Wahai dunia di pagi hari ijinkan
aku bercerita tentang diriku ini. Sejak dahulu aku mengenal dengan kisah dan
sedih, senang dan bahagia aku ingin menuliskan ini dalam sebuah goresan tangan
dan juga tulisan-tulisan hatiku.
Wahai malam yang gelap...aku
saat ini sedang duduk sendiri memandang langit dan bintang nan indah, tak
kusadarkan aku meneteskan air mata dan pandanganku jauh pada kisah-kisah dahulu
aku hidup. Kini aku sadar ternyata aku sedang rindu dengan masa laluku yang
penuh dengan kenangan-kenangan suka, duka, gembira, kesal, cemburu, mencari
perhatian dan juga ketakutan. Hee...kenapa aku mesti menagnis?? Baiklah jika
demikian akan aku ajak pikiranku dan hatiku memutar film di masa laluku dengan
seseorang, alam dan keadaan ok...
Perkenalkan nama saya ”I Ketut
Pasek Gunawan” berjenis kelamin
Laki-laki yang lahir pada hari Minggu Tanggal 17 April 1988. menurut cerita
dari kedua orang tua aku aku yaitu dengan
nama Ibu bernama Made Resi ayah bernama Wayan Merta yang merupakan asli
keturunan Bali yang sudah sejak tahun 1982 pergi memberanikan diri untuk
mengadu nasib dan mengubah keadaan dengan transmigrasi ke Sulawesi Tenggara tepatnya
di Desa Sumberjaya dulu berkecamatan Tinanggea saat ini tahun 2011 sudah
berkecamatan Lalembuu dan dulu kerkabupaten Kendari dan saat ini tahun 2011
berkabupaten Konawe Selatan. Menurut cerita kedua orang tua saya, saya lahir
pada pagi hari yaitu jam 09.00 pagi yang menurut perhitungan Hindu Bali saya
lahir pada Minggu kliwon Wuku Watugunung dan berbintang Aries. Menurut mereka aku ini berada di dalam
perut ibu selama 12 Bulan Bali dan lahir dengan kurang normal karena pusarnya
lama sekali putus sekitar berumur 3 bulan baru pusar saya putus.
Saya merupakan anak terakhir
dari semua anak-anak bapak dan ibuk saya, dengan 2 orang kakak perempuan dan 1
orang kakak laki-laki. Yang pertama bernama Luh Arwati yang lahir pada tahu
1976, kedua Made Tresnayasa yang lahir tanggal 11 Desember 1980 dan ketiga
Nyoman Samiasih yang lahir tahun 1985.
Saat ini aku menulis kisah ini
tepatnya pada hari minggu 18 Desember 2011 pukul 20:33 malam, sebenarnya tidak
ada hari istimewa apapun cuma ada hari istimewa tanggal pertemuan aku dengan
pacar aku saat ini yaitu Ni Luh Putu Pancawati yang sudah meluluhkan hatiku
saat ini sebesar 90% hee. Selain itu tidak ada tanggal, hari atau bulan
istimewa tetapi karena keinginan dan ketenangan hati saat menulis ini sedang
seimbang sehinnga aku mulai penulisan ini sampai tulisan ini nanti selesai dan
bisa di baca oleh keluargaku nanti dan semua yang kendal dengan aku.
Saat aku menulis pertama ini
umurku sudah 23 tahun dan sedang mengikuti kuliah Magister (S2) dengan
ciri-ciri badan kurus, kulit hitam, rambut pendek, dan masih suka jarang mandi
hee.. saat ini aku menulis dengan posisi berbaring posisi kepala lebih tinggi
dari perut dengan leptop kecil disebut Netbooks berada di atas bantal tepat di atas
perutku, aku mulai menuliskan cerita ini khusus aku persembahkan kepada kalian
semua yang menegalku dan mencintaiku.
Sebelum aku lanjut
menceritakan cerita yang langsung aku alami 23 tahun sebelumnya boleh ngak aku
bercerita dulu asal muasal adanya aku artinya jauh sebelum aku dilahirkan gemana
je kisahnya. Aku mengutip cerita-cerita sebelum aku dilahirkan dari cerita
ayahku, ibuku, nenekku, kakekku, saudara-saudara dari ayahku, ibuku dan saudara
lainnya yang berada di Bali dan di Sulawesi ya???
Menurut cerita-cerita dari
semua yang mau menceritakan kisah-kisah pendahuluku mengatakan seingat aku saat
ini ayahku dan ibuku bertemu di desa Lokapaksa Seririt, Buleleng Bali dengan
ayah, anak dari Dadong Manik (seingat aku) dengan bersaudara 5 orang 3
perempuan dan 2 laki-laki bernama Wayan Merta,
Putu Gunung, Luh Bulan, dan lainnya lupa dan ayahku adalah anak pertama dari
pasangan dadong manik dan pekak Swandi. Waktu dulu ayahku tinggal di desa
Lokapaksa dengan keadaan yang sederhana dan penghasilan sebagian besar dari
pertukangan kakekku.
Sedangkan ibuku merupakan anak
pasangan dari Luh Darti dengan Mangku Kajeng (seingat saya) ibuku merupakan
anak ketiga dengan bersaudara 8 dengan 2 laki-laki dan 6 perempuan. Adapun
namanya Ibuku Made Resi, Luh Wangi, Putu Surnaya, Luh Minten, Made Semita, Made
Aryaya, Ketut Serimbek, dan Nyoman Tasi.
Dahulu menurut ibuku, tinggal
di Dusun Sorga ibuku dilahirkan dengan situasi sangat kurang dan keadaan desa
yang sepi tidak ada listrik, jalan masih rusak yang diberi nama Dusun Sorga
hee.. damai dong ya kan sorga. Ok fokus... dulu ibuku pas pada jaman awal
kemerdekaan jadi sangat sederhana dan ibuku tidak sekolah yang saat ini SD
disebut Sekolah Rakyat atau SR hanya kakak laki-lakinya saja yang sekolah.
Sementara ibuku pekerjaannya hanya membantu orang tuannya dengan memelihara
babi dan menjual sayur-sayuran dan kayu bakar di pasar yang jaraknya lumayan
jauh jika jalan kaki yaitu dulu tanpa ada jalan seperti saat ini dari dusun Surga
ke pasar Seririt jalan kaki tanpa alas kaki mengendung sayuran, di atas kepala
ada kayu bakar untuk dijual.
Bersama-sama dengan kakak dan
adik perempuan lainnya setiap pagi jam 4 udah berangkat ke pasar dengan pakaian
sederhana tanpa sendal dan tanpa sarapan pagi terlebih dahulu yah karna ngak
punya apa-apa untuk dimakan berangkat ke pasar melewati bukit, lembah dan
sungai. Sampai ibuku dewasa pekerjaanya hanya demikian hingga ibuku remaja dan
penampilan halnya gadis kampung dengan penampilan sederhana. Setelah itu umur
juga sudah dikatakan dewasa bertemulah dengan ayahku yang pada saat ini sedang
bekerja tukang bangunan ikut kakekku. Dan ayahkupun jatuh hati dengan ibuku
karena ibuku juga sering berjualan atau berdagang. Hee...bapakku pura-pura
berbelanja sambil usaha biar lebih dekat dengan ibuku.
Saat itu ibukupun mulai suka
dengan ayahku karena ayahku saat ini dilihat rajin bekerja dan ramah, suka
melucu hee...kayak aku. Kejadian PDKT terus berjalan kadang-kadang ayahku
mengintip ibuku mandi di sungai katanya biar dapat ketemu aja walau tidak sih
mengintip pada saat telanjang artinya ketemulah sebelum atau sesudah mandi
gitu. Ayahku selalu mencuri-curi perhatian ibuku dan selalu setaip hari pasti
saja ketemu mungkin di jalan saat ibuku pergi ke pasar, pergi mandi pada sore
hari atau saat berada diwarungnya. Yahhh usaha agar ibuku benar-benar jatuh
cinta dengan ayahku.
Ibuku di dusun Sorga dikenal
dengan keluarga baik-baik karena kakekku sebagai mangku atau orang suci juga
walau ditingakat merajan gitu. Karena keuletannya kakeku dapat membeli banyak
tanah yang berpengasilan dan mungkin sekitar 6 hektar maksudnya sebagai warisan
kepada anak-anaknya kelak. Dan itulah kembali kecerita ayahku yang juga dikenal
dengan laki-laki pemberani dan pekerja keras dari kecil ayahku sudah ikut
membantu kakekku bekerja apapun untuk mencukupi kebutuhann hidupnya selain itu
ayahku juga sekolah sambil bekerja. Ayahku sekolah SR dan juga sekolah
setingkap SMP yah sampai tamat juga.
Ini sedikit cerita ayahku
menyambung dicerita ibuku, bahwa dulu waktu ayahku sekolah jalan kaki ke sekolah
dari dusun sorga ke seririt setiap harinya dengan beberapa temannya. Yah
kebetulan ayahku cukup pintar sehingga banyak temannya yang suka padanya termauk
cewek-cewek banyak yang mengodanya. Sehinnga setelah ayahku dewasa banyak
cewek-cewek juga suka pada ayahku tetapi pilihan hatinya Cuma kepada ibuku saja
karena ibuku masih polos dan ada perasaan dalam katanya hee.,
Singkat cerita akhirnya ibuku
benar-benar jatuh hati kepada ayahku karena melihat dan merasakan perjuangan
cinta ayahku dan akhirnya mereka pacaran. Setelah pacaran cukup lama sempat
juga tidak disetujui dengan ayah dari ibuku atau kakeku karena ayahku belum
punya pekerjaan pasti dan dari keluarga yang sagat kurang mampu, tetapi karena
kakekku orang bijaksana kakekku hanya memberitahu demikian dan tidak
melarangnya.
Akhhirnya ibuku dan ayahkupun
jadi menikah dan tinggal bersama di tanah orang lain dengan status meminjam.
Mereka berdua bertekat menikah karena sudah dewasa dan cukup umur dan sudah
saling cinta. Mereka membuat rumah sederhana terbuat dari atap daun ilalang
dengan ukuran 4 X 3 meter memanjang, dengan dinding dari daun kelapa tua dan
alaskan tanah biasa. Hee demi cinta katanya. Mereka hidup damai dan
berkecukupan karena ayahku rajin bekerja, dapat membuat tempat tidur sendiri,
dapur sendiri, rumah sendiri, tempat duduk dan lain sebagainya. Waaeem ngantuk hee. Aku menulis ini sambil SMSan ni ama pacarku
cintaku Kocel-kocel Pancawati hee. Dia juga mendukungku menulis ini lo. Ah.. capek ni udah jam setegah 10
soalnya besok lagi aku lanjutkan karang udah capek dan mengantuk..
Mat pagi dunia aku udah bagun
karang ni udah cuci muka ini hari kedua aku menulis ceritaku dan kisahku. Yah aku
karang bangun siang ni tepatnya jam 8 pagi karena seperti masih pagi aja karena
masih gelap karena ujan terus dari kemarin gerimis-gerimis seakan-akan dunia
sedang bersedih juga, hee orang musim ujan ya begini.
Tadi baru bagun aku membalas
SMS ucapan selamat pagi yang selalu di ucapkan oleh pacarku setiap pagi
kepadaku baru aku melanjutkan kehidupan hee. Oke aku lanjutkan ceritaku ya. Nah
saat ayahku dan ibuku sudah tinggal bersama dengan rumah sangat sederhana dan
ibuku mulai mengandung anak yang pertama, singkat cerita lahirlah kakakku yang
pertama yang perempuan yang diberi nama Luh Arwati katanya kenapa diberinama
luh arwati karena lahir tepat pada sabtu wuku Saraswati gitu. Sedangkan
pekerjaan sehari-hari ibuku masih seperti dulu yaitu berdagang di rumah,
menjual sayuran kayu bakar sedangkan ayahku bekerja membuat rumah dan hasilnya
ya bisa mencukupi untuk makan.
Menurut ibuku sejak ibuku
mulai mengandung anak keduannya ayahku mulai ada perbedaan yaitu sudah jarang
pulang dan jarang memberi uang dapur. Menurut ibuku sih ayahku sering main judi
main kartu di rumah teman-temannya dan hasil pekerjaannya yah habis di tempat
bermain, ya kadang-kadang menang dan tidak sedikit juga kalah karena
teman-temannya banyak tidak suka dengan ayahku makanya disiasati agar kalah.
Selain itu ayahku disuka dengan perempuan yang masih muda dan jadi uangnya jadi
kepada perempuan muda itu. Sementara setiap pulang ke rumah selalu marah-marah
dan sering terjadi pertengkaran.
Sementara saat itu ibuku
sedang mengandung anak keduanya, sudah menjadi mekanan tiap hari ibuku
diberikan kata-kata kasar dan tidak jarang ibuku dipukul dengan ayahku,
dijambak dan lain sebagainya, dan setiap malam ayahku dapat dihitung jari tidur
di rumah katanya. Dalam kesendirian ditemani kakakku yang perempuan dan
seberkas sinar lampu minyak tanah tertempel didinding rumah ibuku selalu
menagis meratapi kesedihan. Tetapi ibuku selalu berpikir positif ayah berubah
bukan karena atas kemauannya sendiri tetapi karena asutan perempuan muda atau
karena asutan teman-temannya dalam judi, maka ibuku tetap sabar dan terus
berusaha bekerja berjualan, meski kadang-kadang hasil menjualnya juga diminta
dengan ayahku untuk kepentingan keinginanya.
Menurut ibuku bahwa setiap
malam ibuku jarang sekali tidur tidak larut malam melainkan selalu menagis dan
larut malam baru tidur berharap ayahku datang dari tempat bermain kartu dengan
perempuan lain. Seingkat cerita saat ibuku sebelum melahirkan ayahkupun pulang
dan ibuku kini melahirkan anak keduanya yaitu laki-laki sangat tampan sekali
diberikannya nama Made Tresnayasa itu katanya karena ia terlahir karena
berbagai tresna, suka dan duka hee. Setelah kakakku keduaku lahir kebiasaan
ayaku masih seperti itu tetapi lainnya pada saat itu terjadi banyak kejadian
aneh yaitu di desa terjadi pencurian secara masal yaitu segerombolan orang
mencuri sapi dan babi bahkan ayam dan salah satunya babi milik ibuku yang
rencana dipakai upacara tiga bulanan kakakku keduaku juga hilang. Sehingga saat
itu kekurangan keluarga ibukku dan ayahku memuncak bahkan dapat diperkirakan 3
sampai 4 hari tidak makan. Ayahkupun berhenti bermain judi karena sudah tidak
punya apa-apa pekerjaanpun tidak ada sehingga sering di rumah tetapi dengan
bertengkar juga. Maka sering ayahku pergi kehutan mencari makanan seperti
sayuran, gadung dan sesuatu yang bisa dimakan karena saat itu keluargaku
benar-benar tidak punya, rumah sudah mulai bocor, dinding sudah mulai rusak dan
baju tidak punya sementara uang tidak ada.
Penderitaan itu dialami bahkan
beberapa keluaraga yang tidak mampu sehingga saat itu kakakku sudah bisa
berjalan jalan dan pada saat itu pemerintah mengadakan uapaya pemerataan
penduduk lewat Transmigrasi ke sulawesi. Dengan berpikir panjang ibuku dan
ayahku memikirkan jika terus di Bali maka akan terus demikian tanpa ada
perubahan sementara kedepan anak-anak akan terus meminta sedangkan katanya kita
tidak bisa berbuat banyak. Maka kedua orang tuaku memutuskan untuk ikut program
pemerintah pada saat itu yaitu Bapak Suharto. Bersama dengan beberapa warga
dari desa yang sama dan dari desa yang berbeda dikumpulkan di kecamatan dan
dibawa ke denpasar untuk dikarantina beberapa hari diberikan bekal tepatnya di
desa Abian Base kalau tidak salah 2 bulan diasramakan bersama masyarakat
lainya.
Setelah diberikan bekal pelatihan
untuk dapat hidup di daerah transmigrasi ayahku bersama ibuku dan kedua kakakku
yaitu kakak pertama yang sudah berumur 5 tahun dan kakak kedua berumur 2 tahun
berjalan membawa pakian seadanya dan hanya berbekal uang 15 ribu uang, pada
saat itu menaiki kapal Roro yang besar. Nah pada saat itu keluargaku tidak
sendiri juga bersama dengan kakak-kakak dari ibuku dan kakak dari ayaku dan
lebih besar ikut transmigrasi.
Singkat cerita saat ini sudah berjalan
tepatnya kalu tidak salah maret 1982 keluarga kecilku dan bersama keluarga
besarku lainnya berangkat dari pelabuhan Benoa dengan kapal besar. Selama
kurang lebih satu minggu di dalam lautan dan samudra dari bali menuju pelabuhan
sulawesi tepatnya di Sulawesi tenggara yaitu Kendari. Setelah beberapa hari
berada di dalam kapal milik pemerintah banyak kenangan yang dilihat dan dialami
ibu dan ayaku dan juga kakakku. Menurut cerita ibuku banyak warga yang menggis meninggalkan Bali ada yang bahagian
ada yang diam saja. Ada yang membawa semua hartanya dari pakaian, alat-alat
rumah tangga, sanggahnya sampai alat-alat pekerjaan alainya. Saati itu ayahku
bertanya dengan sesama trans dari bali kenapa membawa sanggah, bibit dan yang
lainnya, lalu ia menjawab katanya ditempat yang baru tentu tidak ada seperti di
Bali masih hutan lebat begitu katanya dan masih banyak cerita lainnya.
Setalah sampai dipelabuhan
Kendari, ayahku dan ibuku melihat suasana Kota Kendari masih kecil dan
sederhana, mobil-mobil masih sedikit, rumah-rumah masih sedikit yang
bertingkat, jalan-jalan masih kecil dan belum begitu ramai. Nah semua rombongan
trans diangkut dengan mobil truk milik TNI angkatan darat daerah dan
dipilah-pilah sesuai daerah tujuan, maka disanalah mereka mulai dipisah-pisah
sesuai tempat yang sudah dipilah-pilah oleh pemerintah. Ayah dan ibuku hanya
berbekal nasi dan lauk yang sudah habis dimakan dikapal dan kekurangnyapun
kadang-kadang diberkan dengan teman di kapal sementara kakakku lapar tetapi
tidak ada makanan lagi terpaksa harus puasa hee. Akhirnya kelompok dari keluargaku
naik mobil Truk dan dibawa ke daerah tujuan, kurang lebih selama 4 jam
diperjalanan sunguh melelahkan dan diperjalannya sedikit sekali melihat adanya
perumahan hanya hutan belantara dan ayahkupun binggung emang kita mau
ditempatkan dimana.
Akhirnya tepatnya pada sore
harinya sampailah pada salah satu lapang yang pohonya sudah ditebang dan
melihat rumah-rumah kecil yang sama dari satu rumah dengan rumah yang lainnya
yang dicat berwarna putih. Setelah itu yang dapat jatah di desa itu diturunkan
dari diberikan pengarahan dan pembagian jatah lokasi oleh pihak transmigrasi.
Ayahku dan keluargaku sebagian besar bersama-sama dengan ayahku dan ibuku mendapat tanah hampir berdampingan mungkin
karena absennya bersamaan. Setelah pembagian tempat ayahku dan semuanya juga
bercampur ada orang Bali ada orang jawa mendapatkan masing-masing rumah
sederhana, dengan lokasi rumah 25 Ha, sawah satu hektar dan ladang kering 75 Ha
tetapi dengan kondisi kayu-kayu besar masih berdiri atau bertumbangan, belum
ada tanaman yang tumbuh.
Yah itulah kondisi pertama
datang ditanah sulawesi tenggara. Orang-orang Bali yang beragama Hindu berikan
jatah pura desa dengan tanah satu hektar, pura dalem satu hektar dan kuburan
satu hektar begitu juga dengan umat lainnya seperti Kristen, dan Islam. Hari
pertama keluargaku menempati rumah barunya dengan sarana serba tidak ada maka
ayahku bingung apa sekarang dimakan. Nah datanglah bantuan dari pemerintah
membawa beras dan lauk sarden dan perlengakapan dapur lainya. Masyarakat
dikumpulkan untuk mengambil jatah tersebut diambil setiap satu minggu di balai
desa yang sudah dibuatkan pemerintah.
Dengan demikian ayahku mulai
bekerja membuka lahan sawah agar bisa ditanami padi, dan membuka lahan kering,
karena bantuan bibit sudah berdatangan. Bibit padi gratis dari pemerintah,
bibit kelapa, mente, mangga, rambutan, kopi sudah berdatangan. Proyek bendungan
dan irigasi sudah mulai berdatangan, jalan sudah ditebalkan oleh doser-doser
besar terus bekerja. Sory ya aku mau merokok dulu sambil cas leptopku ni entar
lagi aku lanjutkan..
Saat ini jam setengah 12 siang
aku melanjutkan menulis ceritaku ya. Ketika saat pembugaran lahan bekas hutan
tersebut banyak cerita-cerita menarik yaitu seperti pekerja yang meratakan
lahan bekas hutan sering kali diserang dengan binatang-binatang buas dan besar
seperti doser berhenti seketika karena ban doser terikat ular sebesar batang
kelapa besar dan panjang hingga para pekerja berlarian. Binatang seperti buaya,
ular dan lainnya masih banyak di sekitar lahan yang mau dipugar. Saat itu
ayahku bersama teman-teman lainnya membenahi lahan kering untuk ditanami
jagung, kedelai dan pala wija lainnya tetapi sedikit berhasil karena babi hutan
masih sangat banyak maka hampir setiap hari masyarakat di desa makan daging
babi karena setiap hari pasti mendapatkan babi yang merusak tanaman warga.
Dilokasi ayah mulai menanam
kelapa, mangga, nangka, kopi dan di sawah mulai jadi dan menanam padi bantuan
dari pemerintah. Ayahku saat itu masih mendapat bantuan pangan dari pemnerintah
selama kurang lebih 2 tahun setelah itu masyarakat sudah mulai mencari makanan
sendiri. Ketika tanaman sudah mulai tumbuh dengan baik dan sawah mulai panen
dan dirumahkupun banyak padi yang ditumpuk tetapi bentuknya bukan di dalam
karung melainkan masih terdapat batangnya Cuma diputus batang didekat buanhnya
saja lalu diikat yang disebut Pikul. Saat itu masyarakat sudah mulai menamakan
desa saya bernama Desa Sumberjaya karena dari nama semoga desa ini sebagai
sumber dari kejayaan orang yang hidup di desa menjadi berjaya. Desa saya
seperti blok-blok pasar modern saat ini terdiri dari beberapa Blok atau jalan.
Tepatnya rumah saya berada di blok G nomor 16 lokasinya terdapat rawa-rawa dan
berada dipinggir jalan berdekatan dengan pura desa dan pura dalem.
Pada saat itu bapakku tidak
lagi bekerja sebagai tukang bangunan karena tidak punya alat dan tidak bisa
sendiri karena dari dahulu jika kerja bangunan selalu bersama kakekku saja jika
sendiri belum mampu. Maka hasil penghidupan dari hasil perkebunan dan hasil
pertanian saja. Nah setelah gelombang kedua transmigrasi datanglah kakek dan
nenek dari ibuku yang ikut di desa sama-sama dengan ayahku sementara kakek dan
nenek dari ayahku juga ikut transmigrasi tetapi lain desanya yang sekarang
disebut desa SP 6. O ya transmigrasi di desaku termasuk transmigrasi ketiga,
yang pertama letaknya kelompok Desa Jati Bali, kedua letaknya kelompok desa
Lapoa dan kelompok 3 yaitu kelompok SP 4 yang disebut sekarang tahun 2011 masih
desa Sumber jaya dan kelompok keempat masih sekitar SP tersebut baik Sp 1
sampai SP 6.
Setelah beberapa tahun ayahku
dan ibuku sudah bisa membuat dapar
berdampingan dengan rumahku dan banyak menyimpan padi hasil panen dan serabut
kelapa dan kayu bakar. Tetapi terjadi musibah besar saat itu entah kenapa saat
ayahku bekerja dan ibuku memasak di rumah dan sedang mengurus kakak-kakakku
tiba-tiba api berkobar dari dapur rumahku dan menghabiskan seluruh rumahku yang
secara keseluruhan terbuat dari kayu dan asbes tersebut. Tanpa pikir panjang
ibuku berteriak minta tolong dan warga berdatangan tetapi api tidak bisa
dipadamkan karena sudah berkobar terlalu besar dan membiarkan begitu saja
terbakar. Ibu dan kakakku
hanya bisa menangis dan sambil memikirkan penyebab terjadinya kebakaran.
Akhirnya setelah semua ludes
terbakar ayahkupun datang dan kaget melihat rumah sudah menjadi abu. Ayahkupun
memarahi ibuku mempertanyaakan kenapa terjadi demikian, ibukupun menjawab
dengan alasan bahwa ibuku tidak tahu, ibukku sedang berada di depan rumah
bersama kakakku tiba-tiba api sudah berada di atas atap dan dengan cepatnya
menghaibskan rumah kita. Ayahkupun marah-marah dan sedikit memukul ibuku karena
kecewanya luar biasa sebab di dalam rumah merupakan terdapat kumpulan hasil
jerih payah selama ini seperti pakaian, alat-alat dapur, padi, dan benda lainya
kini semuannya hilang tinggal baju yang melekat di badan.
