusnya tidak melawanya justru ajak dia berteman berjalan bersama-sama mengejar kedamaian dan menemukan siapa diri ini dan mencapai kebebasan.
Terasa sudah plong pikiranku ini setelah aku tuliskan sedikit beban di otakku semoga saja bisa menghilangkan kesepian di hati dan kebingungan ini. Entah besok terjadi apa, dan suasana apa yang aku hadapi penuh dengan pertanyan di dalam hati dan aku berharap setiap detik, menit, jam dan hari berlalu penuh dengan arti menigkatnya kedewasaan dan kebijaksanaanku dalam menjalani kehidupan ini dan mendapatkan kedamaian dan kebahagiaan di dalam hati untuk diriku dan orang-orang disekitarku.
Aku ingin menceritakan juga aku sebenarnya berharap mendapatkan pekerjaan menjadi dosen di IHDN Denpasar sebab hanya pekerjaan ini yang bisa aku lakukan, yaitu mengajar selain juga harapan meningkatkan derajat keluargaku. Sehingga aku tidak mencari pekerjaan yang lainnya seperti mengabdi di perguruan tinggi lain, walau honor di IHDN tidak seberapa di bayar setiap 6 bulan sekali walau kadang-kadang setahun baru di bayar. Tetapi aku merasa ragu sedikit karena sampai saat ini belum ada kabar nasibku ini, tapi aku berharap dan sepenuhnya nasib pekerjaannku menjadi dosen ini aku serahkan hanya pada satu orang yaitu pak Ariasa Giri dan aku tidak mengharapkan pada orang lain lagi. Entah karena apa aku merasa percaya dialah orangnya yang sekarang sudah aku anggap orang tua angkatku mampu memberikan pekerjaan ini. Sehingga apapun yang dia suruh aku lakukan asalkan sesuai dengan kemampuanku, dan anehnya diapun berkata sangat cocok berparter dengan aku dan tidak ada mahasiswa atau anak muda yang karakternya sama dan sesuai dengan aku berteman dengannya. Sehingga diapun membantu aku sejak awal berteman samapi sekarang baik bantuan uang, pekerjaan dan sebagainya.
Hari-hari begitu berlalu tetap menyisakan makna dan hasil yang sesuai harapan, seperti biasa aku mengajar di denpasar, di bangli dan di singaraja dengan hasil tidak ada hanya berprinsip mengabdi dan mengajarkan hal-hal baik, positif kepada hahasiswa agar dia menjadi orang yang baik, berani dan berhati tulus. Sebenarnya cerita ini aku tulis setelah kisah dibawahnya selesai tetapi dari pada keburu lupa aku tulis aja sekarang dan lo ada waktu dan pikiran yang hening aku tulis kisahku secara berstruktur. Tetapi karena cerita ini bersifat bebas dan tidak berstruktur aku tulis berdasarkan keadaan hatiku. Mungkin banyak kisah yang akan tertuliskan dalam tulisan ini berharap dapat menjadi kenangan saat aku tua nanti dan bagi anak-anak dan cucuku nanti dan hikmahnya dapat dipetik untuk hidupnya.
Tuhan yang aku sebut dengan maha kuasa yang tidak bernama, berbentuk, terpikirkan, berbentuk, dan tidak berkeinginan akankan engkau mengangapku penting dan berarti untuk engkau perhitungkan dalam dirimu sehingga permintaan, harapan dan doaku engkau pertimbangkan. Agar tidak seperti kepala pemerintahahn, orang hebat, pendeta, orang terkenal yang mengangapku hanya orang biasa, tidak berarti, tidak ada apa-apanya, ku harap engkau tidak demikian tetapi mendengar doa orang biasa, orang kecil ini tentang permohonan kedamaian, kebebasan dan keabadian, memberikan segala pertanyaan yang ada dalam batin ini tentang adakah engkau yang aku bicarakan tadi, adakah Tuhan itu yang dipuja oleh semua manusia, adakah pencipta alam ini. Semua yang ada di dunia ini tidak abadi, batu akan berubah bentuk, manusia menemui masa kecil besar tua dan mati, kayu dibakar akan musnah, makanan dimakan menjadi tai, semuanya tidak ada yang abadi dan apakah tuhan juga mati nanti, dan jika demikian jika Tuhan mati aku akan pergi kemana dan bagaimana kehidupan di alam semesta ini selanjutnya,
Kecemasan ini orang bilang adalah penyakit yang disebut Paranoit, tetapi kecemasanku ini beralasan sebab aku berpikir lebih jauh yang dipikirkan orang biasa tentang asal usul manusia, alasan mengapa manusia harus mati, lahir, sakit, sehat, sedih, cinta, cemburu, marah, luka, lapar, ngantuk, tua, capek, ada laki-laki dan perempuan, dan sebagainya, adanya batu, tumbuhan, hewan, adanya agama, suku-suku, adanya bahasa, adanya teknologi, adanya senjata, adanya suara, api, air, angin, matahari, dan sebagainya sebebanrnya siapa dibalik ini apakah aku berbeda dengan orang lain, apakah aku sama asalnya, apakah yang disebutkan dalam kitab suci agama-agama di dunia benar atau hanya tipu bagi orang yang memiliki kuasa dibidang rohani, politik atau kelompok semata. Sebab adanya agama membuat kebingungan bagi aku karena masing-masing agama saling menyalahkan dan berkompetisi mencari penganutnya. Seperti yang disebuatkan dalam agama-agama di dunia sepengetahuan aku semua mengatakan Tuhan itu ada dan ada yang bilang yang memberikan hukuman, dia yang bisa marah, memberikan kesejahteraan, dia yang turun ke dunia dalam bentuk tertentu, dia yang menurunkan ajaran tetapi apakah itu nyata adanya dewa-dewa, malaikat, iblis, rosul dan sebagainya. Semuanya terasa seperti cerita klise yang dikemas untuk mempengaruhi dan mengurus kehidupan manusia. Aku ingin bebas dari semua aturan yang dibuat oleh manusia itu tetapi hidupku ingin tenang aku ingin hanya yang tertinggi yang aku percaya.
Saat ini agamaku adalah agama Hindu memang sejak beragama Hindu aku merasa mendapatkan jawabab bahwa hidup telah diatur oleh karma dan Rta atau hukum alam tetapi yang aku tidak yakin adalah apakah dewa dan tuhan itu ada yang selalu dibanga-bangkaan dala kitab suci tetapi  sedikitpun tidak pernah aku saksikan dalam panca indriya, batin, dan rohaniku beliau itu ada tetapi yang aku rasakan hanyalah siklus perjalan kehidupan yang tidak bisa diatur oleh manusia tetapi kekuatan besar yang maha kuasa yaitu Tuhan. Mungkin terasa cukup untuk kali ini aku berbicara tentang paranoitku nanti takutnya berlebihan dan membuat orang membaca merasa mual dan aneh sebab takaran pikiran dan emosi serta jiwaku tidak sama dengan orang yang membaca kisahku ini. Sebagian besar yang kutuliskan ini adalah berasal dari keadaan yang terdalam di dalam diriku yang orang lain belum tentu mengerti dan sebenarnya masih banyak yang lebih dalam dari itu hanya saja tidak dapat aku ungkapkan dalam kata-kata dan tulisan seperti ini, mungkin lain kali bisa aku ungkapkan. Aku hanya berharap ingin menjadi orang yang bijaksana atau orang baik sehingga aku bisa menerima dan menjalani hidup ini dengan damai, bahagia dan bebas tidak ada sedikitpun beban, tekanan, perasaan jangal dan kemelut sehingga aku selalu tersenyum, tidak ada musuh, tidak ada teman, tidak ada ikatan tetapi semuanya adalah saudara, yang dekat seperti aku dengan yang kusayangi, aku hormati, aku puja dan aku cari yaitu Tuhan.
Sejenak aku berhenti menulis karena ada tamu dosen sri kusuma wardani berbicara panjang menenai keadaan kampus IHDN yang kacau masalah pemimpin dan juga masalah-masalah tentang para dosen di kampus IHDN ini. Sekarang aku menyadari hal yang sudah dan menjadi perhatian adalah gelombang pikiran yang perlu dijaga, bila pikiran tidak disadari maka akan seperti lautan yang tidak pernah memiliki permukaan yang tenang tetapi akan terus bergelombang dengan ketidak pastian. Pikiranku saat ini menertawakan pikiran sebelumnya dan terus bergelombang dengan banyak muncul lagi pertanyaan, tetapi sukur jiwaku masih sadar bahwa inilah alam pikiran yang tidak pernah tenang dan mudah sekali berubah-ubah memperbaharui keadaan yang lama menuju keadaan yang baru dan akan terus demikian. Sungguh berat rasanya beban pikiran apabila terus bergelombang seperti ini tidak ada karang dan daratan sebagai tempat menghempaskan gelombang agar semua menjadi baik-baik saja.
Dilema berat yang aku rasakan saat ini belum masalah di BPMPD tempat aku kerja aku harus bertanggungjawab atas saran yang aku berikan kepada bendahara mengenai gajih yang lama keluar dan aku harus berbicara di depan rapat kamis nanti. Memang terasa sedikit berat karena berbicara dirapat berarti siap menerima masalah baru nantinya, padahal aku tidak ingin ada masalah lagi. Selain itu belum masalah di kampus yang berat juga dengan datangnya buk sri ini menisyaratkan aku harus berkecimpung dalam masalah ini paling tidak berada dan berpikir untuk menyelesaikan masalah. Belumlah masalah pribadi sendiri kini masalah dari luar kian muncul dan berat rasanya, aku berharap besok pagi aku telah mendapatkan jawaban yaitu kebijaksanaan. Aku tidak perlu uang yang banyak, teman yang banyak atau jabatan aku hanya butuh kebijaksanaan di dalam diri saya, semoga segera aku dapatkan untuk mendapatkan harta, teman dan jabatan itu bukan sebaliknya. Rasa takut ada nah inilah kekuranganku lagi satu yaitu takut mendapatkan masalah, takut ada dalam kemelut masalah karena jika dalam  masalah pikiran menjadi kacau, sedih, kehormatan menjadi jatuh, sikap serba salah, terkucilkan, tidak dihargai itulah yang menjadi permasalahan. Maka setiap kali mau menghadapi permasalahan aku takut menjalaninya atau membuat permasalahan dan biasanya aku memilih menjauh dan lari dari masalah itu.
Dulu aku suka dengan masalah bahkan aku punya prinsip karena masalah orang itu akan menjadi lebih dewasa, tetapi saat ini justru aku merasa takut dengan masalah entah kenapa apa karena tanggungjawabku semakin besar atau aku semakin lemah mental dan keberanian yang tidak lagi kuat. Yang aku butuhkan sebenarnya saat ini adalah keberanian menghadapi segala masalah yang dihadapi atau yang akan datang, tidak takut melawan masalah sehingga aku akan menjadi orang yang berguna. Sekarang aku merasa menjadi orang yang tidak berguna karena takut dengan masalah, takut berpikir berat, takut dikucilkan,  aku takut tidak dihormati yang sebenarnya mungkin tidak demikian. Karena orang-orang besar itu menjadi sukses karena berani menghadapi masalah yang ada. Aku ingin demikian sehingga dengan keberanian yang kuat ditambah kebijaksanan adalah harapan dan cita-citaku dari dulu dan selamanya. Aku menganggap sebenarnya semua gerak hidup ini adalah masalah, hidup saja sudah masalah tetapi aku belum bisa mengkondisikan masalah itu menjadi vitamin kehidupan, belum mampu menyetabilkan jiwa dan pikiran ini agar tidak mudah putus asa, bimbang, tidak percaya dan mundur dari kenyataan. Kadang aku sering mundur dan bersedih sendiri terhadap masalah yang aku hadapi entah kenapa kelemahan inilah yang selama ini menyiksaku. Aku berdoa semoga dari kelemahan ini muncul kekuatan yang hebat yang bisa mengangkat kualitas jiwaku, kualitas kemampuanku, kualitas kehidupanku dan keluargaku.
Banyak pertanyaan datang dipikiranku pada malam ini yang tidak bisa aku jawab sekarang, entah besok sudah menemukan jawaban atau mungkin aku menjalani kehidupan besok dalam keragu-raguan atau hampa tidak tahu apa yang harus aku perbuat, bagaimana hasilnya dan bagaimana nasibku. Oh aku tunjukkan dirimu adalah kuat, berani dan bijaksana, bangkitlah jadi dirimu sendiri percaya semua akan baik-baik saja dan percaya aku bisa menjalani hidup ini dengan berarti dan bermakna bagi dirimu dan orang lain. Aku percaya semua sudah diatur dalam skenario hidupku demikian tinggal bagaimana aku menyadari skenario kehidupan ini agar dapat dijalani dengan kesadaran. Pada malam ini aku titipkan keluh kesahku ini semoga malam dapat menerima keluhanku ini dan berkenan membantu mencarikan solusi dan memberikan jawaban. Malam aku haturkan segala aktivitas pikiran dan tubuhku padamu semoga engkau dapat mengerti apa yang aku maksud ini, maka aku ucapkan terima kasih sudah menerimakau setiap malamnya dan bagun pada pagi hari dengan baik, semoga besok pagi aku temukan harapan baru. Selamat malam....
Hari ini kamis 4 juli 2013 pukul 19.43 aku ingin melanjutkan menceritakan hidupku selama beberapa hari ini. Sebenarnya sudah lama aku ingin menulisnya tetapi ngak tahu kenapa aku malas melakukan apa-apa padahal aku tidak ada pekerjaan Cuma diam aja ngak tahu mengapa hari-hariku belakangan ini terasa membosankan dan tidak menyenangkan. Sudah hampir satu minggu ini aku merasa hidupku sangggaaaaat membosankan terasa tidak ada tempat, teman, makanan, situasi yang membuat aku senang. Aku tidak pingin berbuat apa-apa tetapi jika dia terasa membosankan, apakah aku kesepian tapi jika kesepian kalau ada teman dan bermain ke rumah teman masih juga merasa membosankan. Beberapa hari lalu sekitar 27 Juni 2013 aku bersama pak Ariasa terapi pijak telapak kaki dan dibilang aku kena gejala gula darah meningkat, gejala ginjal, ganguan pada kantung kemih, dan memang saat ini aku sedang ngak enak badan kepalaku dibagian belakang dan di atas terasa sangat sakit dan itu berawal 3 hari sebelumnya, dan aku terus kencing-kencing dalam waktu yang sangat cepat. Itulah sebabnya aku banyak ganguan atau gejala dan aku diberitahu jangan makan yang manis dan asam serta pedas. Aku tidak diperbolehkan bergadang terlalu larut, tidak boleh minum yang bersoda, harus kuat minum air putih dan disarananin minum teh aku lupa namanya. Setelah itu dua hari setelah terapi sakit kepalaku sudah baikan dan pada akhirnya pada terapi yang kedua 30 juni 2013 dan pada saat itu sudah tidak dibilang lagi hanya ada gejala fungsi hati agak menurun jadinya aku susah tidur selama ini. Maka dari itu aku disaranan agar selalu olah raga agar jantung menjadi sehat, memacu semua organ menjadi sehat.
Sebenarnya aku suka berolah raga ni buktinya aku terdaftar menjadi anggota fitnes di sambangan sudah mulai bulan maret tapi pada bulan april dan mei aku jarang olah raga itu karena aku sibuk untuk lulus S 2. sedangkan sekarang sudah aku perpanjang lagi dan mulai lagi olah raga. Selain itu jika aku pergi keBTNnya pak ariasa dan ketanahku yang jaraknya sekitar 600 meter aku hanya jalan kaki saja agar sehat. Dan sekarang ini aku tadi ke denpasar untuk membawakan temanku yang revisi tesisnya ya kebetulan di salah satu dari dua temanku yang memberi tesis kepadaku harganya 3.5 juta dan tadi yang kali kedua aku bertemu dengannya dan di berikan uang 1 juta. Uang itu aku bayarkan pengandaan tesisku yang kurang lagi 418 ribu dan bayar foto totalnya 500 ribu dan aku langsung menyebarkannya kepada semua pengujiku, perpustakaan, kekesbang dan besok aku sebarkan di singaraja. Terasa semua perjalannyaku tadi lancar hanya saja aku dari pagi belum dapat makan nasi karena sibuknya dan memang ingin mengirit uang selain itu juga tidak terlalu pingin makan nasi hanya tadi sebelum berangkat makan pisang ubi siangnya makan sate babi di denpasar dan karang aku beli nasi bungkus aja.
Sisa uangku itu rencana aku bayarkan tagihan air di asrama sebesar 400 ribu bersama 2 mahasiswa yang tinggal di asrama. Dan sisanya aku bekalkan lo ada sisa rencana aku bayarkan pembelian pil gemukku apa pacarku yang sudah membelikan tetapi uangnya minjem ama teman gurunya di sekolah. Mumpung membicarakan ini sebenarnya hampir 5 malam aku memimpikan pacarku selingkuh entah itu ama teman dekatku dalam mimpi entah itu dengan orang lain tetapi selalu ketahuan dan tidak sih sampai melakukan hal-hal yang aku temui tetapi pernah satu mimpi aku melihat pacarku sudah melakukan hubungan badan dengan teman dekatku tetapi aku tidak melihat dia berhubungan dan tidak melihat wajah laki-lakinya. Tidak tahu mengapa demikian aku serahkan saja semua kepada tuhan apa arti mimpiku itu semoga saja baik dan yang terbaik untuk aku dan pacarku. Sekarang ini sebebarnya jiwa kebijaksananku sudah ada tetapi masih naik turun kadang bijak kadang marah atau cemburu kepada pacarku, tetapi aku sukuri rasa bijak sudah mendominasi, karena aku sudah bosan dan capek hidup dalam kecurigaan, mengatur orang lain, harus sesuai dengan keinginku dan aku bertekat untuk tidak memikirkan itu biarkan dia yang mengatur hidupnya sendiri apapun yang dia lakukan adalah untuk dirinya. Aku tidak berhak mengatur hidupnya karena hanya dia yang tahu apa yang terbaik untuk dirinya, aku hanya megatur sebatas aku berpacaran dengan dia tidak lebih. Kalu dia melakukan hal-hal di luar sepengetahuannku dan itu disadarinya dan untuk kebaikannya aku tidak memikirkannya karena itu mungkin sudah yang terbaik baginya.
Sekarang ini aku hanya bisa berdoa kepada Tuhan semoga rasa kebosanan tentang hidup ini segera berakhir apakah mungkin karena gajihku belum keluar untuk bisa melunasi hutangku yang tinggal 21 juta di bank kanaya, 12 juta ama keluarga panca 4 juta hutang disana dan disini. Sehingga aku berharap sekali agar gajih itu bisa keluar sehingga hutang-hutangku bsia berkurang, karena aku sudah pingin sekali membuat rumah yang sederhana ditanahku di BTN dan ingin membeli mobil bekas yang baik untuk bisa kesa-kesini agar tidak kehujanan dan kepanasan itu saja. Selain dari pada itu aku juga memikirkan hutangku yang disulawesi lagi tinggal 30 kali cicilan dimana setiap bulannya aku harus menyicil 800 ribu. Ini terasa berat hidupku belum tuntutan aku segera menikah, mempunyai pekerjaan, membantu keluargaku dan lainnya. Semuanya tidak berjalan sesuai rencana mungkin itu yang membuat aku bosan beberapa hari terakhir ini dan sekarang rasa itu masih sedikit, sehingga hari-hariku aku isi dengan menonton film The Moon dan film avatar Coraa yang baru sehingga hampir tidak ada pekerjaan bermakna beberapa hari terakhir ini. Kadang-kadang main game kartu sampai malam agar tidak bosan aja, bahkan waktu tgl 24 – 26 juni pacarku datang masih juga hari-hariku membosankan padahal sudah ada yang menemani. Setiap kali aku melakukan hubungan badan setelah itu bosan lagi entah kemana aku jalan-jalan biar tidak bosan, aku jalan-jalan kepantai kerobokan sambil beli ikan bakar tetapi masih membosankan, apalagi tidak ada yang menemani lebih membosankan.
Aku cuma bisa berharap dan bertanya ada apa dibalik semua ini, sampai kapan semua ini, apakah ada kebaikan atau keburukan setelah ini ataukah ini hanya begini saja dan akan berlalu tanpa arti, ataukah bagian dari pada karmaku terdahulu atau aku memang dilahirkan hanya untuk begini. Ya sudahlah yang aku bisa lakukan adalah menjalaninya saja karena itu tidak dapat aku hindari hanya pasrah semoga saja selalu ada kebaikan dari semua ini aku peraya ini adalah yang terbaik untukku.
Sebenarnya banyak pekerjaannku seperti memperbaiki skripsi srik dan upa yang sudah ngasi uang ada yang 1 juta ada 700 ribu tetapi aku tidak ingin berpikir berat tetapi jika menghayal lama-ala sampai aku tidak bisa tidur aku bisa hee. Hayalanku selalu yang indah-indah, yang hebat, yang terkenal dan sebagainya tetapi setelah kembali kealam ini yang sesungguhnya aku melihat diriku ini seperti ini yang tidak punya apa-apa, tidak hebat, tidak terkenal, tidak sukses, tidak tampan, tidak kaya aku sedikit bersedih saja dan aku ingin hidup di dalam hayalan saja jadinya. Selain itu padahal aku pengen menerbitkan dua buku lagi setelah aku punya buku Nawa Darsana dan Sivasiddhanta yang aku terbitkan di Parimata Surabaya dan aku ingin menerbitkan tentang kisan para dewa dalam agama Hindu dan pelingih-pelingih atau tempat suci dalam keluarga, karena semua itu penting. Tetapi, setiap aku kerjakan pikirannku tidak mau berpikir dan memberikan analisisnya dan terasa berat. Tiba-tiba mataku perih, mataku ngantuk, pinggangku sakit, tidak ada ide dan sebaginya sehingga sampai sekarang belum aku gubris karyaku itu.
Selain itu aku pengen sekali membeli gitar agar aku bisa mengarang lagu-lagu tentang kisahku lagi seperti dahulu aku sudah menciptakan 18 lagu ciptaanku sendiri yang mengisahkan perjalanan hidupku dan temanku. Lagu aku pakai untuk mendokumenkan kisah hidupku dari SMP sampai saat ini tetapi aku belum bisa membeli gitar, padahal uang ada selalu untuk kepentingan yang lainnya yang lebih mendesak. selain gitar aku juga pingin membeli alat-alat bengkel atau kunci-kunci agar  bila memberbaiki rante, ganti oli dan perbaikian ringan lainnya tidak kebengkel terus tetapi uangku selalu kurang. Selain itu aku juga pengen membeli TV agar bisa setiap hari menonton TV karena jika ngak punya aku ketinggalan informasi seperti adanya gempa di Aceh, dan berita lainya aku tidak tahu karena ngak punya TV di asrama aduh radio aja ngak punya, dan sekarang ini HP ku mati-matian aku nagk bisa beli hp baru lagi. Semoga saja ada rejiki lagi dan aku akan berusaha memanejemen uang dengan baik agar kedepan aku tidak kekurangan lagi. Ya Tuhan semoga saja rejekiku lancar aku berjanji setelah aku punya rumah, dan mobil, dan menikah aku tidak akan lagi nyari hutang yang besar-besar yang tidak mungkin aku bisa bayar, tetapi jika mungkin aku bisa bayar aku mencari utang lagi. Ya mungkin cukup untuk hari ini lain hari aku lanjutkan lagi.
Hari ini jumat 5 Juli 2013 tepat jam 1 aku ingin melanjutkan kembali kisahku, kebetulan aku abis mandi dan berolah raga pitnes di sambangan dekat panji. Badaku terasa segar karena datang dari olah raga diasrama aku berlatih gerakan taici ciptaan sendiri dan gerakan pembiasaan untuk bergerak untuk menendang kesemua arah dan latihan memukul, melingkar dan sebagainya, yaa supaya semua otot dan tulang bergerak. Sebenarnya aku ingin melanjutkan ceritaku terdahulu yaitu sejak aku tamat SD aku melanjutkan sekolah di SMP Negeri 2 Tinanggea tepatnya di desa Atari Indah yang biasa disebut SP 1. disanalah aku sekolah dengan jarak dari desaku sekitar 10 km dengan jalan masih krikil berwarna kuning dan jembatan seadanya kadang dari kayu dan kadang dari batang kelapa tetapi kami semua terbiasa dan berani. Jika kau berangkat kesekolah harus berangkat sekitar jam 05.30 atau pas jam 06.00 pagi karena jarak yang jauh dan juga jalannya yang tidak layak belum lagi harus melewati 3 gunung dimana dari ketiga gunung itu sepeda harus dituntun atau yang kuat didaki saja menolak sepeda sampai kepuncaknya. Yahh lumayan capek jika berangkat sekolah sehingga setiap pagi dan siang aku harus berkeringat sehingga aku sehat selalu saat itu. Tetapi jika dibilang sehat tiap hari juga aku menghirup dari debu jalanan bila musim kering dan kena percikan air berwarna kuning jika musim hujan.