Akhirnya ibuku mulai teringgat
bahwa waktu ibuku memasak apinya belum dimatikan sementara di samping tungku
atau mulut perapian tempat memasak terdapat tumpukan kulit kelapa yang sudah
kering, di atas perapian terdapat padi-padi yang diikat dan didekatnya banyak
tumpukan kayu bakar, sehingga api yang berada diperapian memanas dan menyambar
kulit kelapa disebut (sambuk) dan kayu bakar yang kering dan mudah terbakar dan
semakin besar sehinnga tidak bisa dipadamkan lagi. Dengan itu ayahku marah luar
biasa mengatakan kalau ibuku sengaja membakar rumah, orang-orang yang menuntun
mencoba meralai bertengkaran tersebut yah akhirnya bisa disadarkan warga.
Setelah itu ayah dan ibuku dan kakakku tinggal bersama saudara-saudara dari
ibuku dan menyesali kejadian yang terjadi.
Semenjak itu menjadi
permasalahan bagi keluargaku, ayahku mempunyai rasa tidak percaya dan tidak
nyaman bersama dengan ibuku dan ayaku mulai pencari penghiburan dengan main
judi kartu dan jalan-jalan saja (kata dari ibuku). Sejak itu ayahku mulai
berkreatifitas membuat rumah sendiri dengan pengalamannya, sejak itulah ayahku
muali menekuti usaha membuat rumah dari kayu maupun dari beton. Saat itu belum
terdapat listrik lo masih gelap dan menggunakan minyak tanah atau lampu minyak
(sembe sentir) dengan penerangan seadanya. Ayahkupun dapat menyelesaikan
membuat rumah tersebut dengan itu ayahku mulai disukai caranya membangun rumah
dan bentuknya bagus dan mulai lagi dipercaya orang-orang untuk membangun rumah.
Nah sat itu kakakku yang perempuan mulai sekolah SD dan ayahkupun banyak
mendapat pekerjaan dan kurangnya hasil dari bekerjanya selalu tidak sesuai
diberikan untuk keluarga karena masih dengan hobinya main judi kartu begitulah.
Walau demikian payahnya ayahku
berjudi bahkan diolok-olok dengan temannya dan juga ada wanita yang masih muda
atau sudah berswami suka dengan ayahku yang rajin bekerja dan selalu punya uang
dikantongnya tetapi ayahku masih bisa berbisnis yaitu membeli tanah yang ada di
samping tanah ayahku dulu sehinnga punya tanah 50 Ha sampai saat ini (2011).
Walau demikian ibuku tidak jarang juga sakit hati karena ayahku jarang pulang
karena main judi dan kadang dapat dikatan karena perempuan juga hingga tidak
sedikit ibuku pergi ke rumah saudara-saudarannya dan nenekku meminta
pertimbangan dan bantuan ketabahan dan kesadaran atau solusi. Hingga ibuku
selalu sadar menghadapi semua itu.
Nah lanjut cerita ayahku
mencapai kejayaan kini keluargaku pindah rumah dari lokasi yang ada rawanya
kelokasi yang sudah dibeli di samping lokasi dulu bekas terbakar katanya agar
tidak pemali dengan membangun rumah yang cukup besar dan memulai hidup baru
dengan di halaman rumah terdapat jambu biji yang ditanam dan beberapa kopi. Saat
sudah mulai tinggal di lokasi dan di rumah baruku ibukupun mulai hamil anak
yang ketiga, sambil bekerja sebagai pedagang juga ibuku disana, ayahku bekerja
membuatkan rumah-rumah ditetanga dan kakakku membantu ibuku berdagang dan
mencari kayu bakar dan pekerjaan lainnya. Adapun sekolah kakaku berjarak 200
meter dari rumah jadi dengan jalan kaki saja. Yah pakaian yang digunakan sangat
sederhana dan dijadikan turun temurun. Ni kakakku yang perempuan yang pertama
rajin sekali membantu pekerjaan ibu dan mengajak kakakku yang laki-laki kedua
bila ibu sedang bekerja dan selain itu juga kedua kakakku tadi nakalnya bukan
main karena paling tidak suka dengan anak-anak kecil lainya dan selalu berbuat
cahil. Artinya kedua kakaku bersatu saling membantu dan bila ada anak lainya
pasti dinagiskan bila tidak maka katanya tidak puas bahkan jika ada orang tua
yang dilihat aneh pasti dihina dan dijahili hingga marah yah repot juga ibuku
mengajari kedua kakakku ini.
Nah singkat cerita akhirnya
kakakku ketiga yang perempuan lahir di rumahku yang baru tanpa bantuan dari
bidan atau dukun karena saat itu bidan dan dukun susah dicari dan kebiasan dari
ayahku juga bila melahirkan tidak pernah meminta bantuan orang lain pasti
dengan usaha sendiri dengan penggalaman yang dimiliki ayahku. Akhirnya anak
ketiga dari orang tuaku diberi nama Nyoman Samiasih maksudnya dari nama
tersebut agar orang-orang yang berada disekeliling anak tersebut menjadi asih
atau bahagian dan sentosa termasuk kakak-kakanya, adiknya kelak, orang tuanya
dan orang-orang disekitarnya dan dirinya sendiri bahagia.
Nah
kemudian kakakkupun lahir dengan sehat dan baik kemudian dibesarkan dan kakakku
yang laki-lakipun mulai sekolah SD juga sehingga keuangan keluargapun
bertambah. Dengan itu ayahkupun berpikir berat bagaimana caranya dapat
menghasilkan uang yang banyak untuk bisa hidup dan pendidikan anak-anaknya.
Maka salah satunya dengan berbisnis jual beli tanah dengan temannya. Nanti aku
lanjutkan lagi ya...
Hai sekarang aku melanjutkan
ceritaku, ni aku karang tepatnya di kelas tempat aku kuliah sekarang yaitu di
gedung lantai tiga kampus pascasarjana IHDN Denpasar, aku kuliah S2 ni tepatnya
jam setengah tiga kamis 17 Mei 2012 yah sambil menunggu dosen aku mau
melanjutkan ceritaku sedikit. Baiklah
tadi aku bercerita tentang bagaimana cara ayahku mencari uang. Menurut
cerita ibuku dan juga ayahku bahwa sejak pindah rumah dari pekarangan yang dulu
tempat terbakar menuju pekarangan yang baru kini suasana rumah sudah agak
membaik dan mendapat ide-ide baru. Sehingga ayahkupun melihat lahan penghasilan
yang baru yaitu usaha menjual sanggah atau tempat suci. Karena melihat umat
Hindu Bali yang tinggal di SP 4 yang sekarang disebut Desa Sumberjaya belum
mempunyai sanggah dari beton atau batako atau cetakan sehingga ayahku punya ide
mau menjual sanggah dari beton.
Dengan pemikiran itu ayahku
punya teman di desa sebelah yang lumayan jauh dari desa saya yang bernama desa
Pulyapulya. Didesa pulya-pulaya juga banyak penduduk balinya yang beragama
Hindu sehinnga ayahku pergi kesana dan ingin membeli cetakan sanggah. Ternyata
disana memang ada yang menjual cetakan sangah kemudian ayahku membeli cetakan
sanggah yang terbuat dari kayu yang diukur seperti sanggah halnya di Bali.
Ayahku hanya membeli beberapa pasang saja karena kendala keuangan. Setelah itu
dibawahlah cetakan itu pulang dan mulai membuat usaha tersebut. Masyarakat
mulai tertarik dengan adanya cetakan beton maka beberapa keluarga beralih dari
sanggah dari kayu membeli cetakan dari beton.
Setelah lama aku tidak menulis
kisahku yaa karena aku sibuk kuliah selain itu aku sibuk bekerja menjadi
pengawas Gerbangsadu Mandara sejak November 2012 lalu dan karang aku lanjutkan kembali hari ini Sabtu 18
Mei 2013 pada jam 14.13. Sebenarnya banyak sekali kisah yang aku ingin ceritakan
kepadamu tetapi karena payahnya
inggatanku dan juga kemampuan aku merangkainya sehingga cerita ini hanya
sekedar memberitahukan kepada keluargaku nanti yaah mungkin anakku, cucuku atau
buyutku hee. Aduh ni ada teman yang datang keasrama nok ya teman kuliah waktu
S1. o iya sekarang ini aku tinggal di asrama IHDN Denpasar di Singaraja
tepatnya di desa Banyuning sejak tahun 2010. Sekarang aku lanjutkan kembali
ceritaku setelah mandi seger rasanya. Lanjut cerita sejak ayahku membeli
percetakan sanggah sejak saat itu orang tuaku memiliki pekerjaan tetap dan
hasilnya lumayan bagus. Hasil dari nyetak sanggah, ngarap rumah, dan hasil
pertanian dan perkebunan dapat menyekolahkan anak-anaknya termasuk aku. Singkat cerita setelah besar kakakku yang
ketiga kini aku lahir pada hari minggu jam 09.00 wita di rumah pada tangal 17
April 1988 dengan kondisi sehat, pada saat itu situasi desaku belum seperti
saat tahun 2012 sudah ada bidan dan sudah ada dokter tapi dulu belum ada
sehingga proses kelahiran hanya mengandalkan pengalaman saja.
Saat aku kecil seinggat aku,
dulu katanya aku anak yang penakut berbeda dengan kedua kakakku yang pertama
dan kedua yang nakal dan usil, tetapi aku justru pendiam dan penakut. Pada saat
itu aku lupa tahun dan harinya keluargaku mengadakan foto bersama karena pada
saat itu belum ada tukang foto yang banyak apalagi HP kamera atau kamera
digital, jadi saat itu menyewa tukang foto. Nah saat itu aku ketakutan dan
bersembunyi biar tidak difoto karena tukang fotonya membawa tas hitam yang aku
kira orang jahat yang mau nyuntik aku heeee.. Lucu sebenarnya ya aku takut
disuntik dengan jarum yang lancip dan tajam itu aku lari dan tidak jadi ikut
berfoto karena nagis. Sewaktu aku sebelum sekolah SD aku paling suka mencari
ikan disaluran air bersama teman-temanku yang aku lupa siapa mereka, karena
pada waktu itu kira-kira tahun 1994 saluran-saluran air didesaku masih bersih
dan mengalir tidak seperti sekarang tahun 2012 ini air sudah kotor dan tidak
mengalir sehingga tidak ada ikan yang hidup. Bahkan aku sering memelihara ikan
di depan rumahku karena waktu itu parit di depan rumahku di Blok G No. 16 dekat
pura desa itu airnya masih bagus dan paritnya dalam tidak seperti sekarang
tahun 2012 sudah dangkal.
Selain itu seingat aku aku
pernah diajak dengan orang tuaku ke bendungan di belakang blok M dan di sana ngarap bendungan, saat itu
aku belum tahu apa-apa yang aku rasanya hanya riang gembira dan bermain. Selian
itu aku juga pernah diajak mandi di sungai yang dalam dan airnya jernih bersama
orang tuaku dan saudara-saudaraku tetapi sungai itu sekarang sudah airanya
keruh, dangkal dan banyak buayanya. Aku juga pernah diajak menebang kayu untuk
dibuat bahan bangunan karena saat itu juga ayahku menekuni profesi sebagai
pemotong kayu karena punya sensor atau mesin pemotong kayu. Bisnis kayu ini
juga ditekuni sehingga aku selalu diajak kemana saja saat memotong, mengangkut
dan melihat kayu. Nah saat itu kebetulan memotong kayu diujung desa tetapi
mesin pemotongganya rantainya selalu putus padahal sudah baru sampai sore kami
tidak bisa menyelesaikan ngarap satu pohon yang sudah tumbang itu dan ternyata
di daerah itu adalah kuburan yang baru dan pada akhirnya kami pulang dan tidak
melanjutkan pekerjaan itu.
Nah setelah umurku tepat 7 tahun aku mulai
sekolah SD tepatnya di SD 02 Sumberjaya, padahal pertama aku mendaftar SD aku
di sekolah 01 Sumberjaya tepatnya di belakang SD 02 Sumberjaya. Alasan kenapa
aku mendaftar di SD 01 karena disana kebanyakkan orang Bali sedangkan di SD 02
mayoritas orang muslim jawa. Tetapi karena alasan untuk kebinekaan agar
siswanya bercampur maka aku dan beberapa temanku yang orang bali dan Hindu
dipindah ke SD 02 dan tukaran dengan siswa yang muslim jawa. Dari sejak itulah
aku resmi siswa SD 02 Sumberjaya. Aku masuk SD pada tahun 1995 yah tahun itu
tahun dimana nike Ardila meninggal aku inggat itu, karena aku di rumah punya TV
hitam putih listriknya dari aki. Sewaktu aku sekolah SD aku duduk selalu di
bangku paling belakang dan kadang-kadang suka usil dengan murid ceweknya hee
karena suka ama murid perempuan yang cantik. Sampai pada hari dimana aku diajak
bermain suara berantai dimana murid paling depan diberitahu kata pilihan oleh
ibu guru dan terus dilanjutkan pada murid selanjutnya dan saat sampai padaku
kata-kata itu sudah berubah sehingga akupun jadi malu.
Selain itu yang aku inggat
waktu SD dapat makanan tambahan berupa bubur, kue basah dan kering, aku membawa
gelas dari rumah untuk tempat bubur dan setiap mau makan teman-teman muslim
berdua bersama di kelas dan aku dan teman-teman Hindupun mendengarkannya saja
karena saat itu aku tidak tahu doa sebelum makan hee. Selain itu waktu di SD
dapat pengobatan antibodi yang disuntik dilengan kiri dan kandan saat itu aku
menangis-nangis ketakutan pada pertama kalinya tapi karena malu ama teman aku tahan
aja rasa sakitnya sampai lenganku keluar darah, sampai dokternya bilang jangan
ditahan tapi dilemaskan, akhirnya lama-kelamaan aku terbiasa disuntik dilengan.
Begitu juga makanan tambahan itu tidak dilanjutkan karena buburnya ada racunnya
sehingga dihentikan sampai aku kelas tiga.
Sewaktu aku di SD aku suka
bermain di luar kelas bersama teman-temanku, seperti kejar-kejaran, naik pohon
mente, coklat dan bermain di kebun. Kalau aku belanja waktu itu beli pecel
harga Rp.25 saja tapi aku jarang belanja kadang aku pulang untuk makan karena
rumahku dekat sedangkan uang bekalku aku tabung di rumah dan di sekolah juga. Jika
aku belajar agama aku dan teman-temanku berkumpul dan belajar di SD 01 yaitu di
belakang sekolah kelasnnyapun kadang pindah-pindah dan guru agamaku namanya
Ketut Pastika. Ia sangat mengagungkan bagiku karena di membangkitkan semangatku
belajar agama dan rajin sembahyang ke pura. Padahal aku pernah dihukumnya
karena tidak hapal doa Kramaning Sembah dan akupun dipanggilnya dengan sebutan
Pesek karena namaku Pasek Gunawan sehingga teman-temankupun sering mengejek
sebutan itu sampai aku marah dan menanggis. Tapi dengan sebutan itu aku
termotivasi menjadikan nama pasek ini menjadi terkenal dan berwibawa.
Lanjut cerita sebenarnya
sebelum aku masuk SD aku sudah sering diberikan ajaran mengenai rajin
sembahyang, puasa saat hari suci oleh kakak-kakakku sehingga sewaktu kecil aku
rajin sembahyang pada pagi, siang dan sore beramai-ramai dengan teman-teman
lainnya. Begitu juga saat hari Suci Nyepi bersama-sama berkumpul di Pura ada
yang di balai pegat, ada di jeroan ada di balai glebeng untuk membaca buku atau
mendengarkan cerita sambil berpuasa. Karena hari itu adalah hari awalnya alam
semesta wajib berpuasa. Begitu juga pada hari saraswati dan siwalatri akupun
berpuasa bersama teman-temanku di pura bergadang bersama-sama.
Setiap pulang sekolah aku
selalu tidak pernah diam kalau ngak pergi bermain pergi ke pura sambil
cari-cari uang recehan atau uang sesari yang tertinggal di pura sisa-sisa
sembahyang terutama nyarinya di bawah pohon beringin karena lo mencari daun
beringin harus diganti dengan uang sehingga aku dan temanku sering dapat uang
disela-sela akar beringin yang besar dapat uang recehan hee dan hasilnya aku
tabung tuk bekal galungan dan kuningan beli sepatu, dan baju baru. Selain itu
juga aku sering bermain ke saluran air di belakang blok M dan belakang blok N
tuk mandi atau mancing ikan bersama
teman-temanku orang Nusa penida dan teman yang namanya Kontek dan komang gondol
haa nama panggilan aja. Sering kali ke sawah dan mencari ikan sehingga kulitku
hitam dan rambutku kuning hee sehingga aku terkebelakang dibidang pelajaran. Ya
singkat cerita rapotku banyak yang merah sehingga orang tuakupun pernah
dipanggil karena banyak nilai yang merah dan aku nakal di sekolah tetapi aku
tetap naik kelas.
Aku juga pernah bertenggkar di
sekolah dengan orang jawa aku dan dua temanku menantangnya dan di tidak datang
tetapi saat bertengkar dengan orang bugis yang terkenal beraninya aku takut
sampai-sampai aku tidak ke SD sebelah tuk belajar agama sehingga sampai diantar
ama guru agamaku hee penakut tapi angak sombong aku bertinga ni hee. Begitu
indah ternyata masa kecilku, nah setelah aku kira-kira kelas 3 atau kelas 4 aku
sudah mulai diberi tugas membacakan uandang-undang dasar 1945 saat upacara bendera,
pernah diberi tugas di paduan suara, pernah juga diberi tugas membacakan janji
murid, pernah juga diberi tugas membawakan naskan pancasila dan juga pernah
jadi pemimpin upacara. Hal itu berawal sejak aku kelas 4 sampai kelas 6 SD,
selain itu aku sudah mulai kenal dengan teman-teman jawaku namanya Taupik
Nurohman dia mengajakku bermain kerumahnya dari saat itulah temanku mulai
membanyak dan aku mulai kenal dengan guru-guru selain aku disukai karena aku
pandai dibidang olah raga.
Kebelakang sedikit aku lupa
sewaktu aku kelas 2 aku pernah menggangu seorang murid perempuan orang bali dan
aku bertenggar dan tanganku dicakarnya sampai berdarang dan sampai sekarang
tahun 2013 masih tampak bekas lukanya tapi sekarang aku sudah tidak inggat
wajahnya. Kembali lanjutkan ketika ada porseni di kecamatan aku terpilih
mewakini paduan suara, loncat jauh, loncat tinggi dan lari cepat tetapi semua
yang aku wakili tidak ada yang dapat juara bahkan bikin pembinaku marah karena
waktu paduan suara aku telat datang bersama teman bugsidku, selanjutnya waktu
selesai lari cepat aku bermain dijalan menggangu teman wanitaku sampai aku
hampir tertabrak motor wahh akupun dimahari guruku yang menyukaiku dari saat
itu aku malu dan sedih juga merasa diri sudah tidak berprestasi, bodoh bahkan
nakal suka jahil pula, tidak ganteng dan kotor lagi orangnya. Nah sejak itulah
aku mulai berpikir dan setelah itu akupun sering membantu sekolah memetik
coklat dan membawanya ke rumah kepala sekolah dari saat itu aku dikenal
guru-guru mungkin.
Selain di sekolah aku juga
punya kenangan sewaktu panen padi aku sering ikut oang tuaku dan saudaraku
memanen padi dengan imbalan gabah dari saat itu aku mulai belajar mengarit padi
sampai menjadikan gabah, wah cuacanya panas tetapi asik sambil bermain karena
di sawah ramai panennya bersama-sama dan sawahnya masih luas saat itu dan sekarang
tahun 2013 ini sudah banyak sawah ditanami jeruk dan kebun sehingga pandangan
tidak lagi luas dan jauh. Kalau dulu pandangan luas hamparan padi menguning
indah sekali saat panen bersama suasana di sawah lebih ramai dan asik dari pada
di pekerangan rumah atau desa, disanalah aku bermain bersama teman yang ketemu
disana bermain di atas tumpukan jerami jungkir bali, main panah-panahan, membuat
trompet dari batang padi dan sebagainya. Begitu juga kalau kotor bisa langsung
mandi karena saat itu semua saluran airnya masih mengalir bersih dan dalam
akupun senang sekali. Jika sawah selesai memanen mulailah untuk menanam padi
dan hamparan sawah terlihat seperti lautan yang indah dengan air-air yang
tergenang siap ditanami padi, disanalah aku dan temanku mencari kodok untuk
dipakai memancing. Nak ketika padi sudah menghijau dan cukup besar aku dengan
teman-temanku mencari telor burung sawah dan juga memasang pancing agar
burungnya didapatkan dan hasilnya setiap aku ketengah petak sawah aku banyak
mendapatkan sarang burung dan sudah ada telornya dan kadang disarangnya aku
beri jebakan dan pancing dan aku mendapatkannya. Hasil dari itu aku pakai lauk
di rumah atau saat mau berangkat ke sekolah asik sekali. Nah saat mulai musim
kering aku bersama temanku kadang mencari saluran yang sedikit airanya tapi
masih banyak ada ikanya maka aku menguras airnya dan mengambil ikannya dan
hasilnya banyak ikan yang aku dapatkan kemudian aku bagi rata dengan temanku.
Setelah nguras itu badankupun kotor sekali penuh dengan bau amis dan lumpur
tetapi aku sangat suka sekali begitu juga di kolam di depan pura aku sering
mengurasnya bersama warga lainnya tapi berbanyak wahh ikannya sampai sepaha
orang dewasa ikannya, dari sejak itulah aku pernah melihat ikan jeleg namanya
dan betok besar sekali. Bahkan aku menyusuri saluran kecil bersama temanku
kontek mencari belut dengan menggunakan tanggan saja dan kesanya kadang lobang yang aku seluk bahasa balinya
kadang-kadang dapat belut kadang-kadang dapat ular sawah dan kadang juga
tanganku tergigit ular dan aku lari ketakutan tetapi aku tidak kapok.
Wahh kenangan itu paling indah
mencari belut sampai diujung desa belakang blok A sambil mandi di sungai dan di
saluran bersama teman-temanku sampai sore hari. Setelah di rumah kadang juga
aku dimarahi oleh ibuku dan juga kadang tidak tetapi aku tetap setelah pulang
sekolah ke sawah atau ke kebun lagi mencari sesuatu yang mengasikkan. Pada saat
itu aku belum berpikir apa-apa Cuma bermain dan bergembira bersama
teman-temanku, tidak ada rasa takut meski pergi jauh dari rumah keujung sawah
dan keujung kebun. Selain itu juga aku ceritakan sewaktu galungan tiba aku
bersama temanku kadek putra memberainkan diri pergi ke desa Pulya-pulya tempat
bapakku membeli cetakan sanggah hanya berdua membawa sepeda gayung dan jaraknya
sekitar 40 Km dan saat itu jalanya masih banyak yang sepi dan akupun belum
pernah melewatinya tetapi temanku itu katanya pernah melewatinya. Nah dengan
demikian akupun berjalan dari pagi sampai di sana siang dan disana hanya
sebentar dan balik kembali sampai pada sore harinya, dari sejak itulah aku
menyadari jauh dari desaku ada juga desa yang banyak orang balinya dan sampai
sekarang tahun 2013 aku belum pernah kesana lagi. Tetapi yang paling sering
kalau galungan aku dengan teman-temanku pergi kedesa sebelah yaitu desa SP 3
yang banyak penduduk balinya kesana jalan-jalan menuju pura desa disana membeli
makanan dan pergi ke rumah yang dikenal dan begitu seterusnya sampai aku SMP
kelas 2 seperti itu.
Pada waktu masih ramai-ramai
jalan-jalan saat galungan dan kuningan ke desa
sebelah saat itu belum banyak yang punya motor dan mobil sehingga
ramai-ramai naik sepeda gayung ke desa sebelah saat usai sembahyang di sanggah
dan di pura, sambil memakai baju baru bawa uang dikantong lo aku yah sebagian
hasil kerja kerasku menabung dan ikut ngarit padi hee. Sungguh kenangan yang
sangat indah selain itu dulu aku punya kenangan yang cukup memalukanlah yaitu
ada teman murid perempuanku waktu aku kelas 2 aku suka padanya karena dia
cantik namanya Ninik dan saking suka aku padanya aku tulis namanya dipintu
rumahku dengan huruf besar sampai suatu hari dia lewat depan rumahku bersama
kakaknya dan melihatnya dan sejak saat itu aku sangat malu dan menghapus nama
itu dipintu tumahku dan di sekolah aku diejek-ejek ama temanku dan sejak saat
itu aku tidak lagi menyukainya. O iya aku ceritahu saat itu rumahku terbuat
dari kayu dan dindinya bolong-bolong artinya tidak rata sehingga udara dari
luar bisa langsung masuk kamar tetapi rumahku besar karena untuk tempat
menyetak sanggah.
Tiba saatnya hari berfoto di
sekolah aku mulai berfoto datang dengan pakaian rapi saat aku kelas 6 yang
kebetulan waktu itu kelasku di sebelah kantor sehingga aku cepat untuk berfoto.