Kenangan itu memang sangat indah sayangnya tidak semua dapat aku ingat dan dokumenkan saat ini seperti apa adanya waktu itu terjadi. Bila aku kesekolah sepedaku sepeda mustang bekas yang dibelikan oleh ayahku, pertamanya aku kesekolah bersama 3 orang temannku dan langsung kehalaman sekolah melihat kondisi sekolahku yang luas ada lapangan ditengah dan di kelilingi gedung-gedung kelas, kantor dan perpustakaan. Pada kelas satu aku masih rajin dan semangat kesekolah tidak pernah terlambat dan belanjarpun masih jujur hee di kantin sekolah ada empat aku sering membeli nasi kuning, pisang goreng, lontong dan kue-kue lainnya yang aku ingat penjualnya namanya ebak Is sebuatannya nama lengkapnya aku tidak tahu. Disanalah aku paling sering belanja karena paling ramai dan makananya enak. Pada waktu itu bekal sekolahku kadang-kadang sedikit kadang banyak sehingga sering berbagi dengan teman-temanku seperti yang namanya komang Nik, Kontek, Gapleh, Putu Nuri, Kadek pastike, Kadek Me kami selalu rombongan bila belanja kadang berbagi dan kadang juga tidak.
Setelah aku kelas dua saat itulah aku mulai malas sekolah dan kadang terlambat dan temanku yang masih setia hanya namanya kontek, mang Nik dan ada teman adik kelas yang mananya komang Gondol kami bertiga sering sepakat berangkat agak siang dan sering balap-balapan kesekolah dan kadang tepat waktu dan kadang terlambat sehingga sering kami masuk lewat jendela dan di belakang sekolah hee. Tetapi ada kenangan bagus saat kelas dua aku dikirim oleh tim karate mewakili kecamatan tinanggea ke kabupaten Kolaka. Sebenarnya aku sudah ikut karakter sejak aku kelas 5 SD dan saat aku kelas dua SMP aku sudah dua kali naik tingkat dari sabuk putih kekuning dan dari kuning ke hijau, dan saat bertanding aku bersabuk hijau dengan kyu 6.5,  aku dikirim bertanding individu dan beregu. Saat sebelum berangkat aku berlatih terus di rumahku dan kadang pergi ke desa Watumokala untuk bertemu dan berlatih bersama dengan anggota karate yang ada di sana. Tetapi saat pemilihan atau seleksi aku tidak ikut karena kakakku termasuk orang berpengaruh dan dikenal keberadaannya oleh pimpinan karakter Lemkari. Dan aku tanpa seleksi lulus dan berangkat langsung ke kendari bertemu dengan tim karate kendari dan berangkat bersama-sama ke kabupaten Unaha untuk menginap semalan untuk latihan sejenak dan beseoknya berangkat bersama-sama ke kabupaten Kolaka untuk bertanding.
Setibanya di sana kemi semua tim menginap di hotel yang sederhana dan lumayan kotor, dan saat hari kedua kami semua ikut pembukaan di lapangan kolaka dan aku memakai sabuk biru kebetulan sabukku ketinggalan. Setelah dari lapangan seluruh peserta mengelilingi kota kolaka dengan berjalan kaki dan berhenti di aula besar tempat bertanding tersebut. Sedangkan aku bertanding pada hari ketiga saat pertandingan aku melawan orang dari Tim Kendari atau Boton aku lupa dan saat bertanding aku grogi dan muncul rasa takut dan akhirnya aku tidak sempat menyerang dan dia memukulku dua kali dan sampai abis waktu aku tidak dapat memukul dan jika aku memukul dan menendang mataku selalu terpejam, menyebalkan sekali sampai pelatihkupun heran dan kecewa melihatku sampai waktu habis aku dinyatakan kalah nilai dan aku sangat kecewa. Pada hari yang sama dengan mendadak aku dimasukkan kedalam pertandingan tim katanya agar aku dapat saja juara, dan saat pertandingan tim aku tidak juga bertanding karena aku sebagai cadangan dan timpun mendapatkan juara 3 aku diikutkan mendapatkan piagam dan medali. Sayangnya kakakku tidak ikut kekolaka hanya mentar sampai di kendari saja dan terus pulang karena usia kakakku tidak boleh bertanding lagi.
Saat tiba dihotel sore hari seperti biasa kami mandi di sungai karena hotel tempat tinggalku dekat dengan sungai dan kami semua mandi laki maupun perempuan, diantara banyak temanku ada yang beol sembarangan, dan melempar batu sembarangan padahal sungai itu angker dan juga tempat tinggal atau hotel itu angker, sehingga pada malam harinya beberapa teman perempuanku kesurupan dan berterik-teriak. Karena sampai larut malam kesurupan itu tidak juga hilang sampai ada 3 orang temanku kesurupannya aneh seperti orang gila atau orang yang berbeda sehingga kami berpindah kehotel dekat pantai yang berlantai 3 yang bernama hotel Sam-Sam. Sesampai disana 2 orang temankupun tidak kunjung sadar dan masih seperti awal kesurupan sehingga tim panita dari tim kami memulangkan terlebih dahulu orang kesurupan itu dan tim kami mendahului pulang satu hari dari penutupan kejuraan daerah itu.
Sesampainya di rumah singkat cerita, medali perakkupun aku pajang di rumahku sedikit berbohong dikit bilang aku yang bertanding sehingga aku mendang mendapat juara 3 hee padahal aku Cuma cadangan saja, ya agar ada kembangaan dikit. Setelah itu aku kembali sekolah dan di berikan selamat ama teman-temanku, saat bermain-main istirahat setelah beberapa bulan setelah itu aku menjatuhkan papan tulis di kelas karena bermain-main dengan teman-teman di kelasku salah satunya yang aku ingat beberapa teman wanita, laki-laki seperti gapleh, Wana Baskara dan lainnya. Saat aku menjatuhkan papan tulis tidak satupun temanku menolong aku memperbaikinya sehingga aku memperbaikinya sendiri bahkan temanku bernama Gapleh dari satu desa dan orang bali balik berkata ”biarkan saja dia memperbaiki sendiri karena dia yang menjatuhkan biar tahu rasa” kata itu aku ingat entah mengapa aku benci dengannya dan merasa dendam. Dan beberapa hari setelah itu aku kerjar-kejaran dengan temanku dan sampai bertengkar di belakang laboraturium sekolah dan kepalaku berdarah karena dipukul dengan batu dan aku menendangnya sampai dia jatuh tetapi pisahkan dengan temanlainnya. Akupun mengadu kekantor dan kepalaku diobati sehingga aku damai dengan yang namanya Jentot kakak kelasku.
Begini sebebanrnya  walau aku nakal seperti yang aku sebutkan tadi tetapi saat istrirahat saat tidak ada diajak bermain dari kelas 2 itu aku sering membaca buku diperpustakaan dan aku memiliki kartu perpustakaan dengan bebas aku membaca disana dan meminjam buku. Yang paling suka aku baca adalah buku eklopedia atau buku peta ingin melihat dunia luar seperti luar pulau, luar negeri dan luar angkasa, karena aku sangat ingin kesana. Hampir hari-hari istrahat sekolahku yang dua kali istriahat aku membaca diperpustakaan walau sering bertenger di bawah pohon gambal dan membuat rumah-rumahan karena waktu kelas satu aku sering melihat kakak kelas seperti bli kemong, bali gus dan lainnya bertengger di atas pohon gambal yang besar sambil membaca buku dan bermain saat dia semua tamat aku masih terbiasa bertengger di atas pohon itu tetapi karena hanya bertiga kami memilih membuat rumah-rumahan hee, seru juga. Selain itu setiap pagi selau ada apel pagi dan setiap pulang pasti ada apel pagi dan waktu itu aku aku ingin ceritakan hal aneh lagi yang aku lakukan ya.
Waktu pertengahan kelas 2 aku jalan-jalan ke desa Watumokala karena misan yang bernama ketut soma anaknya tiga bulanan aku kesana naik motor bersama keluargaku, disanalah aku bertemu dengan ganis cantik yang bernama Gusti Ayu dan aku menyukainya. Pada saat itu aku sempat bincang-bincang ringan dengannya dan aku jatuh cinta padanya, walau bukan cinta pertama ini termasuk cinta melebihi cinta monyet sebab aku waktu awal kelas 2 aku sudah pernah jatuh cinta dan pacaran dengan adik kelas yang bernama Kembong anak SP 3 tetapi pacarannya ngak pernak ketemu hanya surat-suratan saja lewat misanku yang juga adik kelas, aku mengirim surat tetapi hanya sekali saja dia membalasnya setelah itu aku tidak pernah berhubungan ya dikatakan ngak pernah menyepakati pacaran atau menyepakati selesai haa cinta monyet. Tetapi saat aku bertemu gusti ayu aku sudah mulai berpengalaman dan serius menatakan kata hatiku sampai aku kecantol dan tidak ingin pulang. Saat diajak pulang akupun pulang tetapi berpikir untuk pindah sekolah agar aku bisa tinggal di desa Watumokala agar terus dapat ketemu dengannya. Beberapa harinya setelah itu aku memberitahu orang tuaku dan sedikit memaksa akhirnya aku diberikan pindah dan di sekolah aku meminta surat pindah kesekolah lain sendiri saja saking semangtanya dengan pedenya saat apel sore aku berpakaian biasa dan memakai topi semua temanku melihat dengan rasa aneh dan akupun diberikan surat pindah kesekolah SMP 1 Kecamatan Toulu kalu tidak salah.
Setelah itu aku langsung pergi kewatumokala dan tinggal di rumahnya Kadek Budar dan mulai mendaftarkan diri di sekolah yang dituju, tetapi sebelum itu aku mengatakan cintaku padanya dan diapun menerima aku dengan syarat dia masih punya pacara tetapi pacarnya itu tidak pernah datang karena lagi sekolah di kota dan tidak berhubungan lagi dengannya. Dengan keadaan itu aku menyangupinya dan hampir setiap malam aku mengapel kerumahnya yang jaraknya lumayan jauh. Saat apel pertama aku diantar dengan temanku bernama kecol dan selanjutnya kadang sendiri kadang ditemani sepupuku bernama Budi. Lanjut cerita saat berangkat sekolah aku berangkat bersama teman-teman dari desa itu yang lumayan banyak dan melewati kebun kelapa dan jalannya kecil dan melewati jembatan dimana sepeda harus dituntun tetapi aku semangat demi seorang wanita. Sesampai di sekolah aku langsung masuk kelas walau aku belum diterima 100% disekolah itu karena aku belum menyetor ijasah SD tetapi aku diperbolehkan masuk karena ijasah itu bisa menyusul. Dengan semangat walau ngak punya sepeda hanya mengadalkan berbocengan dengan teman lainya aku rajin kesekolah karena jalanya bersama-sama dengan wanita itu hee walau jaraknya 10 km dari tempat tinggalku tetapi aku semangat. Saat beberapa kali apel pada saat apel malam itu aku berbicara berdua dengannya di teras rumah sepupunya dan aku dapat mencium pipinya dan membawa ikat rambutnya, saat itulah ciuman pertamaku dengan seorang wanita dan terus aku ingat setelah sampai di rumah dan ikat rambutnya itu terus aku ciummi setiap saat heee baru merasa bahagia gitu.
Kadangkala saat mandi sore bersama sepupuku dan temanku kadang aku mandi dipancoran untuk dapat melihat gusti ayu mandi walau tidak telanjang tetapi aku bahagia dapat melihatnya hee kadang kalau tidak di pancoran aku mandi dibulakan agar asik tetapi kalau paginya aku mandi di rumah tempat tinggalku itu. Berselang satu bulan aku mulai dipangil oleh sekolah agar mendatangkan orang tua atau wali ke sekolah dan bli kadek budarpun kesekolah naik sepeda dan berbicara dengan pihak sekolah dan katanya harus membayar SPP dan membayar uang pindah aku lupa jumlahnya dan aku tidak bisa menyanggupinya dan katanya harus ada surat ijasah SD. Kebetulan hubungan aku dengan dia mulai ngambang karena aku dengan dari pihak orang tua gusti ayu pingin yang sekasta yaitu pre Gusti sedangkan aku hanya orang sudra atau Jaba, selain itu dari pihak gusti ayu menginginkan orang yang lebih tua darinya, orang yang kaya dan ganteng sementara aku umurnya sama dengannya, orang yang ngak punya dan tidak ganteng. Sejak saat itu hubungankupun mulai meredup padahal sebelum itu aku sudah berniat membeli tanah untuk tempat tinggal disana dengan harga 200 ribu sampai aku pulang kerumah minta uang kepada orang tuaku dengan usaha pulang menyewa sepeda motor dengan orang suku Tolaki bersama temanku bermana Kecol  tetapi orang tuaku tidak setuju dan aku kembali hanya membawa ijasah dan akta kelahiran tetapi dijalan aku kehujanan sehingga ijasah dan akta kelahirankupun basah terutama akta kelahiranku menjadi kotor.
Sesampai disana aku mulai berpikir jika aku terus tinggal disini apa mungkin aku diterima dengan baik di sekolah itu, aku akan terus nyaman tinggal disini dan apakah aku bisa terus pacaran dengan Gusti ayu begitulah pikiranku saat ini. Dengan keraguan itu akhirnya terjawablah kalau hubungan aku dengan dia menjadi ngambang dan saat mengapel ketempat biasa dia bilang katanya hubungan kita tidak bisa dilanjutkan dan dibilang carilah cewek lain karena dia tidak bisa pacaran dengan aku karena aku bukan Gusti dan dia sudah punya pilihan yang lain. Aku sangat kecewa dan sakit hati hanya berumur 1.5 bulan saja hubunganku dengannya ya hampir 2 bulan saja. Sedangkan sekolahkupun mulai aku tinggalkan dan aku meminta maaf kepada kakakku atas kelakukanku dan akhirnya aku dimaafkannya dan bersedia membantuku untuk kembali kesekolah dahulu. Sambil menangis saat tidur malam selain tidak enak rasanya terus tinggal ama Bli Kadek Budar karena aku tidak banyak membantu walau kadang membantu membuat Gula Aren, mengambil tuak dan memupuk kelapa tetapi tidak seberapa dibanding aku tinggal disana.
Sejak saat itulah aku kembali kedesakupun dan memohon kepada wali kelasku yang bernama Buk Ros untuk dapat diterima di sekolah itu, tetapi karena salahku pindah dengan tidak resmi menjadi perbincangan panjang dengan wali kelasku dan memarahi aku atas perbuatannku itu. Tetapi karenan kakaku dikenal dengan wali kelasku dan hubunganya baik ya cukup berpengaruh kakakku di sekolah itu akhirnya aku diterima kembali di sekolah itu pada hampir akhir kelas dua seperti murid baru saja, dan kadang teman-temanku memanggilku murid baru gitu. Semenjak itu aku rajin kembali ke sekolah dan merasa sangat malu dan akhirnya saat panen padi aku ikut memanen padi dengan temanku kontek dan komang gondol untuk bekal sekolah dan galungan. Sampai malam hari aku memanen padi dengan bahasan Ngelantigang menggunakan bobok atau obor aku dengan temanku tetap semangat. Saat aku naik kekelas 3 aku mulai serius sekolah karena takut tidak lulus ujian sampai aku berpikir bagaimana caranya agar bisa lulus sehingga aku rajin belajar dirumah  agar bisa mengingat pelajaran. Sehingga dengan kekhawatiran itu aku mulai melakukan pendekatan dengan wakil kepala sekolah kebetulan orang bali dan juga satu desa dengan aku yang bernama Komang Narina yaitu dengan membantu pekerjaan seperti memupuk di kebun coklanya, memetik coklat, dan sebagainya agar dia terkesan dan mau membantu saya nanti.
Selain itu pada saat awal kelas tiga aku suka dengan adik kelas 1 yang bernama Ketut .... aku lupa namanya, pada awal pacaranku itu hanya sekedar pacaran biasa saat apel kerumahnya di Blok F hanya sekedar jalan-jalan biasa tidak dapat ciuman hanya bicara saja karena dia masih kecil saat itu. Waktu pacarankupun hanya sekitar 2 bulan dan tidak jelas masih atau tidak karena dia juga tidak jelas tentang hubungan aku dengannya dan akupun tidak lagi kesana karena aku merasa dia tidak suka dengan aku. Pada saat ke semester 2 aku mulai berpikir berat gemana caranya agar aku bisa lulus sehingga aku dengan temanku kontek berinisiatif untuk mencari temat tinggal di SP 1 agar tidak jauh bersepeda dari kampung karena sudah mulai les-les pada pulang sekolah. Sehingga dengan itu aku mencari mes didekat pasar SP 1 temapt tinggal guru bahasa indonesiaku Pak Bram dengan Pak Trianto dan kebentulan ada ruang kosong dan aku diterima tinggal disana. Akupun mulai bersih-bersih disana dan mengajak temanku Gapleh tinggal bertiga disana. Saat mulai pembersihan aku dipindah keruang satunya tempat tinggal Pak Tembreng dan ruang sebelumnya teman-teman lainnya tinggal disana seperti bambang, Abunawas, dan lupa lainnya. Sejak aku tinggal disana aku membersihkan areal itu dan membuat WC darurat di belakang, dan sekolah dengan nyaman tidak lagi terlambat dan keluar keringat seperti aku berjalan dari kampung, karena jarak tempat tinggalku sekarang hanya 600 meter saja, berjalan menggunakan sepeda dan kadang jalan kaki saja.
Keadaan itu membahagiakan dan bisa pada malam harinya belajar dengan nyaman, dan pada suatu hari teman-teman dari sebelah mengajak mencuri pintu untuk alas temat tidurnya dan aku mengikutnya dan berhasil mencuri 3 pintu di gedung kosong bekas sekolah itu dan sejak saat itu diruang sebelah temanku itu selalu ribut dan terdengar main gitar dan minum-minum. Kejadian itu terjadi sejak aku sudah tinggal 2 bulan ya sebenarnya aku sampai tinggal 3 bulan ditemapt itu. Kembali aku ingin ceritakan keawal waktu di kelas tiga disemester 2 aku juga suka dengan seorang cewek bernama Reni tetapi dia tidak tahu kalau aku suka padanya karena sat itu keadaanku yang bodoh di kelas, pakaianku tidak bersih dan dan tidak pandai mengatakan cinta selain itu aku bukan tipe yang diinginkannya sehingga hanya berlalu begitu saja. Kembali setelah aku tinggal beberapa bula di asrama itu akupun dan bersama teman-teman lainya disuruh meninggalkan asrama karena dianggap menggangu dan aku mulai berpikir kemana aku tinggal dan akhirnya aku diajak oleh temanku yang paling pinter di sekolah itu dan di kelas aku ya kebetulan aku mendapat kelas A yang berkumpulkan orang pinter bersama temanku Kontek, gapleh dan Sudar. Temaku yang pinter itu adalah bermana Nur Hidayat dia selalu juara umum sejak dari kelas 1 sampai kelas tiga dan nanti diujian dia juga juaranya.
Temanku itu adalah orang jawa yang tidak jauh dari sekolah rumahnya dan aku diterima oleh orang tuanya dengan baik dan aku membantu segala pekerjaan di rumahnya layaknya hur Hidayat. Sejak saat itulah aku diajarkan cara belajar agar selalu ingat dengan pelajaran yaitu dengan menaruh rumus atau pelajaran itu di langit-langit kamar, didinding kamar agar selalu dilihat sehingga menjadi mahir, dan dia memberikan aku motivasi untuk tetap belajar dan menjadi orang sukses. Selain itu perlakukan orang tuanya terutama ibuknya yang selalu memasakkan nasi untukku, memijak tanganku saat aku sakit saat itu dan menata kamar tidurku ya karena aku tidur bersama temanku itu, dan setiap mau tidur aku diceritakan sesuatu yang membuat aku semakin bersemangat hidup. Aku tinggal disana sekitar 2 bulan lo tidak salah dengan lamanya tinggal disana adik-adiknya nur Hidaya sampai menganggpku kakaknya dan anaknya dari orang tua Nur sampai jika aku pulang sebenar selalu berpesan hati-hati dijalan. Sejak tinggal disanalah aku menjadi mahir berbahasa jawa karena setiap hari aku diajak berbicara jawa atau berbahasa jawa sampai aku kadang diajak sajalan-jalan ada wayang dan berkunjung kesaudara orang tuanya sehingga aku menjadi aktif berbahasa jawa.
Sewaktu mendekat ujian nasional aku belajar keras tetapi dari pihak teman-teman lainnya mengajak aku dan Nur Hidayat mencuri soal ujian ke sekolah, dan nur dan aku menyepakatinya dan akhirnya kami mencuri soal kekantor. Tetapi proses pencuriannya aku tidak ikut masuk kedalam hanya mengawasi di luar sekolah dan pencurian ketahuan bidang KTU tetapi KTU  diancam agar tidak berbicara sehingga sat ujian aku sudah tahu beberapa soal dan aku bisa lulus dengan baik hee. Selai itu kelulusan aku merasa dibantu juga oleh wakil kepala sekolahku itu karena aku sering membantu dirumahnya. Setelah selesai ujian akupun pulang ke rumah dari temapt tinggalku dirumahnya Nur Hidayat karena di rumah kebetulan ada proyek Lomba Desa dan ayahku ditunjuk menjual Gapura karena setiap rumah harus ada gapura yang sama dan ada jemuran. Sejak itulah kebetulan hari libur setelah ujian aku bekerja membantu mencetak gabura dari beton atau campuran, selain itu aku berikan semangat katanya kalau sampai selesai mengarap gaburan yang jumlahnya kalau tidak salah sekitar 90 dimana setiap gapura harganya 450 ribu aku akan dibelikan motor baru.
Aku juga ingin ceritakan bahwa sebelum ujian lagi 1 bulan aku baru merasakan punya baju sekolah yang baru pemberian dari orang tuaku dan pakainkupun mulai rapi saat itu dan hatiku senang sekali. Kembali proses mencetak gapura aku sangat semangat dan kalau tidak salah aku bisa menyelesaikan 60 gapura selama 1 bulan itu setelah lomba desa mulai dan aku membantu mencetak sekitar 2 bulan desakupun mendapat juara 1 sepropinsi dan kepala desakupun kejakarta bertemu presiden. Nah setelah selesai lomba desa benar ayaku membeli motor Supra Pit berwarna merah yang baru dan itu untukku bawa kesekolah pertama kalinya dan kebetulan sama dengan motornya wakil kepala sekolah itu. O iya aku ingin ceritakan karena berkat wakil kepala sekolah aku sempat mendapat beasiswa 300 ribu dua kali waktu aku kelas 1. kembali sejak aku dibelikan motor baru aku bawa kesekolah dan semua temanku melihat aku ada perubahan hee tetapi sayang sudah mau tamat aku baru punya motor tidak sempat aku nikmati untuk dibawa ke sekolah pada saat belajar. Tetapi dengan punya motor itu aku merasa bangga karena termasuk setengahnya hasil kerja kerasku membuat gapura dan membatu pekerjaan rumah lainnya seperti memupuk coklat, membersihkan kebun dan lain sebagainya.
Tidak tahu kenapa waktu aku tamat SMP sekolah aku tidak mengadakan perpisahan seperti biasanya sehingga perpisahannya tidak terkesan menyenangkan hanya bergitu saja dan pada akhirnya aku kehilangan kontak degan teman-temanku yang lainnya. Temanku Kontek memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolah ke SMA dan temanku Gapleh mejanjutkan di SMA dekat SMP dulu dan temanku lainnya sama dan hanya aku yang melanjutkan ke SMA di kota Kendari. Tetapi sebelum itu aku ingin menceritakan juga kalu aku sebenarnya tidak inigin melanjutkan sekolah  ketingkat SMA tetapi ayahku mengatakan bahwa kalu aku tidak melanjutkan berarti harus menikah, sementara aku belum ingin menikah dan maksud aku adalah ingin bekerja sebagai petani atau pengguasa. Sedangkan niat ayahku adalah aku diharapkan sekolah ke kota Kendari dimana di sana ada kakaku yang bekerja sebagai polisi pamong Praja yaitu kakakku yang menolong aku kembali ke SMP dulu namanya Made Tresnayasa itu. Kali kedua aku akan meningajakkan kakiku ke kota provinsi yaitu kota Kendari pertama saat ayahku mengajak aku ke kota untuk membeli traktor ke kota lama dan sekarang aku bersama ayah  juga kalau tidak salah aku diantara dan langsung ke tempat kos kakakku dan dijemput di jalan raya. Pada saat itu aku terasa asing sekali dan berpisah dengan orang tua saudara dan teman-temanku tetapi aku merasa inilah hidup baruku.
Singkat cerita aku sudah berada di kos kakakku dan keadaan kosnya berlantai semen biasa dan berdinding kayu serta berada di bawah atau tanah bekas rawa sehingga pembuangan airnya kadang terhambat dan bau disana-sini terkesan agak jorok. Kakakku memilih kos ini karena luas atau panjang dapat dua kamar tidur, satu kamar mandi dan satu kamar tamu dan harganya masih 700 ribu pertahun sehingga terpaksa memilih itu bersama sepupuku bernama Wayan Swarjaya anak pak Jro Surnaya dan saat ini sudah menjadi sulinggih ayahnya itu. Disana aku harus tinggal dan kebetulan bersama dengan teman kakakku juga atau kakak kelas bernama Putu Locong dia mau kuliah Teknik di Universitas Haluleo. Sehingga saat itu kami bertinggal empat orang aku bersama kakakku dan Bli Wayan dengan Putu Locong itu. Saat aku sudah disana aku mulai diantarkan kakakku ke sekolah untuk mendaptar pertama ke SMA 4 tetapi aku merasa itu tidak cocok untukku dan ke SMA 1 aku merasa aku tidak pantas dan pada akhirnya aku ke SMA Kartika yang dekat Kodim dan kebetulan dekat dengan kosku sehingga bisa jalan kaki saja ke sekolah.
Tanpa pertimbangan yang panjang lagi aku mendapaftarkan diri disana tanpa mendaftar ditempat lain karena aku merasa sekolah ini cocok dengan aku yang orang tidak pintar dan tidak mampu ini selain itu karena sekolahnya sederhana dan dekat dengan kos tempat tinggalku. Sekolah ini dikelola oleh yayasan sehingga termasuk sekolah swasta naungan TNI AD Kodim Kendari dengan kenyataan ini sekolah ini termasuk sekolah yang mengedepankan disiplin seperti tentara hee. Singkat cerita aku lulus dan diterima di sekolah itu dan saat mulai daftar ulang aku membayar beberapa uang dan itu setengahnya dibiayai oleh kakakku dan aku mendapatkan beberapa kain untuk pakaian putih abu-abu dan kain batik merah serta biru dan beberapa buku tulis.
Sejak aku pertama kali sekolah disana aku mengikuti ospek dan terkesan tidak menyiksan dan menyenangkan dan sebagian kesan aku sudah lupa hee dan setelah itu yang aku masih ingat aku mengikuti ekstra PMR dan pramuka dan sempat mengikuti caraka malam dengan mengikuti lintasan malam tepat jam 12 mencari jejak dari SMA kartika menuju jalan sampai ke SMP 1 dan sampai kembali ke SMA kartika dan setelah itu aku tidak mengikuti lagi karena tidak suka dibentak-bentak dan direndahkan oleh senior. Selain itu aku mengikuti PMR dan sudah mengikuti beberapa kegiatan seperti pelatihan dan makan tetapi aku tidak melanjutkannya sehingga pada akhirnya aku  tidak lulus mengikuti ekstra semua itu hee, bahkan untuk mengikuti pelatihan kepemimpinan untuk bisa menjadi osis akupun tidak mengikutinya karena tidak sudah direndahkan seperti yang aku bilang tadi. Aku hanya menjadi siswa biasa saja tetapi di kelas aku malah ditunjuk menjadi wakil ketua kelas, dan akupun mulai dikenal ama teman-temanku dan aku merasa sudah sedikit dewasa karena sudah tidak suka menggangu cewek-cewek dan bermain seperti SMP.
Sedangkan hari-hari setelah pulang sekolah aku hanya berada di kos saja dan kebetulan punya kenalan penjual bakso di samping kosku dan aku belajar main gitar bolong. Disanakalah awal aku mengetahui dan belajar memainkan gitar. Teman jawaku itu mau mengajar aku kunci-kunci dasar memanikan gitar sampai aku bisa seperti sekarang ini. Hari-hari hanya seperti itu selain aku belajar kursus komputer didekat kampus Teknik tempat temanku kuliah, yang merupakan cita-citaku yaitu ingin mahir dibidang komputer paling tidak tahu komputer itu apa, apa fungsinya, bisa mengetik, mengedit gambar dan sebagainya. Akupun kursus beberapa minggu dan karena aku tidak punya uang akupun berhenti kursus hanya bisa sampai mengetik biasa saja heee. Sedangkan belajar memainkan gitar sudah bisa menghapal kunci-kunci dasar sampai kunci kress. Selain belajar seperti yang kau bilang aku juga sering sembahyang di pura Jagat Nata saat purnama dan Tilem, disinilah aku merasa begitu kompak dan tebal keyakinan umat Hindu yang merantau ke kota untuk memohon agar selamat, terus sehat, tambah rejeki dan tidak goyah dengan keadaan apapun. Aku melihat sangat ramai saat persembahyangan puranma tilem, kusus ada tempat ganti baju disanalah aku melihat ternyata banyak orang Bali yang beragama Hindu merantau di kota sampai aku punya banyak kenalan disana.
Selain itu aku diajak sembahyang ke desa Jati Bali tempat desa paling banyak orang balinya, disana aku sembayang bersama kakakku di Mandir Sampradaya Saibaba. Mumpung membicarakan Sampradaya ini aku sebebanrnya sudah mengenal dan mempelajari aliran ini sejak aku di SMP kelas 1 dimana kakakku pernah ke Sulawesi tengah ke rumah kakakku yang perempuan yang menikah di saman dan sekarang sudah cerai dan menikah dengan orang SP 3. disanalah kakakku mendapat ajaran ini dan mengembangkannya di desa aku dan sampai membuat tempat khusus atau disebut Mandir di rumahku dan sampai sekarang masih ada dan tambah besar. Didesa jati balilah aku sering setiap hari kamis dan kadang-kadang menginap diteman kakakku kadang pulang malam. Aku punya kesan bagus disini yaitu saat hari kelahiran Bhagawan Sai Baba aku berkenalan dengan seorang gadis manis padahal aku tidak kenal tetapi dia terus mendekatiku membawakan roti, minuman dan sebagainya sehingga aku merasa kayaknya dia suka padaku. Setelah itu aku mengajaknya pacaran dan akhirnya dia mau dan setelah aku  telusuri ternyata kosnya dekat dengan kosku dan kebetulan. Kali kedua aku dapat mencium wanita sebagai pacarku saat itu. Hidupku mulai terasa hidup sejak aku punya pacar itu tetapi aku merasa tidak serius karena tipenya bukan seperti yang aku mau karena orangnya banyak bicara, tidak langsing dan rambut kriting hee kurang lah. Kemudian singkat cerita dia bermain ke kosku membawa minuman dan makanan disana aku merasa aku mulai berharga bagi orang lain terutama kakakku karena ada cewek yang membawa makanan ringan. Sejak saat itu aku merasa ada gairah sekolah. Singkat cerita kali malam aku bermain kekosnya dan kebetulan kakaknya pacarku itu pergi dan aku berkeinginan untuk berhubungan badan denganya tapi malang saat mau mulai kakaknya datang akupun menjadi salah tingkah untungnya tidak dilihat lagi mau buka baju heee. Sementara kakak pacarku itu yang laki-laki saja datang dan kebentulan kakaknya itu adalah teman lamaku jadi aku tidak terlalu grogi, tetapi tetap saja tidak enak dan memutuskan aku pulang saja ke kosku walau disuruh nginep di sana.
Singkat cerita hubungan aku dengan dia mulai rengang karena aku mulai menjauhinya karena dia tidak begitu setia dan terbuka padaku selain itu dia gadis bukan pilihan hatiku artinya aku suka padanya sebagai pacar biasa mengisi hari sepiku dan dia juga demikian akhirnya tanpa kata putus kami berdua saling menjauh dan tidak ada kabar lagi sampai sekarang. Setelah itu aktivitasku pulang sekolah hanya bermain saja dengan temanku yang sekolah di SMA Satria dan temanku Locong yang mengajak aku pergi ke toko buku dan Mal sejak saat itulah aku gemar pergi ketoko buku untuk memaca dan membeli buku, aku diajak keperpustakaan dengan naik ptpt sebutan angkot di kota Kendari. Diajak juga pergi ke Kendari Bits melihat pemandangan malam bersama kakakku juga.
O iya aku ingin berbalik lagi waktu aku SD dan SMP kebetulan aku rajin sekali mengikuti puasa saat Siwalatri dan hari suci lainnya dan sering mengikuti lomba-lomba yang diadakan muda-mudi dan kebetulan anggota muda-mudi yang berpengaruh adalah kakakku. Sehingga aku terus diajak mengikuti lomba seperti lomba membaca sloka, dharmawacana dan berpakaian adat Bali semua lomba aku selalu mendapat juara dari juara 3 sampai juara 1 setiap ada lomba sehingga banyak penghargaan yang aku dapatkan walau isisnya kadang ada sabun, buku tulis, buku bacaan dan kadang baju tetapi aku merasa banga karena aku dapat berbicara dan naik panggung mendapatkan hadiah di depan banyak orang di desaku dan termasuk membanggakan orang tuaku. Selain itu aku selalu mendapat juara seperti lomba lari estapet, lomba balap karung dan lomba lainnya sat hari raya galungan dan kuningan begitu terus kegiatanku saat SD sampai SMP dan itu sangat terkesan, dimana kegiatan itu diprakarsai oleh muda-mudi desa Sumberjaya itu nama desaku.
Lanjut cerita pengalamanku waktu SD dan SMP aku bawa sampai ke SMA dan kebetulan saat hari suci agama Hindu aku pergi ke pura yaitu hari raya saraswati ada lomba dharmawacana dan aku mendadak disuruh ikut oleh kakakku dan Bli Gede Nyana dan sekarang sudah menjadi sulinggih. Saat itu ada 7 peserta dari SMA dan perguruan tinggi dan aku mendapat nomor 4 dan pada akhirnya aku mendapatkan juara 2 dari sekian banyak peserta yang sudah lebih tua dari aku. Itulah kegiatan terakhirku yang aku dapatkan dan aku mulai jarang ke pura karena suatu alasan yang banyak.
Kalau masalah pulang kampung biasanya saat galungan dan beberapa bulan saja sedangkan masalah biaya hidup aku dibiayai oleh kakakku yang saat itu menerima gajih hanya 450 ribu, sehingga aku harus mengirit sekali, dan aku mendapat masukan dari kakakku gemana kalau motorku suprapit itu dibawa untuk dipakai ngojek, akhirnya aku pulang bersama kakakku mengambil motor dan kakakku mulai ngojek dan hasilnya lumayan dapat pemasukan. Setelah kosku sudah abis disana aku numpang tinggal bersama teman kakakku perempuan karena ayahnya sebagai anggota DPRD dan kebetulan salah satu orang bali menjadi anggota DPRD. Karena mendapat rumah dinas dan banyak yang kosong aku dan kakakku diperbolehkan tinggal disana dan temannya itu adalah teman waktu kakakku kuliah Bahasa asing dan kakakku tidak tamat disana karena kendala biaya karena aku masih sekolah SMP dan orang tuaku tidak sanggup membiayayinya sehingga kakakku mengambil pergi ke sulawesi tengah.
Lanjut cerita saat itu aku tinggal di kamar yang luas tetapi dibelakang walau di belakang aku merasa nyaman dengan ada kamar mandi, dapur dan kamar tidur yang luar. Selain itu ada halaman yang luas hanya saja jarak ke sekolah menjadi jauh karena aku tinggal diareal RRI Kendari sedangkan sekolahku diareal RSUD Kendari atau di Kodim, sehingga aku kadang diantar oleh kakakku ke sekolah kalau dia tidak apel pagi dan kadang aku bawa motor sendiri ke sekolah dan kadang naik mobil ptpt atau angkot. O iya aku ingat sebelum pindah ke rumah dinas itu aku pernah mendapat kenalan cewek kave yaitu teman ku yang pintar di SMP yaitu Nur Hidayat sekolah di SMK 2 atau STM disana dia punya kenalan cewek jalanan yang mungil, putih dan cantik. Cewek itu dibawa kekosku yang pertama itu dan diperkenalkan padaku dan temanku berharap dititipkan di kosku sementara karena pada bulan itu bulan Ramadan jadi dia tidak dapat bekerja di Kendari Bits karena terus ada sidak.
Tetapi saat itu aku tidak tahu kalau dia cewek ngak benar dan aku menerima dia tinggal di kosku sementara karena aku percaya pada temanku itu bahwa cewek itu adalah tetangganya di desanya. Saat hari pertama aku kenal padanya malah cewek itu tidur bersama kakakku dan malam itu aku tidak bisa tidur karena aku suka pada cewek itu tetapi kakakku tidak mengerti dan malah tidur dengannya, dan aku tidak tahu mereka berbuat apa. Dan pada pagi harinya aku menyatakan suka padanya dan dia menyanggupi menerima aku sebagai pacarnya. Pada hari esoknya kakakku dinas dan kebetulan sepi di kos dan aku melakukan hubungan badan yang pertama kalinya dalam hidupku dengan seorang perempuan cantik dan mungil seperti dia. Pada hubungan yang pertama ini aku belum tahu cara berhubungan badan sehingga aku cepat mendapatkan puncak kenikmatan hee diapun mengejek aku bilang aku lembek dan aku berniat pada malam harinya aku melakukannya lagi dan kebetulan pada malam harinya hanya ada satu temannku yaitu I Locong dan dia tidak aku perdulikan aku tetap melakukan hubungan badan dengannya, dan pada hubungan yang kedua ini aku lebih lama melakukannya. Tetapi saat sedang melakukan beberapa menit kemudian temanku Nur Hidayat datang mengetuk pintu dan aku tidak mengerti apa maksudnya, akupun tidak memperdulikannya karena aku sedang menikmati permainan sampai aku selesai melakukan itu dan temanku Locong memberi tahu kalau ada orang datang. Sehingga aku menemuinya dan dia masih menunggu di jalan depan dan di bilang lo cewek itu sedang dicari orang diareal STM.
Sehingga pada malam itu aku membawa cewek itu dan ternyata tidak ada tanda-tanda mencurigakan disana justru ada temanku itu bersama temannya dan saat mau pulang kembali aku dicari oleh kakakku dan Bli Wayan dan ditemukan sehingga aku dimarahinya kata ini hanya jebakan saja kalau perempuan yang aku bawa itu mau digauli oleh temanku itu dan temannya lagi. Ternyata aku mulai mengerti saat itu cewek ini adalah cewek tidak benar alias cewek mangkring dijalanan sama dengan cewek kave, dan sejak saat itu aku berbicara padanya dan aku tidak akan lagi berhubungan badan dengannya dan aku mulai perlahan-lahan mundur. Sehingga malamnya aku tidak bisa tidur tidak menyangka temanku yang dulu cerdas dan pintar dan aku bangakan waktu SMP suka mengauli wanita-wanita tidak seperti yang aku kendal, selain itu aku kecewa wanita yang cantik, manis, mungil dan sesuai dengan kreteriaku malah cewek ngak benar. Saat itu aku benar-benar kecewa padahal sudah ada harapan punya cewek cantik tetapi harus lepas lagi, dan saat itulah aku berpikir untuk mencarikannya kos lain saja agar tidak bersama aku agar tidak timbul kecurigaan tetangga dan ibuk kos.
Sehingga setelah kejadian itu dua hari setelah itu aku mencarikan kos di dekat pasar Baru dan harganya murah sejak saat itulah aku berpisah dengannya dan tidak bertemu lagi dan terakhir bertemu saat aku kelas 3 di Kendari Bits tempat nongkrongnya anak muda di sedang bersama teman cewek lainnya sedang mendekati pangilan para om-om atau yang menyewanya. Saat itu aku memanggilnya dan dia masih ingat dengan aku dan aku diberikan ciuman pipi dan bibir sekali dan dia meninggalkkan aku dan sampai sekarang aku tidak bertemu lagi dengannya dan akupun sudah lupa wajahnya bagaimana. Terasa menyedihkan juga bila kau mengingat itu karena pertemunnya begitu singkat dan terkesan walaupun dia gadis tidak benar tetapi dialah yang pertama mendapatkan perjakaku dan perempuan pertama yang aku gauli dan dialah yang mengajariku cinta dalam berhubungan badan. Saat dia pergi meniggalkan aku di Kendari Bits itu dia menoleh aku seakakan-akan mengucapkan selamat tinggal dan mungkinkan kita akan bertemu lagi, akupun merasa sedikit bersedih dan merasa kesepian dalam hati.
Sejak aku mencarikan kos buatnya aku tidak terhubung lagi apakah dia baik-baik saja karena aku disibukkan dengan belajar dan ngojek juga. Kembali pembicaraan aku tinggal di rumah dinas teman kakakku itu aku bertemu dengan dengan teman lamaku dari desa seorang perempuan yang lumayan cantik tetapi dia agak pendek dan bapaknya namanya sama dengan aku yaitu Ketut Pasek karena alasan itu aku tidak berkeinginan serius dengannya dan hanya sebagai hiburan saja. Karena keseringan bertemu saat sembahyang di pura dan sering bertemu saat pulang kampuang dan ditempat kerjanya, akupun suka padanya dan pada saat malam hari aku ajak kerumah dinas itu dan aku berkeinginan mengaulinya dengan mengajaknya tidur dan menciuminya tetapi dia menolak dan aku tersadar aku sedang berada numpang dengan orang terhormat dan aku tidak melanjutkannya. Nama dari cewek itu Ketut dan selanjutnya aku lupa namanya, dan sejak saat itu aku tidak lagi semesra itu. Pada pertengahan kelas 2 SMA itu pas agustusan aku dipilih menjadi peserta gerak jalan pramuka dari perwakilan sekolahku dan aku berada nor 2 dari belakang berpakian pramuka dan sepatu diisi paku payung agar berbunyi saat berjalan.
Pada saat lomba barisanku yang lumayan rapi dimana starnya dari taman kota Kendari sampai kendari Bits yang jaraknya sekitar 8 km sehingga lumayan capek karena diadakan mulai jal 1 siang, tetapi barisan kami mendapatkan juara 2 dan itu sangat membanggakan bagi sekolahku. Sejak itulah mungkin aku dikenal oleh sebagaian besar orang di sekolah. Sewaktu aku sekolah di kelas satu aku masuk keas 1A dan saat kelas 2 sudah memasuki penjurusan dan aku masuk jurusan IPA 2 dan berpisah dengan temanku Wanabaskara dari satu sekolah SMP dulu. Saat aku SMA juga selalu diajak kakakku belajar karate tetapi aku tidak terlalu meminatinya dan justru hanya mengojek membantu pengasilan biar ada tambahan karena aku melihat kasihan kepada kakakku yang membiayai sekolah dan hidupku dengan gajih sedikit pula. Sehingga saat aku mau naik kekas 3 kakakku mendapatkan informasi bahwa akan ada bukaan PNS guru agama Hindu besar-besar pada tahun 2013-2017 sehingga kakakku pulang memberikan pengertian kepada ayahku dan ayahku menyangupinya sehingga kakakku pergi ke Bali untuk kuliah di IHDN Denpasar di Singaraja.
Sejak saat itu aku mulai hidup tanpa adanya kakakku yang dulu membiayayiku dan sekarang aku berpikir untuk mencari biaya sendiri. Kakakku meninggalkan pekerjaannya sebagai polisi pamong praja untuk kuliah ke Bali demi sebuah cita-cita menjadi guru agama Hindu dan menambah pengetahuan agamanya. Sejak kakakku mulai pergi ke Bali aku bersama kakakku mencari kos baru yang dekat dengan sekolahku tetapi tidak dapat malah dapat di dekat kampus teknik tempat kuliah temanku itu dan kebetulan ada anak tetanggaku yang di belakang rumahku di desa yang kos disana karena suaminya kerja sebagai sopir taksi. Kebetulan ada kos yang masih kosong dan harganya murah. Kos itu berada diujung jalan, bertingkat 2 tetapi masih menggunakan kayu dindingnya, lantainya menggunakan semen biasa dan harganya 900 ribu per tahun. Tetapi aku berpikir kalau aku tinggal sendiri tidak sanggup dengan biaya hidup dan kos yang mahal dan aku mengajak kenalan temanku yang sekolah di SMA Satria untuk tinggal bersama dan dia menyangupunya. Bersama temanku itulah aku tinggal dan aku masih mengojek tetapi sejak aku kena rasia motor beberapa kali dan terasa merugikan membawa motor karena setiap aku pulang motorku aku resing atau modif dan aku pakai balap-balapan di kampung, dan sejak aku sendiri dan membawa motor aku seiring pulang kampung bahkan setiap bulan aku pulang. Setibanya di kampung aku sering keluar malam  dan minum-minuman keras atas dasar itulah ayahku sering tidak ngajak aku ngomong dan sering kali ibuku jadi sasaran dan ibukulah yang sering memberitahu aku sejak dahulu baik menceritakan masa laluku, masa kehidupan ibuku sejak belum berkeluarga sampai aku lahir dan dewasa seperti saat ini.
Aku sangat bahagia punya ibuk yang selalu sabar, dan memberikan aku petuah-petuan hidup sehingga seperti saat ini aku sekarang yang menjadi mengerti tentang arti kesetiaan seorang wanita, seorang ibu yang menyayangi anak-anaknya sehingga tiada lagi ibu seperti ibuku yang menyayangiku. Sehingga atas kenyataan itu aku merasa malu sendiri walau ayahku tidak memarahiku tetapi sikapnya yang acuh tak acuh padaku aku memutuskan untuk tidak membawa motor lagi ke kota dan aku bisa jalan kaki ke sekolah nantinya. Sejak saat itulah aku mulai tidak membawa motor karena juga selain pemborosan dan tidak terlalu bermanfaat dan motornya dapat digunakan ayahku di desa untuk berbisnis atau sebagai alat transportasi untuk lebih meringankannya. Kembali aku bercerita sejak aku sering pulang kampung saat aku sendiri di kota aku mulai melanjutkan hubungan aku dengan Ketut pacarku dulu waktu SMP dan di sekarang sedang kelas 3 SMP dan dia menyanggupi untuk kembali dan melanjutkan hubungan sebagai pacar aku. Sejak saat itu aku pulang selalu mengapel kerumahnya dan saat libur puasa hampir setiap saat aku dirumahnya dan membantu segala pekerjaan dirumahnya tetapi sayang lagi aku hanya dapat mencium pipinya saja karena dia tidak begitu memberikan kesempatan itu, setiap diajak jalan-jalan.
O iya sejak aku kelas 1 SMA aku pernah pecaran dengan adiknya locong bernama kadek tetapi pacarannya singkat yaitu Cuma saat Galungan saja dan jadiannyapun di atas motorku dalam satu malam aku berpacarannya dengannya. Tetapi karena jarak yang jauh aku sekolah di kota dia di desa dan saat aku pulang kembali sebulan kemudian dia sudah memiliki pacar lainnya. Betapa sakit hatiku sudah berulang kali aku disakiti wanita tanpa sepengetahuanku dia meninggalkan aku dan katanya sebentar lagi dia menikah. Setelah kejadian itu aku berharap Ketut ini tidak demikian dan dia bilang ya ya saja tetapi dengan tersenyum. Dengan tekat ketut ini adalah pacar terakhirku aku berkeinginan serius dengannya kebetulan aku sudah mau kelas 3 SMA dan dia sudah kelas 3 SMP dan rencana dia aku ajak ke kota dan sekolah disana. Tetapi apa yang terjadi saat pulang libur selanjutnya ketut ini ternyata sudah ada yang mendektatinya yang bernama Kadek Sukarma yang sekarang suaminya hee. Kadek itu bertanya padaku apakah aku masih berpacaran dengannya, dan aku bilang masih dan aku mempertayakan kepada pacarku pertanya itu dia menjawab tidak ada orang yang mendekatinya. Tetapi setelah 5 hari setelah itu akupun diberitahu bahwa hendaknya aku tidak mengandalkannya, carilah cewek lain di kota atau di desa yang lebih dari aku karena dia merasa tidak cocok dengan aku dan dia memilih pria lain.
Sejak saat itu aku sekali lagi aku sakit hati karena wanita, akupun tidak bisa makan enak, tidur enak dan hanya bisa menangis. Padahal aku pengen serius dengannya tenyata begitu jawababnya justru dia hanya main-main dengan aku dan dia memilih pria lainnya. Sejak saat itu aku hanya bisa berpikir beginikah sakit hati itu dan kenapa aku terus dihiyanati wanita dan tidak adakah wanita yang bisa setia padaku dan aku ingin pergi sejauh mungkin dan menghilang. Sejak saat itulah aku berhenti untuk berpacaran di kampung, aku beranggapan apakah semua wanita seperti itu, tetapi perasan itu hanya sebentar karena teman-temanku selalu menghibur seperti Mang Godol, Kontek dan lainnya dan memberikan aku semangat.