Perlu juga aku ceritakan waktu sebelum masuk kelas kami berbaris di depan kelas
dipimpin oleh ketua kelas sebelum masuk memperlihatkan kuku apa ada yang
panjang lo ada akan dipukul pakai pengaris atau langsung dipotong, selain itu
memperlihatkan kaos kaki dan rambut. Begitulah kebiasaan aku sewaktu SD sebelum
masuk kelas, ketika kelas duduk di kelas aku selalu paling belakang dan kadang
kalau aku duduk ada teman atau sendirian saja karena aku orangnya katanya
nakal, kotor, bau sawah dan tidak enak diajak berteman makanya aku selalu duduk
di belakang dan juga temanku Cuma itu-itu saja hee. Pada saat hari berfoto aku
kelas 6 rasanya aku sudah besar dan paling dewasa di sekolah itu karena sudah
sebagai senior dan adik kelas bayak yang takut dengan aku selain itu sudah mau
tamat. I oya perlu ceritakan juga sewaktu aku keas 5 ada mata pelajaran geografi
disuruh mengambar benua di dunia dan kelompokku mendapat bagian mengambar benua
Eropa dengan diberikan alat bantu menggambar atau garafik, akupun membuatnya
bersama temanku tetapi aku yang paling berberan mengambarnya karena kau sudah
paham betul cara membuatnya sehingga benua eropa yang aku buat bagus dan ada
bingkaianya, nah saat penilaian karyaku yang paling bagus dan dipajang di kelas.
Kenangan SD cukup banyak dan
juga pernah ada atraksi yang mengendarai motor dengan menutup matanya ada juga
kegiatan menanam merica di belakang kelas, selain itu kalau aku duduk pasti
mencari tempat di sampaing cendela paling belakang sambil melihat-lihat alam di
sekitar kellas. Pada saat aku SD sering juga aku mencari buah mente dikumpulkan
lalu dijual harganya lumayan untuk bekal dan aku tabungkan sehingga waktu itu
aku punya tabungan sampai 75 ribu pada saat itu sangat banyak karena aku bekal
ke sekolah saja paling banyak 1.500 rupiah.
Setelah lama beristirahat
menulis kisahku ini kini aku lanjutkan lagi menulis walau sedikit karena aku
menyadari tidak semua kejadian dalam hidupku dapat aku dokumenkan dalam bentuk
tulisan, foto-foto atau vidio. Kini tepat selasa 18 Juni 2013 pada sore hari
pukul 17.00 wita. Kisahku selama aku sekolah SD sebenarnya banyak kejadian yang
terjadi tapi karena niat menulis dan mendokumenkan kisahku baru terpikir pada
saat aku sudah selesai kuliah ini sehingga banyak kejadian terlewatkan saja. Singkat
cerita kini aku sudah mulai kelas 6 aku sering belajar untuk bisa lulus ujian
kadang juga belajar kelompok bersama teman-temanku ya ke rumah teman belajar
dan juga belajar di sekolah. Kegiatan les dirasakan seperti sudah paling senior
karena tingkatannya paling tinggi, ke sekolah dengan pakaian bebas rapi kadang
kumpul ditaman depan kelas bersama-teman-temanku. Saat itu aku berkumpul
mendengarkan arahan dari wali kelas dan kepala sekolah tentang ujian.
Sebenarnya saat ini aku tidak
bisa menuliskan kisahku sebab, saat ini yang aku rasakan hanyalah kebosanan dan
kebingungan tentang apa yang harus aku lakukan. Semuanya terasa membosankan.
Tidak ada seorang teman yang mampu meramaikan hariku, mengisi hari dengan arti
tidak tahu kenapa terasa ditahun 2013 ini semua rencana dan pekerjaan tidak
berarti. Sudah beberapa hari ini aku hanya diam dan diam tidak bisa berbuat
apa-apa di dalam kamar asrama IHDN ini. Mungkin karena pekerjaan juga tidak
tahu, seperti bekerja jadi pendamping desa di Desa Pakisan program gerbang sadu
mandara dari bulan januari sampai kini bulan Juni belum mendapatkan gajih.
Padahal biasanya tiga bulan sudah dibayar, tetapi sekarang belum juga bahkan
belum jelas kapan keluar. Membantu membuatkan skripsi adik kelas dan tesis
teman kuliah tidak seperti harapan memberikan imbalan pdahal hidupku saat ini
sepenuhnya dari hasil itu. Belum lagi aku menjual bahan ajar kepada teman dosen
dibayar tidak sepenuhnya malah dikit-dikit, inilah mungkin penyebabnya. Belum
lagi permasalahan di Asrama punya tetangga yang sangat iri hati, dan kini aku
ngak berbicara ngak tahu apa penyebabnya dan sumber permasalahanya. Belum lagi
masalah cicilah di bank Kanaya masih banyak karena membeli tanah di perumahan
Banyuninig sampai sekarang belum lunas. Memang sih sedikit egois waktu aku awal
rencana ini aku harus bisa punya motor dan punya tanah dengan rencana hebatku
yaitu punya gajih sebagai pengawas, uang dari penjualan bahan ajar, uang dari
penjualan skripsi dan tesis, uang dari minjam di sulawesi aku bisa punya motor
dan tanah. Nah akupun membeli motor Jupiter Z1 dengan awal uang muka 4 juta
itupun minjem dulu di ibuknya pacarku, kemudian membeli tanah katanya 1 are
dengan harga 54 juta dan aku punya uang Cuma 15 juta dari minjam di sulawesi
dan aku menyepakati membelinya dan meminjam di koprasi sisanya. Dan pada saat
ini kebetulan besiswaku keluar 25 juta untuk membayar itu dan akhirnya aku
berpikir dengan adanya sertifikat ini aku minnjam uang di kanaya 30 juta untuk melunasi
motornya, dan utang dikoprasi dan akhirnya motor menjadi lunas dan sisa di
kanaya karang tinggal 21 juta. Sementara uang minjam di keluarganya pacarku
tinggal 12 juta dan utang-utang kecil lainnya lagi 2 juta. Setelah aku
renungkan lagi aku ukur tanahnya ternyata kurang dari 1 are hanya 80 m2
hal ini membuat aku frustasi kembali dan ada kabar bahwa harga tanah itu
sebenarnya adalah 40 juta, kembali aku merasa dibodohi oleh calo itu yang
dotabennya kepala desa tempat aku bekerja dan sekaligus yang meminjamkan aku
uang 20 juta untuk tambahan beli tanah itu.
Wah sangat terkesan jelek bagi
diriku, sehingga pada akhirnya aku menghibur diri mungkin ini sudah yang
terbaik baik aku dengan jalan seperti itu aku jadi punya motor dan tanah milik
sendiri walau jalannya kadang tidak mulus seperti harapan. Sebenarnya saat ini
aku membutuhkan seorang teman atau pacar disampingku untuk diajak berbagai
perasaan tetapi tidak ada seorang teman dan pacar datang saat aku seperti ini,
yah untung masih bisa sms dengan pacar sedikit mengobati luka dihati. Memang
sedikit terlihat terburu-buru dalam waktu yang singkat aku memiliki motor dan
tanah dengan modal yang tidak adalah lo dikatakan karena hanya bermodalkan
pekerjaan yang tidak jelas hasilnya, beasiswa dan memutar-mutar uang. Dan
hasilnya cukup memuaskan punya motor baru dan tanah sebidang. Kini tanah itu
sudah aki bersihkan aku pelester jalannya dan aku pajang tanda di jual dengan
harga 70 juga semoga aja ada yang beli. Tapi lo tidak ada yang beli rencana aku
tidak jual dan lo punya uang lagi aku mau beli tanah langsung rumah untuk aku
tinggali dengan istri dan anak-anaku nanti serta orang tuaku nanti yang layak,
bersih, luas dan indah. Harapan itu selalu ada dipikiranku makanya aku selalu
berdoa semoga gajihku cepat keluar, ada orang yang membeli tesis dan skripsi
lagi sehingga hutang di kanaya dan dikeluarganya pacarku bisa segera lunas dan
tinggal aku mengumpulkan uang tuk membeli tanah yang sudah ada rumahnya yang
layak.
Perlu juga aku sampaikan sejak
aku wisuda S2 Rabu 31 Juli 2013 ini terutama 7 hari yang lalu aku rasakan ada
kedewasaan dalam aku berpikir terutama pengendalian emosi dan penerimaan
tentang keadaan yang kadang tidak sesuai dengan harapan. Terbukti aku selalu
tersenyum, mandi teratur, tidur teratur, tidak mudah tersinggung bila berbicara
dengan pacar, dengan orang lain. Aku mengerjakan tesis temannku pada malam hari
dengan kondisi sehat walau pernah sedikit panas tubuh ini lalu dengan dipijat
temaku dan terapi dan pengendalian pikiran aku lekas sembuh Cuma dalam semalam.
Ternyata emosi penerimaan keadaan, pikiran dan pengendalian diri tidak cukup
masih ada masalah-masalah kecil lainya seperti kesepian ini, gajih belum juga
keluar, tidak ada pemasukan untuk melunasi hutang sehingga membuat hari-hari
terasa membosankan ngak tahu harus berbuat apa untuk mengisi kesepian hati ini
padahal sudah nonton film dileptop, dengerin lagu-lagu rohani dan merokok juga
tapi masih terasa membosankan. Sampai seperti kemarin aku mengisi waktu dengan
jalan-jalan kedesa menengok keluargaku yang katanya sakit, tadi kedesa
mengontrol tapi setelah sampai di asrama keadaan kembali lagi kesepian dan
membosankan.
Perlu juga aku ceritakan sejak
tidak terkendali semua rencana yang aku rencanakan aku bahkan tidak pernah
sembahyang resmi yaitu pakai pakaian sembahyang, pakai dupa atau pakai bunga di
pelangkiran atau ketempat suci lainya tetapi lebih sering aku berdoa saat aku
sebelum tidur, bangun tidur, berdoa dalam keadaan berbaring, kadang berbicara
pada gambar para dewa atau setiap detik aku ingat dengan tuhan dengan
membicarakan keadaanku. Apakah itu benar aku tidak aku tidak tahu, tetapi saat
aku mempraktekkan ini hampir setahun aku merasa lebih dekat dengan Tuhan sebab
setiap saat aku mengingatnya dan mengucapkannya tidak mesti saat sembahyang
saja, bahkan dalam mimpipun aku sering diberikan ceramah oleh orang yang tidak
aku kenal, mimpi terbang tinggi sekali, mimpi memberikan ceramah, mimpi yang
indah dan bahkan dapat melihat diri sendiri dalam mimpi. Itu terasa aneh bagiku
karena baru pertama kalinya aku berbicara dengan diriku sendiri di dalam
mimpiku dan itu terjadi hanya satu kali dan sisanya hanya menyadari ada di
dalam mimpi sehingga aku bisa mengatur mimpi itu harus bagaimana, kapan
bangunnya dan aku sadari itu sedang ada di dalam mimpi.
Jika ini aku ceritakan pada
orang lain pasti terkesan sombong dan angkuh tapi itu kenyataannya. Aku seorang
dosen honor agama yang mengajarkan ajaran agama Hindu tetapi jarang sembahyang
secara formal sungguh sedikit tidak benar. Tetapi itu sebebanrnya perjalananku
atau usahaku dalam mencari siapa diri aku sebenarnya, untuk apa aku hidup,
mengapa kehidupan ini seperti ini, siapa yang memberi hidup ini, intinya aku
ingin tahu rahasya kehidupan ini terutama, rahasya rasa sedih, suka, lapar, kenyang,
tidur, bermimpi, siang malam, lahir hidup dan mati, ada orang sakit, orang
cacat, orang kaya, orang miskin, orang jahat orang baik, ada cinta dan
sebagainya. Aku ingin melewati batas-batas itu lebih mengerti kehidupan lebih
dalam bukan sekedar seperti di bayangkan orang, dicari orang, dikerjakan orang
tetapi tujuan yang sebenarnya. Hal ini membuat aku semakin tambah bingung dan
membosankan dengan kehidupan yang tidak sesuai rencana sehingga aku putuskan
aku tidak berrencana lagi dan semua aku serahkan kepada sang pembuat segalanya
yang tidak aku sebutkan namanya karena jika bernama itu artinya masih tingkat
pujaan orang orang.
Aku serahkan semua ini dalam
kepasrahaan yang aku kendalaikan dengan kesadaran yang tinggi, sambil berusaha
mencari segala jawaban yang ada di hatiku. Dan aku terus mencari diriku sendiri
pada setiap lini kehidupan baik dari lini antara kenyang dan lapar, tidur dan
terjaga, saat sedih dan senang, saat ramai dan sepi, saat berhubungan badan
dengan pacarku, saat berdiam diri, saat bermeditasi dan saat mendengarkan
lagu-lagu rohani. Dulu aku pernah melakukan cara mencari diri sendiri dengan
berkunjung ketempat suci yang angkar, disana aku bercerita sepenuhnya sambil
menagis dan aku mendapatkan kelegaan, tetapi sekarang mungkin itu tidak cukup
sehingga lebih mencari ke dalam diri sendiri dari segala renungan tentang
aktivitas yang dilakukan, dalam kesepian hati dan segala keresahan yang muncul.
Kadang aku berpikir yang
paling sulit aku kendalikan saat ini
adalah nafsu birahiku yang selalu menguasai seluruh hidupku sejak dahulu, entah
apa karena gen atau karena takdirku seperti ini. Sampai aku berpikir apakah
nafsu birahiku ini penghambat aku mendapatkan kedamaian dan moksa, tetapi
sekarang aku mencoba justru berpikir berbalik apakah tidak justru nafsu
birahiku ini adalah jalan mencapai kedamaian dan moksa dengan mengerti sifat
dan jalannya nafsu ini. Tetapi aku berpikir lagi apakah akhir hidupku berada di
nafsu birahi ini karena hampir tidak bisa ditolak segala permintaan nafsu ini
dari dahulu sampai sekarang, hanya perbedaanya sekarang nafsu ini sudah dapat
aku pikirkan dan awasi dan pahami jalannya atau rasakan puncak dan tujuannya.
Sehingga sekarang munculnya nafsu sudah tidak membuat kebingungan tidak seperti
dulu justru menyebabkan kebingungan, dan kebodohan dan sekarnag justru dapat
dikendalikan dan pikiran tetap seimbang dan terkendali. Apakah ini artinya aku seharusnya tidak
melawanya justru ajak dia berteman berjalan bersama-sama mengejar kedamaian dan
menemukan siapa diri ini dan mencapai kebebasan.
Terasa sudah plong pikiranku
ini setelah aku tuliskan sedikit beban di otakku semoga saja bisa menghilangkan
kesepian di hati dan kebingungan ini. Entah besok terjadi apa, dan suasana apa
yang aku hadapi penuh dengan pertanyan di dalam hati dan aku berharap setiap
detik, menit, jam dan hari berlalu penuh dengan arti menigkatnya kedewasaan dan
kebijaksanaanku dalam menjalani kehidupan ini dan mendapatkan kedamaian dan
kebahagiaan di dalam hati untuk diriku dan orang-orang disekitarku.
Aku ingin menceritakan juga
aku sebenarnya berharap mendapatkan pekerjaan menjadi dosen di IHDN Denpasar
sebab hanya pekerjaan ini yang bisa aku lakukan, yaitu mengajar selain juga
harapan meningkatkan derajat keluargaku. Sehingga aku tidak mencari pekerjaan
yang lainnya seperti mengabdi di perguruan tinggi lain, walau honor di IHDN
tidak seberapa di bayar setiap 6 bulan sekali walau kadang-kadang setahun baru
di bayar. Tetapi aku merasa ragu sedikit karena sampai saat ini belum ada kabar
nasibku ini, tapi aku berharap dan sepenuhnya nasib pekerjaannku menjadi dosen
ini aku serahkan hanya pada satu orang yaitu pak Ariasa Giri dan aku tidak
mengharapkan pada orang lain lagi. Entah karena apa aku merasa percaya dialah
orangnya yang sekarang sudah aku anggap orang tua angkatku mampu memberikan
pekerjaan ini. Sehingga apapun yang dia suruh aku lakukan asalkan sesuai dengan
kemampuanku, dan anehnya diapun berkata sangat cocok berparter dengan aku dan
tidak ada mahasiswa atau anak muda yang karakternya sama dan sesuai dengan aku
berteman dengannya. Sehingga diapun membantu aku sejak awal berteman samapi
sekarang baik bantuan uang, pekerjaan dan sebagainya.
Hari-hari begitu berlalu tetap
menyisakan makna dan hasil yang sesuai harapan, seperti biasa aku mengajar di
denpasar, di bangli dan di singaraja dengan hasil tidak ada hanya berprinsip
mengabdi dan mengajarkan hal-hal baik, positif kepada hahasiswa agar dia
menjadi orang yang baik, berani dan berhati tulus. Sebenarnya cerita ini aku
tulis setelah kisah dibawahnya selesai tetapi dari pada keburu lupa aku tulis
aja sekarang dan lo ada waktu dan pikiran yang hening aku tulis kisahku secara
berstruktur. Tetapi karena cerita ini bersifat bebas dan tidak berstruktur aku
tulis berdasarkan keadaan hatiku. Mungkin banyak kisah yang akan tertuliskan
dalam tulisan ini berharap dapat menjadi kenangan saat aku tua nanti dan bagi
anak-anak dan cucuku nanti dan hikmahnya dapat dipetik untuk hidupnya.
Tuhan yang aku sebut dengan
maha kuasa yang tidak bernama, berbentuk, terpikirkan, berbentuk, dan tidak
berkeinginan akankan engkau mengangapku penting dan berarti untuk engkau
perhitungkan dalam dirimu sehingga permintaan, harapan dan doaku engkau
pertimbangkan. Agar tidak seperti kepala pemerintahahn, orang hebat, pendeta,
orang terkenal yang mengangapku hanya orang biasa, tidak berarti, tidak ada
apa-apanya, ku harap engkau tidak demikian tetapi mendengar doa orang biasa,
orang kecil ini tentang permohonan kedamaian, kebebasan dan keabadian,
memberikan segala pertanyaan yang ada dalam batin ini tentang adakah engkau
yang aku bicarakan tadi, adakah Tuhan itu yang dipuja oleh semua manusia,
adakah pencipta alam ini. Semua yang ada di dunia ini tidak abadi, batu akan
berubah bentuk, manusia menemui masa kecil besar tua dan mati, kayu dibakar akan
musnah, makanan dimakan menjadi tai, semuanya tidak ada yang abadi dan apakah
tuhan juga mati nanti, dan jika demikian jika Tuhan mati aku akan pergi kemana
dan bagaimana kehidupan di alam semesta ini selanjutnya,
Kecemasan ini orang bilang
adalah penyakit yang disebut Paranoit, tetapi kecemasanku ini beralasan sebab
aku berpikir lebih jauh yang dipikirkan orang biasa tentang asal usul manusia,
alasan mengapa manusia harus mati, lahir, sakit, sehat, sedih, cinta, cemburu,
marah, luka, lapar, ngantuk, tua, capek, ada laki-laki dan perempuan, dan
sebagainya, adanya batu, tumbuhan, hewan, adanya agama, suku-suku, adanya
bahasa, adanya teknologi, adanya senjata, adanya suara, api, air, angin,
matahari, dan sebagainya sebebanrnya siapa dibalik ini apakah aku berbeda
dengan orang lain, apakah aku sama asalnya, apakah yang disebutkan dalam kitab
suci agama-agama di dunia benar atau hanya tipu bagi orang yang memiliki kuasa
dibidang rohani, politik atau kelompok semata. Sebab adanya agama membuat kebingungan
bagi aku karena masing-masing agama saling menyalahkan dan berkompetisi mencari
penganutnya. Seperti yang disebuatkan dalam agama-agama di dunia sepengetahuan
aku semua mengatakan Tuhan itu ada dan ada yang bilang yang memberikan hukuman,
dia yang bisa marah, memberikan kesejahteraan, dia yang turun ke dunia dalam
bentuk tertentu, dia yang menurunkan ajaran tetapi apakah itu nyata adanya
dewa-dewa, malaikat, iblis, rosul dan sebagainya. Semuanya terasa seperti
cerita klise yang dikemas untuk mempengaruhi dan mengurus kehidupan manusia.
Aku ingin bebas dari semua aturan yang dibuat oleh manusia itu tetapi hidupku
ingin tenang aku ingin hanya yang tertinggi yang aku percaya.
Saat ini agamaku adalah agama
Hindu memang sejak beragama Hindu aku merasa mendapatkan jawabab bahwa hidup
telah diatur oleh karma dan Rta atau hukum alam tetapi yang aku tidak yakin
adalah apakah dewa dan tuhan itu ada yang selalu dibanga-bangkaan dala kitab
suci tetapi sedikitpun tidak pernah aku
saksikan dalam panca indriya, batin, dan rohaniku beliau itu ada tetapi yang
aku rasakan hanyalah siklus perjalan kehidupan yang tidak bisa diatur oleh
manusia tetapi kekuatan besar yang maha kuasa yaitu Tuhan. Mungkin terasa cukup
untuk kali ini aku berbicara tentang paranoitku nanti takutnya berlebihan dan
membuat orang membaca merasa mual dan aneh sebab takaran pikiran dan emosi
serta jiwaku tidak sama dengan orang yang membaca kisahku ini. Sebagian besar
yang kutuliskan ini adalah berasal dari keadaan yang terdalam di dalam diriku
yang orang lain belum tentu mengerti dan sebenarnya masih banyak yang lebih
dalam dari itu hanya saja tidak dapat aku ungkapkan dalam kata-kata dan tulisan
seperti ini, mungkin lain kali bisa aku ungkapkan. Aku hanya berharap ingin
menjadi orang yang bijaksana atau orang baik sehingga aku bisa menerima dan
menjalani hidup ini dengan damai, bahagia dan bebas tidak ada sedikitpun beban,
tekanan, perasaan jangal dan kemelut sehingga aku selalu tersenyum, tidak ada
musuh, tidak ada teman, tidak ada ikatan tetapi semuanya adalah saudara, yang
dekat seperti aku dengan yang kusayangi, aku hormati, aku puja dan aku cari
yaitu Tuhan.
Sejenak aku berhenti menulis
karena ada tamu dosen sri kusuma wardani berbicara panjang menenai keadaan
kampus IHDN yang kacau masalah pemimpin dan juga masalah-masalah tentang para
dosen di kampus IHDN ini. Sekarang aku menyadari hal yang sudah dan menjadi
perhatian adalah gelombang pikiran yang perlu dijaga, bila pikiran tidak
disadari maka akan seperti lautan yang tidak pernah memiliki permukaan yang
tenang tetapi akan terus bergelombang dengan ketidak pastian. Pikiranku saat
ini menertawakan pikiran sebelumnya dan terus bergelombang dengan banyak muncul
lagi pertanyaan, tetapi sukur jiwaku masih sadar bahwa inilah alam pikiran yang
tidak pernah tenang dan mudah sekali berubah-ubah memperbaharui keadaan yang
lama menuju keadaan yang baru dan akan terus demikian. Sungguh berat rasanya
beban pikiran apabila terus bergelombang seperti ini tidak ada karang dan
daratan sebagai tempat menghempaskan gelombang agar semua menjadi baik-baik
saja.
Dilema berat yang aku rasakan
saat ini belum masalah di BPMPD tempat aku kerja aku harus bertanggungjawab
atas saran yang aku berikan kepada bendahara mengenai gajih yang lama keluar
dan aku harus berbicara di depan rapat kamis nanti. Memang terasa sedikit berat
karena berbicara dirapat berarti siap menerima masalah baru nantinya, padahal
aku tidak ingin ada masalah lagi. Selain itu belum masalah di kampus yang berat
juga dengan datangnya buk sri ini menisyaratkan aku harus berkecimpung dalam
masalah ini paling tidak berada dan berpikir untuk menyelesaikan masalah.
Belumlah masalah pribadi sendiri kini masalah dari luar kian muncul dan berat
rasanya, aku berharap besok pagi aku telah mendapatkan jawaban yaitu
kebijaksanaan. Aku tidak perlu uang yang banyak, teman yang banyak atau jabatan
aku hanya butuh kebijaksanaan di dalam diri saya, semoga segera aku dapatkan
untuk mendapatkan harta, teman dan jabatan itu bukan sebaliknya. Rasa takut ada
nah inilah kekuranganku lagi satu yaitu takut mendapatkan masalah, takut ada
dalam kemelut masalah karena jika dalam
masalah pikiran menjadi kacau, sedih, kehormatan menjadi jatuh, sikap
serba salah, terkucilkan, tidak dihargai itulah yang menjadi permasalahan. Maka
setiap kali mau menghadapi permasalahan aku takut menjalaninya atau membuat
permasalahan dan biasanya aku memilih menjauh dan lari dari masalah itu.