Semenjak itu aku jarang pulang kampung karena tidak membawa motor sehingga kalau libur panjang barulah aku pulang sementara kalau biaya hidup sekolah dikirim lewat suami dari kakakku yang masuk islam berama Mas Doto. Kali ini aku akan menceritakan kehidupanku di kos baruku, dimana saat itu belum ada HP hanya mengandalkan kirim surat lewat sopir dari desa dan mengandalkkan kiriman bulanan. Pada saat itu aku kehabisan uang, beras dan bekal begitu juga teman di kosku kehabisan tetapi aku malu meminjam uang pada tetanggaku walau dia orang Bali. Bahkan sebelumnya aku sering minta nasi dan sebagainya pada tetangaku itu yang dari belakang rumahku dan dari KB3 itu yang baik padaku sering memberikan aku makan dan menginap dikosnya untuk menjaga kosnya karena ada sarana TV dan sebagainya. O iya aku lupa menceritakan waktu aku kelas 2 juga pernah bekerja dibengkel tempat pamanku sekiat 8 hari, bengkel mobil tepatnya di pasar baru tetapi karena aku keceplosan bilang pamanku sedang mencari omprengan di luar, yang aku kirain itu tidak apa-apa dan diperbolehkan. Sehingga pada akhirnya sesampainya aku di rumah bibikku aku dimarahi abis-abisan dan sejak saat itu aku selesai bekerja dan tidak pernah ke rumah pamanku itu lagi sampai aku tamat sekolah hee.
Kembali kekos baru disana aku pernah kehabisan uang sama sekali dan malu terus meminta kepada tetangga karena kiriman bekalku selalu terlambat dan kurang bila dibelanjakan selama sebulan. Sehingga kadang tiap malam aku sering bersedih karena aku tidak dapat berbuat apa-apa untuk keluar dari kekurangan itu sehingga aku tidak bisa berprestasi mengikuti kegiatan sekolah dan membeli buku sehingga aku mengandalkan hasil diskusiku dulu waktu belajar sampradaya Sai Baba itu saja dan diskusi dengan locong. Setiap malam aku berpikir apakah hidupku akan demikian saja tanpa seorang pacar  yang setia, tanpa uang dan hidup serba kekurangan seperti ini. Bahkan sampai aku pernah tidak makan selama dua hari hanya minum air saja karena tetanggaku pada pulang semua dan temankupun juga pulang kampung sementara aku tidak bisa kemana-mana tidak bisa ngirim surat dan tidak bisa nelpun.
Tetapi saat itu bisa teratasi karena kiriman segera datang sedangkan pada saat kami berdua kekurangan uang kami terpaksa mencuri pepaya yang muda untuk direbus dan kami makan berdua saat malam aku lapar karena jika lapar aku tidak bisa tidur sehingga terpaksa mencuri pepaya pada malam hari. Pengalaman itu sangat terkesan dihatiku karena sering kali aku kelaparan akibat aku tidak bisa mengatur keuangan dengan baik selain itu karena kiriman selalu di bawah dari cukup. Selain itu aku juga ingin menceritakan kalau kantin di sekolah juga mantan orang Bali menjual bakwan, nasi kuning dan sebagainya kadang-kadang aku tidak bayar saking banyak orangnnya tetapi berkat kantin itu kadang aku tidak kekurangan makanan di sekolah walau bekalku selalu sedikit.
Hari ini jumat 12 Juli 2013 tepat sore hari pukul 17.00 aku melanjutkan bercerita, tetapi sebelum bercerita tentang masa laluku aku ingin berbagi kisah tentang peristiwa yang aku lalui beberapa hari lalu. Saat ini aku sedang berada di rumah pacarku caca sehabis mandi karena tadi ikut membantu membangun pagar rumahnya. Sebenarnya sudah hampir 5 hari aku di sini tetapi kemarin aku ke denpasar untuk mengambil ijasah S2 dan kondangan pernikahan diteman bapaknya pacarku, dan kemarin tidur di asrama. Sekarang dan entah beberapa hari lagi aku disini membantu membangun pagar rumah karena saat ini baru beberapa saja selesai.
Sewaktu aku SMA aku sering juga lari pada sore hari dan pagi hari bersama temanku sambil referesing dan olah raga. Tetapi karena aku tidak bawa motor dan juga tidak ada teman yang begitu dekat maka aku sering merasa kesepian, yah untung saja aku punya gitar. Aku membeli gitar bolong yang bentuknya sama seperti gitar listrik warnanya biru. Dengan gitar itulah aku menghibur kesepianku saat-saat tidak ada yang menemani atau saat kangen dengan kampung, kangen dengan pacar dan kangen masa lalu saat belum sekolah, saat SD, saat SMP sehingga aku sempat menciptakan beberapa lagu-lagu. Lagu-lagu yang aku ciptakan menceritakan tentang kisah dan kenangan hidupku, kenangan pacaran dan sebagainya tetapi perkiraan hanya 3 lagu yang aku ciptakaan saat itu, kebanyakan hanya menghapal kunci-kunci dan memainkan lagu-lagu yang tenar pada masa itu seperti peterpen, ungu, raja, nidji, dan sebagainya.
Pada malam ini tepatnya jam 21.30 malam tanggal 25 Juli 2013 aku ingin menceritakan perjalannan hidupku kepada dunia ini. Sejak aku dilahirkan menjadi manusia sampai sekarang aku menjadi banyak punya pengalaman yang membuat aku semakin tahu siapa diriku dan untuk apa hidup ini. Pikiranku mewakili kehidupan yang sudah aku alami sebelumnya dan karena pikirankulah aku menemukan jawaban mengapa demikian terjadi dimasa laluku. Sebenarnya hidup ini adalah sebuah dua sisi yang tidak dipisahkan yaitu antara sisi kebaikan dan penderitaan. Dari sisi penderitaan manusia harus menerima segala akibat karena sudah hidup menjadi manusia yang harus menerima dan menanggung segala masalah hidupnya. Masalah hidupnya itu tidak bisa dihindari atau mungkin ditiadakan karena semuanya itu melekat pada dirinya yaitu pada setiap orang memiliki hal yang sama namun bentuknya dan waktunya yang berbeda-beda.
Mengapa aku berbicara demikian karena sejak aku berpikir tentang sakit atau penyakit yang ada pada diri manusia tentu hal yang pasti dialami oleh setiap orang sungguh tersiksa jika sang jiwa harus merasa sakit akibat badanya harus menerima penyakit yang mematikan. Sejak aku dengar kabar orang tua dari teman dekatku eka anaya meninggal tadi jam 5 sore aku merasa sedikit bersalah karena sejak di rumah sakit aku tidak sempat menjenguknya sampai sekarang meninggal. Entah mengapa aku inginh menjenguknya ya selain aku sibuk kesana-kesini tanpa alasan juga kakiku tidak ingin bergerak kesana tidak tahu apa alasanya. Hatiku merasa bahwa sebenarnya hidup ini adalah penderitaan karena harus melalui dan menghadapi keadaan seperti itu yaitu sakit. Sakit yang dialami setiap orang berbeda-beda sesuai dengan karma masa lalunya tetapi bagi kehidupan nyata ini aku bertanya mengapa manusia harus sakit kapankah manusia itu terbebas dari sakit yang menyiksa.
Entah mengapa pikiranku mengatakan tidak ada tempat menghindar dari masalah hidup baik masalah  perut/ekonomi, masalah cinta, masalah keluarga, masalah penyakit, masalah pencurian, masalah kekeringan, banjir, politik, sampai pada kematian. Jika dihayati sebenarnya hidup menjadi manusia tidak bedanya dengan sebuah penjara tetapi kita tidak menyadarinya karena manusia tertipu oleh kilaunya penderitaan itu seperti sebuah surga, karena pikirannya disulap atau ditipu bahwa kehidupan ini adalah nyata begini adanya sehingga manusia berusaha untuk mengatasi segala masalah-masalah itu dengan berbagai cara seperti membuat pakain yang semakin nyaman, membuat rumah yang semakin kuat dan nyaman, berkumpul menghimpun kekuatan, membuat senjata yang super canggih, membuat kendaraan yang super hebat, membuat obat yang sangat manjur dan hebat, mengumpulkan harta dan uang sebanyak-banyaknya, berolahraga, bermeditasi dan sebagainya untuk bisa hidup sehat, bahagia dan sejahtera dalam takaran dunia ini sehingga dapat menghindari segala permasalahan itu.
Aku berbicara seperti itu karena kebetulan aku ada didalam semua itu, aku selalu berusaha untuk bisa melunasi hutangku yang sekarang tinggal 17 juta lagi agar bisa membangun rumah, segera menikah, punya mobil, punya anak, bisa membantu keluarga hidup damai dan bahagian serta sejahtera. Itu selalu membayagi pikirannku seakan-akan terhipnotis agar aku terus melakukannya sehingga aku terus berpikir dan bekerja sepanjang waktu untuk mencapainya. Banyak usaha yang aku lakukan seperti beberapa hari sebelumnya sampai hari ini aku mengajukan permohonan biaya penelitian kepada gubernur bali dan PHDI bali penelitian tentang sampradaya dengan RAB 48 juta penelitian rencana 4 bulan tetapi belum ada jawaban semoga saja diterima. Selain itu baru tadi aku juga mengajukan proposal kepada IHDN penelitian ke sulawesi tentang pura semoga saja diterima agar aku bisa segera punya pengasilan untuk melunasi hutangku dan bisa membangun rumah dari sisa biaya penelitian ini. Seperti tadi pagi aku berusaha membawa permohonan untuk ngajar di STKIP tetapi sudah ditolak alias tidak diterima tetapi tidak apa semoga saja ada rejeki lain yang datang.
Kemarin aku dapat gajih dari kerjaku sebagai pengawas GSM tetapi kerja 7 bulan baru dibayar 4 bulan dapat 6 juta sudah aku bayarkan cicilan di sulawesi 8 ratus  di kanaya 4.7 juta tidak bisa untuk membeli segala keinginan lainnya. Malam ini aku terus berdoa dalam hati semoga saja ada orang yang membeli tesis dan skripsi lagi padaku agar aku punya pengasilan, semoga saja di IHDN aku ngajar dapat honor, semoga saja tungakan gajih di BPMPD segera keluar dan semoga saja permohonan yang aku kirim itu ada yang menerima dan semoga ada pekerjaan yang datang yang bisa membantu melunasi hutangku.
Sebenarnya malam ini aku tidak mampu bercerita panjang karena aku sedang banyak masalah seperti yang aku ceritakan tadi selain itu masalah dikeluargaku dipetemon ada yang bertengkar padahal sebentar lagi akan ada pertemuan keluarga untuk membahas masalah wagsa, merajan dan waris semoga saja tidak ada masalah nantinya. Sudah hampir 4 kali sudah aku lakukan pendekatan kepada keluargaku dikampung agar dapat bersatu kembali dan juga pendekatan pada warga di desa anyar agar aku diterima disana sebagai anggota masyarakat. Selain masalah itu belum lagi masalah di desa tempat aku mengawasi pembagunan belum selesai sementara uang sudah habis, dan kayaknya ada yang mengkorupsikan dan BUMDes hanya melakukan simpan pinjam saja tidak membantu masyarakat membuat usaha padahal tujuan GSM adalah mengentaskan kemiskinan. Aku merasa gagal membina di desa pakisan dan justru aku lemah mengawasinya. Belum lagi masalah aku di IHDN sudah tamat S2 tetapi belum ada kejelasan masa depanku bagaimana nanti apakah aku mendapatkan pekerjaan yang layak dan bagaimana nasibku anti.  Sementara keluargaku di sulawesi sudah banyak berharap aku di Bali berhasil menjadi orang dan dapat membantu mereka di sulawesi baik masalah membantu mencarikan pekerjaan, pencerahan, keuangan dan sebagainya sementara aku sebenarnya sampai saat ini belumlah apa-apa.
Usiaku sudah semakin tua, fisikku sudah mulai melemah, semangatku sudah memudar, sementara aku belum menikah, belum punya pengasilan, usaha, belum punya rumah sebagai tempat tinggal apakah aku dapat mencapai keinginanku itu, sungguh menghawatirkan aku. Aku hanya berharap kepada Tuhan tentang semua ini adalah yang terbaik untukku, dan menunjukkan jalan keluar dari segala masalah yang aku hadapi ini. Seandainya aku sudah punya rumah yang layak, punya pengasilan yang cukup, punya mobil, sudah menikah dan punya anak aku pasti bisa mengendalikan pikirannku dan mencapai kebahagianan, kedamaian dan keseimbangan yang sesungguhnya yaitu kedamaian dalam pikiran, hati dan kehidupanku dengan melakukan latihan keseimbangan pikiran, nafsu, jiwa dan alam semesta sehingga aku akan bisa menjadi jati diriku yang seimbang, dan rahasya alam semesta. Aku kira malam ini cukup sampai disini.
Haiii hari ini pada sore pada setegah 7 malam tepatnya jumat 2 Agustus 2013 aku ingin melanjutkan menuturkan kisahku yang aku lewati selama beberapa hari belakangan ini. Sebenarnya sudah beberapa hari ini aku melakukan pendekatan dengan keluargaku yang bertengkar di petemon dengan datang kesana karena pada akhir Agustus ini beberapa keluargaku dari sulawesi tenggara dan tengah dan keluarga disini kumpul melanjutkan metuunang tentang leluhur untuk mengetahui jawaban mengapa keluarga besarkau selalu bermasalah terutama masalah bertengkar, misikin, penyakit bahkan kekurangan terus. Maka dari itu rencana akhir bulan ini berkumpul rapat dan meminta pentunjuk orang pintar tentang masalah secara niskala dan rencana memperbaiki sanggah dan juga memperhitungkan tentang waris di desa lokapaksa yaitu di desa anyar. Belumlah masalah itu kelas karena aku disibukkan mengenai mencari rumah untuk tempat tingalku karena sudah terdesak agar segera menikah agar tidak kelewatan sebab tubuhku juga sudah mulai melemah, takutnya berdampak pada kesuburannku dan juga selain masalah kesepakatan aku dengan pacarku harus segera punya rumah dulu.
Dengan demikian aku terus berpikir gemana cara mendapatkan uang agar utang di kanaya tingal 17 juta bisa lunas, kemudian aku berpikir untuk konvensasi dan membeli rumah yang sudah jadi dan menjual tanahku yang dulu. Kemudian aku mencari iklan keinternet dan sudah banyak menghubungi penjual rumah, tanah dan sebagainya dan mendatangi ketempat tersebut salah satunya ada di tukatmunga ada yang  murah 110 juta harganya dan aku kesana dan menyepakati memilih satu yang aku suka. Tetapi seiring berjalan setelah aku berkonsultasi dengan pak ariasa giri yang sudah aku anggap sebagai orang tuaku sendiri dan dia kurang setuju dan setuju kalu membeli tanah dipetemon dulu karena agar biar dekat dengan sanggah dan bertujuan nanti biar bisa masuk desa pakaraman disana untuk dikemudian hari dalam pelaksanan upacara manusa sampai pitra yajna seperti kematian takutnya mayatku ngak dapat kuburan masak dibawa kesulawesi gitu. Akupun setuju pendapatnya dan kebelutlan tanahku lagi dengan harga 68 juta tentangga yang beli dan aku memutuskan untuk membeli tanah dipetemon dan pada hari itu juga aku kepetemo melihat kaplingan tersebut.
Pada hari itu aku datang kesana dan bertemu dengan calonya dan lokasnya dekat dengan SMK kesehatan yang baru dan harganya ditawarkan 35 juta satu are kemudian  ditawarkan yang lainnya sampai banyak berbicara dan aku tawar yang 2.5 are dengan harga 70 juta dengan membayar lunas dan aku pilih yang sudah ada sertifikatnya agar gampang aku carikan uang lagi karena dengan cara itu aku bisa memiliki tanah yang lebih luas yang sebelumnya Cuma 8 m saja. Kemudian orang itu meminta waktu 1 hari berbicara dengan bosnya dan pada besok harinya sudah ada jawabnan katanya tanah itu dikasi 70 juta dengan syarat harus lunas dengan waktu cepat 3 hari. Kemudian aku berpikir lagi dan berkonsultasi dengan pak ariasa dan dua hari kemudian aku datang kekanaya membicarakan bisa ngak aku konvensasi 80 juta dengan sertifikat yang dulu tetapi tidak dikasi dan solusinya meminjam sertifikat tanah milik pak ariasa giri. Hal itu sudah aku antisipasi dan sebelumnya aku sudah bilang ama pak ariasa kalau tidak diterima permohonan saya aku jadi meminjam sertifikatanya, dan itu terbukti sehingga langsung pada hari itu pak ariasa membawa sertifikatanya dan dana hari ini langsung cair kini aku sudah pegang uangnya sebesar 67.818 juta dengan uang muka yang membeli tanah sebesa 10 juta.
Dengan uang tersebut rencana senin besok aku bayarkan tanah dipetemon dan sisanya menunggu pelunasan ditanahku di banyuning tinggal 58 juta untuk melunasi hutang yang dulu dan menurunkan hutang yang baru itu. Aku sangat berharap leluhurku membantu agar semua rencanaku lancar jadi punya tanah di petemon dan ada rejeki aku mau pagari dan tanami pohon sengon atau jati agar ada pengasilan dan saudara-saudara dipetemon aku suruh ngarap agar lebih dekat dengan mereka sedangkan aku akan mengumpulkan uang lagi agar bisa menyicil tanah dan rumah lagi di bagian kota yang paling tidak dekat dengan kota. Semoga saja terus ada rejeki ya tuhan agar aku segera menikah dan punya rumah, dan anak. Selain tiu agar cepat bisa membantu keluarga-keluarga lainnya karena menurut saya kepintaranku, kekayaanku, hartaku, kuliahku jauh-jauh tidak berarti kalau hanya untuk sendiri dan tidak dapat membantu orang lain terutama keluarga, sahabat dan orang lain karena dengan itu aku dapat sebatas mana keberhasilanku bekerja, cara berpikirku dan mengolah kehidupan ini terutama tentang hati, kebaikan, sosial dan kerja kerjasku selama ini sehingga tujuanku menjadi roang bijaksana bisa tercapai.
Hari ini aku sebenarnya sedang membantu pak ariasa mengerjakan tesis temannya tetapi aku tidak dapat berpikir banyak karena aku masih kepikiran pembayaran tanah, rasanya sudah tidak sabar memiliki tanah itu dan juga takut memegang uang sebesar hampir 80 juta karena di asrama tidak ada tempat yang begitu aman semoga saja aman dan lancar sampai pada pembayaran nanti. Sebelumnya aku sempat berdepat dengan pacarku dia bilang mengapa harus dipetemon beli tanah itu kan jauh dari kota singaraja dan katanya ngak mau tinggal disana karena situasinya kurang familiar dan juga banyak orang jahil katanaya. Tetapi aku jawab bilang lo untuk investasi dan juga kita harus punya tanah dikampung agar gampang masuk desa pakarmaan, dan gampang nanti jika ada upacara agama dan juga tidak ada ruginya beli tanah disana untuk masa depan. Nanti jika ada rejeki lagi akan membeli lagi tanah dan rumah di singaraja sebagai tempat tinggal, karena ku menyadari kalau tinggal didesa akan menimbulkan keirian karena di desa biasa demikian kalau ada orang sukses, berhasil dan mampu pasti ada orang iri dan kalau tidak kuat dan ada beking secara niskala akan sakit dan mati. Itu yang ditakutkan oleh pacarku dan aku jawab jika itu adalah takdir mengapa menghidar, kita jalani aja dimana kita nanti tinggal jangan melawan takdir jangan sampai kita sudah anggap bagus rencana tetapi ternyata bikin sengsara. Maka jalani aja jalan tadir kehidupan ini dengan bijak dan tuhan sudah tahu yang terbaik untuk kita dan sudah jalan karma sendiri-sendiri yang terpenting kita berdoa agar yang terbaik dan sesuai dengan rencana kita berhasil.
Maka pacarkupun setuju dan sampai sekarang aku menjalankan rencana ini untuk kebaikan aku, pacarku, masa depanku, untuk keluargaku, keluarga besarku agar nanti menjadi lebih baik. Maka rencana aku selanjutnya adalah menyelesaikan tesis ini, ikut sembahyang dengan keluarga pak ariasa dan membayar tanah dan aku memagarinya sampai pada pembayaran utang didenpasar nanti sampai pada pembayaran dikanaya. Aku kira hari ini cukup samai disini ceritanya.
Hari ini tepatnya selasa tanggal 3 September 2013 pukul 12.30 wita aku melanjutkan ceritaku dan aku akan melanjutkan cerita masa laluku yang tidak selesai. Sewaktu aku masih SMA terutama saat sudah kos di kos terakhir, jika aku berangkat ke sekolah kini aku jalan kaki kurang lebih 4 km jarak aku tempuh yaitu dari belakang kampus teknik Haluleo sampai pada kekawasan Kodim di SMA Kartika. Sejak aku mulai kos di kos terakhir aku sudah duduk di kelas 2 SMA dan aku mendapatkan kelas IPA 1 saat kelas 3, padahal sebelumnya waktu kelas 2 aku duduk di kelas IPA 2 dan sebenarnya aku tidak suka IPA cenderung memilih IPS tetapi aku terpilih di kelas terbaik yaitu di kelas IPA 1 mungkin karena suatu pertimbangan yang tidak aku ketahui. Sewaktu aku di kos terakhir aku sudah sering melamun, bersedih tentang kehidupan ini dengan memainkan gitar bolongku itu tetapi tidak sempat berpikir menciptakan lagu. Dengan terkadang main gitar di jendela dan dipingiran empang (karena dekat laut), menyayikan lagu-lagu hati terkadang buatan sendiri kadang lagi lagu-lagu dahulu. Ya pengalaman di kos itu terkadang jarang mandi karena airnya jarang mengalir selain itu kamar mandinya masih darurat sehingga harus punya ember dan mengantre dengan penghuni kos lainnya jika mengambil air. Kosku bertingkat dua di depannya ada kolam ikan dan didekatnya ada rawa-rawa air laut dan aku sering melihat air pasang dan surut sambil mengingat kenangan di kampung. Perasan kangen kampung selalu ada pengen pulang tetapi tidak ada kendaraan dan uang untuk dibawa pulang selain itu masih pul sekolah. Tidak berselang setahun aku kos disana saat mau ujian kenaikan kelas para siswa disuruh guru membantu menata kursi untuk ujian nasional, saat itulah aku bersama temanku lainnya membantu menata kursi. Dengan semangat sampai berkeringan aku menata bangku di kelas.
Karena mungkin melihat keuletan dan semangatku dalam bekerja ada guru dan sekaligus sebagai wakil kepala sekolah bidang kesiswaan bernama Pak Usman memanggil saya dan menawarkan saya untuk tinggal di sekolah sebagai penjaga sekolah dan tukang bersih dengan diberikan gajin Rp. 150 per bulan dan sudah ada tempat dengan fasilitas lengkap dan akan dibantu pelulusananya. Mendengar tawaran itu saya langsung menyanggupinya dan tidak berselang lama aku segera memindahkan barangku dan pindah tinggal di sekolah. Tempat tinggalku di sekolah tepatnya di belakang sekolah dan bersebelahan dengan kantor kepala sekolah yang lumayan di dalamnya, terdapat tempat tidur bertingkat dua, dan masih berdinding kayu setengahnya. Aku tinggal disana bersama adik kelasku kelas 1 dan aku sudah mulai kelas 3 saat itu yang kebetulan 2 adik kelasku itu juga orang bali dan kini aku lupa namanya. Aku bertiga tinggal disana dan pertamanya aku tidur dibalai atas dan adik kelasku berdua tidur dibagian bawah dan selanjutnya aku tidur dibalai bawah. Setiap harinya aku bekerja menyapu seluruh halaman sekolah karena banyak ditaman pohon ketapang dan pohon lainnya. Memotong rumput di lapangan upacara, disekitar sekolah dan memangkas pagar yang ada di depan aula.
Pekerjaan menyapu dimulai pada pagi hari sebelum para siswa datang dan sore hari saat siswa sudah mulai pulang, begitulah pekerjaanku setiap hari. Menyalahkan lampu pada malam hari dan mematikan lampu, membuka pagar pada pagi hari dan menutup pagar sekolah. Sedangkan pekerjaan itu kami lakukan bergiliran setiap hari, sedangkan masalah mandi kami mandi di kamar mandi umum milik semua siswa dekat kantin walau emang terlihat tidak bersih tapi mau bagai manalagi dari pada bayar kos lebih bagi begini, sudah tinggal gratis, diberikan gajih pula dan terbantu masalah lulus ujian nasional. Rasa malukupun sudah ku hilangkan dan malahan semua siswa bangga melihat saya tinggal di sekolah itu karena mau bekerja keras dan tidak malu dihadapan teman-temannya. Setelah beberapa minggu aku tinggal di sana mulailah aku dengar cerita bahwa sebelumnya banyak siswa yang tinggal disana tetapi tidak ada yang bertahan lama karena terus diganggu mahkluk halus seperti ada yang mengetuk pintu, ada orang berbaris, menembakkan senjata, ada yang menangis dan sebagainya sehingga siswa yang tinggal disana menjadi tidak betah dan kabur.