Dulu aku suka dengan masalah
bahkan aku punya prinsip karena masalah orang itu akan menjadi lebih dewasa,
tetapi saat ini justru aku merasa takut dengan masalah entah kenapa apa karena
tanggungjawabku semakin besar atau aku semakin lemah mental dan keberanian yang
tidak lagi kuat. Yang aku butuhkan sebenarnya saat ini adalah keberanian
menghadapi segala masalah yang dihadapi atau yang akan datang, tidak takut
melawan masalah sehingga aku akan menjadi orang yang berguna. Sekarang aku
merasa menjadi orang yang tidak berguna karena takut dengan masalah, takut
berpikir berat, takut dikucilkan, aku takut
tidak dihormati yang sebenarnya mungkin tidak demikian. Karena orang-orang
besar itu menjadi sukses karena berani menghadapi masalah yang ada. Aku ingin
demikian sehingga dengan keberanian yang kuat ditambah kebijaksanan adalah
harapan dan cita-citaku dari dulu dan selamanya. Aku menganggap sebenarnya
semua gerak hidup ini adalah masalah, hidup saja sudah masalah tetapi aku belum
bisa mengkondisikan masalah itu menjadi vitamin kehidupan, belum mampu
menyetabilkan jiwa dan pikiran ini agar tidak mudah putus asa, bimbang, tidak
percaya dan mundur dari kenyataan. Kadang aku sering mundur dan bersedih
sendiri terhadap masalah yang aku hadapi entah kenapa kelemahan inilah yang
selama ini menyiksaku. Aku berdoa semoga dari kelemahan ini muncul kekuatan
yang hebat yang bisa mengangkat kualitas jiwaku, kualitas kemampuanku, kualitas
kehidupanku dan keluargaku.
Banyak pertanyaan datang
dipikiranku pada malam ini yang tidak bisa aku jawab sekarang, entah besok
sudah menemukan jawaban atau mungkin aku menjalani kehidupan besok dalam keragu-raguan
atau hampa tidak tahu apa yang harus aku perbuat, bagaimana hasilnya dan
bagaimana nasibku. Oh aku tunjukkan dirimu adalah kuat, berani dan bijaksana,
bangkitlah jadi dirimu sendiri percaya semua akan baik-baik saja dan percaya
aku bisa menjalani hidup ini dengan berarti dan bermakna bagi dirimu dan orang
lain. Aku percaya semua sudah diatur dalam skenario hidupku demikian tinggal
bagaimana aku menyadari skenario kehidupan ini agar dapat dijalani dengan
kesadaran. Pada malam ini aku titipkan keluh kesahku ini semoga malam dapat
menerima keluhanku ini dan berkenan membantu mencarikan solusi dan memberikan
jawaban. Malam aku haturkan segala aktivitas pikiran dan tubuhku padamu semoga
engkau dapat mengerti apa yang aku maksud ini, maka aku ucapkan terima kasih
sudah menerimakau setiap malamnya dan bagun pada pagi hari dengan baik, semoga
besok pagi aku temukan harapan baru. Selamat malam....
Hari ini kamis 4 juli 2013
pukul 19.43 aku ingin melanjutkan menceritakan hidupku selama beberapa hari
ini. Sebenarnya sudah lama aku ingin menulisnya tetapi ngak tahu kenapa aku
malas melakukan apa-apa padahal aku tidak ada pekerjaan Cuma diam aja ngak tahu
mengapa hari-hariku belakangan ini terasa membosankan dan tidak menyenangkan. Sudah
hampir satu minggu ini aku merasa hidupku sangggaaaaat membosankan terasa tidak
ada tempat, teman, makanan, situasi yang membuat aku senang. Aku tidak pingin
berbuat apa-apa tetapi jika dia terasa membosankan, apakah aku kesepian tapi
jika kesepian kalau ada teman dan bermain ke rumah teman masih juga merasa
membosankan. Beberapa hari lalu sekitar 27 Juni 2013 aku bersama pak Ariasa terapi
pijak telapak kaki dan dibilang aku kena gejala gula darah meningkat, gejala
ginjal, ganguan pada kantung kemih, dan memang saat ini aku sedang ngak enak
badan kepalaku dibagian belakang dan di atas terasa sangat sakit dan itu
berawal 3 hari sebelumnya, dan aku terus kencing-kencing dalam waktu yang
sangat cepat. Itulah sebabnya aku banyak ganguan atau gejala dan aku diberitahu
jangan makan yang manis dan asam serta pedas. Aku tidak diperbolehkan bergadang
terlalu larut, tidak boleh minum yang bersoda, harus kuat minum air putih dan
disarananin minum teh aku lupa namanya. Setelah itu dua hari setelah terapi
sakit kepalaku sudah baikan dan pada akhirnya pada terapi yang kedua 30 juni
2013 dan pada saat itu sudah tidak dibilang lagi hanya ada gejala fungsi hati
agak menurun jadinya aku susah tidur selama ini. Maka dari itu aku disaranan
agar selalu olah raga agar jantung menjadi sehat, memacu semua organ menjadi
sehat.
Sebenarnya aku suka berolah
raga ni buktinya aku terdaftar menjadi anggota fitnes di sambangan sudah mulai
bulan maret tapi pada bulan april dan mei aku jarang olah raga itu karena aku
sibuk untuk lulus S 2. sedangkan sekarang sudah aku perpanjang lagi dan mulai
lagi olah raga. Selain itu jika aku pergi keBTNnya pak ariasa dan ketanahku
yang jaraknya sekitar 600 meter aku hanya jalan kaki saja agar sehat. Dan
sekarang ini aku tadi ke denpasar untuk membawakan temanku yang revisi tesisnya
ya kebetulan di salah satu dari dua temanku yang memberi tesis kepadaku
harganya 3.5 juta dan tadi yang kali kedua aku bertemu dengannya dan di berikan
uang 1 juta. Uang itu aku bayarkan pengandaan tesisku yang kurang lagi 418 ribu
dan bayar foto totalnya 500 ribu dan aku langsung menyebarkannya kepada semua
pengujiku, perpustakaan, kekesbang dan besok aku sebarkan di singaraja. Terasa
semua perjalannyaku tadi lancar hanya saja aku dari pagi belum dapat makan nasi
karena sibuknya dan memang ingin mengirit uang selain itu juga tidak terlalu
pingin makan nasi hanya tadi sebelum berangkat makan pisang ubi siangnya makan
sate babi di denpasar dan karang aku beli nasi bungkus aja.
Sisa uangku itu rencana aku
bayarkan tagihan air di asrama sebesar 400 ribu bersama 2 mahasiswa yang
tinggal di asrama. Dan sisanya aku bekalkan lo ada sisa rencana aku bayarkan
pembelian pil gemukku apa pacarku yang sudah membelikan tetapi uangnya minjem
ama teman gurunya di sekolah. Mumpung membicarakan ini sebenarnya hampir 5 malam
aku memimpikan pacarku selingkuh entah itu ama teman dekatku dalam mimpi entah
itu dengan orang lain tetapi selalu ketahuan dan tidak sih sampai melakukan
hal-hal yang aku temui tetapi pernah satu mimpi aku melihat pacarku sudah
melakukan hubungan badan dengan teman dekatku tetapi aku tidak melihat dia
berhubungan dan tidak melihat wajah laki-lakinya. Tidak tahu mengapa demikian
aku serahkan saja semua kepada tuhan apa arti mimpiku itu semoga saja baik dan
yang terbaik untuk aku dan pacarku. Sekarang ini sebebarnya jiwa kebijaksananku
sudah ada tetapi masih naik turun kadang bijak kadang marah atau cemburu kepada
pacarku, tetapi aku sukuri rasa bijak sudah mendominasi, karena aku sudah bosan
dan capek hidup dalam kecurigaan, mengatur orang lain, harus sesuai dengan
keinginku dan aku bertekat untuk tidak memikirkan itu biarkan dia yang mengatur
hidupnya sendiri apapun yang dia lakukan adalah untuk dirinya. Aku tidak berhak
mengatur hidupnya karena hanya dia yang tahu apa yang terbaik untuk dirinya,
aku hanya megatur sebatas aku berpacaran dengan dia tidak lebih. Kalu dia
melakukan hal-hal di luar sepengetahuannku dan itu disadarinya dan untuk
kebaikannya aku tidak memikirkannya karena itu mungkin sudah yang terbaik
baginya.
Sekarang ini aku hanya bisa
berdoa kepada Tuhan semoga rasa kebosanan tentang hidup ini segera berakhir
apakah mungkin karena gajihku belum keluar untuk bisa melunasi hutangku yang
tinggal 21 juta di bank kanaya, 12 juta ama keluarga panca 4 juta hutang disana
dan disini. Sehingga aku berharap sekali agar gajih itu bisa keluar sehingga
hutang-hutangku bsia berkurang, karena aku sudah pingin sekali membuat rumah
yang sederhana ditanahku di BTN dan ingin membeli mobil bekas yang baik untuk
bisa kesa-kesini agar tidak kehujanan dan kepanasan itu saja. Selain dari pada
itu aku juga memikirkan hutangku yang disulawesi lagi tinggal 30 kali cicilan
dimana setiap bulannya aku harus menyicil 800 ribu. Ini terasa berat hidupku
belum tuntutan aku segera menikah, mempunyai pekerjaan, membantu keluargaku dan
lainnya. Semuanya tidak berjalan sesuai rencana mungkin itu yang membuat aku
bosan beberapa hari terakhir ini dan sekarang rasa itu masih sedikit, sehingga
hari-hariku aku isi dengan menonton film The Moon dan film avatar Coraa yang
baru sehingga hampir tidak ada pekerjaan bermakna beberapa hari terakhir ini. Kadang-kadang
main game kartu sampai malam agar tidak bosan aja, bahkan waktu tgl 24 – 26
juni pacarku datang masih juga hari-hariku membosankan padahal sudah ada yang
menemani. Setiap kali aku melakukan hubungan badan setelah itu bosan lagi entah
kemana aku jalan-jalan biar tidak bosan, aku jalan-jalan kepantai kerobokan
sambil beli ikan bakar tetapi masih membosankan, apalagi tidak ada yang
menemani lebih membosankan.
Aku cuma bisa berharap dan
bertanya ada apa dibalik semua ini, sampai kapan semua ini, apakah ada kebaikan
atau keburukan setelah ini ataukah ini hanya begini saja dan akan berlalu tanpa
arti, ataukah bagian dari pada karmaku terdahulu atau aku memang dilahirkan
hanya untuk begini. Ya sudahlah yang aku bisa lakukan adalah menjalaninya saja
karena itu tidak dapat aku hindari hanya pasrah semoga saja selalu ada kebaikan
dari semua ini aku peraya ini adalah yang terbaik untukku.
Sebenarnya banyak pekerjaannku
seperti memperbaiki skripsi srik dan upa yang sudah ngasi uang ada yang 1 juta
ada 700 ribu tetapi aku tidak ingin berpikir berat tetapi jika menghayal
lama-ala sampai aku tidak bisa tidur aku bisa hee. Hayalanku selalu yang
indah-indah, yang hebat, yang terkenal dan sebagainya tetapi setelah kembali
kealam ini yang sesungguhnya aku melihat diriku ini seperti ini yang tidak
punya apa-apa, tidak hebat, tidak terkenal, tidak sukses, tidak tampan, tidak
kaya aku sedikit bersedih saja dan aku ingin hidup di dalam hayalan saja
jadinya. Selain itu padahal aku pengen menerbitkan dua buku lagi setelah aku
punya buku Nawa Darsana dan Sivasiddhanta yang aku terbitkan di Parimata
Surabaya dan aku ingin menerbitkan tentang kisan para dewa dalam agama Hindu
dan pelingih-pelingih atau tempat suci dalam keluarga, karena semua itu
penting. Tetapi, setiap aku kerjakan pikirannku tidak mau berpikir dan
memberikan analisisnya dan terasa berat. Tiba-tiba mataku perih, mataku
ngantuk, pinggangku sakit, tidak ada ide dan sebaginya sehingga sampai sekarang
belum aku gubris karyaku itu.
Selain itu aku pengen sekali
membeli gitar agar aku bisa mengarang lagu-lagu tentang kisahku lagi seperti
dahulu aku sudah menciptakan 18 lagu ciptaanku sendiri yang mengisahkan
perjalanan hidupku dan temanku. Lagu aku pakai untuk mendokumenkan kisah
hidupku dari SMP sampai saat ini tetapi aku belum bisa membeli gitar, padahal
uang ada selalu untuk kepentingan yang lainnya yang lebih mendesak. selain
gitar aku juga pingin membeli alat-alat bengkel atau kunci-kunci agar bila memberbaiki rante, ganti oli dan
perbaikian ringan lainnya tidak kebengkel terus tetapi uangku selalu kurang.
Selain itu aku juga pengen membeli TV agar bisa setiap hari menonton TV karena
jika ngak punya aku ketinggalan informasi seperti adanya gempa di Aceh, dan
berita lainya aku tidak tahu karena ngak punya TV di asrama aduh radio aja ngak
punya, dan sekarang ini HP ku mati-matian aku nagk bisa beli hp baru lagi. Semoga
saja ada rejiki lagi dan aku akan berusaha memanejemen uang dengan baik agar
kedepan aku tidak kekurangan lagi. Ya Tuhan semoga saja rejekiku lancar aku
berjanji setelah aku punya rumah, dan mobil, dan menikah aku tidak akan lagi
nyari hutang yang besar-besar yang tidak mungkin aku bisa bayar, tetapi jika
mungkin aku bisa bayar aku mencari utang lagi. Ya mungkin cukup untuk hari ini
lain hari aku lanjutkan lagi.
Hari ini jumat 5 Juli 2013
tepat jam 1 aku ingin melanjutkan kembali kisahku, kebetulan aku abis mandi dan
berolah raga pitnes di sambangan dekat panji. Badaku terasa segar karena datang
dari olah raga diasrama aku berlatih gerakan taici ciptaan sendiri dan gerakan
pembiasaan untuk bergerak untuk menendang kesemua arah dan latihan memukul,
melingkar dan sebagainya, yaa supaya semua otot dan tulang bergerak. Sebenarnya
aku ingin melanjutkan ceritaku terdahulu yaitu sejak aku tamat SD aku
melanjutkan sekolah di SMP Negeri 2 Tinanggea tepatnya di desa Atari Indah yang
biasa disebut SP 1. disanalah aku sekolah dengan jarak dari desaku sekitar 10
km dengan jalan masih krikil berwarna kuning dan jembatan seadanya kadang dari
kayu dan kadang dari batang kelapa tetapi kami semua terbiasa dan berani. Jika
kau berangkat kesekolah harus berangkat sekitar jam 05.30 atau pas jam 06.00
pagi karena jarak yang jauh dan juga jalannya yang tidak layak belum lagi harus
melewati 3 gunung dimana dari ketiga gunung itu sepeda harus dituntun atau yang
kuat didaki saja menolak sepeda sampai kepuncaknya. Yahh lumayan capek jika
berangkat sekolah sehingga setiap pagi dan siang aku harus berkeringat sehingga
aku sehat selalu saat itu. Tetapi jika dibilang sehat tiap hari juga aku
menghirup dari debu jalanan bila musim kering dan kena percikan air berwarna
kuning jika musim hujan.
Kenangan itu memang sangat
indah sayangnya tidak semua dapat aku ingat dan dokumenkan saat ini seperti apa
adanya waktu itu terjadi. Bila aku kesekolah sepedaku sepeda mustang bekas yang
dibelikan oleh ayahku, pertamanya aku kesekolah bersama 3 orang temannku dan
langsung kehalaman sekolah melihat kondisi sekolahku yang luas ada lapangan ditengah
dan di kelilingi gedung-gedung kelas, kantor dan perpustakaan. Pada kelas satu
aku masih rajin dan semangat kesekolah tidak pernah terlambat dan belanjarpun
masih jujur hee di kantin sekolah ada empat aku sering membeli nasi kuning,
pisang goreng, lontong dan kue-kue lainnya yang aku ingat penjualnya namanya
ebak Is sebuatannya nama lengkapnya aku tidak tahu. Disanalah aku paling sering
belanja karena paling ramai dan makananya enak. Pada waktu itu bekal sekolahku
kadang-kadang sedikit kadang banyak sehingga sering berbagi dengan
teman-temanku seperti yang namanya komang Nik, Kontek, Gapleh, Putu Nuri, Kadek
pastike, Kadek Me kami selalu rombongan bila belanja kadang berbagi dan kadang
juga tidak.
Setelah aku kelas dua saat
itulah aku mulai malas sekolah dan kadang terlambat dan temanku yang masih setia
hanya namanya kontek, mang Nik dan ada teman adik kelas yang mananya komang
Gondol kami bertiga sering sepakat berangkat agak siang dan sering
balap-balapan kesekolah dan kadang tepat waktu dan kadang terlambat sehingga
sering kami masuk lewat jendela dan di belakang sekolah hee. Tetapi ada
kenangan bagus saat kelas dua aku dikirim oleh tim karate mewakili kecamatan
tinanggea ke kabupaten Kolaka. Sebenarnya aku sudah ikut karakter sejak aku
kelas 5 SD dan saat aku kelas dua SMP aku sudah dua kali naik tingkat dari
sabuk putih kekuning dan dari kuning ke hijau, dan saat bertanding aku bersabuk
hijau dengan kyu 6.5, aku dikirim
bertanding individu dan beregu. Saat sebelum berangkat aku berlatih terus di
rumahku dan kadang pergi ke desa Watumokala untuk bertemu dan berlatih bersama
dengan anggota karate yang ada di sana. Tetapi saat pemilihan atau seleksi aku
tidak ikut karena kakakku termasuk orang berpengaruh dan dikenal keberadaannya
oleh pimpinan karakter Lemkari. Dan aku tanpa seleksi lulus dan berangkat
langsung ke kendari bertemu dengan tim karate kendari dan berangkat
bersama-sama ke kabupaten Unaha untuk menginap semalan untuk latihan sejenak
dan beseoknya berangkat bersama-sama ke kabupaten Kolaka untuk bertanding.
Setibanya di sana kemi semua
tim menginap di hotel yang sederhana dan lumayan kotor, dan saat hari kedua
kami semua ikut pembukaan di lapangan kolaka dan aku memakai sabuk biru
kebetulan sabukku ketinggalan. Setelah dari lapangan seluruh peserta
mengelilingi kota kolaka dengan berjalan kaki dan berhenti di aula besar tempat
bertanding tersebut. Sedangkan aku bertanding pada hari ketiga saat
pertandingan aku melawan orang dari Tim Kendari atau Boton aku lupa dan saat
bertanding aku grogi dan muncul rasa takut dan akhirnya aku tidak sempat
menyerang dan dia memukulku dua kali dan sampai abis waktu aku tidak dapat
memukul dan jika aku memukul dan menendang mataku selalu terpejam, menyebalkan
sekali sampai pelatihkupun heran dan kecewa melihatku sampai waktu habis aku
dinyatakan kalah nilai dan aku sangat kecewa. Pada hari yang sama dengan
mendadak aku dimasukkan kedalam pertandingan tim katanya agar aku dapat saja
juara, dan saat pertandingan tim aku tidak juga bertanding karena aku sebagai
cadangan dan timpun mendapatkan juara 3 aku diikutkan mendapatkan piagam dan
medali. Sayangnya kakakku tidak ikut kekolaka hanya mentar sampai di kendari
saja dan terus pulang karena usia kakakku tidak boleh bertanding lagi.
Saat tiba dihotel sore hari seperti
biasa kami mandi di sungai karena hotel tempat tinggalku dekat dengan sungai
dan kami semua mandi laki maupun perempuan, diantara banyak temanku ada yang
beol sembarangan, dan melempar batu sembarangan padahal sungai itu angker dan
juga tempat tinggal atau hotel itu angker, sehingga pada malam harinya beberapa
teman perempuanku kesurupan dan berterik-teriak. Karena sampai larut malam
kesurupan itu tidak juga hilang sampai ada 3 orang temanku kesurupannya aneh
seperti orang gila atau orang yang berbeda sehingga kami berpindah kehotel
dekat pantai yang berlantai 3 yang bernama hotel Sam-Sam. Sesampai disana 2
orang temankupun tidak kunjung sadar dan masih seperti awal kesurupan sehingga
tim panita dari tim kami memulangkan terlebih dahulu orang kesurupan itu dan
tim kami mendahului pulang satu hari dari penutupan kejuraan daerah itu.
Sesampainya di rumah singkat
cerita, medali perakkupun aku pajang di rumahku sedikit berbohong dikit bilang
aku yang bertanding sehingga aku mendang mendapat juara 3 hee padahal aku Cuma
cadangan saja, ya agar ada kembangaan dikit. Setelah itu aku kembali sekolah
dan di berikan selamat ama teman-temanku, saat bermain-main istirahat setelah
beberapa bulan setelah itu aku menjatuhkan papan tulis di kelas karena
bermain-main dengan teman-teman di kelasku salah satunya yang aku ingat
beberapa teman wanita, laki-laki seperti gapleh, Wana Baskara dan lainnya. Saat
aku menjatuhkan papan tulis tidak satupun temanku menolong aku memperbaikinya
sehingga aku memperbaikinya sendiri bahkan temanku bernama Gapleh dari satu
desa dan orang bali balik berkata ”biarkan saja dia memperbaiki sendiri karena
dia yang menjatuhkan biar tahu rasa” kata itu aku ingat entah mengapa aku benci
dengannya dan merasa dendam. Dan beberapa hari setelah itu aku kerjar-kejaran
dengan temanku dan sampai bertengkar di belakang laboraturium sekolah dan
kepalaku berdarah karena dipukul dengan batu dan aku menendangnya sampai dia
jatuh tetapi pisahkan dengan temanlainnya. Akupun mengadu kekantor dan kepalaku
diobati sehingga aku damai dengan yang namanya Jentot kakak kelasku.
Begini sebebanrnya walau aku nakal seperti yang aku sebutkan
tadi tetapi saat istrirahat saat tidak ada diajak bermain dari kelas 2 itu aku
sering membaca buku diperpustakaan dan aku memiliki kartu perpustakaan dengan
bebas aku membaca disana dan meminjam buku. Yang paling suka aku baca adalah
buku eklopedia atau buku peta ingin melihat dunia luar seperti luar pulau, luar
negeri dan luar angkasa, karena aku sangat ingin kesana. Hampir hari-hari istrahat
sekolahku yang dua kali istriahat aku membaca diperpustakaan walau sering
bertenger di bawah pohon gambal dan membuat rumah-rumahan karena waktu kelas
satu aku sering melihat kakak kelas seperti bli kemong, bali gus dan lainnya
bertengger di atas pohon gambal yang besar sambil membaca buku dan bermain saat
dia semua tamat aku masih terbiasa bertengger di atas pohon itu tetapi karena
hanya bertiga kami memilih membuat rumah-rumahan hee, seru juga. Selain itu
setiap pagi selau ada apel pagi dan setiap pulang pasti ada apel pagi dan waktu
itu aku aku ingin ceritakan hal aneh lagi yang aku lakukan ya.
Waktu pertengahan kelas 2 aku
jalan-jalan ke desa Watumokala karena misan yang bernama ketut soma anaknya
tiga bulanan aku kesana naik motor bersama keluargaku, disanalah aku bertemu
dengan ganis cantik yang bernama Gusti Ayu dan aku menyukainya. Pada saat itu
aku sempat bincang-bincang ringan dengannya dan aku jatuh cinta padanya, walau
bukan cinta pertama ini termasuk cinta melebihi cinta monyet sebab aku waktu
awal kelas 2 aku sudah pernah jatuh cinta dan pacaran dengan adik kelas yang
bernama Kembong anak SP 3 tetapi pacarannya ngak pernak ketemu hanya
surat-suratan saja lewat misanku yang juga adik kelas, aku mengirim surat
tetapi hanya sekali saja dia membalasnya setelah itu aku tidak pernah
berhubungan ya dikatakan ngak pernah menyepakati pacaran atau menyepakati
selesai haa cinta monyet. Tetapi saat aku bertemu gusti ayu aku sudah mulai
berpengalaman dan serius menatakan kata hatiku sampai aku kecantol dan tidak
ingin pulang. Saat diajak pulang akupun pulang tetapi berpikir untuk pindah
sekolah agar aku bisa tinggal di desa Watumokala agar terus dapat ketemu
dengannya. Beberapa harinya setelah itu aku memberitahu orang tuaku dan sedikit
memaksa akhirnya aku diberikan pindah dan di sekolah aku meminta surat pindah
kesekolah lain sendiri saja saking semangtanya dengan pedenya saat apel sore
aku berpakaian biasa dan memakai topi semua temanku melihat dengan rasa aneh
dan akupun diberikan surat pindah kesekolah SMP 1 Kecamatan Toulu kalu tidak
salah.
Setelah itu aku langsung pergi
kewatumokala dan tinggal di rumahnya Kadek Budar dan mulai mendaftarkan diri di
sekolah yang dituju, tetapi sebelum itu aku mengatakan cintaku padanya dan
diapun menerima aku dengan syarat dia masih punya pacara tetapi pacarnya itu
tidak pernah datang karena lagi sekolah di kota dan tidak berhubungan lagi dengannya.
Dengan keadaan itu aku menyangupinya dan hampir setiap malam aku mengapel
kerumahnya yang jaraknya lumayan jauh. Saat apel pertama aku diantar dengan
temanku bernama kecol dan selanjutnya kadang sendiri kadang ditemani sepupuku
bernama Budi. Lanjut cerita saat berangkat sekolah aku berangkat bersama
teman-teman dari desa itu yang lumayan banyak dan melewati kebun kelapa dan
jalannya kecil dan melewati jembatan dimana sepeda harus dituntun tetapi aku
semangat demi seorang wanita. Sesampai di sekolah aku langsung masuk kelas
walau aku belum diterima 100% disekolah itu karena aku belum menyetor ijasah SD
tetapi aku diperbolehkan masuk karena ijasah itu bisa menyusul. Dengan semangat
walau ngak punya sepeda hanya mengadalkan berbocengan dengan teman lainya aku
rajin kesekolah karena jalanya bersama-sama dengan wanita itu hee walau
jaraknya 10 km dari tempat tinggalku tetapi aku semangat. Saat beberapa kali
apel pada saat apel malam itu aku berbicara berdua dengannya di teras rumah
sepupunya dan aku dapat mencium pipinya dan membawa ikat rambutnya, saat itulah
ciuman pertamaku dengan seorang wanita dan terus aku ingat setelah sampai di rumah
dan ikat rambutnya itu terus aku ciummi setiap saat heee baru merasa bahagia
gitu.
Kadangkala saat mandi sore
bersama sepupuku dan temanku kadang aku mandi dipancoran untuk dapat melihat
gusti ayu mandi walau tidak telanjang tetapi aku bahagia dapat melihatnya hee
kadang kalau tidak di pancoran aku mandi dibulakan agar asik tetapi kalau
paginya aku mandi di rumah tempat tinggalku itu. Berselang satu bulan aku mulai
dipangil oleh sekolah agar mendatangkan orang tua atau wali ke sekolah dan bli
kadek budarpun kesekolah naik sepeda dan berbicara dengan pihak sekolah dan
katanya harus membayar SPP dan membayar uang pindah aku lupa jumlahnya dan aku
tidak bisa menyanggupinya dan katanya harus ada surat ijasah SD. Kebetulan
hubungan aku dengan dia mulai ngambang karena aku dengan dari pihak orang tua
gusti ayu pingin yang sekasta yaitu pre Gusti sedangkan aku hanya orang sudra
atau Jaba, selain itu dari pihak gusti ayu menginginkan orang yang lebih tua
darinya, orang yang kaya dan ganteng sementara aku umurnya sama dengannya,
orang yang ngak punya dan tidak ganteng. Sejak saat itu hubungankupun mulai
meredup padahal sebelum itu aku sudah berniat membeli tanah untuk tempat
tinggal disana dengan harga 200 ribu sampai aku pulang kerumah minta uang
kepada orang tuaku dengan usaha pulang menyewa sepeda motor dengan orang suku
Tolaki bersama temanku bermana Kecol
tetapi orang tuaku tidak setuju dan aku kembali hanya membawa ijasah dan
akta kelahiran tetapi dijalan aku kehujanan sehingga ijasah dan akta kelahirankupun
basah terutama akta kelahiranku menjadi kotor.
Sesampai disana aku mulai
berpikir jika aku terus tinggal disini apa mungkin aku diterima dengan baik di sekolah
itu, aku akan terus nyaman tinggal disini dan apakah aku bisa terus pacaran dengan
Gusti ayu begitulah pikiranku saat ini. Dengan keraguan itu akhirnya
terjawablah kalau hubungan aku dengan dia menjadi ngambang dan saat mengapel
ketempat biasa dia bilang katanya hubungan kita tidak bisa dilanjutkan dan
dibilang carilah cewek lain karena dia tidak bisa pacaran dengan aku karena aku
bukan Gusti dan dia sudah punya pilihan yang lain. Aku sangat kecewa dan sakit
hati hanya berumur 1.5 bulan saja hubunganku dengannya ya hampir 2 bulan saja.
Sedangkan sekolahkupun mulai aku tinggalkan dan aku meminta maaf kepada kakakku
atas kelakukanku dan akhirnya aku dimaafkannya dan bersedia membantuku untuk
kembali kesekolah dahulu. Sambil menangis saat tidur malam selain tidak enak
rasanya terus tinggal ama Bli Kadek Budar karena aku tidak banyak membantu walau
kadang membantu membuat Gula Aren, mengambil tuak dan memupuk kelapa tetapi
tidak seberapa dibanding aku tinggal disana.
Sejak saat itulah aku kembali
kedesakupun dan memohon kepada wali kelasku yang bernama Buk Ros untuk dapat
diterima di sekolah itu, tetapi karena salahku pindah dengan tidak resmi
menjadi perbincangan panjang dengan wali kelasku dan memarahi aku atas
perbuatannku itu. Tetapi karenan kakaku dikenal dengan wali kelasku dan
hubunganya baik ya cukup berpengaruh kakakku di sekolah itu akhirnya aku
diterima kembali di sekolah itu pada hampir akhir kelas dua seperti murid baru
saja, dan kadang teman-temanku memanggilku murid baru gitu. Semenjak itu aku
rajin kembali ke sekolah dan merasa sangat malu dan akhirnya saat panen padi
aku ikut memanen padi dengan temanku kontek dan komang gondol untuk bekal
sekolah dan galungan. Sampai malam hari aku memanen padi dengan bahasan
Ngelantigang menggunakan bobok atau obor aku dengan temanku tetap semangat.
Saat aku naik kekelas 3 aku mulai serius sekolah karena takut tidak lulus ujian
sampai aku berpikir bagaimana caranya agar bisa lulus sehingga aku rajin
belajar dirumah agar bisa mengingat
pelajaran. Sehingga dengan kekhawatiran itu aku mulai melakukan pendekatan
dengan wakil kepala sekolah kebetulan orang bali dan juga satu desa dengan aku
yang bernama Komang Narina yaitu dengan membantu pekerjaan seperti memupuk di
kebun coklanya, memetik coklat, dan sebagainya agar dia terkesan dan mau
membantu saya nanti.
Selain itu pada saat awal
kelas tiga aku suka dengan adik kelas 1 yang bernama Ketut .... aku lupa
namanya, pada awal pacaranku itu hanya sekedar pacaran biasa saat apel
kerumahnya di Blok F hanya sekedar jalan-jalan biasa tidak dapat ciuman hanya
bicara saja karena dia masih kecil saat itu. Waktu pacarankupun hanya sekitar 2
bulan dan tidak jelas masih atau tidak karena dia juga tidak jelas tentang
hubungan aku dengannya dan akupun tidak lagi kesana karena aku merasa dia tidak
suka dengan aku. Pada saat ke semester 2 aku mulai berpikir berat gemana
caranya agar aku bisa lulus sehingga aku dengan temanku kontek berinisiatif
untuk mencari temat tinggal di SP 1 agar tidak jauh bersepeda dari kampung
karena sudah mulai les-les pada pulang sekolah. Sehingga dengan itu aku mencari
mes didekat pasar SP 1 temapt tinggal guru bahasa indonesiaku Pak Bram dengan
Pak Trianto dan kebentulan ada ruang kosong dan aku diterima tinggal disana.
Akupun mulai bersih-bersih disana dan mengajak temanku Gapleh tinggal bertiga
disana. Saat mulai pembersihan aku dipindah keruang satunya tempat tinggal Pak
Tembreng dan ruang sebelumnya teman-teman lainnya tinggal disana seperti
bambang, Abunawas, dan lupa lainnya. Sejak aku tinggal disana aku membersihkan
areal itu dan membuat WC darurat di belakang, dan sekolah dengan nyaman tidak
lagi terlambat dan keluar keringat seperti aku berjalan dari kampung, karena
jarak tempat tinggalku sekarang hanya 600 meter saja, berjalan menggunakan
sepeda dan kadang jalan kaki saja.
Keadaan itu membahagiakan dan
bisa pada malam harinya belajar dengan nyaman, dan pada suatu hari teman-teman
dari sebelah mengajak mencuri pintu untuk alas temat tidurnya dan aku
mengikutnya dan berhasil mencuri 3 pintu di gedung kosong bekas sekolah itu dan
sejak saat itu diruang sebelah temanku itu selalu ribut dan terdengar main
gitar dan minum-minum. Kejadian itu terjadi sejak aku sudah tinggal 2 bulan ya
sebenarnya aku sampai tinggal 3 bulan ditemapt itu. Kembali aku ingin ceritakan
keawal waktu di kelas tiga disemester 2 aku juga suka dengan seorang cewek bernama
Reni tetapi dia tidak tahu kalau aku suka padanya karena sat itu keadaanku yang
bodoh di kelas, pakaianku tidak bersih dan dan tidak pandai mengatakan cinta
selain itu aku bukan tipe yang diinginkannya sehingga hanya berlalu begitu
saja. Kembali setelah aku tinggal beberapa bula di asrama itu akupun dan
bersama teman-teman lainya disuruh meninggalkan asrama karena dianggap
menggangu dan aku mulai berpikir kemana aku tinggal dan akhirnya aku diajak
oleh temanku yang paling pinter di sekolah itu dan di kelas aku ya kebetulan
aku mendapat kelas A yang berkumpulkan orang pinter bersama temanku Kontek,
gapleh dan Sudar. Temaku yang pinter itu adalah bermana Nur Hidayat dia selalu
juara umum sejak dari kelas 1 sampai kelas tiga dan nanti diujian dia juga
juaranya.
Temanku itu adalah orang jawa
yang tidak jauh dari sekolah rumahnya dan aku diterima oleh orang tuanya dengan
baik dan aku membantu segala pekerjaan di rumahnya layaknya hur Hidayat. Sejak
saat itulah aku diajarkan cara belajar agar selalu ingat dengan pelajaran yaitu
dengan menaruh rumus atau pelajaran itu di langit-langit kamar, didinding kamar
agar selalu dilihat sehingga menjadi mahir, dan dia memberikan aku motivasi
untuk tetap belajar dan menjadi orang sukses. Selain itu perlakukan orang
tuanya terutama ibuknya yang selalu memasakkan nasi untukku, memijak tanganku
saat aku sakit saat itu dan menata kamar tidurku ya karena aku tidur bersama
temanku itu, dan setiap mau tidur aku diceritakan sesuatu yang membuat aku
semakin bersemangat hidup. Aku tinggal disana sekitar 2 bulan lo tidak salah dengan
lamanya tinggal disana adik-adiknya nur Hidaya sampai menganggpku kakaknya dan
anaknya dari orang tua Nur sampai jika aku pulang sebenar selalu berpesan
hati-hati dijalan. Sejak tinggal disanalah aku menjadi mahir berbahasa jawa
karena setiap hari aku diajak berbicara jawa atau berbahasa jawa sampai aku
kadang diajak sajalan-jalan ada wayang dan berkunjung kesaudara orang tuanya
sehingga aku menjadi aktif berbahasa jawa.
Sewaktu mendekat ujian
nasional aku belajar keras tetapi dari pihak teman-teman lainnya mengajak aku
dan Nur Hidayat mencuri soal ujian ke sekolah, dan nur dan aku menyepakatinya
dan akhirnya kami mencuri soal kekantor. Tetapi proses pencuriannya aku tidak
ikut masuk kedalam hanya mengawasi di luar sekolah dan pencurian ketahuan
bidang KTU tetapi KTU diancam agar tidak
berbicara sehingga sat ujian aku sudah tahu beberapa soal dan aku bisa lulus
dengan baik hee. Selai itu kelulusan aku merasa dibantu juga oleh wakil kepala
sekolahku itu karena aku sering membantu dirumahnya. Setelah selesai ujian
akupun pulang ke rumah dari temapt tinggalku dirumahnya Nur Hidayat karena di rumah
kebetulan ada proyek Lomba Desa dan ayahku ditunjuk menjual Gapura karena
setiap rumah harus ada gapura yang sama dan ada jemuran. Sejak itulah kebetulan
hari libur setelah ujian aku bekerja membantu mencetak gabura dari beton atau
campuran, selain itu aku berikan semangat katanya kalau sampai selesai mengarap
gaburan yang jumlahnya kalau tidak salah sekitar 90 dimana setiap gapura
harganya 450 ribu aku akan dibelikan motor baru.
Aku juga ingin ceritakan bahwa
sebelum ujian lagi 1 bulan aku baru merasakan punya baju sekolah yang baru
pemberian dari orang tuaku dan pakainkupun mulai rapi saat itu dan hatiku
senang sekali. Kembali proses mencetak gapura aku sangat semangat dan kalau
tidak salah aku bisa menyelesaikan 60 gapura selama 1 bulan itu setelah lomba
desa mulai dan aku membantu mencetak sekitar 2 bulan desakupun mendapat juara 1
sepropinsi dan kepala desakupun kejakarta bertemu presiden. Nah setelah selesai
lomba desa benar ayaku membeli motor Supra Pit berwarna merah yang baru dan itu
untukku bawa kesekolah pertama kalinya dan kebetulan sama dengan motornya wakil
kepala sekolah itu. O iya aku ingin ceritakan karena berkat wakil kepala
sekolah aku sempat mendapat beasiswa 300 ribu dua kali waktu aku kelas 1.
kembali sejak aku dibelikan motor baru aku bawa kesekolah dan semua temanku
melihat aku ada perubahan hee tetapi sayang sudah mau tamat aku baru punya
motor tidak sempat aku nikmati untuk dibawa ke sekolah pada saat belajar.
Tetapi dengan punya motor itu aku merasa bangga karena termasuk setengahnya
hasil kerja kerasku membuat gapura dan membatu pekerjaan rumah lainnya seperti
memupuk coklat, membersihkan kebun dan lain sebagainya.
Tidak tahu kenapa waktu aku
tamat SMP sekolah aku tidak mengadakan perpisahan seperti biasanya sehingga
perpisahannya tidak terkesan menyenangkan hanya bergitu saja dan pada akhirnya
aku kehilangan kontak degan teman-temanku yang lainnya. Temanku Kontek
memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolah ke SMA dan temanku Gapleh mejanjutkan
di SMA dekat SMP dulu dan temanku lainnya sama dan hanya aku yang melanjutkan
ke SMA di kota Kendari. Tetapi sebelum itu aku ingin menceritakan juga kalu aku
sebenarnya tidak inigin melanjutkan sekolah
ketingkat SMA tetapi ayahku mengatakan bahwa kalu aku tidak melanjutkan
berarti harus menikah, sementara aku belum ingin menikah dan maksud aku adalah
ingin bekerja sebagai petani atau pengguasa. Sedangkan niat ayahku adalah aku
diharapkan sekolah ke kota Kendari dimana di sana ada kakaku yang bekerja
sebagai polisi pamong Praja yaitu kakakku yang menolong aku kembali ke SMP dulu
namanya Made Tresnayasa itu. Kali kedua aku akan meningajakkan kakiku ke kota
provinsi yaitu kota Kendari pertama saat ayahku mengajak aku ke kota untuk
membeli traktor ke kota lama dan sekarang aku bersama ayah juga kalau tidak salah aku diantara dan
langsung ke tempat kos kakakku dan dijemput di jalan raya. Pada saat itu aku
terasa asing sekali dan berpisah dengan orang tua saudara dan teman-temanku
tetapi aku merasa inilah hidup baruku.
Singkat cerita aku sudah
berada di kos kakakku dan keadaan kosnya berlantai semen biasa dan berdinding
kayu serta berada di bawah atau tanah bekas rawa sehingga pembuangan airnya kadang
terhambat dan bau disana-sini terkesan agak jorok. Kakakku memilih kos ini
karena luas atau panjang dapat dua kamar tidur, satu kamar mandi dan satu kamar
tamu dan harganya masih 700 ribu pertahun sehingga terpaksa memilih itu bersama
sepupuku bernama Wayan Swarjaya anak pak Jro Surnaya dan saat ini sudah menjadi
sulinggih ayahnya itu. Disana aku harus tinggal dan kebetulan bersama dengan
teman kakakku juga atau kakak kelas bernama Putu Locong dia mau kuliah Teknik
di Universitas Haluleo. Sehingga saat itu kami bertinggal empat orang aku
bersama kakakku dan Bli Wayan dengan Putu Locong itu. Saat aku sudah disana aku
mulai diantarkan kakakku ke sekolah untuk mendaptar pertama ke SMA 4 tetapi aku
merasa itu tidak cocok untukku dan ke SMA 1 aku merasa aku tidak pantas dan
pada akhirnya aku ke SMA Kartika yang dekat Kodim dan kebetulan dekat dengan
kosku sehingga bisa jalan kaki saja ke sekolah.
Tanpa pertimbangan yang
panjang lagi aku mendapaftarkan diri disana tanpa mendaftar ditempat lain
karena aku merasa sekolah ini cocok dengan aku yang orang tidak pintar dan
tidak mampu ini selain itu karena sekolahnya sederhana dan dekat dengan kos
tempat tinggalku. Sekolah ini dikelola oleh yayasan sehingga termasuk sekolah
swasta naungan TNI AD Kodim Kendari dengan kenyataan ini sekolah ini termasuk
sekolah yang mengedepankan disiplin seperti tentara hee. Singkat cerita aku
lulus dan diterima di sekolah itu dan saat mulai daftar ulang aku membayar
beberapa uang dan itu setengahnya dibiayai oleh kakakku dan aku mendapatkan
beberapa kain untuk pakaian putih abu-abu dan kain batik merah serta biru dan
beberapa buku tulis.
Sejak aku pertama kali sekolah
disana aku mengikuti ospek dan terkesan tidak menyiksan dan menyenangkan dan
sebagian kesan aku sudah lupa hee dan setelah itu yang aku masih ingat aku
mengikuti ekstra PMR dan pramuka dan sempat mengikuti caraka malam dengan
mengikuti lintasan malam tepat jam 12 mencari jejak dari SMA kartika menuju
jalan sampai ke SMP 1 dan sampai kembali ke SMA kartika dan setelah itu aku
tidak mengikuti lagi karena tidak suka dibentak-bentak dan direndahkan oleh
senior. Selain itu aku mengikuti PMR dan sudah mengikuti beberapa kegiatan
seperti pelatihan dan makan tetapi aku tidak melanjutkannya sehingga pada
akhirnya aku tidak lulus mengikuti
ekstra semua itu hee, bahkan untuk mengikuti pelatihan kepemimpinan untuk bisa
menjadi osis akupun tidak mengikutinya karena tidak sudah direndahkan seperti
yang aku bilang tadi. Aku hanya menjadi siswa biasa saja tetapi di kelas aku
malah ditunjuk menjadi wakil ketua kelas, dan akupun mulai dikenal ama
teman-temanku dan aku merasa sudah sedikit dewasa karena sudah tidak suka
menggangu cewek-cewek dan bermain seperti SMP.
Sedangkan hari-hari setelah
pulang sekolah aku hanya berada di kos saja dan kebetulan punya kenalan penjual
bakso di samping kosku dan aku belajar main gitar bolong. Disanakalah awal aku
mengetahui dan belajar memainkan gitar. Teman jawaku itu mau mengajar aku
kunci-kunci dasar memanikan gitar sampai aku bisa seperti sekarang ini. Hari-hari
hanya seperti itu selain aku belajar kursus komputer didekat kampus Teknik
tempat temanku kuliah, yang merupakan cita-citaku yaitu ingin mahir dibidang
komputer paling tidak tahu komputer itu apa, apa fungsinya, bisa mengetik,
mengedit gambar dan sebagainya. Akupun kursus beberapa minggu dan karena aku
tidak punya uang akupun berhenti kursus hanya bisa sampai mengetik biasa saja
heee. Sedangkan belajar memainkan gitar sudah bisa menghapal kunci-kunci dasar
sampai kunci kress. Selain belajar seperti yang kau bilang aku juga sering
sembahyang di pura Jagat Nata saat purnama dan Tilem, disinilah aku merasa
begitu kompak dan tebal keyakinan umat Hindu yang merantau ke kota untuk
memohon agar selamat, terus sehat, tambah rejeki dan tidak goyah dengan keadaan
apapun. Aku melihat sangat ramai saat persembahyangan puranma tilem, kusus ada
tempat ganti baju disanalah aku melihat ternyata banyak orang Bali yang
beragama Hindu merantau di kota sampai aku punya banyak kenalan disana.
Selain itu aku diajak
sembahyang ke desa Jati Bali tempat desa paling banyak orang balinya, disana
aku sembayang bersama kakakku di Mandir Sampradaya Saibaba. Mumpung
membicarakan Sampradaya ini aku sebebanrnya sudah mengenal dan mempelajari
aliran ini sejak aku di SMP kelas 1 dimana kakakku pernah ke Sulawesi tengah ke
rumah kakakku yang perempuan yang menikah di saman dan sekarang sudah cerai dan
menikah dengan orang SP 3. disanalah kakakku mendapat ajaran ini dan
mengembangkannya di desa aku dan sampai membuat tempat khusus atau disebut Mandir
di rumahku dan sampai sekarang masih ada dan tambah besar. Didesa jati balilah
aku sering setiap hari kamis dan kadang-kadang menginap diteman kakakku kadang
pulang malam. Aku punya kesan bagus disini yaitu saat hari kelahiran Bhagawan
Sai Baba aku berkenalan dengan seorang gadis manis padahal aku tidak kenal
tetapi dia terus mendekatiku membawakan roti, minuman dan sebagainya sehingga
aku merasa kayaknya dia suka padaku. Setelah itu aku mengajaknya pacaran dan akhirnya
dia mau dan setelah aku telusuri
ternyata kosnya dekat dengan kosku dan kebetulan. Kali kedua aku dapat mencium
wanita sebagai pacarku saat itu. Hidupku mulai terasa hidup sejak aku punya
pacar itu tetapi aku merasa tidak serius karena tipenya bukan seperti yang aku
mau karena orangnya banyak bicara, tidak langsing dan rambut kriting hee kurang
lah. Kemudian singkat cerita dia bermain ke kosku membawa minuman dan makanan
disana aku merasa aku mulai berharga bagi orang lain terutama kakakku karena ada
cewek yang membawa makanan ringan. Sejak saat itu aku merasa ada gairah
sekolah. Singkat cerita kali malam aku bermain kekosnya dan kebetulan kakaknya
pacarku itu pergi dan aku berkeinginan untuk berhubungan badan denganya tapi
malang saat mau mulai kakaknya datang akupun menjadi salah tingkah untungnya
tidak dilihat lagi mau buka baju heee. Sementara kakak pacarku itu yang
laki-laki saja datang dan kebentulan kakaknya itu adalah teman lamaku jadi aku
tidak terlalu grogi, tetapi tetap saja tidak enak dan memutuskan aku pulang
saja ke kosku walau disuruh nginep di sana.
Singkat cerita hubungan aku
dengan dia mulai rengang karena aku mulai menjauhinya karena dia tidak begitu
setia dan terbuka padaku selain itu dia gadis bukan pilihan hatiku artinya aku
suka padanya sebagai pacar biasa mengisi hari sepiku dan dia juga demikian
akhirnya tanpa kata putus kami berdua saling menjauh dan tidak ada kabar lagi
sampai sekarang. Setelah itu aktivitasku pulang sekolah hanya bermain saja
dengan temanku yang sekolah di SMA Satria dan temanku Locong yang mengajak aku
pergi ke toko buku dan Mal sejak saat itulah aku gemar pergi ketoko buku untuk
memaca dan membeli buku, aku diajak keperpustakaan dengan naik ptpt sebutan
angkot di kota Kendari. Diajak juga pergi ke Kendari Bits melihat pemandangan
malam bersama kakakku juga.
O iya aku ingin berbalik lagi
waktu aku SD dan SMP kebetulan aku rajin sekali mengikuti puasa saat Siwalatri dan
hari suci lainnya dan sering mengikuti lomba-lomba yang diadakan muda-mudi dan
kebetulan anggota muda-mudi yang berpengaruh adalah kakakku. Sehingga aku terus
diajak mengikuti lomba seperti lomba membaca sloka, dharmawacana dan berpakaian
adat Bali semua lomba aku selalu mendapat juara dari juara 3 sampai juara 1
setiap ada lomba sehingga banyak penghargaan yang aku dapatkan walau isisnya
kadang ada sabun, buku tulis, buku bacaan dan kadang baju tetapi aku merasa
banga karena aku dapat berbicara dan naik panggung mendapatkan hadiah di depan
banyak orang di desaku dan termasuk membanggakan orang tuaku. Selain itu aku
selalu mendapat juara seperti lomba lari estapet, lomba balap karung dan lomba
lainnya sat hari raya galungan dan kuningan begitu terus kegiatanku saat SD
sampai SMP dan itu sangat terkesan, dimana kegiatan itu diprakarsai oleh muda-mudi
desa Sumberjaya itu nama desaku.
Lanjut cerita pengalamanku
waktu SD dan SMP aku bawa sampai ke SMA dan kebetulan saat hari suci agama
Hindu aku pergi ke pura yaitu hari raya saraswati ada lomba dharmawacana dan
aku mendadak disuruh ikut oleh kakakku dan Bli Gede Nyana dan sekarang sudah
menjadi sulinggih. Saat itu ada 7 peserta dari SMA dan perguruan tinggi dan aku
mendapat nomor 4 dan pada akhirnya aku mendapatkan juara 2 dari sekian banyak
peserta yang sudah lebih tua dari aku. Itulah kegiatan terakhirku yang aku
dapatkan dan aku mulai jarang ke pura karena suatu alasan yang banyak.
Kalau masalah pulang kampung
biasanya saat galungan dan beberapa bulan saja sedangkan masalah biaya hidup
aku dibiayai oleh kakakku yang saat itu menerima gajih hanya 450 ribu, sehingga
aku harus mengirit sekali, dan aku mendapat masukan dari kakakku gemana kalau
motorku suprapit itu dibawa untuk dipakai ngojek, akhirnya aku pulang bersama
kakakku mengambil motor dan kakakku mulai ngojek dan hasilnya lumayan dapat
pemasukan. Setelah kosku sudah abis disana aku numpang tinggal bersama teman
kakakku perempuan karena ayahnya sebagai anggota DPRD dan kebetulan salah satu
orang bali menjadi anggota DPRD. Karena mendapat rumah dinas dan banyak yang
kosong aku dan kakakku diperbolehkan tinggal disana dan temannya itu adalah
teman waktu kakakku kuliah Bahasa asing dan kakakku tidak tamat disana karena
kendala biaya karena aku masih sekolah SMP dan orang tuaku tidak sanggup
membiayayinya sehingga kakakku mengambil pergi ke sulawesi tengah.