Sementara selama sebulan aku tinggal disana tidak pernah menderngar atau merasakan demikian tetapi setelah diceritakan demikian aku juga menjadi takut tapi sampai saya tamat disana tidak ada yang demikian. Ternyata sekolah tempat aku sekolah dan tinggal itu adalah sekolah yang tanahnya aadalah bekas kuburan pahlawan maka sangat cocok kalau yang didengar oleh siswa yang pernah tinggal disana seperti orang berbaris, menembakkan senjata karena yang terkubur itu adalah para prajurut yang berperang melawan penjajah dahulu. Setelah lama aku tinggal di sana semua orang menjadi kagum karena hanya kami bertiga yang bertahan tinggal disana dan tidak ada satu suara atau penampakan yang kami dengar atau lihat sehingga orang lain menjadi mengenal kami. Semenjak aku tinggal disana aku memasak nasi sendiri ya walau waktu kos dulu juga masak sendiri tetapi yang ini beda karena kebutuhan sudah ada di sekitar sekolah seperti pepaya, daun ubi, daun kelor dan lombok sehingga aku memasak sendiri. Bisa teritung aku memasak disana dan selebihnya yang memasak adalah adik kelasku itu karena mereka takut padaku karena aku lebih besar dan seniornya di sekolah.
Sehingga setiap hari aku tinggal makan saja tanpa pernah masak sedangkan untuk beras dan lauknya baru kami bertiga patungan hanya masak saja aku jarang. Begitu juga dengan pembersihan pagi kadang aku tidak ikut karena aku agak malas bagun pagi dan jatah atau wilayah pembersihan aku aku suruh adik kelasku itu membersihkan. Yah memang sedikit menindas aku saat itu aku sadari sekarang aku telah bersalah pada mereka berdua, aku menyuruh mereka untuk memasak selama aku disana, menyuruh mereka membersihakan berdua sedangkan aku jarang-jarang, mungkin jika ada kepala sekolah baru aku membersihkan. Aku hanya ikut rutin membersihkan saat sore hari dan memotong rumput saja lo menyapu pada pagi hari aku akui jarang ikut, maka jika ada kesempatan bertemu lagi dengan mereka berdua aku ingin menyampaikan maaf pada mereka atas kesalahanku dahulu. Disela-sela waktu yang kosong aku sering memainkan gitarku dan pada malam harinya sebelum aku tidur aku selalu membunyikan gitar dan lagu-lagu Naaf karena hanya itu kaset yang aku punya. Disaat itulah aku mulai menciptakan lagi-lagu sendiri dengan mengenang masa laluku yang dulu baik berpacaran, kenganan masa kecil dan sebagainya. Dan pada saat itu juga aku kebetulah satu kelas dengan orang yang pintar-pintar dan satu kelas dengan ketua osis seorang perempuan bugis yang cantik dan memakai jilbab bernama Dewi Sintha. Gadis ini aku suka karena badannya ramping, kecil, tidak terlalu putih, pandai ngomong dan terkenal di sekolah sehingga pada suatu ketika aku memotong rumpung di lapangan upacara aku tuliskan namanya dengan huruf besar dan diapun mencariku dan berkata ’apa maksudnya kamu menulis namaku” dan aku tidak berani berbiara maksud hatiku dan aku hanya tertawa dan tersenyum saja dihadapannya dan dihadapan siswa lainya. Tetapi saat itu tidak ada siswa yang berani mengejekku karena aku dianggap anak buah Pak Usaman wakil kepala sekolah yang galak sekali.
Pak Usma itu adalah guru fisika yang terkenal galak yang berasal dari Muna tetapi dengan saya tidak berani galak walu kadang rambut aku panjang dan jingkrak, pakai celana ciut byar dan kadang baju terlepas tetapi dia tidak memarahiku bahkan kepala sekolah ngak berani. Karena jika aku dimarahi katanya aku tidak tinggal di skeolah itu dan tidak ada lagi yang berani tinggal di sekloah itu. Kenapa aku tidak berani mengatakan perasanku saat dia tanya demikian karena aku menyadari aku hanya siswa biasa, tidak berprestasi di skeolah, orang miskin, orang jelek dan beda agama. Sedangkan dia siswa nomor satu di sekolah, orang pandai, terkenal, banyak temannya, orang kaya dan cantik sehingga aku lebih baik berdiam dari pada dihina di depan orang banyak. Tetapi sampai aku tamat aku tetap memikirkanya dan aku sempat membuatkan lagu-lagu dan dari dialah aku terispirasi menciptkan lagu-lagu lainnya dan tidak sempat aku mainkan dihadapannya karena aku merasa aku orang biasa.
Seperti pengalaman aku di kelas hebat, jika ada soal matematika, fisika, kimia dan bahasa inggris aku tidak pernah namanya bisa mengikuti karena soal belum selesai aku tulis temanku sudah ada yang mengerjakan kedepan sehingga setiap ada pelajaran itu lebih baik aku tidur dan guru yang mengajar tidak ada yang berani menegurku dan memahariku sampai aku tamat. Tetapi jika pelajaran sejarah dan pelajaran lainya aku selalu yang terhebat, nah disinilah terkenalnya aku dibilang ahli sejarah, PPKN, dan pelajaran non eksta lainnya sehingga jika ada tugas buat makalah pasti aku yang nomor satu nah inlah yang aku lanjutkan sampai sekarang ini. Pengalamanku yang asik juga yaitu aku terkenal di sekolah itu juga karena aku orang bali yang kuat dan tidak terkalahkan bila main tanco atau adu tangan, aku selalu menang mesti orang yang kulawan lebih besar dan sejak saat itulah aku terkenal di sekolah, tetapi tidak juga bisa meluluhkan hati Dewi Sintha itu.
Singkat cerita pekerjaan setiap hariku hanya menyapu, menjaga sekolah dan terkadang aku berani duduk di depan kelas yang ada pos tempat duduknya sendiri pada malam hari jika aku mengingat kehidupanku yang kekurangan ini, tidak cerdas, tidak tampan, pandai, dan selalu sendiri tidak punya pacar. Memang sejak aku tinggal di sekolah aku tidak punya pacar dan selalu merasa kesepian dan karena itulah aku sering menyendiri dan main gitar sampai banyak lagu yang aku bisa ciptakan dan baru sejak kuliah aku bisa dokumenkan. Sejak aku tinggal di sekolah aku sudah jarang ke pura, ke desa jati bali dan sembahyang tetapi tetap sembahyang di tempat tinggal saja dan setiap habis sembahyang dupanya aku tancapkan di depan pintu dengan tujuan roh-roh halus tidak menggangu. Memang sempat aku merasa takut dan bahkan setiap malam aku takut karena aku sudah tahu tanah sekolah adalah  bekas kuburan sehingga aku sering tidak bisa tidur dan selalu melihat jendela dan pintu jika aku tidur sendiri saat adik kelasku pulang kampung. Tetapi walau takut, tidak ada penampakan dan suara yang aku temui tetapi aku tetap tidak berani keluar untuk mengontrol sekolah yang biasanya tetap aku kontrol malemnya dengan adik kelasku dengan keliling sekolah agar tidak ada pencuri walau pernah kecurian sekali di ruang osis dan beberapa barang sitaan osis hilang.
Waktu itu aku sudah memiliki Hp yang aku beli dari teman yang aku kenal waktu di kos terakhir seharga Rp.400 dan aku mulai bisa menggunakan hp itu. Kalaupun aku minta uang kini bisa menelpon yang punya hp dikampung dan mengabarkan kepada orang tuaku tetapi sejak aku tinggal di sekolah aku sudah jarang meminta uang bekal, walaupun minta itupun sudah tidak perbulan lagi melainkan saat benar-benar tidak punya uang seperti membayar SPP dan uang ujian. Saat aku tinggal di sekolah aku sudah dua memiliki gitar yaitu gitar listrik satu saat aku beli di depan mall mandonga karena harganya murah. Tujuan aku membeli gitar listrik itu aku berharap bisa memainkanya dan bisa menjadi pemain gitar dan membuat grup tetapi ternyata mempelajari gitar sangat sulit dan sempat aku prustasi karena tidak bisa memainkan gitar.
Singkat cerita sudah mendekat ujian nasional akupun mulai berfoto dan merapikan diri dan mempersiapkan diri dan pada uijan nasional akupun di kelas aku ujian datanglah Pak Usman memberikan jawaban soal dan semua siswa mendapatkannya walau ada pengawas tetapi saat pengawas keluar pak usman datang membawa jawaban. Hal itu sampai hari terakhir ujian. Sehingga aku termasuk mendapatkan nilai matematika, bahasa inggris dengan nilai bagus sendangkan bahasa indonesia kurang bagus karena ada pengawas yang ketat pada hari pertama. Inilah kenangan sewaktu aku SMA sebenarnya aku ini tidak pintar dan cerdas bahkan ujian nasionalpun dibantu hee. Sebelum ujian bahkan pertengahan semester aku sudah mendengar kabar adanya bukaan polisi maka setiap sore dan pagi aku selalu berolah raga baik lari, pusap, dan sebagainya, pohon ketapang yang ada di  depan tempat tinggalku di sekolah setiap hari aku pakai pulap agar tubuhku semakin tinggi dan kuat. Bahkan aku sempat membantu guru yang sudah tua untuk membatu membawakan kayu untuk membangun rumahnya di atas gunung, karena tanahnya ada diperbukikatan dekat sekolahku maka aku membantunya dan diberikan upah Rp. 45.000.
Sebelum menerima ijasah aku meminta surat keterangan lulus untuk mendaftar menjadi polisi di polda dengan terlebih dahulu aku pulang mencari surat keterangan kelakuan baik dari desa, dari desa ke polsek, camat, dari polsek kepolres sampai pada ke polda mendaftar. Saat saat awal pendaftaran aku masuk pintu bagian kiri polda dan parkir disederetan motor polisi dan aku mendaftar dan saat pulang motorkupun sudah bocor karena sengaja dibocorkan oleh polisi karena salah masuk dan parkir. Saat itu aku kesal dengan polisi dan mengapa tidak diberitahu kalau aku salah parkir mereka asal memocorkan saja dan aku menuntun motorku mencari bengkel, dan sejak saat itu aku mulai kesal dengan polisi selain masalah itu juga sebelumnya aku pernah kena tilang karena ngebut dijalan dan aku berbohong menggunakan sim kakaku. Ya kebetulan aku belum punya sim dan sim kakakku tertinggal dan aku memakai saat aku sekolah. Kemudian ada penyeleksian administrasi dan aku lulus maka dilanjutkan pada tahap tes kesehatan pertama dan aku mulai iktu tes dengan memakai celana putih pendek dan membuka baju. Selanjutnya aku dites pengelihatan, tes warna, tes jalan sampai pada tes telanjang diruang khusus, pada hari pengumuman nomorku dan namaku tidak disebutkan dan aku tereliminasi. Mengapa aku tereliminasi karena saat itu aku mendaftar polisi tidak mengunakan bantuan orang lain atau menggunakan uang. Kemudian setelah itu aku ditawari untuk mendaftar tentara oleh Pak Usman tetapi diminta biaya waktu itu Rp. 40 juta tetapi saat berkonsultasi dengan orang tua mengatakan tidak punya uang sebanyak itu dan tidak setuju aku jadi tentara dan polisi. Dan sebelum, aku mendaftar polisi juga tidak direstuai dan tidak dikasi dukungan dana, itu saja pakai dana aku sendiri. Ya pada intinya kedua orang tuaku tidak mau aku menjadi tentara karena takut aku dikirim ke daerah konflik dan aku gugur dimendan perang, kalau jadi polisi akan menjadi musuh penjahat dan menangkap penjahat dan akan mengacam nyawa maka orang tuaku menginginkan aku menjadi guru atau pegawai saja.
Sejak saat itulah aku prustasi padahal aku ingin menjadi polisi tetapi tidak didukung, dan sudah ada yang mau membantu pasti lulus menjadi tentara tetapi orang tuaku tidak setuju maka aku berkeinginan melanjutkan kuliah jurusan sejarah di Haluleo yang ada di kendari tetapi ayahku tidak setuju katanya lebih baik kuliah di Bali kebetulan ada kakakku di sana kulaih juga, selain itu kebetualan gapleh temanku juga mau kuliah ke bali. Dengan tawaran seperti itu akupun tidak mendaftar ke Haluleo berbicara pada gapleh dan melihat brosur katanya dia mau ke bali mencari jurusan guru agama dan dia mengajak aku untuk kualiah kesana juga. Aku diberika waktu kurang lebih seminggu untuk berpikir dan saat aku menyanggupinya aku sudah siap berangkat bersama gapleh dan diberikan dana, kebetulan saat itu ada galungan dan kuningan. Sebelum berangkat seminggu sebelumnya aku mengadakan hiburan lomba-lomba dan hiburan rakyat di pura pada saat kuningan yang sebelumnya tidak ada demikian karena tidak ada dana tetapi aku rapatkan semua muda-mudi untuk mengadakan kegiatan itu tetapi aku tidak bilang pada mereka kalau aku akan pergi ke bali kepada teman-temanku.
Hal ini aku lakukan selain agar mereka tidak sedih dan juga menghindari penafsiran kegiatan ini untuk permisahan aku saja melainkan untuk hiburan masyarakat. Maka muda-mudi setuju mengadakan segala lomba pada sore harinya dan lomba karaoke pada malam harinya dengan menghadap PHDI dan kelian desa meminta bantuan dana dan memungut iuran sukarela pada masyarakat setiap kepala keluarga dan terkumpulah uang untuk melakukan kegiatan. Pada sore harinya banyak kegiatan dilaksanakan seperti bermain bola joged, lari berangkai, rebut uang, tarik tambang dan sebagai. Senyum, tawa, bercanda terdengar dan terlihat pada masyarakat di desaku dan teman-temanku juga tetapi mereka tidak mengetahui kalau aku besok paginya udah berangkat ke bali, dan hari itu adalah hari terakhir aku berada di desa itu tidak seorangpun tahu kecuali orang tuaku, dan gapleh. Dan pada malam harinya diadakan lomba karaoke di wantilan pura dan banyak orang menyayi, banyak warga yang datang menikmati hiburan itu dan aku memberanikan diri sebagai pemandu acara atau emsi untuk menunjukkan diri dan sebagai penampilan aku yang terakhir.
Pada malam harinya setelah acara selesai ternyata sudah banyak teman aku yang tahu kalau aku besok mau berangkat ke bali diberitahu oleh saudara-saudara sepupuku, dan gapleh kemudian saat malam temanku ada yang berpesan jika nanti pulang jagan lupakan aku dan hal itu selalu aku ingat. Begitu juga teman-teman lainnya mengajaku bercana dan dia bilang malam ini aja terakhir melihat, ngajar bercana, jahilin, bercerita dengan aku dan besok sudah tidak ada lagi. Hati aku saat itu sempat sedih dan tidak percaya akan meninggalkan desa kelahiran tanah kesayangan dan beberapa hari lagi aku sudah ada di bali untuk menempuh pendidikan dan tidak tahu kapan pulanggnya, dan aku bertanya bisakan aku melewati dan menjalani semua ini. Banyak saudara, teman dan orang-orang yang aku kenal bahkan musuh yang aku tinggalkaan dan jika nanti berjumpa apakah meraka masih mengenailku dan menyapaku nanti, dan apakah mereka masih menganggap aku teman, saudara, warga disana dan musuhnya, aku sangat tidak percaya.
Kemudian pada jam 4 pagi aku mengedap-endap pulang duluan agar tidak ditahu dengan teman-temanku yang bergadang diwantilan tempat lomba karaoke tadi pada saat malamnya selain menjaga alat elektronok juga sambil mengenang kebersamaan aku pulang untuk mandi dan berkemas mau berangkat ke kendari untuk pergi besok ke bali. Saat paginya aku sudah berada di dalam mobil, bapak dan ibukupun menganter ke kendari dan teman-temanku lewat di rumahku untuk mengembalikan barang yang dipakai lomba semalam dan melihat aku sudah dalam mobil dan berkata ”sekarang berangkat teman aku kira masih beberapa hari, ya selamat jalan saja teman ingat kembali ya aku menungumu disini” yang aku bilang terima kasih dan aku pasti pulang untuk semua orang yang telah baik padaku. Kemudian aku berangkat dengan gapleh dan orang tuaku dengan hati penuh tidak percaya bahwa hari ini adalah hari terakhir aku berada dikampungku dan seterusnya dalam waktu yang belum aku ketahui akan kembali ke desa ini lagi.
Terasa seperti mimpi aku akan meninggalkan desa ku ini, karena begitu banyak kenangan, kisah, tempat dan kejadian yang aku alami dan lewati dan melekat lengket dihati dan perasaanku dan tidak mudah aku hilangkan sampai saat ini. Kengan itu terasa masih segar dipikiran, hati dan perasaanku seakan-akan ingin kembali ke masa itu dalam suasana senang, gembira tanpa beban dengan teman dan saudara. Tetapi apa daya sekarang aku harus bertanggung jawab dan menerima diri bahwa aku sudah berbeda, fisik sudah dewasa, pendidikan sudah tinggi, banyak harapan sudah digantungkan padaku maka aku harus mengeyampingkan hal itu dan aku ubah sebagai motivasi yang baik agar aku bisa menjadi lebih baik dan berguna bagi orang tuaku, saudara-saudaraku, dan teman-temanku disana. Sebelum aku lupa aku ingin kembali sedikit sebelum aku berangkat beberapa hari sebelumnya aku melakukan kewajibanku untuk memutuskan pacarku yang baru beberapa bulan aku pacari yaitu Mang Nik namanya kakak kelasku dulu dia lebih dewasa dari aku tetapi aku menyadari aku tidak bisa pacaran jarak jauh dan tidak mungkin berpacaran jarak jauh dan itu tidak mungkin terjadi maka sebelum aku berangkat bebrapa harinya aku memutusinya agar tidak menjadi hambatan aku di bali dan diapun demikian sehingga dengan berat hati aku memutuskannya selain itu orang tua dia dan orang tuaku kurang cocok. Pacarku yang aku putusuin itu juga kurang seperti yang aku inginkan kelebihanya hanyalah dia lebih dewasa dan berani menderita tetapi wajahnya tidak cantik dan rambutnya agak keriting. Sejak pacaran dengannyalah aku belajar menerima wanita tidak saja dengan kriteria idealku saja melainkan kecocokan dan kedewasaan dan kebetulan aku agak cocok dengannya tetapi karena singkat pacarannya keburu aku berangkat ke bali jadi tidak terlalu jauh aku mengetahuinya dan selama pacaran dialah aku tidak menciumnya tetapi dia yang menciumku dahulu.
Padahal aku beracaran dengannya ingin serius maka aku tidak bermain-main dengannya dengan tidak berani sembarangan mencium apalagi ngajak bersetubuh maka aku menghormatinya tetapi kenapa pada malam saat aku apel kerumahnya saat mau pulang dia menarik baju dileherku dan mendekatinya terus menciumku dan mengatakan ”aku sayang padamu, dan mengapa kamu tidak menciumku” dan aku menjawabnya karena ku menghormatimu dan ingin bersungguh-sungguh padamu dan diapun tersenyum merasa lega, tetapi belakangan orang tuanya tidak setuju terutama bapaknya dan ibuknya sudah meninggal. Sebenarnya awal aku dekat dengannya adalah saat ibuknya meninggal dan aku lihat dia bersedih dan aku mendekatinya dan memberikan penjelasan tentang meninggalkan dan ditinggalkan kemudian menghiburnya, sehingga pada akhirnya diapun nyambung diajak berbicara dan akhirnya diapun menerima tawaran  tuk berpacaran dengan aku dan diapun suka padaku. Sejak saat itulah aku berpacaran kurang lebih 3 bulan sebelum aku ujian nasional. Sebelum keberangkat aku ke bali pada malam itu aku kerumahnya dan mengatakan ”mungkin ini terakhir pertemuan kita, karena kisah kita aku cukupkan sampai disini, bukan karena apa tetapi aku akan pergi ke bali untuk kuliah dalam waktu yang lama” dan dia berkata ”mengapa mesti harus putus walau kamu pergi ke bali kita bisa menjalaninya dengan jarak jauh dan aku setia disini menantimu” tetapi aku menajwab ”tidak mungkin berpacaran dengan jarak yang jauh dan aku rasa itu tidak bisa selain itu untuk memfokuskan aku kuliah disana dan juga karena orang tua kita tidak cocok, sebenarnya aku sayang padamu tetapi aku harus melepasmu  dan melepas semua kenangan kita, kita mulai tata hidup kita masing-masing”.
Saat itulah dia bersedih dan menagis dan masuk rumah dengan menutup wajahnya yang bersedih, aku merasa berdosa saat itu dan sampai aku ingin menarik perkataanku kembali, dan itu aku rasa tidak mungkin karena sudah jelas aku tidak bisa menjalani pacaran jarak jauh begitu juga dia karena saat itu belum ada komunikasi lewat telepon sebab saat itu di desa belum ada sinyal dan hp belum memasyarakat. Setelah menunggu  beberapa menit akhirnya dia keluar dari rumahnya dan berkata ”baiklah jika itu keputusanmu aku terima semoga kamu bisa meraih cita-citamu dan aku tetap mendukungmu mesti kita sudah tidak lagi berpacaran aku akan mengingatmu selalu dan jika kamu udah kembali jangan lupakan aku ya” dan akupun menjawab tentu aku tidak melupakanmu karena kamu adalah orang yang sepat ada dihatiku dan mengisi kekosongan hatiku dan aku tidak akan melupakanmu dan akan tetap sebagai teman terbaikku selamat tinggal ya. Dan sejak malam itu aku berpisah dengannya dan sampai saat ini aku belum pernah bertemu dengannya.
Singkat cerita saat aku berangkat pagi itu yang ada disana hanya beberapa temanku yang aku ajak panitia lomba karaoke dan saudara-saudaraku melambaikan tangan selamat jalan padaku, dan hatiku merasa sangat sedih dan terasa seperti mimpi apakah ini nyata dan aku rasakan sampai 2 minggu setelah aku ada di bali. Setelah aku berada di kendari aku menginap semalam dirumah temanku karena berangkatnya tepat jam 3 pagi besoknya maka jam 2 malam aku sudah berangkat kepelabuhan. Dipelabuhan aku mengingat kembali saat kakakku berangkat ke bali dan melambaikan tangan dari dalam kapal dan sekarang aku yang melambaikan tangan kepada yang mengantarku yaitu kedua orang tuaku dan saudara-saudaraku. Didalam kapal yang penuh dengan orang, hati ini sangat sendiri dan kesedihan sejenak terlupakan karena capek dan mengantuk akhirnya aku berada ditempat dimana dipilih tempat di dalam kapal tepatnya di dek 3 bersama gapleh. Disana aku tidur dengan nyeyak tanpa berpikir apa karena lelah perjalannan dan mengantuk karena masih jam 4 pagi, dan tidak aku sadari apa-apa.
Saat aku terbangun pada pagi harinya aku merasa aku sudah berada di atas lautan aku lihat dijendela kapal sudah lautan, aku merasa aku seperti mimpi meninggalkan desaku dan teman-temanku dan aku ingin menghubunginya karena sebelum keberangkatan aku sudah mencatat semua nomor Hp temannku yang punya hp baik temanku di desa, SMP dan di SMA tetapi apa yang terjadi saat aku ambil hpku dikantong ternyata sudah tidak ada, dan aku cari kesana-kesini semuanya tidak ada, aku meminjam hp orang lain dan menghubunginya dan sudah tidak aktif. Hatiku sangat cemas karena disana ada nor hp teman-temanku SMP dan semua temanku di desa dan nomor hp kakakku di bali. Maka aku berpikir jika itu hilang sampai di bali siapa yang jemput, kemudian aku terus mencari dan aku tidak menemukaanya, akupun stres dan semua terasa mimpi dan untung saja gapleh mencatat nomor kakakku dan bli kemonmg yang sudah ada di bali. Sebenarnya hp yang ku bawa ada di dalam celana samping kiri dan dompetku ada dicelana samping kanang untung saja dompetku tidak diambil hanya hp yang dapat diambil.
Begitulah kejadian didalam kapal maka untuk menghilangkan stresku akupun menonton bioskop didalam kapal dengan harga Rp 15 ribu kebentulan ada film panas ya untuk merefres pikiran, selama di dalam kapal aku  jarang makan karena nafsu makan menurun selain makanan yang tidak enak dan juga banyaknya orang di dalam kapal bagaikan pasar. Jika ke kamar mandi yang dipakai secara umum yang jorok dan tidak bersih belum lagi panasnya ditempat tidur selain itu pengen jalan-jalan takut barang hilang karena gapleh lebih dahulu jalan-jalan. Didalam kapal aku hanya meratapi sedih saja dan masih terasa seperti didalam mimpi dan berharap saat bagun pagi aku masih bangun di kamar tidurku di rumah yang masih ada kelambunya kemudian aku ke dapur untuk makan, tetapi apa yang terjadi saat aku bangun ternyata masih di dalam kapal dan akan menuju bali dan tidak akan bangun di kamar tidurku di rumah lagi. Hatiku saat sedih meninggalkan desa dan rumahku serta orang tuaku kemudian aku pergi ke kapal paling atas disana ada lapang yang luas dan aku dapat melihat lautan yang luas pada pagi hari kemudian disana aku duduk memandang lautan dan matahari, melihat ikat mengikuti kapal dan aku sambil merokok.