Lanjut cerita saat itu aku
tinggal di kamar yang luas tetapi dibelakang walau di belakang aku merasa nyaman
dengan ada kamar mandi, dapur dan kamar tidur yang luar. Selain itu ada halaman
yang luas hanya saja jarak ke sekolah menjadi jauh karena aku tinggal diareal
RRI Kendari sedangkan sekolahku diareal RSUD Kendari atau di Kodim, sehingga
aku kadang diantar oleh kakakku ke sekolah kalau dia tidak apel pagi dan kadang
aku bawa motor sendiri ke sekolah dan kadang naik mobil ptpt atau angkot. O iya
aku ingat sebelum pindah ke rumah dinas itu aku pernah mendapat kenalan cewek
kave yaitu teman ku yang pintar di SMP yaitu Nur Hidayat sekolah di SMK 2 atau
STM disana dia punya kenalan cewek jalanan yang mungil, putih dan cantik. Cewek
itu dibawa kekosku yang pertama itu dan diperkenalkan padaku dan temanku
berharap dititipkan di kosku sementara karena pada bulan itu bulan Ramadan jadi
dia tidak dapat bekerja di Kendari Bits karena terus ada sidak.
Tetapi saat itu aku tidak tahu
kalau dia cewek ngak benar dan aku menerima dia tinggal di kosku sementara
karena aku percaya pada temanku itu bahwa cewek itu adalah tetangganya di
desanya. Saat hari pertama aku kenal padanya malah cewek itu tidur bersama
kakakku dan malam itu aku tidak bisa tidur karena aku suka pada cewek itu
tetapi kakakku tidak mengerti dan malah tidur dengannya, dan aku tidak tahu
mereka berbuat apa. Dan pada pagi harinya aku menyatakan suka padanya dan dia
menyanggupi menerima aku sebagai pacarnya. Pada hari esoknya kakakku dinas dan
kebetulan sepi di kos dan aku melakukan hubungan badan yang pertama kalinya
dalam hidupku dengan seorang perempuan cantik dan mungil seperti dia. Pada
hubungan yang pertama ini aku belum tahu cara berhubungan badan sehingga aku
cepat mendapatkan puncak kenikmatan hee diapun mengejek aku bilang aku lembek
dan aku berniat pada malam harinya aku melakukannya lagi dan kebetulan pada
malam harinya hanya ada satu temannku yaitu I Locong dan dia tidak aku perdulikan
aku tetap melakukan hubungan badan dengannya, dan pada hubungan yang kedua ini
aku lebih lama melakukannya. Tetapi saat sedang melakukan beberapa menit
kemudian temanku Nur Hidayat datang mengetuk pintu dan aku tidak mengerti apa
maksudnya, akupun tidak memperdulikannya karena aku sedang menikmati permainan
sampai aku selesai melakukan itu dan temanku Locong memberi tahu kalau ada
orang datang. Sehingga aku menemuinya dan dia masih menunggu di jalan depan dan
di bilang lo cewek itu sedang dicari orang diareal STM.
Sehingga pada malam itu aku
membawa cewek itu dan ternyata tidak ada tanda-tanda mencurigakan disana justru
ada temanku itu bersama temannya dan saat mau pulang kembali aku dicari oleh
kakakku dan Bli Wayan dan ditemukan sehingga aku dimarahinya kata ini hanya
jebakan saja kalau perempuan yang aku bawa itu mau digauli oleh temanku itu dan
temannya lagi. Ternyata aku mulai mengerti saat itu cewek ini adalah cewek
tidak benar alias cewek mangkring dijalanan sama dengan cewek kave, dan sejak
saat itu aku berbicara padanya dan aku tidak akan lagi berhubungan badan
dengannya dan aku mulai perlahan-lahan mundur. Sehingga malamnya aku tidak bisa
tidur tidak menyangka temanku yang dulu cerdas dan pintar dan aku bangakan
waktu SMP suka mengauli wanita-wanita tidak seperti yang aku kendal, selain itu
aku kecewa wanita yang cantik, manis, mungil dan sesuai dengan kreteriaku malah
cewek ngak benar. Saat itu aku benar-benar kecewa padahal sudah ada harapan
punya cewek cantik tetapi harus lepas lagi, dan saat itulah aku berpikir untuk
mencarikannya kos lain saja agar tidak bersama aku agar tidak timbul kecurigaan
tetangga dan ibuk kos.
Sehingga setelah kejadian itu
dua hari setelah itu aku mencarikan kos di dekat pasar Baru dan harganya murah
sejak saat itulah aku berpisah dengannya dan tidak bertemu lagi dan terakhir
bertemu saat aku kelas 3 di Kendari Bits tempat nongkrongnya anak muda di
sedang bersama teman cewek lainnya sedang mendekati pangilan para om-om atau
yang menyewanya. Saat itu aku memanggilnya dan dia masih ingat dengan aku dan
aku diberikan ciuman pipi dan bibir sekali dan dia meninggalkkan aku dan sampai
sekarang aku tidak bertemu lagi dengannya dan akupun sudah lupa wajahnya
bagaimana. Terasa menyedihkan juga bila kau mengingat itu karena pertemunnya
begitu singkat dan terkesan walaupun dia gadis tidak benar tetapi dialah yang
pertama mendapatkan perjakaku dan perempuan pertama yang aku gauli dan dialah
yang mengajariku cinta dalam berhubungan badan. Saat dia pergi meniggalkan aku
di Kendari Bits itu dia menoleh aku seakakan-akan mengucapkan selamat tinggal
dan mungkinkan kita akan bertemu lagi, akupun merasa sedikit bersedih dan
merasa kesepian dalam hati.
Sejak aku mencarikan kos buatnya
aku tidak terhubung lagi apakah dia baik-baik saja karena aku disibukkan dengan
belajar dan ngojek juga. Kembali pembicaraan aku tinggal di rumah dinas teman
kakakku itu aku bertemu dengan dengan teman lamaku dari desa seorang perempuan
yang lumayan cantik tetapi dia agak pendek dan bapaknya namanya sama dengan aku
yaitu Ketut Pasek karena alasan itu aku tidak berkeinginan serius dengannya dan
hanya sebagai hiburan saja. Karena keseringan bertemu saat sembahyang di pura
dan sering bertemu saat pulang kampuang dan ditempat kerjanya, akupun suka
padanya dan pada saat malam hari aku ajak kerumah dinas itu dan aku berkeinginan
mengaulinya dengan mengajaknya tidur dan menciuminya tetapi dia menolak dan aku
tersadar aku sedang berada numpang dengan orang terhormat dan aku tidak
melanjutkannya. Nama dari cewek itu Ketut dan selanjutnya aku lupa namanya, dan
sejak saat itu aku tidak lagi semesra itu. Pada pertengahan kelas 2 SMA itu pas
agustusan aku dipilih menjadi peserta gerak jalan pramuka dari perwakilan
sekolahku dan aku berada nor 2 dari belakang berpakian pramuka dan sepatu diisi
paku payung agar berbunyi saat berjalan.
Pada saat lomba barisanku yang
lumayan rapi dimana starnya dari taman kota Kendari sampai kendari Bits yang
jaraknya sekitar 8 km sehingga lumayan capek karena diadakan mulai jal 1 siang,
tetapi barisan kami mendapatkan juara 2 dan itu sangat membanggakan bagi
sekolahku. Sejak itulah mungkin aku dikenal oleh sebagaian besar orang di sekolah.
Sewaktu aku sekolah di kelas satu aku masuk keas 1A dan saat kelas 2 sudah
memasuki penjurusan dan aku masuk jurusan IPA 2 dan berpisah dengan temanku Wanabaskara
dari satu sekolah SMP dulu. Saat aku SMA juga selalu diajak kakakku belajar
karate tetapi aku tidak terlalu meminatinya dan justru hanya mengojek membantu
pengasilan biar ada tambahan karena aku melihat kasihan kepada kakakku yang
membiayai sekolah dan hidupku dengan gajih sedikit pula. Sehingga saat aku mau
naik kekas 3 kakakku mendapatkan informasi bahwa akan ada bukaan PNS guru agama
Hindu besar-besar pada tahun 2013-2017 sehingga kakakku pulang memberikan
pengertian kepada ayahku dan ayahku menyangupinya sehingga kakakku pergi ke
Bali untuk kuliah di IHDN Denpasar di Singaraja.
Sejak saat itu aku mulai hidup
tanpa adanya kakakku yang dulu membiayayiku dan sekarang aku berpikir untuk
mencari biaya sendiri. Kakakku meninggalkan pekerjaannya sebagai polisi pamong
praja untuk kuliah ke Bali demi sebuah cita-cita menjadi guru agama Hindu dan
menambah pengetahuan agamanya. Sejak kakakku mulai pergi ke Bali aku bersama
kakakku mencari kos baru yang dekat dengan sekolahku tetapi tidak dapat malah
dapat di dekat kampus teknik tempat kuliah temanku itu dan kebetulan ada anak
tetanggaku yang di belakang rumahku di desa yang kos disana karena suaminya
kerja sebagai sopir taksi. Kebetulan ada kos yang masih kosong dan harganya
murah. Kos itu berada diujung jalan, bertingkat 2 tetapi masih menggunakan kayu
dindingnya, lantainya menggunakan semen biasa dan harganya 900 ribu per tahun.
Tetapi aku berpikir kalau aku tinggal sendiri tidak sanggup dengan biaya hidup
dan kos yang mahal dan aku mengajak kenalan temanku yang sekolah di SMA Satria
untuk tinggal bersama dan dia menyangupunya. Bersama temanku itulah aku tinggal
dan aku masih mengojek tetapi sejak aku kena rasia motor beberapa kali dan
terasa merugikan membawa motor karena setiap aku pulang motorku aku resing atau
modif dan aku pakai balap-balapan di kampung, dan sejak aku sendiri dan membawa
motor aku seiring pulang kampung bahkan setiap bulan aku pulang. Setibanya di
kampung aku sering keluar malam dan
minum-minuman keras atas dasar itulah ayahku sering tidak ngajak aku ngomong
dan sering kali ibuku jadi sasaran dan ibukulah yang sering memberitahu aku
sejak dahulu baik menceritakan masa laluku, masa kehidupan ibuku sejak belum
berkeluarga sampai aku lahir dan dewasa seperti saat ini.
Aku sangat bahagia punya ibuk
yang selalu sabar, dan memberikan aku petuah-petuan hidup sehingga seperti saat
ini aku sekarang yang menjadi mengerti tentang arti kesetiaan seorang wanita,
seorang ibu yang menyayangi anak-anaknya sehingga tiada lagi ibu seperti ibuku
yang menyayangiku. Sehingga atas kenyataan itu aku merasa malu sendiri walau
ayahku tidak memarahiku tetapi sikapnya yang acuh tak acuh padaku aku
memutuskan untuk tidak membawa motor lagi ke kota dan aku bisa jalan kaki ke sekolah
nantinya. Sejak saat itulah aku mulai tidak membawa motor karena juga selain
pemborosan dan tidak terlalu bermanfaat dan motornya dapat digunakan ayahku di desa
untuk berbisnis atau sebagai alat transportasi untuk lebih meringankannya.
Kembali aku bercerita sejak aku sering pulang kampung saat aku sendiri di kota
aku mulai melanjutkan hubungan aku dengan Ketut pacarku dulu waktu SMP dan di
sekarang sedang kelas 3 SMP dan dia menyanggupi untuk kembali dan melanjutkan
hubungan sebagai pacar aku. Sejak saat itu aku pulang selalu mengapel
kerumahnya dan saat libur puasa hampir setiap saat aku dirumahnya dan membantu
segala pekerjaan dirumahnya tetapi sayang lagi aku hanya dapat mencium pipinya
saja karena dia tidak begitu memberikan kesempatan itu, setiap diajak
jalan-jalan.
O iya sejak aku kelas 1 SMA
aku pernah pecaran dengan adiknya locong bernama kadek tetapi pacarannya
singkat yaitu Cuma saat Galungan saja dan jadiannyapun di atas motorku dalam
satu malam aku berpacarannya dengannya. Tetapi karena jarak yang jauh aku
sekolah di kota dia di desa dan saat aku pulang kembali sebulan kemudian dia
sudah memiliki pacar lainnya. Betapa sakit hatiku sudah berulang kali aku
disakiti wanita tanpa sepengetahuanku dia meninggalkan aku dan katanya sebentar
lagi dia menikah. Setelah kejadian itu aku berharap Ketut ini tidak demikian
dan dia bilang ya ya saja tetapi dengan tersenyum. Dengan tekat ketut ini adalah
pacar terakhirku aku berkeinginan serius dengannya kebetulan aku sudah mau
kelas 3 SMA dan dia sudah kelas 3 SMP dan rencana dia aku ajak ke kota dan
sekolah disana. Tetapi apa yang terjadi saat pulang libur selanjutnya ketut ini
ternyata sudah ada yang mendektatinya yang bernama Kadek Sukarma yang sekarang
suaminya hee. Kadek itu bertanya padaku apakah aku masih berpacaran dengannya,
dan aku bilang masih dan aku mempertayakan kepada pacarku pertanya itu dia
menjawab tidak ada orang yang mendekatinya. Tetapi setelah 5 hari setelah itu
akupun diberitahu bahwa hendaknya aku tidak mengandalkannya, carilah cewek lain
di kota atau di desa yang lebih dari aku karena dia merasa tidak cocok dengan
aku dan dia memilih pria lain.
Sejak saat itu aku sekali lagi
aku sakit hati karena wanita, akupun tidak bisa makan enak, tidur enak dan
hanya bisa menangis. Padahal aku pengen serius dengannya tenyata begitu
jawababnya justru dia hanya main-main dengan aku dan dia memilih pria lainnya.
Sejak saat itu aku hanya bisa berpikir beginikah sakit hati itu dan kenapa aku
terus dihiyanati wanita dan tidak adakah wanita yang bisa setia padaku dan aku
ingin pergi sejauh mungkin dan menghilang. Sejak saat itulah aku berhenti untuk
berpacaran di kampung, aku beranggapan apakah semua wanita seperti itu, tetapi
perasan itu hanya sebentar karena teman-temanku selalu menghibur seperti Mang
Godol, Kontek dan lainnya dan memberikan aku semangat.
Semenjak itu aku jarang pulang
kampung karena tidak membawa motor sehingga kalau libur panjang barulah aku
pulang sementara kalau biaya hidup sekolah dikirim lewat suami dari kakakku
yang masuk islam berama Mas Doto. Kali ini aku akan menceritakan kehidupanku di
kos baruku, dimana saat itu belum ada HP hanya mengandalkan kirim surat lewat
sopir dari desa dan mengandalkkan kiriman bulanan. Pada saat itu aku kehabisan
uang, beras dan bekal begitu juga teman di kosku kehabisan tetapi aku malu
meminjam uang pada tetanggaku walau dia orang Bali. Bahkan sebelumnya aku
sering minta nasi dan sebagainya pada tetangaku itu yang dari belakang rumahku
dan dari KB3 itu yang baik padaku sering memberikan aku makan dan menginap dikosnya
untuk menjaga kosnya karena ada sarana TV dan sebagainya. O iya aku lupa
menceritakan waktu aku kelas 2 juga pernah bekerja dibengkel tempat pamanku
sekiat 8 hari, bengkel mobil tepatnya di pasar baru tetapi karena aku
keceplosan bilang pamanku sedang mencari omprengan di luar, yang aku kirain itu
tidak apa-apa dan diperbolehkan. Sehingga pada akhirnya sesampainya aku di rumah
bibikku aku dimarahi abis-abisan dan sejak saat itu aku selesai bekerja dan
tidak pernah ke rumah pamanku itu lagi sampai aku tamat sekolah hee.
Kembali kekos baru disana aku
pernah kehabisan uang sama sekali dan malu terus meminta kepada tetangga karena
kiriman bekalku selalu terlambat dan kurang bila dibelanjakan selama sebulan.
Sehingga kadang tiap malam aku sering bersedih karena aku tidak dapat berbuat
apa-apa untuk keluar dari kekurangan itu sehingga aku tidak bisa berprestasi mengikuti
kegiatan sekolah dan membeli buku sehingga aku mengandalkan hasil diskusiku
dulu waktu belajar sampradaya Sai Baba itu saja dan diskusi dengan locong. Setiap
malam aku berpikir apakah hidupku akan demikian saja tanpa seorang pacar yang setia, tanpa uang dan hidup serba
kekurangan seperti ini. Bahkan sampai aku pernah tidak makan selama dua hari
hanya minum air saja karena tetanggaku pada pulang semua dan temankupun juga
pulang kampung sementara aku tidak bisa kemana-mana tidak bisa ngirim surat dan
tidak bisa nelpun.
Tetapi saat itu bisa teratasi
karena kiriman segera datang sedangkan pada saat kami berdua kekurangan uang
kami terpaksa mencuri pepaya yang muda untuk direbus dan kami makan berdua saat
malam aku lapar karena jika lapar aku tidak bisa tidur sehingga terpaksa
mencuri pepaya pada malam hari. Pengalaman itu sangat terkesan dihatiku karena
sering kali aku kelaparan akibat aku tidak bisa mengatur keuangan dengan baik
selain itu karena kiriman selalu di bawah dari cukup. Selain itu aku juga ingin
menceritakan kalau kantin di sekolah juga mantan orang Bali menjual bakwan,
nasi kuning dan sebagainya kadang-kadang aku tidak bayar saking banyak
orangnnya tetapi berkat kantin itu kadang aku tidak kekurangan makanan di sekolah
walau bekalku selalu sedikit.
Hari ini jumat 12 Juli 2013
tepat sore hari pukul 17.00 aku melanjutkan bercerita, tetapi sebelum bercerita
tentang masa laluku aku ingin berbagi kisah tentang peristiwa yang aku lalui
beberapa hari lalu. Saat ini aku sedang berada di rumah pacarku caca sehabis
mandi karena tadi ikut membantu membangun pagar rumahnya. Sebenarnya sudah
hampir 5 hari aku di sini tetapi kemarin aku ke denpasar untuk mengambil ijasah
S2 dan kondangan pernikahan diteman bapaknya pacarku, dan kemarin tidur di asrama.
Sekarang dan entah beberapa hari lagi aku disini membantu membangun pagar rumah
karena saat ini baru beberapa saja selesai.
Sewaktu aku SMA aku sering
juga lari pada sore hari dan pagi hari bersama temanku sambil referesing dan
olah raga. Tetapi karena aku tidak bawa motor dan juga tidak ada teman yang
begitu dekat maka aku sering merasa kesepian, yah untung saja aku punya gitar. Aku
membeli gitar bolong yang bentuknya sama seperti gitar listrik warnanya biru.
Dengan gitar itulah aku menghibur kesepianku saat-saat tidak ada yang menemani
atau saat kangen dengan kampung, kangen dengan pacar dan kangen masa lalu saat
belum sekolah, saat SD, saat SMP sehingga aku sempat menciptakan beberapa
lagu-lagu. Lagu-lagu yang aku ciptakan menceritakan tentang kisah dan kenangan
hidupku, kenangan pacaran dan sebagainya tetapi perkiraan hanya 3 lagu yang aku
ciptakaan saat itu, kebanyakan hanya menghapal kunci-kunci dan memainkan
lagu-lagu yang tenar pada masa itu seperti peterpen, ungu, raja, nidji, dan
sebagainya.
Pada malam ini tepatnya jam
21.30 malam tanggal 25 Juli 2013 aku ingin menceritakan perjalannan hidupku
kepada dunia ini. Sejak aku dilahirkan menjadi manusia sampai sekarang aku
menjadi banyak punya pengalaman yang membuat aku semakin tahu siapa diriku dan
untuk apa hidup ini. Pikiranku mewakili kehidupan yang sudah aku alami
sebelumnya dan karena pikirankulah aku menemukan jawaban mengapa demikian
terjadi dimasa laluku. Sebenarnya hidup ini adalah sebuah dua sisi yang tidak
dipisahkan yaitu antara sisi kebaikan dan penderitaan. Dari sisi penderitaan
manusia harus menerima segala akibat karena sudah hidup menjadi manusia yang
harus menerima dan menanggung segala masalah hidupnya. Masalah hidupnya itu tidak
bisa dihindari atau mungkin ditiadakan karena semuanya itu melekat pada dirinya
yaitu pada setiap orang memiliki hal yang sama namun bentuknya dan waktunya
yang berbeda-beda.
Mengapa aku berbicara demikian
karena sejak aku berpikir tentang sakit atau penyakit yang ada pada diri
manusia tentu hal yang pasti dialami oleh setiap orang sungguh tersiksa jika
sang jiwa harus merasa sakit akibat badanya harus menerima penyakit yang
mematikan. Sejak aku dengar kabar orang tua dari teman dekatku eka anaya meninggal
tadi jam 5 sore aku merasa sedikit bersalah karena sejak di rumah sakit aku
tidak sempat menjenguknya sampai sekarang meninggal. Entah mengapa aku inginh
menjenguknya ya selain aku sibuk kesana-kesini tanpa alasan juga kakiku tidak
ingin bergerak kesana tidak tahu apa alasanya. Hatiku merasa bahwa sebenarnya
hidup ini adalah penderitaan karena harus melalui dan menghadapi keadaan
seperti itu yaitu sakit. Sakit yang dialami setiap orang berbeda-beda sesuai
dengan karma masa lalunya tetapi bagi kehidupan nyata ini aku bertanya mengapa
manusia harus sakit kapankah manusia itu terbebas dari sakit yang menyiksa.
Entah mengapa pikiranku
mengatakan tidak ada tempat menghindar dari masalah hidup baik masalah perut/ekonomi, masalah cinta, masalah
keluarga, masalah penyakit, masalah pencurian, masalah kekeringan, banjir,
politik, sampai pada kematian. Jika dihayati sebenarnya hidup menjadi manusia
tidak bedanya dengan sebuah penjara tetapi kita tidak menyadarinya karena manusia
tertipu oleh kilaunya penderitaan itu seperti sebuah surga, karena pikirannya
disulap atau ditipu bahwa kehidupan ini adalah nyata begini adanya sehingga
manusia berusaha untuk mengatasi segala masalah-masalah itu dengan berbagai
cara seperti membuat pakain yang semakin nyaman, membuat rumah yang semakin
kuat dan nyaman, berkumpul menghimpun kekuatan, membuat senjata yang super
canggih, membuat kendaraan yang super hebat, membuat obat yang sangat manjur
dan hebat, mengumpulkan harta dan uang sebanyak-banyaknya, berolahraga,
bermeditasi dan sebagainya untuk bisa hidup sehat, bahagia dan sejahtera dalam
takaran dunia ini sehingga dapat menghindari segala permasalahan itu.
Aku berbicara seperti itu
karena kebetulan aku ada didalam semua itu, aku selalu berusaha untuk bisa
melunasi hutangku yang sekarang tinggal 17 juta lagi agar bisa membangun rumah,
segera menikah, punya mobil, punya anak, bisa membantu keluarga hidup damai dan
bahagian serta sejahtera. Itu selalu membayagi pikirannku seakan-akan
terhipnotis agar aku terus melakukannya sehingga aku terus berpikir dan bekerja
sepanjang waktu untuk mencapainya. Banyak usaha yang aku lakukan seperti
beberapa hari sebelumnya sampai hari ini aku mengajukan permohonan biaya penelitian
kepada gubernur bali dan PHDI bali penelitian tentang sampradaya dengan RAB 48
juta penelitian rencana 4 bulan tetapi belum ada jawaban semoga saja diterima.
Selain itu baru tadi aku juga mengajukan proposal kepada IHDN penelitian ke
sulawesi tentang pura semoga saja diterima agar aku bisa segera punya pengasilan
untuk melunasi hutangku dan bisa membangun rumah dari sisa biaya penelitian
ini. Seperti tadi pagi aku berusaha membawa permohonan untuk ngajar di STKIP
tetapi sudah ditolak alias tidak diterima tetapi tidak apa semoga saja ada
rejeki lain yang datang.
Kemarin aku dapat gajih dari
kerjaku sebagai pengawas GSM tetapi kerja 7 bulan baru dibayar 4 bulan dapat 6
juta sudah aku bayarkan cicilan di sulawesi 8 ratus di kanaya 4.7 juta tidak bisa untuk membeli
segala keinginan lainnya. Malam ini aku terus berdoa dalam hati semoga saja ada
orang yang membeli tesis dan skripsi lagi padaku agar aku punya pengasilan,
semoga saja di IHDN aku ngajar dapat honor, semoga saja tungakan gajih di BPMPD
segera keluar dan semoga saja permohonan yang aku kirim itu ada yang menerima
dan semoga ada pekerjaan yang datang yang bisa membantu melunasi hutangku.