Singkat cerita setelah empat malam 3 hari aku berada di atas lautan de gan kapal Tilongkabila melewati beberapa pelabuhan di boton, raha, di makasar, lombok barulah nyampai dipelabuhan Benoa Bali saat aku mulai memasuki kepulauan bali yang sebelumnya melewati ombak di selat lombok yang keras dan oleng aku melihat pulau bali. Hatiku mulai melupakan kenangan di desa sejenak dan melihat oooo inikah bali yang sejak dahulu aku impikan dan aku idamkan pingin kesini. Inikah pulaunya  waah seperti mimpi saja dan terasa tidak mungkin aku sekarang sudah ada di bali dan setelah turun di benoa aku lihat candi benar yang besar dan berpikir wah aku sudah menginjakkan kakiku di bali yang padahal sebelumnya aku masih di sulawesi di desa dan di rumah berdiri dan berjalan-jalan sekarang aku sudah ada di bali. Sungguh tidak bisa aku percaya tetapi karena ramainya yang turun aku tidak sempat berpikir banyak dan aku dijemput dengan bli kemong dan temannya dengan sepeda motor dan dibawa kekosnya. Sejak itulah pertama kalinya aku naik motor di bali melewati bai pas dekat pantai dan berpikir ternyata begini yang bali itu yang dari dulu aku tanya-tanyakan pada kakeku yang selalu digambarkan lewat tanda lahirnya yang ada didadanya. Ok ini malam cukup sekian saja nanti aku lanjutkan lagi ya aku juga sudah capek punggungku mulai sakit dan mataku mulai lelah.
Setelah seharian nyuci pakaian, membuatkan media untuk guru-guru di sekolahnya pacarku kini aku lanjutkan lagi aku menulis menyambung yang kemarin, karena hari ini hari Rabu, 4 September 2013 tepatnya sore hari yang kebetulan bertepatan pada bulan mati atau Tilem. Sebenarnya hari tilem ini aku malas sembahyang karena tidak tahu kenapa belakangan ini aku malas sembahyang secara formal lebih baik setiap melakukan kegiatan mengucapkan nama suci Tuhan. Sebelum aku melanjutkan yang kemarin aku ingin mendokumenkan kejadian beberapa hari ini sebelum aku lupa untuk menuliskannya. Beberapa minggu yang lalu setelah aku sepakati membeli tanah di desa Patemon seluas 2.4 are dan setelah aku ukur ternyata lebih yang bersukurlah. Setelah berkonsultasi dengan pak Ariasa mengenai membeli tanah itu yang sebelumnya dia juga yang menyarankan demikian yang sebelumnya aku berkeingainan membeli perumahan di desa Tukadmunga perbatasan dengan desa Tegal Lingga dengan harga Rp. 110 juta tetapi setelah aku pertimbangkan aku belum mempunyai pekerjaan tetap maka kedepan akan menemukan kesulitan masalah cicilan karena rentan waktunya 15 sampai 20 tahun sementara aku belum memiliki pengasilan tetap. Selain itu pak Ariasa menyarankan agar punya tanah di kampung atau di deka merajan maka aku putuskan membeli tanah di Petemon agar aku bisa masuk desa pakraman di sana dan dekat dengan sanggah.
Setelah semuanya dill dan diberikan tanah itu dengan harga Rp. 70 juta yang sebelumnya berharga Rp. 83 juta tetapi karena kontraktornya terbelit hutang maka aku dikasi murah. Setelah berdiskusi dengan pak Ariasa masalah pembayaran karena tanah aku yang di Bayuning belum dilunasi hanya baru dibayar uang muka sebesar Rp. 10 juta sedangkan pembayaran tanah di petemon harus segera dilunasi dengan syarat kess, sementara aku belum punya uang sebanyak itu, baru gajih di BPMPD belum keluar, honor jadi dosen DTT belum keluar juga maka aku minta pak Ariasa anterin ke bank kanaya untuk konvensasi. Mengajaknya pak Ariasa kesana agar dikasi konvensasi degan jaminan tanahku yang aku jual itu sementara dan jika sertifikat tanah di Petemon sudah keluar tinggal ganti sertifikat saja. Tetapi ternyata itu tidak disetujui oleh bank kanaya tetapi itu sudah aku antisipasi terlebih dahulu bahwa kalau itu tidak diterima maka aku meminjam sertifikat tanahnya pak Ariasa yang setengah hektar di kampung dan pak Ariasa menyetujuinya.
Maka akhirnya aku meminjam uang Rp. 70 juta dengan jaminan sertifikat tanahnya pak Ariasa, dan setelah tanah aku dilunasi maka aku segera ke bank kanaya melunasi hutangku yang dulu tinggal Rp. 17 juta dan mengambil sertifikat dan memberikan kepada pembelinya. Selanjutnya aku bayarkan hutangku yang baru sebesar Rp. 40 juta beserta bunganya sehingga hutangku sekarang tinggal Rp. 30 juta selain itu aku ikut tahapan bank kanaya dan sekarang sudah Rp. 350 ribu. Kembali aku ceritakan pembayaran tanahku di petemon lewat bank BPD bali dengan notaris Rolyy dan menunggu sampai akhir september barulah sertifikatku jadi atas namaku sendiri. Sedangkan sisa uang dari pembayaran aku sisakan Rp. 5 juta untuk antisipasi pembayaran hutang kepada pamanku Rp. 3 juta, pembayaran cicilan di Sulawesi pada bulan Agustus dan September, cicilan di bank kanaya bulan september dan untuk bekal. Maka pada bulan Agustus aku sudah potong untuk bayar hutangku di Sulawesi sehingga uangku tinggal Rp. 4.2 juta dan beberapa hari setelah itu orang yang membeli tesis memberikan uang sebesar Rp. 1 juta karena merevisi setelah ujian pratesisnya dan uang yang diberikan temanku membantu menyusun tesisinya sebesar Rp. 400 ribu dan senin tangal 2 kemarin aku terima honor di IHDN sebesar Rp. 1.3 juta untuk satu semester, dan uang itu sudah aku belikan makan, bensin dan sebagainya tidak bisa aku jelaskan dan sekarang semuanya sudah aku tabung di Bank BRI dengan saldo Rp. 5.750.000 dan Rp. 300 ribu didompet untuk bekal hee.
Hari-hariku saat ini hanya bisa menunggu hari baik, keberuntungan, rejeki dan ide-ide yang cemerlang, aku tidak dapat berbuat banyak untuk segera bisa mewujudkan cita-citaku yaitu punya tanah yang cukup, punya rumah yang layak, menikah, punya anak, punya mobil dan menjadi dosen negeri. Maka aku hanya menunggu mulai kuliah setelah beberapa bulan ini libur dari bulan Juni dan mungkin minggu depan sudah mulai kulaih karena dengan sudah kuliah mahasiswa, aku sudah mempunyai kesibukan ngajar selain itu dapat membuat bahan ajar yang akan aku jual kepada mahasiswa sehingga akan ada masukan untuk membayar hutang. Selain dari pada itu hari-hariku menunggu pengumuman dan pencairan biaya penelitian di Dirjen yang katanya pak Ariasa aku lolos penelitian dengan biaya Rp. 25 juta semoga saja benar dan segera keluar uangnya. Selain itu aku juga menunggu pengumuman dari pengajuan biaya penelitian aku di Gubernur Bali dan PHDI bali dengan biaya masing-masing Rp. 40. Juta semoga saja diterima dan segera keluar dananya untuk bisa membangun rumah dan menikah. Sebenarnya aku sudah berjanji jika aku lolos penelitian di PHDI dan Gubernur Bali aku akan menghaturkan pejati, tedung di pura Jayaprana selain itu aku akan segera membangun rumah di petemon astungkara dan tinggal mempersipakan dana dan diri untuk menikah hee.
Sekarang aku melanjutkan ceritaku yang kemarin dimana setelah aku sampai di Bali aku menginap di kosnya bli kemong dan besoknya aku diantar mencari bus di terminal ubung menuju terminal Banyuasri melewati tabanan, pupuan, seririt dan siangnya aku sudah nyampai diterminal banyuasri. Setelah nyampai disana aku bingung lagi karena tidak punya Hp untuk menghubungi kakakku, setelah sempat keliling mencari toko hp tidak ada, yang rencana untuk membeli hp dan mencari ojek untuk mencari wartel tetapi setelah jalan sebeantar tukang ojek mau meminjamkan hpnya untuk menghubungi kakakku dan terhubung dan aku membayar pada tukang ojek itu Rp. 30 ribu karena sudah meminjamkan hpnya dan sempat naik motrornya keluar. Pada saat di terminal banyuasri aku merasa tidak tahu apa-apa terasa semuanya asing tetapi setelah datang kakakku aku merasa lega dan aku bertemu lagi dengan kakakku setelah 2 tahun tidak bertemu. Dia masih seperti dulu, cara bicaranya masih semanggat dan pemberani setelah aitu aku diajak makan siobak, dimana pertama aku makan makanan itu terasa aneh saja karena bumbunya melengket dan aku tidak menghabiskannya. Setelah itu aku pergi ketempat kakakku naik bemo (sebutan orang bali) yaitu mobil angkot.
Beberapa menit naik angkot akhirnya aku nyampai dimana kakakku tinggal yaitu di kampus IHDN Denpasar kampus Singaraja dimana kakakku tinggal di ruang kosong yang tidak terpakai agar tidak membayar kos katanya, disanalah aku beristirahaat dan melihat keadaan kampus. Kebetulan saat itu masih ramai mahasiswa latihan teater untuk pentas di Denpasar yaitu di padang galak, kemudian aku diperkenalkan dengan teman-teman kakakku salah satunya Sunarno, satria dan banyak lagi aku lupa dan salah satu dosen yang bernama mang Epo/ Nyoaman suardika. Kemudian aku melihat-lihat mahasiswa latihan teater, lanjut cerita aku diajak dalam anggota teater itu yaitu sebagai pemain musik kempul dengan gapleh, selanjutnya beberapa hari setelah itu aku mendaftar di kantor, dan selanjutnya aku diajak ke kampung desa petemon yaitu ke sanggah untuk sembahyang atau mepiuning atau memberitahu kepada keluarga dan leluhur bahwa aku datang ke bali untuk kuliah dan tinggal di bali sementara semoga dilindungi leluhur dan memohon anugrah dan restunya agar selalu dalam keadaan selamat.
Aku melihat keseharian kakakku begitu aktif, punya banyak teman dan terkenal di kampus, jika ada yang bertanya kepadaku dan aku jawab bahwa aku adik dari Made Tresnayasa maka semua mahasiswa menghormatiku, disanalah aku merasa bahwa kakakku orang yang luarbiasa. Kebetulan juga kakakku menjadi Bem di seingaraja yang aktif dan di kelas kakakku terkenal aktif dan pandai, dimana setiap sore selalu banyak ngumpul mahasiswa ditempat tinggal kakakku dan bermain sepak bola di halaman kampus sampai sore dan malam bercanda dan bercerita. Disana aku merasakan memiliki banyak teman dan kehidupan baru sehingga mulailah aku menyadari aku sudah berada di bali dan sedikit demi sedikit melupakan kesan di kampung halaman dengan diajak berbagai kesibukan seperti main sepak bola, latihan teater, sembahyang sampradaya sai baba di kampung tinggi dan sebagainya. Singkat cerita mulailah pementasan teater di Padang Galak dan aku ikut sebgai pemain musik, aku merasa pertama kalinya aku naik mobil dalam rombongan bermain teater dan aku lihat sekeliling lewat kaca mobil bali begitu indah sepanjang perjalanan dari Singaraja menuju Padang Galak Denpasar. Setelah nyamai di sana aku melihat ramai sekali banyak penjual di lapangan padang galak dan ada panggung yang besar dan disanalah teater pentas.
Pada proses pementasan mau dimulai aku dan bersama mahasiswa lainnya mempersiapkan dekorasi sampai selesai dan saat mau mulai aku menghantarkan mahasiswa cewek untuk kencing sehingga aku telat memainkan musik dan aku ditegur ama dosennya untung ada Gapleh  (nama pangilan dannama benarnya Komang Agus Suartawan) yang memainkan musikku. Setelah itu aku memainkan musik sambil menonton pementasan disanalah aku mengetahui ternyata begitu pementasan teater dipanggung aku lihat sangat luar biasa dan kakakku aku lihat sangat memukau. Pementasan bejalan lancar dan aku ikut mengkemasi peralatan yang dipakai dan akupun diberikan baju kaos sama dengan para pemain teater lainnya, baju kaos hitam bergambar teater lalang gadang yang pertama aku miliki, dan pada malam itu menuju pulang. Selanjutnya beberapa hari setelah itu akupun pulang kampung di lokapaksa tempat ibuku dulu, berkenalan degan beberapa keluargaku disana terutama dengan pak Mekel namanya yaitu kakak dari ayahku yang beda ibu kandung dan sudah beda agama sejak kakekku masih hidup yaitu beragama Kristen, dialah yang ditipkan merawat dan menjaga warisan leluhur yang ada di lokapaksa seluar 1.6 hektar kebun yang berisikan jambu mente, bambu, kelapa dan tanaman lainnya yang aku lihat saat itu. Selanjutnya aku pergi kekeluarga ibuku yaitu mangku Ariaya yaitu adik dari ibuku yang saat itu tinggal di perbukitan, disanan suasananya sangat nyaman dan pamanku ini berbeda karakternya dengan pamanku yang Kristen yang ramah, sederhana dan suka cerita tentang masa lalu ibuku dan ayahku sehingga aku lebih tertarik menginap disana bersama kakakku.
Keesokan harinya aku berkunjung ke rumah adik kakakku yang perempuan yaitu Made Semita yang kebetulan juga sudah beda agama dengan aku yaitu sudah beragama Kristen sejak bibikku itu sakit yang lama dan susah disembuhkan setelah didoakan oleh pendeta Kristen yang kebentulan sekarang sebagai suaminya dari saat itulah bibikku pindah agama menjadi agama Kristen begitu juga dengan semua anak-anaknya. Karakter bibikku ini juga berbeda dengan pamanku yang Kristen, dia ramah dan suka bercerita kebaikan ibuku dan bapakku, dia sopan dan selalu memperhatikan aku seperti anaknya, sehingga aku ditawarkan ikut bekerja sebagai pengayah borongan irigasi desa Angkah Tabanan dengan harian saat itu Rp. 35 ribu, yang kebetulan mulai tes di kampus masih 2 bulan lagi maka untuk mengisi kekosongan aku, kakakku dan Gapleh ikut bekerja disana, dimana awalnya aku naik motor kesana dan dari saat itulah aku mengetahui Tabanan itu dimana walau hanya di desa Angkah heee.
Disana aku bekerja hampir satu bulan setengah dengan pekerjaan membuat campuran, membawa batu sampai membongkar senderan yang sudah rusak, begitu juga bila tidur disana dengan membuat tenda dari terpal. Disanalah aku mengenal banyak orang dan pengalaman seperti mendapatkan ikan be julit (bahasa balinya) saat membongkar senderan yang sudah rukak, dan disanalah aku dekat kembali dengan sepupuku Ngurah dimana ngurah ini dulu pernah tinggal di Sulawesi berdekatan dengan rumahku tetapi karena ayahnya meniggal akhirnya bibikkku dan semua anaknya pergi kembali ke bali. Setelah itu ngurah juga pernah datang ke Sulawesi kembali disanalah ada kenangan sedikit denganya dimana saat di datang orangnya sangat nakal suka usil tetapi dengan aku baik sekali, dimana aku dan dia sering memakan buah mente samapi bibirku dan dia terkelupas karena kena getahnya, menggangu orang sampai ayahku sendiri aku gangu dengan dia dengan mengejek sebutan Nyangyang (bahasa Bali) saat ayahku sedang bekerja di rumah Mbok Kadek Padmi tetanga sampai ayahku turun dan mengejar aku berdua. Begitu marahnya ayahku sampai mengejar aku berdua tetapi karena ngurah lebih tinggi dan besar dari aku maka dia lebih cepat larinya dan hanya aku didapatkan oleh ayahku, setelah aku didapatkannya aku ditariknya dan dibanting-bantingnya diparit di depan rumahnya Lutur Engkuk (nama pangilan) yang berisi air yang banyak  berulang-ulang kali sampai aku bayah kuyup sambil menagis. Setelah dibating beruklang kali akupun disudahi setelah ibuku dan bibikku datang melerai, akupun menangis tersedu-sedu, itulah pengalamanku dengan ngurah itu. Tetapi setelah sama-sama waktu kerja di desa Angkah aku bercerita lagi dengannya tentang masa lalu dia hanya tertawa saja, Ngurah ini sifatnya masih seperti dulu yaitu pandai ngomong, pemberani dan orangnya besar tetapi dia sopan dan menghormati aku karena aku masih dianggapnya keluarga walau dia sudah masuk agama Kristen.
Saat bekerja disana beberapa bulan banyak kejadian mengasikkan dari bekerja kecapaian, banyak cerita, sampai mandi di sungai sore-soresnya seakan-akan melupakan kenangan waktu di kampung halaman, setelah itu ada panggilan dari kakakku dari kampus karena kakakku tidak lama ikut kerja disana karena sebagai Bem di kampus jadi mungkin hanya beberapa minggu saja sedangkan aku dan gapleh sampai dua bulan. Kemudian setelah lama bekerja akupun dipanggil untuk kekampus karena akan ada tes selesksi mahasiswa baru dan akupun pulang dan mendapatkan gajih yang lumayan untuk bekal. Setelah sampai di kampus akupun ikut tes tulis, diamana aku tulis sesuai kemampuan tidak mencontek karena menurut kakakku aku pasti lulus karena aku adalah adiknya yang sudah dikenal kakakku oleh semua dosen yang akan mengujianya maka aku merasa aman saja. Setelah itu aku mengikuti tes wawancara dimana diwawancarai oleh dosen Rai Parsua yang masih aku ingat bahwa dia berkata ”kenapa kamu kuliah di bali, mengapa memilih jurusan  pendidikan agama Hindu dan bagaimana jika tidak lulus” itulah sedereta pertanyaan yang ditunjukkan kepadaku dan aku menjawabnya ”saya kuliah di bali karena di Sulawesi tidak ada sekolah Hindu seperti ini, dan saya memilih jurusan ini karena ingin menjadi guru agama Hindu dan untuk menambah pengetahuan tentang agama Hindu dan jika saya tidak lulus maka saya akan pulang lagi ke Sulawesi” aku berkata penuh dengan percaya diri dan penuh dengan ketegasan bahwa aku tahu tidak mungkin dosen itu tidak menerima aku karena aku dari luar bali yang diprioritaskan dan jika tidak lulus maka aku pulang maka dosen itu dan kampus akan merasa bersalah besar, begitulah pemikiranku saat itu. Selain tiu aku ditanya apa hobinya dan aku jawab hobinya main bulutangkis dan karate karena itu yang aku bisa saat itu.
 Saat selesai tes itu ya kira-kira bulan akhir Agustus 2007 akupun dinyatakan lulus kemudian aku mempersiapkan perlengkapan yang diberitahu saat teknikel miting di kampus dimana setelah beberapa hari setelah itu aku naik bus bersama dengan mahasiswa baru lainnya yang disiapak bem termasuk kakakku menuju kampus IHDN Denpasar di kampus Bangli di desa Kubu Bangli. Saat aku naik bus kakakku mengatur semuanya dan aku dibilang ngak usa lengkap sekali bawa peralatan yang diberitahu Bem karena kakakku yang tanggung nanti dan katanya semua kenal dengan kakakku, sehingga degan itu aku hanya membawa yang bisa aku temui dan beli. Setelah itu aku naik bus melihat pemandangan sepanjang perjalan dari Singaraja menuju Bangli yang begitu indah dan aku merasa sangat bahagia dan aku melihat lembah dekat bukit penulisan yang sama persis yang ada di dalam mimpiku saat aku masih di Sulawesi dan aku berpikir inilah tempat yang aku temui dulu yaitu sebuah lembah yang dalam dan berisi sungai yang airnya jernih disanalah aku mandi begitulah kejadian dalam mimpiku. Dimana aku berpikir bagaimana aku bisa memimpikannya sementara aku belum pernah melihat dan melewati tempat itu begitulah pemikirannku sampai sampai di Bangli.
Setelah perjalanan panjang kurang lebih 2 jam aku terus penasaran dimanakah kampusnya yang aku rasa begitu jauh dan setelah sampai aku lihat kampusnya begitu luas dan ada gedung tinggi besar dan berlantai tiga berbeda dengan kampus Singaraja yang sempit dan hanya satu lantai seperti sekolah SD aku lihat tetapi aku bangga. Sebelumnya sewaktu aku sebelum ke bali aku tidak mengenal IHDN Denpasar karena brosurnya tidak sampai di Sulawesi hanya ada brosur UNHI dan Mahendradata saja maka aku hanya berkeinginan kuliah disana tetapi kakakku melarangnya dengan nada tidak menegaskan tetapi menyarankan saja bahwa kalau kuliah disana akan susah nanti karena itu kampus swasta yang biayanya tinggi dan pemerintah lebih mementingkan lulusan kampus yang negeri. Maka dengan saran itu aku memilih IHDN sebagai sekolah negeri, dan aku mengetahui lo IHDN memiliki banyak kampus yaitu ada di Singaraja sebagai kampus II dan kampus Bangli sebagai kampus pusat katanya dan kampus Denpasar sebagai kampus awal tetapi segala urusan kantor masih terpusat di Denpasar saat itu karena rektorat belum dipindahkan karena gedung di Bali baru berdiri setahun.
Setelah aku sampai di kampus aku berbeda dengan mahasiswa lainnya dimana yang ikut dalam bis tersebut tidak semua mahasiswa Singaraja tetapi yang berkenan ikut dan yang semua ikut tidurnya di dalam ruang kelas di kampus sedangkan aku dan gapleh tidurnya bersama kakakku di ruangan yang akan dijadikan kantor fakultas. Sejak hari pertama ospek aku mendapatkan kelompok Arjuna dengan pendamping Bem dari Singaraja yaitu Satria namanya dan disanalah aku kenal lebih dekat yang bernama Heri Dianandika yang sebelumnya kenalan waktu pendaftaran di Singaraja, dia duduk pas disampingku dan bersama mahasiswa Singaraja seperti bernama Wid. Saat pengumpulan alat-lat yang disampaikan kadang aku ngumpul dan saat aku tidak bawa apa yang diperintahkan senior aku tidak bahwa dan aku dilindungi oleh bli Satria dan kakakku sehingga aku tidak masuk ruang Sidis atau ruang penghukuman bagi mahasiswa yang membangkang. Kemudian pada hari kedua mulai ada diskusi mengenai kemahasiswaan tentang penolakan dan menyerukan mengangkat tangan dengan tangan kiri maka aku dan Heri menolaknya dimana sebelumnya juga bila ada diskusi aku dan Heri selalu bertanya sehingga mahasiswa Singaraja terus terkenal keberaninanya. Sebelumnya juga aku sering diceritakan oleh kakakku dan Sunarno tentang sepesial mahasiswa Singaraja dengan mahasiswa lainnya yaitu berani, benar, dan aktif, maka aku akan melanjutkan itu akarena aku ingin seperti kakakku dan Sunarno sebagai patokannya.
Sehingga dengan dasar itu aku dan Heri terus bertanya sehingga aku dan Heri menolak mengajak mahasiswa menyerukan dengan mengunakan tangan kiri waktu itu sampai aku diundang kerung Bem untuk berdiskusi lebih lanjut tetapi yang menyampaikan itu tidak menanggapinya. Dari sanala aku semakin terkenal saat ospek itu karena berani menantang pemakalah kalau pendapat saya benar dan pendapat pemakalah mengenai kemahasiswaan itu salah sehingga aku terus disemangatin oleh bli Satria. Menginjak pada hari ketiga aku mulai berpikir tentang mahasiswi yang duduk di samping kiriku dan di samping kanan adalah Heri dan di belakang adalah Wid, dimana aku berpikir gemana kalau aku mencari pacar disini dan kemudian sambil mendengarkan ceramah para dosen dan pejabat kampus aku mulai pendekatan kepada mahasiswa yang duduk di sampingku yang bernama Putu Widya, setelah seharian pendekatan diapun mulai tertarik padaku dan pada sore harinya aku diterima untuk main kekosnya yang berada di depan kampus Bangli. Gadis ini menurut aku biasa saja, orangnya pendek, tidak terlalu putih tetapi lumayan untuk pacar dari pada jomblo, sehingga pada malamnya aku mulai jalan kekosnya bersama Heri, dimana Widya ini berasal dari Negara atau Jembrana sehingga nyambung berbicara dengan Heri tetapi aku sudah bilang dengan Heri bahwa aku mendekatinya sehingga dia mengerti dan saat aku berbicara padanya dan mengatakan cinta dan akhirnya dia menerima aku diaman dia belum begitu percaya sebab dia berkata ”baiklah kita jalani saja dulu hubungan kita ini tetapi bagaimana kita menjalani hubungan ini sementara aku kuliah di Bangli da kamu kuliah di Singaraja” dan akupun menjawabnya ”ya kita jalani saja walau berjauhan tetapi aku rencana pindah ke kampus Bangli jika kamu benar-benar menerima aku dan suka padaku” dengan dasar itu sehingga dia manu menerima aku tetapi sikapnya biasa saja seperti tidak begitu cinta.
Setelah itu aku pulang dan hatiku sangat bahagia karena punya pacar sekarang, dan setelah besoknya mulai saling tersenyum saat ospek dan saling pandang. Begitu aku bermain sorenya kekosnya aku rasakan seperti tidak pacarannya saja karena tidak begitu diperhatikan dan perhatinnya biasa saja dan bagiku juga tidak begitu cantik sehingga aku merencanakan hanya pacar sementara dan tidak serius sehingga tidak aku perhatikan juga sampai ospek itu selesai akupun pulang ke Singaraja dan mengatakan padanya aku akan sering ke kampus Bangli untuk bertemu dengannya. Setelah sampai di kampus Singaraja aku mulai mempersiapkan baju kuliah dimana baju itu tidak membeli tetapi menggunakan baju yang sudah dipakai oleh kakakku dan baju dan celananya masih bagus dan aku merasa bangga memakainya karena kakakku sudah  selesai kuliah sebab kakakku hanya mengambil jurusan D2 dan ingin berencana melanjutkan kuliah S1 tetapi ayahku tidak memperbolehkan sebab biayanya tidak ada dengan itu kakakku mengerti dan tidak melanjutkannya dan menyuruhnya pulang ke kampung halaman kembali.
Maka kali kedua kakakku mengalah demi aku dengan tidak melanjutkan pendidikannya yang dia inginkan yaitu pertama dia harus tidak tamat dan selesai kuliah Bahasa Asing di Kendari karena aku melanjutkan sekolah SMP dan SMA sebab orang tuaku tidak punya biaya untuk membiayai sekolahku dan biaya kuliah kakakku dengan itu kakakku disuruh berhenti kuliah, kemudian kakakku melamar sebagai polisi Pamong Praja agar bisa membantu aku sekolah SMA kemudian setelah aku kelas III kakakku kuliah D2 di Bali tetapi saat  aku kuliah S2 kakakku disuruh tidak melanjutkan ke S1 karena orang tuaku lagi tidak memiliki biaya untuk menguliahkan kedua anaknya maka salah satunya harus mengalah dengan itu kakakku disuruh mengalah dan kakakkupun bersedia mengalah dengan tidak melanjutkan kuliah dan disuruh balik ke kampung halaman untuk membantu orang tuaku mencari biaya  untuk biaya kuliahku di bali. Dengan itu bertepatan selesainya studi dan selesai membuat Tugas Akhir (TA) D2 dan tidak adanya wisuda bagi mahasiswa tamatan D2 kakakku dengan kecewa tidak ada wisuda kemudian kakakku bersiap-siap untuk pulang.
Tetapi sebelum kakakku pulang aku dicarikan kos yang dekat dengan kampus sebab pegawai yang bernama Ketut Pustaka Sekar terus memperingatkan agar segera pindah dari tempat tinggalku sebelumnya yaitu di belakang aula kampus Singaraja, sebuh gedung kososng bekas mes dan gedung transit dosen. Dimana saat itu aku sudah muali kuliah  pada minggu-minggu pertama aku menggunakan pakaian yang sering digunakan kakakku kuliah sebuah  celana biru dan baju putih dan beberapa buku kosong. Pada saat sebelum pindah dan masih nego karena belum dapat kos baru aku kenal dengan temanku satu kelas yaitu Mahendro dia tuanya sama dengan kakakku tetapi dia belakangn kuliah dan dia satu kelas dengan aku begitu juga dengan heri satu kelas dengan aku. Kemudian Heri mengajakku kegriya Sulinggi balai Agung berniat tinggal disana agar dapat tempat geratis tetapi setelah aku berkunjung kesana tempatnya tidak begitu bersih dan peraturannya tidak boleh keluar sembarangan dan membantu segala aktivitas di Griya. Maka aku mempertimbangkan jika tinggal disana maka aku tidak bebas berkreatifitas dan aktif di kampus maka aku memutuskan tidak tinggal disana.
Setelah tidak memilih tempat di griya kakakku mencarikan kos di dekat kampus yaitu di Jalan Kresna gang 1 di rumahnya pak Sunarta namanya tetapi sebalum aku menemukan tempat itu aku ingin bercerita sedikit mengenai kenangan waktu beberapa minggu aku masih tinggal di kampus sejak pertama awal kuliah. Diamana kakakku masih tinggal di bali setelah aku kuliah 2 bulan lamanya dan setiap harinya aku diberitahu rahasya-rahaysa menjadi dikenal oleh dosen-dosen yaitu dengan aktif di kampus, mengikuti semua UKM terutama UKM teater dan volly kebetulan kakakku sebagai pengurus UKM Volly dan teater diamana saat itu ada pertandingan Volly di Undiksha dan IHDN mendapatkan juara III. Selain itu sewaktu perkulihaan awal aku jarang bergaul hanya ada di dalam rumah saja kemudian pada sore harinya aku mendengar orang betengkar di kelas yang agak rusak dan ada beberapa mahasiswa yang sedang ngumpul-ngumpul di ruang lainnya. Saat aku lihat ternyata ada mahasiswa yang sedang bertengkar dengan pacarnya yaitu bernama Guna dan Yuni, Guna sendiri aku kenal saat teater begitu juga Yuni aku kenal saat teater dan kebetulan mahasiswi yang pernah aku anter kencing saat malam pementasan di Padang Galak Denpasar.
Mereka bertengkar dan sudah sempat dilerai oleh kakakku dan teman lainnya tetapi Yuni tidak mau malah mengunci dirinya di kamar mandi dekat dengan tempat tinggalku yaitu di kelas sebelah. Aku melihat Guna sudah merayunya keluar tetapi tidak mau, begitu juga kakakku menyuruh keluar tetapi tidak mau dan mahasiswa lainnya, dan aku berpikir jangan-jagan dian bunuh diri didalam kamar mandi karena prustasi sebab isu yang aku dengan, dia diputusin ama Guna dan masalahnya aku tidak tahu maka aku berpikir jangan-jagan dia bunuh diri. Kemudian aku memberanikan diri untuk memberitahu dan menyuruhnya keluar dari kamar mandi dan anehnya dia mau keluar dan malah keluar dan langsung memeluk aku dan bercerita bahwa dia sakit hati dan akupun mengelus-elus rambutnya. Setelah itu dia mau tidak menagis lagi dan aku ajak duduk didekat tempat tinggalku dan bercerita-cerita sehingga nyambung. Singkat cerita beberapa hari setelah itu diapun terus bermain ketempat tinggalku dan mulai terlihat ada kedekatan dengan aku dan akupun berpikir kalau dia suka padaku kemudian aku mencoba mengajak untuk berpacaran dengan aku dan tanpa selang beberapa hari dia langsung menerima aku sebagai pacarnya.
Sejak saat itu mulai semangat untuk pergi kuliah dan setiap hari dia pasti singgah ketempatku yang kebetulan di belakang aula dimana dia kuliah. Setelah beberapa minggu setelah itu aku mulai berpindah di kos baru di pak Sunarta setelah sebelunya aku tinggal di kampus bersama dengan kakakku, aku, Heri dan Gapleh dengan tidur beralaskan karpet dan kasur lipat saja, ruanga yang luas yang terdapat piano milik Bli Putu Sanjaya yang saat itu aku kenal tetapi tidak dekat yang masih menjadi pegawi di kampus. Dimana saat itu aku sering memainkannya dan aku sempat menciptakan beberapa lagu dengan piano itu dan belum memiliki gitar saat itu. Kemudian aku berpindah kekos baru bersama dengan Heri, aku dan Gapleh dan disana sudah ada mahasiswa jurusan bahasa Bali yaitu Gede Arsawan yang sudah duluan nyari kamar dan sepakat kalau aku dan Gapleh sekamar dan Heri dengan Arsawan satu kamar yang letaknya di depan dekat dengan sanggah. Disanalah aku sering meminjam gitarnya Merry yang sebelumnya juga aku kenal di kampus bersama dengan Adi Asnawa, kai sering jalan-jalan bersama dan menamakan rombongan ini dengan nama Pandawa. Dimana aku sebagai Yudistira karena mukaku terlihat paling tua dan paling aktif, Heri sebagai Arjuna karena paling ganteng antara kami, Gapleh sebagai bima karena badanya yang besar, Arsawan sebagai Nakula karena pandai menyayi, Adi Asnawa sebagai Sahadewa karena rambutnya kriting dan selalu bersama-sama dengan Aresawan sedangkan Mery sebagai Durpadi karena dia satu-satunya perempuan yang selalu bersama-sama kami, dia tinggal di jalan kresna gang IV yang dekat juga dengan kampus. Merypun sering bermain kekosku bersama Adi Asnawa sejak kenal di kampus dan sering juga datang ketempat tinggalku  di kampus dulu.
Kami berenam sering berkumpul bermain ketaman kota, saling  mengejek dan menamakan diri sebagai Pandawa dan kami ingin selalu bersama-sama dan saat itu memang Mery seperti laki-laki sehingga diantara kami yang cowok tidak tertarik padanya. Saat aku masih tinggal di kampus kami sering bermain piano bersama-sama dan saling rebutan dan jika pacarku datang yaitu Yuni mereka mengerti dan pergi keluar sedangkan aku biasa berbicara berdua dan bahkan berciuman dengannya, dan biasa setiap pacarku itu mau pulang selalu datang ketempatku dan berciuman dahulu barulah pulang begitulah setiap harinya sehingga aku merasa semakin senang kuliah dan melupakan kesan waktu di kampung halaman. Selam bermain piano ada beberapa lagu aku bisa ciptakan dan aku tulis selain itu Mery mempunyai gitar dan sering membawanya ke kampus dan aku bisa menggunakannya untuk mengarang lagu.
Sehingga saat berada di kos baru kami masih juga ngumpul dan bapak kospun tidak melarangnya sehingga bertepatan saat kakakku mau pulang ke Sulawesi dimana saat aku sudah tinggal di kos baru kakakku mash tinggal di kampus tempat tinggalku duru beberapa hari sebelum pulang. Saat kakakku mau pulang kakakku mengadakan perpisahan berupa pertunjukkan teater dan monolog sehingga aku bersama teman-temanku berinisiatif membuatkan lagu-lagu perpisahan yang aku karang sendiri bersama teman-temanku yang berjudul ”selamat jalan”. Lagu ini aku ciptakan dengan lirik dan anada yang aku ciptakan tanpa mencontek yang sudah ada dan kami menyayikan dengan berbentuk paduan suara dengan aku, Heri, Gapleh, Arsawa, Adi Asnawa, Mery, Ayuk, dan Yuni. Saat perpisahaan yang dilakukan diaula yaitu sore harinya Sonarno mementaskan teater mini yang mengisahkan awal pertemuannya dengan kakakku sampai apda perpisahan dimana yang datang semua teman-temankaku melihatnya terharu dan bersedih, sampai Sunarno meneteskan air mata dan kakakku naik ke panngggung dan berpelukan dengan Sunarno dan teman lainnya.
Saat tiba giliran kami dengan berbagai acara lainnya kami duduk berderet seperti paduan suara dan aku memegang gitar dan memainkannya dan Mery dan Ayuk membacakan puisi yang dia buat sendiri dan kemudian bernyanyi bersama-sama lagu-lagu yang kami ciptakan khusus mengenang perpisahan ini dengan judul selamat jalan. Aku melihat kakakkupun masih menangis dan aku menyampaikan lewat puisi itu ”dulu aku pernah bersedih saat kau pergi dengan jaket hitam tebalmu melambaikan tangan dan menjauh bersama kapal Tilongkabila di lautan pergi ke bali, tetapi mengapa saat aku berjumpa padamu di bali kau malah meninggalkanku lagi dan tidak bersama lagi mungkin kali kedua kau akan melambaikan tangan terlihat menjauh bersama kapal Tilongkabila lagi”. Itulah yang aku sampaikan sela-sela nyayian lagu itu. Setelah itu kami berkumpul mendegarkan kesan-kesan yang disampikan kakakku sambil duduk melingkar datang juga Bli Putu Sanjaya, Satria dan teman-teman lainnya termasuk Pak Rai Parsua yang sata itu sudah jadi dosen.
Keeseokan harinya sebelum berangkat dimana sudah disediakan mobil berangkan dan akan dianter oleh teman-temannya termasuk Sunarno, Satria, Dewa Ekam, aku, Gapleh, Heri, yuni dan lupa lagi lainnya, kakaku memberitahu bahwa ”teman aku titipkan adikku pada kalian jagalah dia, ajarilah dia dan buatlah dia menjadi mahasiswa yang berprestasi” dimana dia ajak berbicara yaitu temannya Sunarno dan Dewa Ekam yang saat itu Sunarno sebagai ketua UKM teater dan Dewa Ekam Sebagai ketua Menwa di Singaraja. Kemudian kami berangkan ke Denpasar yaitu di pelabuhan Benoa disana kami berkumpul sebelum berangkat setelah mendapatkan tempat untuk kakakku dan saat sebelum berangkat semua teman yang mengantar dipeluk oleh kakakku sambil menangis yang kulihat paling menangis adalah Sunarno dan Dewa Ekam karena dialah teman yang paling dekat dengan kakakku dan kemudian memeluk aku, akupun menangis tanpa malu lagi dan berkata ”bli kenapa bli meningalkan aku lagi setelah di Sulawesi bli tinggalkan aku sekarang di bali bli tinggalkan aku lagi, aku dengan siapa disini” maka kakakku menjawab ”ya tenang saja sudah ada Sunarno dan Dewa sebagai penganti kakak selama di bali ya, ingat jadilah mahasiswa yang berprestasi dan nanti pulang bisa membangakan orang tua”. Kata-kata itulah yang aku ingat sampai sekarang.
Setelah itu kakakku menaiki kapal yang akan berangkan, suara bel kapal yang besar terus berbunyi menandakan kapal akan segera berangkat, terlihatlah kakakku di samping kapal yang terlihat dari luar melambaikan tangan sambil menangis. Aku lihat Sunarno dan Dewa begitu juga teman lainnya dan juga aku menangis maka terlihatlah lambaian tangan kakakku sama seperti lambaian sewaktu dia meninggalkkan aku di Kendari mau ke bali, terlihat sama dan aku sangat sedih waktu itu dan terlihat juga Dewa dan Sunarno sampai ujung pantai menagis sambil duduk di lantai menagis, kami semua tetap di pelabuhan sampai orang-orang pada sepi dan kapal sudah tidak terlihat lagi, dimana aku lihat kakakku tetap melambaikan tangan sampai kapal terlihat kecil dan tidak terlihat lagi. Hati ini terasa sedih dan tidak ada orang lagi di sampingku yang menyayangi aku dan melindungi aku, aku merasa inilah saatnya aku sendiri lagi dan berjuang tanpa bantuan kakakku. Aku merasa seperti lemah tetapi Sunarno dan Dewa memengang lengan atasku dan berkata aku ada disini dan membantumu ayo kita pulang.
Setibanya di Singaraja ditempat tinggalku aku merasa kesepian karena tidak ada kakakku yang membantuku tetapi ada teman-temanku yang selalu bersamaku, selain itu aku sudah punya pacar yaitu Yuni dimana dia adalah kakak kelasku satu tingkat yang berbodi tingginya lebih tinggi sedikit dari aku, rambut panjang kulit sawo matang tapi lebih putih dari pada aku. Aku senang padanya karena hampir setiap hari bertemu da ke kosku untuk menciumku dan kadang merapikan kamar. Setelah beberapa harinya saat aku kuliah aku sering bertanya di dalam kelas sehingga aku terkenal di kelas begitu juga dengan Heri yang aktif berbicara sehingga yang terlihat di kelas aktif adalah aku, heri, Gapleh, Arsana hanya itu. Sehingga para dosen makin mengenal aku sampai bila ada tugas, tugas dan persentasi aku dan kelompok aku yang terbaik. Dengan menunjukkan itu aku menjadi terkenal dan dipercaya ama teman-teman di kelas sehingga beberapa teman di kelas bila ada tugas kelomok dan individu aku dimintai bantuan membuatkan tugas dan mengantinya dengan uang sebagai imbalannya.
Setelah beberapa hari dan kebetulan malam minggu aku diajak ama pacarku jalan-jalan kepantai Hepy dimana dia datang ke kosku membawa motor dan aku tidak punya motor dan uang didompet juga pas-pasan tetapi dia mengajak aku. Dia datang malam sekitar jam setengah 7 membawa motor sendiri berpakaian rapi dan aku lihat cantik kemudian aku yang membawa motornya dan pergi ke pantai yang aku tidak tahu jalannya tetapi dia menunjukkan jalannya, setelah sampai disana aku lihat pantainya agak gelap dan banyak terlihat pohon besar didekat pantai itu. Maka aku diajak di bawah pohon-pohon itu dan aku lihat  setiap bawah pohon itu ada pasangan yang sedang berpacara dan bebas berciuman dan dia memilih pohon yang belum ada pasangannya. Suasana disana gelap tidak begitu jelas melihat orang jika tidak didekati maka aku duduk bersama dia diakar pohon itu yang dibawahnya terdapat pasir pantai menghadap ke pantai laut lepas. Kemudian berbicara sebentar selanjutnya berciuman sampai pada aku mencium payudaranya dan itu kali pertama kau mencium payudaranya sampai pada dia mengambil kemaulanku. Kesan disana seperti aku rasakan kurang baik karena mungkin bisa bersenggama disana tetapi saat aku mulai meraba lebih serius dia tidak memperbolehkan karena ramai dan tidak mungkin, maka setelah hampir satu setengah jam disana kami memutuskan untuk pulang kekos.
Itulah malam yang pernah aku jalan-jalan dengan pacarku itu, dan selanjutnya hanya bertemu di kampus dan kadang di kampus mencari tempat kosong yaitu ditempat tinggalku dulu untuk berciuman dengannya hee. Lanjut cerita saat itu Gapleh sebagai korti atau ketua kelas mendapat informasi mengikuti organisasi BANI (Barisan Anti Narkoba Indonesia) yang dibentuk oleh pak Made mangku  Pastika yang saat itu menjabat sebagai kepala BNN setelah menjabat sebagai kapolda bali yang berhasil menagkap teroris yang meledakkan bomnya tahun 2002 dan tahun 2004 di kuta. Kami berkumpul memakai baju merah yang diberikan organisasi BANI untuk menuju Badjra sandhi di Denpasar, dengan itu aku bersama pacarku nai motornya bersama teman-teman lainnya. Saat sampai di Denpasar yaitu di Badjra Sandi ada deklarasi BANI yang sebelumnya berkumpul di perumahan milik pak Mangku yang dikoordinir oleh presiden BEM IHDN Denpasar sampai pada selesai deklarsi. Setelah selesai deklarasi kami dari Singaraja pulang dengan tidak sama-sama dan saya dan pacarku hanya pulang bersama-sama dan aku yang membawa motornya dan juga sering bergantian. Saat dia membawa motornya aku sering memasukkan tangan kepayudaranya agar hangat saat melewati Bedugul yang dingin, tetapi saat aku membawa motornya aku dengan pacarrku ditelpon orang cowok menanyakan dan dia menjawa ”wis aku dalam perjalan pulang ni, dan aku jalan dengan Juli” aku sedikit curiga kenapa dia bila lagi sama juli (teman perempuannya) sementara dia sedang berboncengan dengan saya. Setelah sampai di kos aku bertanya padanya ”kenapa tadi kamu bilang kamu sedang berboncengan ama Juli padahal sebenarnya kamu berboncengan dengan aku” dan dia menjawab ”ngak itu kakakku, aku ngak mau ditahu berpacaran yang sebenarnya aku tidak boleh pacaran makanya aku sering sembunyi-sembunyi saat jalan-jalan”. Dengan perkataanya itu aku percaya sedikit tetapi aku tidak percaya sepenuhnya. Karena seperti yang terjadi sebelum-sebelumnya dia sedikit berbeda apabila menerima sms dan aku tidak serius menaggapinya saat itu tetapi saat menerima telpun itu kecurigaanku makin besar.
Selanjutnya saat kuliah di kampus aku sempat mengikuti semua UMM yang ada di kampus termasuk di dalamnya adalah teater, Menwa, volyy, basket sehingga aku ikut setiap latihan teater, menwa dan volly. Seingat aku aku sempat mengikuti latihan Menwa di kampus Singaraja dengan lari, pus up, dan latihan lain dan aku diberikan pasilitas celana dan sebagainya oleh dewa Ekam dan aku sering main kekosnya dan memberikan motivasi begitu juga dengan Sunarno yang sering memberikan aku motivasi saat latihan teater. Banyak sebenarnya kejadian saat itu tetapi hanya beberapa yang aku ingat dan aku bisa tuliskan dalam kisahku ini dan setelah 2 latihan menwa sampai pada latihan di kampus Warmadewa bersama Menwa disana untuk tradisi latihan bersama kemudian sampai pada tradisi merebut baju hijau dan semua baju dan sepati dipinjamkan oleh dewa Ekam tetapi karena sat mau latihan di Rindam harus membeli baju lengkap baju PDL dan baju PDH sebesar Rp. 250 ribu tetapi karena aku tidak punya uang saat itu dengan berat hati aku berbicara dengan dewa Ekam sebagai teman kakakku yang dititipkan pesan olehnya meminta mengundurkan diri sebagai menwa begitu juga dengan Heri dan Gapleh.
Setelah saat itulah aku berhenti sebagai Menwa dan hanya terfokus di teater dan volly, tetapi volly juga tidak begitu aktif hanya latihan persahabatan saja di desa selat selanjutnya tidak ada lagi  karena para pemiannya sudah mulai tamat. Sedangkan teater aku tetap mengikutinya sebab tidak mengeluarkan uang justru asik berkumpul bersama-sama termasuk pacarku ikut teater dari dulu. Sehingga pada suatu ada acara Saraswati di kampus tidak mengadakan malam Siwalatri aku bersama Heri dan Gapleh, Sunarno berniat mengadakan malam Siwalatri dengan beberapa mahasiswa lainnya dan yang datang sekitar 19 orang dengan membentuk lingkaran di aula berkarpet biru ditengahnya ada rangkain bunga dan aku membelikan beberapa kue. Disana kami berdiskusi mengenai Siwalatri dan hadir juga Pak Rai Parsua, Bli Sanjaya, bli Marma dan mahasiswa lainnya, diskusipun terasa hangat sehingga sampai didengar oleh dosen dan Bem saat itu. Sehingga pada malam Siwalatri diadakanlah malam perenungan Siwalatri diadakan Dharmatula di aula, diadakan pementasan dan beberapa lomba maka disana aku mengikuti pementasan teater pertamaku di kampus yaitu dengan judul ”gede basur”.  
Sekarang aku lanutkan lagi menceritakan ceritaku setelah kemarin malam aku menulis sampai jam 10 malam dan istirahat tidur dan dipagi ini tepatnya jam 9 pagi kamis 5 september 2013 aku lanjutkan kembali. Dipagi ini aku bangun berharap aku bisa menyelesaikan tulisanku ini paling tidak sampai pada aku tamat kuliah S1 setelah itu aku lanjutkan menceritakan kisahku sampai saat ini. Dimana tiba saatnya aku akan pentas teater di kampus bersama dengan anggota teater lainnya dan senior dengan judul gede basur dimana aku diberikan peran sebagai Nyoman Karang mempunyai putri bernama Sukesti yang disuka dengan Kigaron putra dari Gede Basur yang sakti. Pementasan itu dimulai pada jam 3 pagi setelah rangkaian acara seperti Dharmatula, diskusi, Dharmawacana dan sembagainya, dimana dalam pementasan itu aku merasa berwibawa dan bangga karena dapat tampil di depan banyak mahasiswa. Sebenarnya banyak kejadian setelah itu tapi aku lupa sehingga yang masih melekat dipikiranku saat ini saja aku tulisakan dalam ceritaku ini, dan lanjut cerita  setelah beberapa harinya aku mulai kuliah seperti biasa aku berangkat kuliah dari kosku jalan kresna gang I menuju kampus jalan kresna gang III jalan kaki melewati gang di belakang dengan jalan setapak dan jaraknya juga dekat. Pada sore harinya seperti biasa aku jalan-jalan ke kampus dan singgah di tempatku dulu di belakang kampus itu dan datanglah Yuni pacarku dulu itu dan aku ajak ke dalam sambil main piano karena pianonya bli Sanjaya masih belum diambil. Kebetulan teman-teman lagi di  atas dikantin Buk Nadi yang masih tinggal didekat sekolah Dwijendra saat itu aku di bawah ditempatku dulu bersama pacarku bermesraaan, sat disana dan suasana sepi aku berkeinginan mengaulinya dan sudah saling berciuman dan sudah hampir bukabukaan tetapi lanjut cerita tiba-tiba teman-temanku datang sehingga tidak jadi melakukan itu.