Sebenarnya malam ini aku tidak
mampu bercerita panjang karena aku sedang banyak masalah seperti yang aku
ceritakan tadi selain itu masalah dikeluargaku dipetemon ada yang bertengkar padahal
sebentar lagi akan ada pertemuan keluarga untuk membahas masalah wagsa, merajan
dan waris semoga saja tidak ada masalah nantinya. Sudah hampir 4 kali sudah aku
lakukan pendekatan kepada keluargaku dikampung agar dapat bersatu kembali dan
juga pendekatan pada warga di desa anyar agar aku diterima disana sebagai
anggota masyarakat. Selain masalah itu belum lagi masalah di desa tempat aku
mengawasi pembagunan belum selesai sementara uang sudah habis, dan kayaknya ada
yang mengkorupsikan dan BUMDes hanya melakukan simpan pinjam saja tidak
membantu masyarakat membuat usaha padahal tujuan GSM adalah mengentaskan
kemiskinan. Aku merasa gagal membina di desa pakisan dan justru aku lemah
mengawasinya. Belum lagi masalah aku di IHDN sudah tamat S2 tetapi belum ada
kejelasan masa depanku bagaimana nanti apakah aku mendapatkan pekerjaan yang
layak dan bagaimana nasibku anti.
Sementara keluargaku di sulawesi sudah banyak berharap aku di Bali
berhasil menjadi orang dan dapat membantu mereka di sulawesi baik masalah
membantu mencarikan pekerjaan, pencerahan, keuangan dan sebagainya sementara
aku sebenarnya sampai saat ini belumlah apa-apa.
Usiaku sudah semakin tua,
fisikku sudah mulai melemah, semangatku sudah memudar, sementara aku belum
menikah, belum punya pengasilan, usaha, belum punya rumah sebagai tempat
tinggal apakah aku dapat mencapai keinginanku itu, sungguh menghawatirkan aku.
Aku hanya berharap kepada Tuhan tentang semua ini adalah yang terbaik untukku,
dan menunjukkan jalan keluar dari segala masalah yang aku hadapi ini. Seandainya
aku sudah punya rumah yang layak, punya pengasilan yang cukup, punya mobil,
sudah menikah dan punya anak aku pasti bisa mengendalikan pikirannku dan
mencapai kebahagianan, kedamaian dan keseimbangan yang sesungguhnya yaitu kedamaian
dalam pikiran, hati dan kehidupanku dengan melakukan latihan keseimbangan
pikiran, nafsu, jiwa dan alam semesta sehingga aku akan bisa menjadi jati
diriku yang seimbang, dan rahasya alam semesta. Aku kira malam ini cukup sampai
disini.
Haiii hari ini pada sore pada
setegah 7 malam tepatnya jumat 2 Agustus 2013 aku ingin melanjutkan menuturkan
kisahku yang aku lewati selama beberapa hari belakangan ini. Sebenarnya sudah
beberapa hari ini aku melakukan pendekatan dengan keluargaku yang bertengkar di
petemon dengan datang kesana karena pada akhir Agustus ini beberapa keluargaku
dari sulawesi tenggara dan tengah dan keluarga disini kumpul melanjutkan
metuunang tentang leluhur untuk mengetahui jawaban mengapa keluarga besarkau
selalu bermasalah terutama masalah bertengkar, misikin, penyakit bahkan
kekurangan terus. Maka dari itu rencana akhir bulan ini berkumpul rapat dan
meminta pentunjuk orang pintar tentang masalah secara niskala dan rencana
memperbaiki sanggah dan juga memperhitungkan tentang waris di desa lokapaksa
yaitu di desa anyar. Belumlah masalah itu kelas karena aku disibukkan mengenai
mencari rumah untuk tempat tingalku karena sudah terdesak agar segera menikah
agar tidak kelewatan sebab tubuhku juga sudah mulai melemah, takutnya berdampak
pada kesuburannku dan juga selain masalah kesepakatan aku dengan pacarku harus
segera punya rumah dulu.
Dengan demikian aku terus
berpikir gemana cara mendapatkan uang agar utang di kanaya tingal 17 juta bisa
lunas, kemudian aku berpikir untuk konvensasi dan membeli rumah yang sudah jadi
dan menjual tanahku yang dulu. Kemudian aku mencari iklan keinternet dan sudah
banyak menghubungi penjual rumah, tanah dan sebagainya dan mendatangi ketempat
tersebut salah satunya ada di tukatmunga ada yang murah 110 juta harganya dan aku kesana dan
menyepakati memilih satu yang aku suka. Tetapi seiring berjalan setelah aku
berkonsultasi dengan pak ariasa giri yang sudah aku anggap sebagai orang tuaku
sendiri dan dia kurang setuju dan setuju kalu membeli tanah dipetemon dulu karena
agar biar dekat dengan sanggah dan bertujuan nanti biar bisa masuk desa
pakaraman disana untuk dikemudian hari dalam pelaksanan upacara manusa sampai
pitra yajna seperti kematian takutnya mayatku ngak dapat kuburan masak dibawa
kesulawesi gitu. Akupun setuju pendapatnya dan kebelutlan tanahku lagi dengan
harga 68 juta tentangga yang beli dan aku memutuskan untuk membeli tanah
dipetemon dan pada hari itu juga aku kepetemo melihat kaplingan tersebut.
Pada hari itu aku datang
kesana dan bertemu dengan calonya dan lokasnya dekat dengan SMK kesehatan yang
baru dan harganya ditawarkan 35 juta satu are kemudian ditawarkan yang lainnya sampai banyak
berbicara dan aku tawar yang 2.5 are dengan harga 70 juta dengan membayar lunas
dan aku pilih yang sudah ada sertifikatnya agar gampang aku carikan uang lagi
karena dengan cara itu aku bisa memiliki tanah yang lebih luas yang sebelumnya
Cuma 8 m saja. Kemudian orang itu meminta waktu 1 hari berbicara dengan bosnya
dan pada besok harinya sudah ada jawabnan katanya tanah itu dikasi 70 juta dengan
syarat harus lunas dengan waktu cepat 3 hari. Kemudian aku berpikir lagi dan
berkonsultasi dengan pak ariasa dan dua hari kemudian aku datang kekanaya
membicarakan bisa ngak aku konvensasi 80 juta dengan sertifikat yang dulu tetapi
tidak dikasi dan solusinya meminjam sertifikat tanah milik pak ariasa giri. Hal
itu sudah aku antisipasi dan sebelumnya aku sudah bilang ama pak ariasa kalau
tidak diterima permohonan saya aku jadi meminjam sertifikatanya, dan itu
terbukti sehingga langsung pada hari itu pak ariasa membawa sertifikatanya dan
dana hari ini langsung cair kini aku sudah pegang uangnya sebesar 67.818 juta dengan
uang muka yang membeli tanah sebesa 10 juta.
Dengan uang tersebut rencana
senin besok aku bayarkan tanah dipetemon dan sisanya menunggu pelunasan
ditanahku di banyuning tinggal 58 juta untuk melunasi hutang yang dulu dan
menurunkan hutang yang baru itu. Aku sangat berharap leluhurku membantu agar
semua rencanaku lancar jadi punya tanah di petemon dan ada rejeki aku mau
pagari dan tanami pohon sengon atau jati agar ada pengasilan dan
saudara-saudara dipetemon aku suruh ngarap agar lebih dekat dengan mereka
sedangkan aku akan mengumpulkan uang lagi agar bisa menyicil tanah dan rumah
lagi di bagian kota yang paling tidak dekat dengan kota. Semoga saja terus ada
rejeki ya tuhan agar aku segera menikah dan punya rumah, dan anak. Selain tiu
agar cepat bisa membantu keluarga-keluarga lainnya karena menurut saya
kepintaranku, kekayaanku, hartaku, kuliahku jauh-jauh tidak berarti kalau hanya
untuk sendiri dan tidak dapat membantu orang lain terutama keluarga, sahabat
dan orang lain karena dengan itu aku dapat sebatas mana keberhasilanku bekerja,
cara berpikirku dan mengolah kehidupan ini terutama tentang hati, kebaikan,
sosial dan kerja kerjasku selama ini sehingga tujuanku menjadi roang bijaksana
bisa tercapai.
Hari ini aku sebenarnya sedang
membantu pak ariasa mengerjakan tesis temannya tetapi aku tidak dapat berpikir
banyak karena aku masih kepikiran pembayaran tanah, rasanya sudah tidak sabar
memiliki tanah itu dan juga takut memegang uang sebesar hampir 80 juta karena
di asrama tidak ada tempat yang begitu aman semoga saja aman dan lancar sampai
pada pembayaran nanti. Sebelumnya aku sempat berdepat dengan pacarku dia bilang
mengapa harus dipetemon beli tanah itu kan jauh dari kota singaraja dan katanya
ngak mau tinggal disana karena situasinya kurang familiar dan juga banyak orang
jahil katanaya. Tetapi aku jawab bilang lo untuk investasi dan juga kita harus
punya tanah dikampung agar gampang masuk desa pakarmaan, dan gampang nanti jika
ada upacara agama dan juga tidak ada ruginya beli tanah disana untuk masa
depan. Nanti jika ada rejeki lagi akan membeli lagi tanah dan rumah di
singaraja sebagai tempat tinggal, karena ku menyadari kalau tinggal didesa akan
menimbulkan keirian karena di desa biasa demikian kalau ada orang sukses,
berhasil dan mampu pasti ada orang iri dan kalau tidak kuat dan ada beking
secara niskala akan sakit dan mati. Itu yang ditakutkan oleh pacarku dan aku
jawab jika itu adalah takdir mengapa menghidar, kita jalani aja dimana kita
nanti tinggal jangan melawan takdir jangan sampai kita sudah anggap bagus
rencana tetapi ternyata bikin sengsara. Maka jalani aja jalan tadir kehidupan
ini dengan bijak dan tuhan sudah tahu yang terbaik untuk kita dan sudah jalan
karma sendiri-sendiri yang terpenting kita berdoa agar yang terbaik dan sesuai
dengan rencana kita berhasil.
Maka pacarkupun setuju dan sampai
sekarang aku menjalankan rencana ini untuk kebaikan aku, pacarku, masa depanku,
untuk keluargaku, keluarga besarku agar nanti menjadi lebih baik. Maka rencana
aku selanjutnya adalah menyelesaikan tesis ini, ikut sembahyang dengan keluarga
pak ariasa dan membayar tanah dan aku memagarinya sampai pada pembayaran utang
didenpasar nanti sampai pada pembayaran dikanaya. Aku kira hari ini cukup samai
disini ceritanya.
Hari ini tepatnya selasa
tanggal 3 September 2013 pukul 12.30 wita aku melanjutkan ceritaku dan aku akan
melanjutkan cerita masa laluku yang tidak selesai. Sewaktu aku masih SMA
terutama saat sudah kos di kos terakhir, jika aku berangkat ke sekolah kini aku
jalan kaki kurang lebih 4 km jarak aku tempuh yaitu dari belakang kampus teknik
Haluleo sampai pada kekawasan Kodim di SMA Kartika. Sejak aku mulai kos di kos
terakhir aku sudah duduk di kelas 2 SMA dan aku mendapatkan kelas IPA 1 saat
kelas 3, padahal sebelumnya waktu kelas 2 aku duduk di kelas IPA 2 dan
sebenarnya aku tidak suka IPA cenderung memilih IPS tetapi aku terpilih di
kelas terbaik yaitu di kelas IPA 1 mungkin karena suatu pertimbangan yang tidak
aku ketahui. Sewaktu aku di kos terakhir aku sudah sering melamun, bersedih
tentang kehidupan ini dengan memainkan gitar bolongku itu tetapi tidak sempat
berpikir menciptakan lagu. Dengan terkadang main gitar di jendela dan
dipingiran empang (karena dekat laut), menyayikan lagu-lagu hati terkadang
buatan sendiri kadang lagi lagu-lagu dahulu. Ya pengalaman di kos itu terkadang
jarang mandi karena airnya jarang mengalir selain itu kamar mandinya masih darurat
sehingga harus punya ember dan mengantre dengan penghuni kos lainnya jika
mengambil air. Kosku bertingkat dua di depannya ada kolam ikan dan didekatnya
ada rawa-rawa air laut dan aku sering melihat air pasang dan surut sambil
mengingat kenangan di kampung. Perasan kangen kampung selalu ada pengen pulang
tetapi tidak ada kendaraan dan uang untuk dibawa pulang selain itu masih pul
sekolah. Tidak berselang setahun aku kos disana saat mau ujian kenaikan kelas
para siswa disuruh guru membantu menata kursi untuk ujian nasional, saat itulah
aku bersama temanku lainnya membantu menata kursi. Dengan semangat sampai
berkeringan aku menata bangku di kelas.
Karena mungkin melihat
keuletan dan semangatku dalam bekerja ada guru dan sekaligus sebagai wakil
kepala sekolah bidang kesiswaan bernama Pak Usman memanggil saya dan menawarkan
saya untuk tinggal di sekolah sebagai penjaga sekolah dan tukang bersih dengan
diberikan gajin Rp. 150 per bulan dan sudah ada tempat dengan fasilitas lengkap
dan akan dibantu pelulusananya. Mendengar tawaran itu saya langsung
menyanggupinya dan tidak berselang lama aku segera memindahkan barangku dan
pindah tinggal di sekolah. Tempat tinggalku di sekolah tepatnya di belakang
sekolah dan bersebelahan dengan kantor kepala sekolah yang lumayan di dalamnya,
terdapat tempat tidur bertingkat dua, dan masih berdinding kayu setengahnya. Aku
tinggal disana bersama adik kelasku kelas 1 dan aku sudah mulai kelas 3 saat
itu yang kebetulan 2 adik kelasku itu juga orang bali dan kini aku lupa
namanya. Aku bertiga tinggal disana dan pertamanya aku tidur dibalai atas dan
adik kelasku berdua tidur dibagian bawah dan selanjutnya aku tidur dibalai
bawah. Setiap harinya aku bekerja menyapu seluruh halaman sekolah karena banyak
ditaman pohon ketapang dan pohon lainnya. Memotong rumput di lapangan upacara,
disekitar sekolah dan memangkas pagar yang ada di depan aula.
Pekerjaan menyapu dimulai pada
pagi hari sebelum para siswa datang dan sore hari saat siswa sudah mulai
pulang, begitulah pekerjaanku setiap hari. Menyalahkan lampu pada malam hari
dan mematikan lampu, membuka pagar pada pagi hari dan menutup pagar sekolah.
Sedangkan pekerjaan itu kami lakukan bergiliran setiap hari, sedangkan masalah
mandi kami mandi di kamar mandi umum milik semua siswa dekat kantin walau emang
terlihat tidak bersih tapi mau bagai manalagi dari pada bayar kos lebih bagi
begini, sudah tinggal gratis, diberikan gajih pula dan terbantu masalah lulus
ujian nasional. Rasa malukupun sudah ku hilangkan dan malahan semua siswa
bangga melihat saya tinggal di sekolah itu karena mau bekerja keras dan tidak
malu dihadapan teman-temannya. Setelah beberapa minggu aku tinggal di sana
mulailah aku dengar cerita bahwa sebelumnya banyak siswa yang tinggal disana
tetapi tidak ada yang bertahan lama karena terus diganggu mahkluk halus seperti
ada yang mengetuk pintu, ada orang berbaris, menembakkan senjata, ada yang
menangis dan sebagainya sehingga siswa yang tinggal disana menjadi tidak betah
dan kabur.
Sementara selama sebulan aku
tinggal disana tidak pernah menderngar atau merasakan demikian tetapi setelah
diceritakan demikian aku juga menjadi takut tapi sampai saya tamat disana tidak
ada yang demikian. Ternyata sekolah tempat aku sekolah dan tinggal itu adalah
sekolah yang tanahnya aadalah bekas kuburan pahlawan maka sangat cocok kalau
yang didengar oleh siswa yang pernah tinggal disana seperti orang berbaris,
menembakkan senjata karena yang terkubur itu adalah para prajurut yang
berperang melawan penjajah dahulu. Setelah lama aku tinggal di sana semua orang
menjadi kagum karena hanya kami bertiga yang bertahan tinggal disana dan tidak
ada satu suara atau penampakan yang kami dengar atau lihat sehingga orang lain
menjadi mengenal kami. Semenjak aku tinggal disana aku memasak nasi sendiri ya
walau waktu kos dulu juga masak sendiri tetapi yang ini beda karena kebutuhan
sudah ada di sekitar sekolah seperti pepaya, daun ubi, daun kelor dan lombok
sehingga aku memasak sendiri. Bisa teritung aku memasak disana dan selebihnya
yang memasak adalah adik kelasku itu karena mereka takut padaku karena aku
lebih besar dan seniornya di sekolah.
Sehingga setiap hari aku tinggal
makan saja tanpa pernah masak sedangkan untuk beras dan lauknya baru kami
bertiga patungan hanya masak saja aku jarang. Begitu juga dengan pembersihan
pagi kadang aku tidak ikut karena aku agak malas bagun pagi dan jatah atau
wilayah pembersihan aku aku suruh adik kelasku itu membersihkan. Yah memang
sedikit menindas aku saat itu aku sadari sekarang aku telah bersalah pada
mereka berdua, aku menyuruh mereka untuk memasak selama aku disana, menyuruh
mereka membersihakan berdua sedangkan aku jarang-jarang, mungkin jika ada
kepala sekolah baru aku membersihkan. Aku hanya ikut rutin membersihkan saat
sore hari dan memotong rumput saja lo menyapu pada pagi hari aku akui jarang
ikut, maka jika ada kesempatan bertemu lagi dengan mereka berdua aku ingin
menyampaikan maaf pada mereka atas kesalahanku dahulu. Disela-sela waktu yang
kosong aku sering memainkan gitarku dan pada malam harinya sebelum aku tidur aku
selalu membunyikan gitar dan lagu-lagu Naaf karena hanya itu kaset yang aku
punya. Disaat itulah aku mulai menciptakan lagi-lagu sendiri dengan mengenang
masa laluku yang dulu baik berpacaran, kenganan masa kecil dan sebagainya. Dan
pada saat itu juga aku kebetulah satu kelas dengan orang yang pintar-pintar dan
satu kelas dengan ketua osis seorang perempuan bugis yang cantik dan memakai
jilbab bernama Dewi Sintha. Gadis ini aku suka karena badannya ramping, kecil,
tidak terlalu putih, pandai ngomong dan terkenal di sekolah sehingga pada suatu
ketika aku memotong rumpung di lapangan upacara aku tuliskan namanya dengan huruf
besar dan diapun mencariku dan berkata ’apa maksudnya kamu menulis namaku” dan
aku tidak berani berbiara maksud hatiku dan aku hanya tertawa dan tersenyum
saja dihadapannya dan dihadapan siswa lainya. Tetapi saat itu tidak ada siswa
yang berani mengejekku karena aku dianggap anak buah Pak Usaman wakil kepala
sekolah yang galak sekali.
Pak Usma itu adalah guru
fisika yang terkenal galak yang berasal dari Muna tetapi dengan saya tidak
berani galak walu kadang rambut aku panjang dan jingkrak, pakai celana ciut
byar dan kadang baju terlepas tetapi dia tidak memarahiku bahkan kepala sekolah
ngak berani. Karena jika aku dimarahi katanya aku tidak tinggal di skeolah itu
dan tidak ada lagi yang berani tinggal di sekloah itu. Kenapa aku tidak berani
mengatakan perasanku saat dia tanya demikian karena aku menyadari aku hanya
siswa biasa, tidak berprestasi di skeolah, orang miskin, orang jelek dan beda
agama. Sedangkan dia siswa nomor satu di sekolah, orang pandai, terkenal,
banyak temannya, orang kaya dan cantik sehingga aku lebih baik berdiam dari
pada dihina di depan orang banyak. Tetapi sampai aku tamat aku tetap
memikirkanya dan aku sempat membuatkan lagu-lagu dan dari dialah aku
terispirasi menciptkan lagu-lagu lainnya dan tidak sempat aku mainkan
dihadapannya karena aku merasa aku orang biasa.
Seperti pengalaman aku di
kelas hebat, jika ada soal matematika, fisika, kimia dan bahasa inggris aku
tidak pernah namanya bisa mengikuti karena soal belum selesai aku tulis temanku
sudah ada yang mengerjakan kedepan sehingga setiap ada pelajaran itu lebih baik
aku tidur dan guru yang mengajar tidak ada yang berani menegurku dan memahariku
sampai aku tamat. Tetapi jika pelajaran sejarah dan pelajaran lainya aku selalu
yang terhebat, nah disinilah terkenalnya aku dibilang ahli sejarah, PPKN, dan
pelajaran non eksta lainnya sehingga jika ada tugas buat makalah pasti aku yang
nomor satu nah inlah yang aku lanjutkan sampai sekarang ini. Pengalamanku yang
asik juga yaitu aku terkenal di sekolah itu juga karena aku orang bali yang
kuat dan tidak terkalahkan bila main tanco atau adu tangan, aku selalu menang
mesti orang yang kulawan lebih besar dan sejak saat itulah aku terkenal di sekolah,
tetapi tidak juga bisa meluluhkan hati Dewi Sintha itu.
Singkat cerita pekerjaan
setiap hariku hanya menyapu, menjaga sekolah dan terkadang aku berani duduk di depan
kelas yang ada pos tempat duduknya sendiri pada malam hari jika aku mengingat
kehidupanku yang kekurangan ini, tidak cerdas, tidak tampan, pandai, dan selalu
sendiri tidak punya pacar. Memang sejak aku tinggal di sekolah aku tidak punya
pacar dan selalu merasa kesepian dan karena itulah aku sering menyendiri dan main
gitar sampai banyak lagu yang aku bisa ciptakan dan baru sejak kuliah aku bisa
dokumenkan. Sejak aku tinggal di sekolah aku sudah jarang ke pura, ke desa jati
bali dan sembahyang tetapi tetap sembahyang di tempat tinggal saja dan setiap
habis sembahyang dupanya aku tancapkan di depan pintu dengan tujuan roh-roh
halus tidak menggangu. Memang sempat aku merasa takut dan bahkan setiap malam
aku takut karena aku sudah tahu tanah sekolah adalah bekas kuburan sehingga aku sering tidak bisa
tidur dan selalu melihat jendela dan pintu jika aku tidur sendiri saat adik
kelasku pulang kampung. Tetapi walau takut, tidak ada penampakan dan suara yang
aku temui tetapi aku tetap tidak berani keluar untuk mengontrol sekolah yang biasanya
tetap aku kontrol malemnya dengan adik kelasku dengan keliling sekolah agar
tidak ada pencuri walau pernah kecurian sekali di ruang osis dan beberapa
barang sitaan osis hilang.
Waktu itu aku sudah memiliki
Hp yang aku beli dari teman yang aku kenal waktu di kos terakhir seharga Rp.400
dan aku mulai bisa menggunakan hp itu. Kalaupun aku minta uang kini bisa
menelpon yang punya hp dikampung dan mengabarkan kepada orang tuaku tetapi
sejak aku tinggal di sekolah aku sudah jarang meminta uang bekal, walaupun
minta itupun sudah tidak perbulan lagi melainkan saat benar-benar tidak punya
uang seperti membayar SPP dan uang ujian. Saat aku tinggal di sekolah aku sudah
dua memiliki gitar yaitu gitar listrik satu saat aku beli di depan mall
mandonga karena harganya murah. Tujuan aku membeli gitar listrik itu aku
berharap bisa memainkanya dan bisa menjadi pemain gitar dan membuat grup tetapi
ternyata mempelajari gitar sangat sulit dan sempat aku prustasi karena tidak
bisa memainkan gitar.
Singkat cerita sudah mendekat
ujian nasional akupun mulai berfoto dan merapikan diri dan mempersiapkan diri
dan pada uijan nasional akupun di kelas aku ujian datanglah Pak Usman
memberikan jawaban soal dan semua siswa mendapatkannya walau ada pengawas
tetapi saat pengawas keluar pak usman datang membawa jawaban. Hal itu sampai
hari terakhir ujian. Sehingga aku termasuk mendapatkan nilai matematika, bahasa
inggris dengan nilai bagus sendangkan bahasa indonesia kurang bagus karena ada
pengawas yang ketat pada hari pertama. Inilah kenangan sewaktu aku SMA
sebenarnya aku ini tidak pintar dan cerdas bahkan ujian nasionalpun dibantu
hee. Sebelum ujian bahkan pertengahan semester aku sudah mendengar kabar adanya
bukaan polisi maka setiap sore dan pagi aku selalu berolah raga baik lari,
pusap, dan sebagainya, pohon ketapang yang ada di depan tempat tinggalku di sekolah setiap hari
aku pakai pulap agar tubuhku semakin tinggi dan kuat. Bahkan aku sempat
membantu guru yang sudah tua untuk membatu membawakan kayu untuk membangun
rumahnya di atas gunung, karena tanahnya ada diperbukikatan dekat sekolahku
maka aku membantunya dan diberikan upah Rp. 45.000.