Lanjut cerita aku masih berpacaraan dengan Yuni kakak kelasku itu, dan saat malam minggu aku diajak jalan-jalan kerumahnya yang berada di kelurahan penarukan tepatnya di depan SMA Penarukan, saat itulah aku pertama kali kerumahnya dan bertemu dengan bapaknya dan ibunya dan aku duduk di kamar tamunya. Sekitar 1 jam aku dirumahnya dan aku lihat keluarga kurang begitu ramah dan bagus suasanya rumanya juga kurang berkenan dihatiku tetapi aku pengen serius dengannya maka sering aku beritahu dia sejak awal pacaran bahwa aku pengen serius dengannya dan aku sering mengatakan ”aku ingin serius dengan kamu dan jangan permainkan aku apalagi berhiyanat di belakangku, aku sudah sering disakiti perempuan aku harap kamu tidak demikian” dan diapun menjawab ”aku serius juga ama kamu dan percaya aku setia ama kamu tidak ada seorangpun dihatiku lagi selain kamu selamanya”. Mendengar kata-katanya aku senang sekali dan aku putuskan aku akan menikahinya nanti saat aku tamat kuliah, dan beberapa hari kemudian aku sering kumpul-kumpul dengan senior-senior sekelas dengan kakakku dan bercerita kalau yuni itu dulu pernah berpacaran ama kakakku jadi aku berpikir aku berpacaran dengan mantan kakakku sendiri aku merasa pantesan kakakku sikapnya sedikit berbeda saat Yuni ini jalan-jalan menemui aku di kampus tempat aku tinggal dulu tetapi aku tidak memperhatikan.
Aku ingin menceritakan kembali saat aku masih tinggal di kampus kebetulan ingat dimana saat malam tidur dengan kakakku ada orang yang datang malam-malam mau numpang tidur disanana dan dia adalah Eka Anaya, dia berpacaran dengan Suni teman kakakku tetapi karena tidak berani menginap di kosnya dia numpang tidur di tempatku dan itu sudah sering dilakukan sebelum aku datang dan sudah kenal dengan kakakku sejak lama, selain karena dulu pernah saingan kakakku dan Eka Anaya mencari Suni dan kakakku kalah juga karena Suni satu kelas dengan kakakku dulu (menurut cerita Eka Anaya). Pada saat malam itulah aku pertama mengenal Eka Anaya dan dia aku kenal pandai bicara dan pemberani kemudian seterusnya dia sering berkunjung di kampus sambil apel ke kosnya Suni yang dekat dengan kampus yaitu di rumahnya Pak Tika.
Kini aku akan bercerita ketika ada HUT kota Singaraja aku diikutkan sebagai pemain naga dan kebetulan kampus mengirim ogoh-ogoh Dewa Ruci yang diprakarsai oleh Bem Singaraja dan mendapat biaya dari kampus. Ogoh-ogohpun dibeli oleh mahasiswa dan panitianya saat itu Satria tetapi beberapa dibuat di kampus dengan mahasiswa dan akupun dikasi baju berwarna merah bergambar dewa ruci dan sampai saat ini baju itu masih bagus. Beberapa hari sebelum pementasan terus latihan di kampus setiap sorenanya disanalah aku mulai dekat dengan beberapa senior lainnya dan beberapa mahasiswa lainnya. Singkat cerita saat pementasan dimulai dari depan tama kota sampai apda kampus bawah Undiksa hanya menggunakan kamen dan tidak memakai baju dan alas kaki dan membawa kain bergambarkan naga dengan kurang lebih 13 mahasiswa dan menarikannya pada setiap perjalanan. Setelah itu aku kembali beraktivitas kuliah di kampus dan aku berkeinginan membeli komputer saat itu tetapi setelah aku beritahu ayahku katanya tidak mempunyai uang sebanyak itu yang saat itu harganya sekitar Rp. 4.5 juta, sehingga aku mengajak Gapleh untuk bersama-sama berdua membeli komputer itu dan dia setujua karena setiap membuat tugas kampus selalu merental dirental dan apabila aku membuatkan tugas teman-teman lainnya untungnya sedikit kalau merental komupter, dan jika punya komputer sendiri dan printer sendiri tentu lebih banyak untungnya.
Sejak saat itulah aku melihat adanya peluang bahwa dengan punya komputer aku bisa banyak membuatkan tugas-tugas teman sekelas dan teman-teman lainnya dimana saat itu setiap makalah aku beri harga Rp30 ribu sampai pada Rp. 50 ribu. Sehingga aku semangat sekali agar bisa memiliki komputer dan aku dikirmkan uang  Rp. 2.5 juta begitu juga Gapleh dan akhirnya aku membeli komputer di toko Cipta Trampil yang saat itu berada di depan bank BRI jalan Ngurah Rai Singaraja. Kemudian komputer itu aku bawa kekos dan dibuatkan banten pejati dan dihaturkan oleh bapak kosku sebagai bentuk permohonan semoga komputer ini selalu bak dan memberikan banyak rejeki dan biasa kalau ada barang baru selalu dibantenin dulu. Aku juga ingin ceritakan dahulu sebelum aku punya komputer aku sering lari sore bersama Heri, Gapleh, Arsawan menuju kerumahnya Adi Asnawa yang berada dekat SPN dekat pantai dan aku berlari menyusuri pantai sampai pantai penimbangan, begitulah aktivitasku dulu yang sangat kompak dan bahagia karena saat itu baru aku saja yang punya pacar  dan yang lainnya belum punya pacar, o ya saat juga aku sudah punya Hp dan sering sms dengan pacarku dan sudah bisa menghubungi keluargaku di Sulawesi karena kakakku punya hp tetapi bila mau menelpun harus naik pohon dulu karena belum ada tower saat itu di kampungku. Aku masih ingat hpku dulu mereknya Motorola yang aku beli bekas yang di desa Bungkulan yang dianter dengan teman kelasku bernama Gusti bagus Indrawa (pangilan Bentar) dengan harga Rp. 600 ribu.
Sebenarnya di kelas aku cukup terkenal dan aku sudah banyak kenal teman-teman di kelas seperti Arsana, Bentar, Hari, Antara, Seni, Sutrawan, dan lainnya tetapi yang dekat saat itu seperti Bentar, Sutrawan, Mustiko, dan yang lainnya setelah itu. Kembali setelah aku punya komputer maka aku terus membuatkan tugas teman-temanku di kelas sehingga aku banyak mendapat orderan semakin banyak kenal teman-temanku di kelas karena selain saat persentasi aku paling sering bertanya baik kepada Dosen dan teman saat persentasi kelompok sampai teman-temanku di kelas takut padaku karena saat awal persentasi kelompok aku mengabungkan diri yaitu aku, Heri dan Gapleh maka tidak ada yang mengalahkan argumentasi kelompok kami dan setelah itu kami sepakat untuk terpisah dalam kelompok lain yaitu aku dengan mahasiswa lannya, heri dengan mahasiswa lainnya dan gapleh juga demikian  agar persentas menarik dan lebih hidup. Sebab sebelum itu diskusi tidak hidup hanya beberapa mahasiswa yang berani bertanya sebab dia takut kalau dia bertanya saat dia persentas akan dibalas oleh kelompok aku.
Sehingga dengan kami bertiga sudah terpisah dan sepakat membuat skenario persentasi dimana saat aku atau Heri persentasi kami berdebat antara kelompok sampai lama dan terlihat saling keras sehingga sampai suasana kelas menjadi panas sampai-sampai dosennya bangga dan melerai mencarikan jalan tengah. Mulai saat itulah kelas aku dikenal oleh setiap dosen yang aktif dan cerdas sehingga setiap persentas kami sepakat tidak saling mematikan tetapi hanya sandiwara saja tetapi saat itu masih ada kelompok Swamba dan Arsana yang masih menjadi sasaran lawan sehingga setiap persentasi kami bertiga tertus berdikusi mengalahkan kelompoknya sehingga pada akhirnya mereka mengakui kemampuan kami bertiga dan mulai terkenal. Selain itu kami bertiga masih kompak setiap ada sembahyang purnama dan tilem serta hari suci lainnya kami selalu rajin sembahyang bersama di kampus dan ngayah mempersiapkan segalanhya dengan semanggat dan juga sempat sembahyang ke pura Jagat Nata, pura Tamansari beberapa kali bersama-sama.
Saat sudah semesteran saatnya aku menerima nilai hasil selama satu semester sebagian besar aku mendapatkan Nilai A dan bebrapa nilai belum keluar dan Gapleh sebagai ketua Kelas tidak begitu mengurusinya sebab banyak dosen dari Denpasar dan tidak bisa diambil nilai sebab Gapleh tidak punya motor dan jarang-jarang ada mahasiswa yang mau mengantar mengambial nilai.  Lanjut pada sementer II perkuliahanpun berjalan demikian dan akupun bertemu dengan pacarku hanya di kampus dan kadang kekos dan sempat di merapikan kamarku, menyetrikan pakaianku dan berciuman di kos dan di kampus saja. dimana saat awal semester 2 saat datang dari kuliah dan Yuni singgah di kosku dan dia pergi ke kamar mandi untuk kencing atau mandi aku lupa dan Hpnya tertinggal dikamarku disanalah aku lihat ada sms masuk dan aku baca dimana terlihat ”sayang kamu lagi dimana kok lama dibalas smsku, awas kamu jangan selingkuh ya” begitulah bunyi sms di hpnya Yuni yang saat itu masih menjadi pacarku. Setelah dia datang dari kamar mandi dan duduk di depan kos bersama Heri, Gapleh, Arsawan, aku, Yuni dan temannya Juli, disanalah aku tanya kepadanya ”Yun sekali lagi aku bertanya kepadamu, sebenarnya kamu sayang ngak padaku dan seriuskah berpacaran denganku?” begitulah pertanyaanku dan diapun menjawab ”kenapa bertanya seperti itu ya jelas aku sayang padamu, cinta padamu, dan aku serius padamu tidak ada seorangpun selain dirimu”.
Setelah banyak berbicara dengan nada lemah lembut kemudian aku lebih menukik bertanya ”apa buktinya kamu sayang padaku dan jika benar kamu setia mana buktinya?” pertanyaan itu memang sering aku lontarkan sebelumnya bahwa aku minta bukti kepadanya jika dia memang sayang dan cinta aku ingin minta bukti bersetubuh denganku dan apakah dia berani dan masih perawan seperti yang dia bilang padaku setiap kali bertanya tentang kesetiaan kemudian dia menjawab ”bagaimana aku bisa memberikan bukti yang seperti kamu inginkan karena tidak boleh oleh orang tuaku selain  itu tidak ada tempat untuk kita lakukan, dan aku hanya setia padamu seorang aku bersumpah”. Sebelumnya dia juga pernah bersumpah saat aku bertengkar di kampus tentang yang menelponnya saat pulang dari deklarasi BANI di Denpasar dia mengatakan bahwa ”aku bersumpah demi tuhan demi Bhatara yang ada di padma pura Kertagama aku tidak selingkuh dan aku berani mati bahwa aku setia padamu, dan kamu percayalah padaku yang menelpon itu adalah kakakuku yang terus mengawasiku setiap waktu”. Itulah yang dia katakan waktu bertengkar di kampus, dan sebenarnya aku sering bertengkar dengannya tetapi bertengkar biasa yang seingat aku hanya 3 kali aku bertengkar keras seperti itu.
Singkat cerita sebenarnya dengan adanya dia sebagai pacarku hari-hariku semakin berwarna dimana ada dia disaat aku membutuhkan kasih sayang pacar dan dulu pernah diajak berenang dikolam renang bersama kakakku dulu dan sebagainya sehingga aku bahagia tetapi setelah aku lihat sms itu hati aku sangat tidak percaya dan sedih. Kemudian aku bertanya kembali padanya ”Yun aku percaya kata-katamu kalu kamu setia padaku dan sayang padaku, memang tidak ada tempat untuk membuktikan setiamu itu seperti yang ku minta tetapi bagaimana jika kamu ketahuan selingkuh apa kamu berani menangung dosa yang sudah kamu ucapakan dengan berani sumpah dihadapan pura di kampus dan jika ketahun selingkuh jangan pernah kamu menolak permintaanku untuk memutuskan kamu” aku berkata dengan nada biasa seperti berbicara biasa karena disana juga ada teman-temannku dan aku berbicara agak jauh dari mereka. Kemudian dia menjawabnya ”aku berani menaggung dosa yang aku ucapkan sendiri dan aku berani bersumpah demi orang tuaku aku tidak selingkuh, dan jika aku ketahun selingkuh aku merani pergi dari kamu emang kenapa kamu terus bertanya seperti itu”, kemudian aku berbicara padanya ”begini yun jujurlah padaku sekarang kamu sudah punya pacar kan? Dan kamu tidak bisa mengelak lagi Juli temanmu juga pernah bilang padaku bahwa kamu masih punya pacar dan orangnya adalah polisi yang tugas di Lombok dan kebetulan aku membaca sms kamu tadi dan siapa itu?”.
Mendengar aku berbicara seperti itu dia terkejut dan berbicara dengan Juli tidak tahu yang dia bicarakan kemudian dia berbicara ”percayalah padaku sayang tidak ada seperti itu memnag aku pernah pacaran dengan polisi itu tetapi sudah putus karena dia jauh di Lombok dan dia sudah mau menikah disana, selanjutnya sms tadi itu pasti salah kirim karena biasa banyak teman-teman yang jahil mengirim sms sayang-sayang padaku”. Itulah alasan Yuni mengenai sms itu kemudian aku berkata lagi kepadanya ”yun tolong jujurlah padaku dan tidak usah lagi kamu berbohong itu sudah jelas buktinya dan aku sudah curiga saat aku jalan kerumahmu kamu bilang kepada orang tuamu kalau aku temanmu kenapa kamu tidak bilang kalau aku pacarmu begitu juga saat ada yang nelpun waktu datang dari Denpasar kamu bilang berboncengan dengan Juli padahal kamu sedang sama aku, dan aku bertanya pada Juli kamu tidak punya kakak yang galak dan memperhatikan kamu seperti yang kamu bilang?”. kemudian dengan kata-kata aku tadi itu kemudian dia mengaku dan  berkata ”maaf ya sek aku sudah berbohong padamu dan aku memang sudah punya pacar polisi tetapi sebenarnya aku sedang berusaha memutuskannya dan pengen serius padamu  dengan itu aku terpaksa berbohong karena belum sempat memutuskannya maka aku ingin kamu jangan mutusin aku sebab aku pasti mutusin dia segera dan aku hanya dengan kamu sampai menikah”.
Begitulah yang dia katakan padaku tetapi aku tidak percaya padanya dan emosiku semakin memuncak karena sekali lagi aku dibohongi perempuan yang aku sayanggi sehingga dengan terpaksa  aku mengatakan putus dan tidak melanjutkannya lagi, tetapi apa yang terjadi dia menaggis sujud-sujud tidak mau putus dengan aku dan dia berjanji akan melayaniku dan memberikan apa yang aku minta. Tetapi aku tidak bisa menerimannya lagi karena sudah dibohongi dan karena sifat dan karakterku tidak bisa dibohongi dan lebih baik dipukul daripada dibohongi dan dihiyanati oleh orang yang aku sayangi. Kemudian dia berteriak-teriak menagis tidak mau putus padaku dan dia katanya akan menelpon polisi dan mengatakan kalau dia tidak ada hubungan apa-apa lagi tetapi dia tidak lakukan disanalah aku semakin curiga kemudian di pergi ke dalam mau mengambil pisau mau bunuh diri. Dalam perjalanan ke dalam yunipun dipegang oleh teman-temanku tetapi dia meronta dan ingin mengambil pisau di kamar tetapi tidak ada dan ingin meminjam pisau dengan bapak kosku tetapi babapk kosku tidak memberikannya dan dia bilang ”gek lo mau bertengkar dan bunuh diri jagan disini”, dan bapak kos sambil tertawa memanggilku ”seek engken ne kamu bagaimanakan anaknya orang tunden mulih gen be”.
Mendengar perkataan bapak kos akupun malu tetapi dia terus menangis dan aku punya siasat lo aku tidak jadi memutuskannya, kemudian aku memengangnya dan mengajak bicara di luar dan berkata ”yun baiklah aku percaya padamu dan kamu memang setia padaku, kalau begitu aku tidak jadi memutuskan kamu tetapi aku berikan kamu waktu untuk membuktikannya dan kita atur jarak dulu setelah ini dan jangan seperti dulu lagi kamu mendekatiku ya, sekarang kamu pulang dan tenangkan diri”. Kemudian dia mau mendengarkan aku setelah berulang kali dia menyakinkan aku benarkah itu.... benarkah itu dan akhirnya dia pulang. Selanjutnya setelah itu aku tidak lagi membalas smsnya, mengangkat telpunnya, di kampus jika bertemu aku menjauhinya dan aku sering tidak dikos karena takutnya dia datang lagi kekosku. Aduh males sekali sekarang mengetik nok soalnya ada mahasiswa yang mau tinggal di kamar sebelah dan sekarnag tidak ada ide untuk menulis dan mengarang ceritaku mungkin aku tidak boleh berambisi harus selesai tetapi mengikuti gelombang pikiran dan suasana hati untuk menulis kisahku sebab itu memerlukan perasaan dan kehalusan jiwa maka untuk hari ini aku cukupkan sampai disini lain kali aku lanjutkan lagi.
Selamat sore kawan setelah beberapa hari aku tidak menulis karena tidak ada ide sekarang selasa 10 September 2013 aku lanjutkan kembali setelah 4 hari aku dikunjungi oleh pacarku yaa rutin bertemu setiap bulannya. Sebelum aku melanjutkan kisahku aku ingin menceritakan kejadian beberapa hari ini yaitu kedagangan pacarku sambil mengambil baliho tentang pelajaran IPA yang aku buat sebelumnya di percetakan baliho dimana pacarku disuruh oleh sekolahnya untuk membuatnya. Setelah kedatangannya kamipun biasa melepas rindu diasrama sambil berkencan dan setelah itu aku berdua membeli lemari pakaian kebetulan aku belum punya lemari itung-itung bisa dipakai saat aku sudah berkeluarga aku beli yang bagus dan mahal walau tidak terlalu mahal yaitu Rp. 550 ribu dan sekalian membeli tempat tidur dari spon seharga Rp. 450 ribu agar tidur juga nyaman dan baju-bajuku ada tempatnya, walau sebelumnya punya lemari tetapi buat sendiri dari sisa-sisa triplek dan kayu dari pembagunan rumahnya pak ariasa. Setelah itu pergi kerumahnya pak mang epo jalan-jalan karena kami sering kesana dan kebelutlah aku dan pacarku sudah lama tidak kesana. Dan keesokan harinya aku berdua jalan-jalan kepantai penimbangan sambil melihat keindahan pantai dan matahari sore sambil beli roti bakar dan makanan lainnya. Setelah itu lanjut jalan-jalan ke pantai Hepyy, duduk dekat pantai sambil lempar-lempar batu ketengah laut, ya lumayan menyenangkan juga sambil membeli petol tahu hee. Pada malam harinyapun aku ingin berkencan tapi pacarku tidak menanggapinya sampai pada pagi harinyapun aku yang mendahuluinya, sampai pada keesokan harinya pacarkupun tidak agresif meminta duluan padahal aku sudah memberitahunya agar kencan mencjadi menarik tetapi tidak juga. Sehingga akupun marah dan hanya diam saja sampai pada saat dia mau pulang, setelah berangkat dan singgah didesanya pak ariasa karena ada acara sukuran disawahnya. Setelah pulang aku mash berdiam dan cemberit pacarkupun tidak mengerti juga samapi apda dia membatalkan untuk pulang padahal itu hari minggu dan besok dia hari sekolah di hari senin, tetapi karena aku dilihatnya masih cemberit dan dia mungkin menyadari dia batal pulang dan ikut kembali kesingaraja. Setelah sampai di singaraja aku masih berdiam dan cemberut sampai pada sore hari, tanpa ada percakapan sehingga dia menangis dan ingin pulang sore itu tetapi aku tetap diam agar dia bertanya kenapa aku diam dan mengakui kesalahnnya yaitu tidak menepati ucapannya sendiri agar agresif dan melayani serta menghiburku selama di singaraja.
Kemudian setelah cukup lama menanggis akupun mengajaknya berbicara mengenai masalah ini, dan aku menceritakan aku diam karena aku bosan ngomong sebab percuma ngomong toh tidak didengarkannya juga, sampai aku menyinggung masalah slingkuhnya dulu dan foto-foto saaat sekolahnya referesing. Dia pun akhirnya mau brebicara dan mengatakan dia sudah menyadari itu dan dia tidak bbisa agresif kalau tidak nafsu, dan menceritakan masalah kesetiaanya, meminta aku agar percaya karena orang tuanya sudah bangga mempunyai calon mantu seperti aku yang berani jauh dari orang tua tanpa modal, dan sudah berpendidikan tinggi yaitu S2 sedangkan mantu-mantu lainnya tidak ada yang demikian. Begitu juga kalau aku dibanggakan karena belum bekerja sudah bisa membeli motor sendiri dan bisa membeli tanah itu artinya ada kebanggaan yang berbeda dimata orang tua pacarku. Maka dengan alasan itu dia tidak mungkin menghiyanatiku selain itu dia bilang laki-laki pertama yang diajak kerumahnya akan menjadi suaminya yaitu aku, dan dia mengharapkan agar kita segera menikah, meski sekarang masih banyak punya hutang. Dan dia juga mengatakan semua orang heran dan tidak percaya jika aku dengan smeuda ini sudah menjadi dosen dan kadang diremehkan karena penampilannku tidak menunjukka seorang dosen dan orang berpendidikan tinggi tetapi dia mennjawabnya bahwa kesuksesan dan pendidikan tidak ditunjukkan dari penampilan dan kadang penampilan bagus dan mecing belum tentu orang sukses dan berpendidikan. Kemudian aku menjawabya bahwa cara aku menunjukkan kasih sayangku adalah dengan memenuhi tanggungjawabku yaitu mempunyai tanah, rumah yang layak, dan kehidupan yang mencukupi saat berkeluarga selain itu aku juga punya banyak tanaggungjawab seperti kepada orang tuaku, saudaraa-saudaraku, dan kepada istri dan anak-anaku nanti sehingga seharunya kamu datang mendorong aku bukan malah memberikan masalah dan menambah beban. Makan aku berharap padanya agar lebuh terbuka bukan saja saat bertengkar tetapi saat-saat berbahagia sebab jika sudah terbuka maka tidak ada yang tersembunyi yang menyebabkan pertengkaran dan ketidak harmonisan. Jika kita berdua sudah saling terbuka, jujur dan setia maka kita dapat dikatakan sudah siap untuk menikah. Selain itu banyaknya pendapat orang mengenai diriku tidak perlu dipermasalahkan sebab baik buruknya diriku bukan mereka yang membuatnya dan merasakan tetapi aku sehingga kita sekarang harus saling percaya dan terbuka dan masalah kemesraan diranjang sanagt berpengaruh terhadap keharmonisan dirumah tangga maka itu juga harus terbuka disampaikan jika ada kekurangan seperti aku bilang padamu kalau kepuasan dirangjang perlu diperhatikan agar tidak emnimbulkan selingkuh. Aku bekerja keras sampai tidak membeli baju dan celana baru tujuannya agar cepat kita menikah dengan menabung agar bisa memiliki tanah yang cukup, rumah dan biaya menika dan hidup nanti dan hendaknya kamu juga mengerti, aku cemburu setiap saat kamu disekolah wajar sebab kamu pernah melakukan kesalahan dengan mencoba selingkuh dengan orang yang sudah tua walau belum terjadi. Sedankan waktu dulu aku sering selingkuh karena aku masih mencari apa yang belum aku dapatkan dari dirimu dan aku sudah mengatakannya terlebih dahulu yaitu aku belum sepenuhnya mencintaimu dan setia maka dengan itu menyampaikan kejelekan aku sedangkan kamu yang berani bersumpah dan selalu bilang setia ternyata terjadi selingkuh juga maka menjadi masalah besar dan sangat terlalu namanya. Sehingga setelah itu kami berduapun berdamai dan saling tersenyum dan membeli makanan yang enak dan malamnya kami berdua kencan dengan hati senang dan aku merasa puas karena kencannya cukup lama dan aku merasa aku sangat kuat. Selanjutnya pada senian siang sekitar jam 2 dia pulang dan aku antar sampai di desa petemon sambil aku melihat tanahku di desa petemon. bersambung
pGHH