Sebelum menerima ijasah aku
meminta surat keterangan lulus untuk mendaftar menjadi polisi di polda dengan
terlebih dahulu aku pulang mencari surat keterangan kelakuan baik dari desa,
dari desa ke polsek, camat, dari polsek kepolres sampai pada ke polda
mendaftar. Saat saat awal pendaftaran aku masuk pintu bagian kiri polda dan
parkir disederetan motor polisi dan aku mendaftar dan saat pulang motorkupun
sudah bocor karena sengaja dibocorkan oleh polisi karena salah masuk dan
parkir. Saat itu aku kesal dengan polisi dan mengapa tidak diberitahu kalau aku
salah parkir mereka asal memocorkan saja dan aku menuntun motorku mencari
bengkel, dan sejak saat itu aku mulai kesal dengan polisi selain masalah itu
juga sebelumnya aku pernah kena tilang karena ngebut dijalan dan aku berbohong
menggunakan sim kakaku. Ya kebetulan aku belum punya sim dan sim kakakku
tertinggal dan aku memakai saat aku sekolah. Kemudian ada penyeleksian
administrasi dan aku lulus maka dilanjutkan pada tahap tes kesehatan pertama
dan aku mulai iktu tes dengan memakai celana putih pendek dan membuka baju.
Selanjutnya aku dites pengelihatan, tes warna, tes jalan sampai pada tes
telanjang diruang khusus, pada hari pengumuman nomorku dan namaku tidak
disebutkan dan aku tereliminasi. Mengapa aku tereliminasi karena saat itu aku
mendaftar polisi tidak mengunakan bantuan orang lain atau menggunakan uang. Kemudian
setelah itu aku ditawari untuk mendaftar tentara oleh Pak Usman tetapi diminta
biaya waktu itu Rp. 40 juta tetapi saat berkonsultasi dengan orang tua
mengatakan tidak punya uang sebanyak itu dan tidak setuju aku jadi tentara dan
polisi. Dan sebelum, aku mendaftar polisi juga tidak direstuai dan tidak dikasi
dukungan dana, itu saja pakai dana aku sendiri. Ya pada intinya kedua orang
tuaku tidak mau aku menjadi tentara karena takut aku dikirim ke daerah konflik
dan aku gugur dimendan perang, kalau jadi polisi akan menjadi musuh penjahat
dan menangkap penjahat dan akan mengacam nyawa maka orang tuaku menginginkan
aku menjadi guru atau pegawai saja.
Sejak saat itulah aku prustasi
padahal aku ingin menjadi polisi tetapi tidak didukung, dan sudah ada yang mau
membantu pasti lulus menjadi tentara tetapi orang tuaku tidak setuju maka aku
berkeinginan melanjutkan kuliah jurusan sejarah di Haluleo yang ada di kendari
tetapi ayahku tidak setuju katanya lebih baik kuliah di Bali kebetulan ada
kakakku di sana kulaih juga, selain itu kebetualan gapleh temanku juga mau kuliah
ke bali. Dengan tawaran seperti itu akupun tidak mendaftar ke Haluleo berbicara
pada gapleh dan melihat brosur katanya dia mau ke bali mencari jurusan guru
agama dan dia mengajak aku untuk kualiah kesana juga. Aku diberika waktu kurang
lebih seminggu untuk berpikir dan saat aku menyanggupinya aku sudah siap
berangkat bersama gapleh dan diberikan dana, kebetulan saat itu ada galungan
dan kuningan. Sebelum berangkat seminggu sebelumnya aku mengadakan hiburan
lomba-lomba dan hiburan rakyat di pura pada saat kuningan yang sebelumnya tidak
ada demikian karena tidak ada dana tetapi aku rapatkan semua muda-mudi untuk
mengadakan kegiatan itu tetapi aku tidak bilang pada mereka kalau aku akan
pergi ke bali kepada teman-temanku.
Hal ini aku lakukan selain
agar mereka tidak sedih dan juga menghindari penafsiran kegiatan ini untuk
permisahan aku saja melainkan untuk hiburan masyarakat. Maka muda-mudi setuju
mengadakan segala lomba pada sore harinya dan lomba karaoke pada malam harinya
dengan menghadap PHDI dan kelian desa meminta bantuan dana dan memungut iuran
sukarela pada masyarakat setiap kepala keluarga dan terkumpulah uang untuk
melakukan kegiatan. Pada sore harinya banyak kegiatan dilaksanakan seperti
bermain bola joged, lari berangkai, rebut uang, tarik tambang dan sebagai. Senyum,
tawa, bercanda terdengar dan terlihat pada masyarakat di desaku dan
teman-temanku juga tetapi mereka tidak mengetahui kalau aku besok paginya udah
berangkat ke bali, dan hari itu adalah hari terakhir aku berada di desa itu
tidak seorangpun tahu kecuali orang tuaku, dan gapleh. Dan pada malam harinya
diadakan lomba karaoke di wantilan pura dan banyak orang menyayi, banyak warga
yang datang menikmati hiburan itu dan aku memberanikan diri sebagai pemandu
acara atau emsi untuk menunjukkan diri dan sebagai penampilan aku yang
terakhir.
Pada malam harinya setelah
acara selesai ternyata sudah banyak teman aku yang tahu kalau aku besok mau
berangkat ke bali diberitahu oleh saudara-saudara sepupuku, dan gapleh kemudian
saat malam temanku ada yang berpesan jika nanti pulang jagan lupakan aku dan
hal itu selalu aku ingat. Begitu juga teman-teman lainnya mengajaku bercana dan
dia bilang malam ini aja terakhir melihat, ngajar bercana, jahilin, bercerita
dengan aku dan besok sudah tidak ada lagi. Hati aku saat itu sempat sedih dan
tidak percaya akan meninggalkan desa kelahiran tanah kesayangan dan beberapa
hari lagi aku sudah ada di bali untuk menempuh pendidikan dan tidak tahu kapan
pulanggnya, dan aku bertanya bisakan aku melewati dan menjalani semua ini.
Banyak saudara, teman dan orang-orang yang aku kenal bahkan musuh yang aku
tinggalkaan dan jika nanti berjumpa apakah meraka masih mengenailku dan
menyapaku nanti, dan apakah mereka masih menganggap aku teman, saudara, warga
disana dan musuhnya, aku sangat tidak percaya.
Kemudian pada jam 4 pagi aku
mengedap-endap pulang duluan agar tidak ditahu dengan teman-temanku yang
bergadang diwantilan tempat lomba karaoke tadi pada saat malamnya selain
menjaga alat elektronok juga sambil mengenang kebersamaan aku pulang untuk
mandi dan berkemas mau berangkat ke kendari untuk pergi besok ke bali. Saat
paginya aku sudah berada di dalam mobil, bapak dan ibukupun menganter ke kendari
dan teman-temanku lewat di rumahku untuk mengembalikan barang yang dipakai
lomba semalam dan melihat aku sudah dalam mobil dan berkata ”sekarang berangkat
teman aku kira masih beberapa hari, ya selamat jalan saja teman ingat kembali
ya aku menungumu disini” yang aku bilang terima kasih dan aku pasti pulang
untuk semua orang yang telah baik padaku. Kemudian aku berangkat dengan gapleh
dan orang tuaku dengan hati penuh tidak percaya bahwa hari ini adalah hari
terakhir aku berada dikampungku dan seterusnya dalam waktu yang belum aku
ketahui akan kembali ke desa ini lagi.
Terasa seperti mimpi aku akan
meninggalkan desa ku ini, karena begitu banyak kenangan, kisah, tempat dan
kejadian yang aku alami dan lewati dan melekat lengket dihati dan perasaanku dan
tidak mudah aku hilangkan sampai saat ini. Kengan itu terasa masih segar dipikiran,
hati dan perasaanku seakan-akan ingin kembali ke masa itu dalam suasana senang,
gembira tanpa beban dengan teman dan saudara. Tetapi apa daya sekarang aku
harus bertanggung jawab dan menerima diri bahwa aku sudah berbeda, fisik sudah
dewasa, pendidikan sudah tinggi, banyak harapan sudah digantungkan padaku maka
aku harus mengeyampingkan hal itu dan aku ubah sebagai motivasi yang baik agar
aku bisa menjadi lebih baik dan berguna bagi orang tuaku, saudara-saudaraku,
dan teman-temanku disana. Sebelum aku lupa aku ingin kembali sedikit sebelum
aku berangkat beberapa hari sebelumnya aku melakukan kewajibanku untuk
memutuskan pacarku yang baru beberapa bulan aku pacari yaitu Mang Nik namanya
kakak kelasku dulu dia lebih dewasa dari aku tetapi aku menyadari aku tidak
bisa pacaran jarak jauh dan tidak mungkin berpacaran jarak jauh dan itu tidak
mungkin terjadi maka sebelum aku berangkat bebrapa harinya aku memutusinya agar
tidak menjadi hambatan aku di bali dan diapun demikian sehingga dengan berat
hati aku memutuskannya selain itu orang tua dia dan orang tuaku kurang cocok. Pacarku
yang aku putusuin itu juga kurang seperti yang aku inginkan kelebihanya hanyalah
dia lebih dewasa dan berani menderita tetapi wajahnya tidak cantik dan
rambutnya agak keriting. Sejak pacaran dengannyalah aku belajar menerima wanita
tidak saja dengan kriteria idealku saja melainkan kecocokan dan kedewasaan dan
kebetulan aku agak cocok dengannya tetapi karena singkat pacarannya keburu aku
berangkat ke bali jadi tidak terlalu jauh aku mengetahuinya dan selama pacaran
dialah aku tidak menciumnya tetapi dia yang menciumku dahulu.
Padahal aku beracaran
dengannya ingin serius maka aku tidak bermain-main dengannya dengan tidak
berani sembarangan mencium apalagi ngajak bersetubuh maka aku menghormatinya
tetapi kenapa pada malam saat aku apel kerumahnya saat mau pulang dia menarik
baju dileherku dan mendekatinya terus menciumku dan mengatakan ”aku sayang padamu,
dan mengapa kamu tidak menciumku” dan aku menjawabnya karena ku menghormatimu
dan ingin bersungguh-sungguh padamu dan diapun tersenyum merasa lega, tetapi
belakangan orang tuanya tidak setuju terutama bapaknya dan ibuknya sudah meninggal.
Sebenarnya awal aku dekat dengannya adalah saat ibuknya meninggal dan aku lihat
dia bersedih dan aku mendekatinya dan memberikan penjelasan tentang
meninggalkan dan ditinggalkan kemudian menghiburnya, sehingga pada akhirnya
diapun nyambung diajak berbicara dan akhirnya diapun menerima tawaran tuk berpacaran dengan aku dan diapun suka
padaku. Sejak saat itulah aku berpacaran kurang lebih 3 bulan sebelum aku ujian
nasional. Sebelum keberangkat aku ke bali pada malam itu aku kerumahnya dan
mengatakan ”mungkin ini terakhir pertemuan kita, karena kisah kita aku cukupkan
sampai disini, bukan karena apa tetapi aku akan pergi ke bali untuk kuliah
dalam waktu yang lama” dan dia berkata ”mengapa mesti harus putus walau kamu
pergi ke bali kita bisa menjalaninya dengan jarak jauh dan aku setia disini
menantimu” tetapi aku menajwab ”tidak mungkin berpacaran dengan jarak yang jauh
dan aku rasa itu tidak bisa selain itu untuk memfokuskan aku kuliah disana dan
juga karena orang tua kita tidak cocok, sebenarnya aku sayang padamu tetapi aku
harus melepasmu dan melepas semua kenangan
kita, kita mulai tata hidup kita masing-masing”.
Saat itulah dia bersedih dan
menagis dan masuk rumah dengan menutup wajahnya yang bersedih, aku merasa
berdosa saat itu dan sampai aku ingin menarik perkataanku kembali, dan itu aku
rasa tidak mungkin karena sudah jelas aku tidak bisa menjalani pacaran jarak
jauh begitu juga dia karena saat itu belum ada komunikasi lewat telepon sebab
saat itu di desa belum ada sinyal dan hp belum memasyarakat. Setelah
menunggu beberapa menit akhirnya dia
keluar dari rumahnya dan berkata ”baiklah jika itu keputusanmu aku terima
semoga kamu bisa meraih cita-citamu dan aku tetap mendukungmu mesti kita sudah
tidak lagi berpacaran aku akan mengingatmu selalu dan jika kamu udah kembali
jangan lupakan aku ya” dan akupun menjawab tentu aku tidak melupakanmu karena
kamu adalah orang yang sepat ada dihatiku dan mengisi kekosongan hatiku dan aku
tidak akan melupakanmu dan akan tetap sebagai teman terbaikku selamat tinggal
ya. Dan sejak malam itu aku berpisah dengannya dan sampai saat ini aku belum
pernah bertemu dengannya.
Singkat cerita saat aku berangkat
pagi itu yang ada disana hanya beberapa temanku yang aku ajak panitia lomba
karaoke dan saudara-saudaraku melambaikan tangan selamat jalan padaku, dan
hatiku merasa sangat sedih dan terasa seperti mimpi apakah ini nyata dan aku
rasakan sampai 2 minggu setelah aku ada di bali. Setelah aku berada di kendari
aku menginap semalam dirumah temanku karena berangkatnya tepat jam 3 pagi
besoknya maka jam 2 malam aku sudah berangkat kepelabuhan. Dipelabuhan aku
mengingat kembali saat kakakku berangkat ke bali dan melambaikan tangan dari
dalam kapal dan sekarang aku yang melambaikan tangan kepada yang mengantarku
yaitu kedua orang tuaku dan saudara-saudaraku. Didalam kapal yang penuh dengan orang,
hati ini sangat sendiri dan kesedihan sejenak terlupakan karena capek dan
mengantuk akhirnya aku berada ditempat dimana dipilih tempat di dalam kapal
tepatnya di dek 3 bersama gapleh. Disana aku tidur dengan nyeyak tanpa berpikir
apa karena lelah perjalannan dan mengantuk karena masih jam 4 pagi, dan tidak
aku sadari apa-apa.
Saat aku terbangun pada pagi
harinya aku merasa aku sudah berada di atas lautan aku lihat dijendela kapal
sudah lautan, aku merasa aku seperti mimpi meninggalkan desaku dan
teman-temanku dan aku ingin menghubunginya karena sebelum keberangkatan aku sudah
mencatat semua nomor Hp temannku yang punya hp baik temanku di desa, SMP dan di
SMA tetapi apa yang terjadi saat aku ambil hpku dikantong ternyata sudah tidak
ada, dan aku cari kesana-kesini semuanya tidak ada, aku meminjam hp orang lain
dan menghubunginya dan sudah tidak aktif. Hatiku sangat cemas karena disana ada
nor hp teman-temanku SMP dan semua temanku di desa dan nomor hp kakakku di bali.
Maka aku berpikir jika itu hilang sampai di bali siapa yang jemput, kemudian
aku terus mencari dan aku tidak menemukaanya, akupun stres dan semua terasa
mimpi dan untung saja gapleh mencatat nomor kakakku dan bli kemonmg yang sudah
ada di bali. Sebenarnya hp yang ku bawa ada di dalam celana samping kiri dan
dompetku ada dicelana samping kanang untung saja dompetku tidak diambil hanya
hp yang dapat diambil.
Begitulah kejadian didalam
kapal maka untuk menghilangkan stresku akupun menonton bioskop didalam kapal dengan
harga Rp 15 ribu kebentulan ada film panas ya untuk merefres pikiran, selama di
dalam kapal aku jarang makan karena
nafsu makan menurun selain makanan yang tidak enak dan juga banyaknya orang di
dalam kapal bagaikan pasar. Jika ke kamar mandi yang dipakai secara umum yang
jorok dan tidak bersih belum lagi panasnya ditempat tidur selain itu pengen
jalan-jalan takut barang hilang karena gapleh lebih dahulu jalan-jalan. Didalam
kapal aku hanya meratapi sedih saja dan masih terasa seperti didalam mimpi dan
berharap saat bagun pagi aku masih bangun di kamar tidurku di rumah yang masih
ada kelambunya kemudian aku ke dapur untuk makan, tetapi apa yang terjadi saat
aku bangun ternyata masih di dalam kapal dan akan menuju bali dan tidak akan bangun
di kamar tidurku di rumah lagi. Hatiku saat sedih meninggalkan desa dan rumahku
serta orang tuaku kemudian aku pergi ke kapal paling atas disana ada lapang
yang luas dan aku dapat melihat lautan yang luas pada pagi hari kemudian disana
aku duduk memandang lautan dan matahari, melihat ikat mengikuti kapal dan aku
sambil merokok.
Singkat cerita setelah empat
malam 3 hari aku berada di atas lautan de gan kapal Tilongkabila melewati
beberapa pelabuhan di boton, raha, di makasar, lombok barulah nyampai
dipelabuhan Benoa Bali saat aku mulai memasuki kepulauan bali yang sebelumnya
melewati ombak di selat lombok yang keras dan oleng aku melihat pulau bali.
Hatiku mulai melupakan kenangan di desa sejenak dan melihat oooo inikah bali
yang sejak dahulu aku impikan dan aku idamkan pingin kesini. Inikah pulaunya waah seperti mimpi saja dan terasa tidak
mungkin aku sekarang sudah ada di bali dan setelah turun di benoa aku lihat
candi benar yang besar dan berpikir wah aku sudah menginjakkan kakiku di bali
yang padahal sebelumnya aku masih di sulawesi di desa dan di rumah berdiri dan
berjalan-jalan sekarang aku sudah ada di bali. Sungguh tidak bisa aku percaya
tetapi karena ramainya yang turun aku tidak sempat berpikir banyak dan aku
dijemput dengan bli kemong dan temannya dengan sepeda motor dan dibawa
kekosnya. Sejak itulah pertama kalinya aku naik motor di bali melewati bai pas
dekat pantai dan berpikir ternyata begini yang bali itu yang dari dulu aku
tanya-tanyakan pada kakeku yang selalu digambarkan lewat tanda lahirnya yang
ada didadanya. Ok ini malam cukup sekian saja nanti aku lanjutkan lagi ya aku
juga sudah capek punggungku mulai sakit dan mataku mulai lelah.
Setelah seharian nyuci
pakaian, membuatkan media untuk guru-guru di sekolahnya pacarku kini aku
lanjutkan lagi aku menulis menyambung yang kemarin, karena hari ini hari Rabu,
4 September 2013 tepatnya sore hari yang kebetulan bertepatan pada bulan mati
atau Tilem. Sebenarnya hari tilem ini aku malas sembahyang karena tidak tahu
kenapa belakangan ini aku malas sembahyang secara formal lebih baik setiap
melakukan kegiatan mengucapkan nama suci Tuhan. Sebelum aku melanjutkan yang kemarin
aku ingin mendokumenkan kejadian beberapa hari ini sebelum aku lupa untuk
menuliskannya. Beberapa minggu yang lalu setelah aku sepakati membeli tanah di
desa Patemon seluas 2.4 are dan setelah aku ukur ternyata lebih yang
bersukurlah. Setelah berkonsultasi dengan pak Ariasa mengenai membeli tanah itu
yang sebelumnya dia juga yang menyarankan demikian yang sebelumnya aku
berkeingainan membeli perumahan di desa Tukadmunga perbatasan dengan desa Tegal
Lingga dengan harga Rp. 110 juta tetapi setelah aku pertimbangkan aku belum mempunyai
pekerjaan tetap maka kedepan akan menemukan kesulitan masalah cicilan karena
rentan waktunya 15 sampai 20 tahun sementara aku belum memiliki pengasilan
tetap. Selain itu pak Ariasa menyarankan agar punya tanah di kampung atau di
deka merajan maka aku putuskan membeli tanah di Petemon agar aku bisa masuk
desa pakraman di sana dan dekat dengan sanggah.
Setelah semuanya dill dan
diberikan tanah itu dengan harga Rp. 70 juta yang sebelumnya berharga Rp. 83
juta tetapi karena kontraktornya terbelit hutang maka aku dikasi murah. Setelah
berdiskusi dengan pak Ariasa masalah pembayaran karena tanah aku yang di
Bayuning belum dilunasi hanya baru dibayar uang muka sebesar Rp. 10 juta
sedangkan pembayaran tanah di petemon harus segera dilunasi dengan syarat kess,
sementara aku belum punya uang sebanyak itu, baru gajih di BPMPD belum keluar,
honor jadi dosen DTT belum keluar juga maka aku minta pak Ariasa anterin ke
bank kanaya untuk konvensasi. Mengajaknya pak Ariasa kesana agar dikasi konvensasi
degan jaminan tanahku yang aku jual itu sementara dan jika sertifikat tanah di
Petemon sudah keluar tinggal ganti sertifikat saja. Tetapi ternyata itu tidak
disetujui oleh bank kanaya tetapi itu sudah aku antisipasi terlebih dahulu
bahwa kalau itu tidak diterima maka aku meminjam sertifikat tanahnya pak Ariasa
yang setengah hektar di kampung dan pak Ariasa menyetujuinya.
Maka akhirnya aku meminjam
uang Rp. 70 juta dengan jaminan sertifikat tanahnya pak Ariasa, dan setelah
tanah aku dilunasi maka aku segera ke bank kanaya melunasi hutangku yang dulu
tinggal Rp. 17 juta dan mengambil sertifikat dan memberikan kepada pembelinya.
Selanjutnya aku bayarkan hutangku yang baru sebesar Rp. 40 juta beserta
bunganya sehingga hutangku sekarang tinggal Rp. 30 juta selain itu aku ikut
tahapan bank kanaya dan sekarang sudah Rp. 350 ribu. Kembali aku ceritakan
pembayaran tanahku di petemon lewat bank BPD bali dengan notaris Rolyy dan
menunggu sampai akhir september barulah sertifikatku jadi atas namaku sendiri. Sedangkan
sisa uang dari pembayaran aku sisakan Rp. 5 juta untuk antisipasi pembayaran
hutang kepada pamanku Rp. 3 juta, pembayaran cicilan di Sulawesi pada bulan Agustus
dan September, cicilan di bank kanaya bulan september dan untuk bekal. Maka
pada bulan Agustus aku sudah potong untuk bayar hutangku di Sulawesi sehingga
uangku tinggal Rp. 4.2 juta dan beberapa hari setelah itu orang yang membeli
tesis memberikan uang sebesar Rp. 1 juta karena merevisi setelah ujian
pratesisnya dan uang yang diberikan temanku membantu menyusun tesisinya sebesar
Rp. 400 ribu dan senin tangal 2 kemarin aku terima honor di IHDN sebesar Rp.
1.3 juta untuk satu semester, dan uang itu sudah aku belikan makan, bensin dan
sebagainya tidak bisa aku jelaskan dan sekarang semuanya sudah aku tabung di
Bank BRI dengan saldo Rp. 5.750.000 dan Rp. 300 ribu didompet untuk bekal hee.
Hari-hariku saat ini hanya
bisa menunggu hari baik, keberuntungan, rejeki dan ide-ide yang cemerlang, aku
tidak dapat berbuat banyak untuk segera bisa mewujudkan cita-citaku yaitu punya
tanah yang cukup, punya rumah yang layak, menikah, punya anak, punya mobil dan
menjadi dosen negeri. Maka aku hanya menunggu mulai kuliah setelah beberapa
bulan ini libur dari bulan Juni dan mungkin minggu depan sudah mulai kulaih
karena dengan sudah kuliah mahasiswa, aku sudah mempunyai kesibukan ngajar
selain itu dapat membuat bahan ajar yang akan aku jual kepada mahasiswa
sehingga akan ada masukan untuk membayar hutang. Selain dari pada itu
hari-hariku menunggu pengumuman dan pencairan biaya penelitian di Dirjen yang
katanya pak Ariasa aku lolos penelitian dengan biaya Rp. 25 juta semoga saja
benar dan segera keluar uangnya. Selain itu aku juga menunggu pengumuman dari
pengajuan biaya penelitian aku di Gubernur Bali dan PHDI bali dengan biaya masing-masing
Rp. 40. Juta semoga saja diterima dan segera keluar dananya untuk bisa
membangun rumah dan menikah. Sebenarnya aku sudah berjanji jika aku lolos
penelitian di PHDI dan Gubernur Bali aku akan menghaturkan pejati, tedung di
pura Jayaprana selain itu aku akan segera membangun rumah di petemon astungkara
dan tinggal mempersipakan dana dan diri untuk menikah hee.
Sekarang aku melanjutkan
ceritaku yang kemarin dimana setelah aku sampai di Bali aku menginap di kosnya
bli kemong dan besoknya aku diantar mencari bus di terminal ubung menuju
terminal Banyuasri melewati tabanan, pupuan, seririt dan siangnya aku sudah
nyampai diterminal banyuasri. Setelah nyampai disana aku bingung lagi karena
tidak punya Hp untuk menghubungi kakakku, setelah sempat keliling mencari toko
hp tidak ada, yang rencana untuk membeli hp dan mencari ojek untuk mencari
wartel tetapi setelah jalan sebeantar tukang ojek mau meminjamkan hpnya untuk
menghubungi kakakku dan terhubung dan aku membayar pada tukang ojek itu Rp. 30
ribu karena sudah meminjamkan hpnya dan sempat naik motrornya keluar. Pada saat
di terminal banyuasri aku merasa tidak tahu apa-apa terasa semuanya asing
tetapi setelah datang kakakku aku merasa lega dan aku bertemu lagi dengan
kakakku setelah 2 tahun tidak bertemu. Dia masih seperti dulu, cara bicaranya
masih semanggat dan pemberani setelah aitu aku diajak makan siobak, dimana
pertama aku makan makanan itu terasa aneh saja karena bumbunya melengket dan
aku tidak menghabiskannya. Setelah itu aku pergi ketempat kakakku naik bemo
(sebutan orang bali) yaitu mobil angkot.
Beberapa menit naik angkot
akhirnya aku nyampai dimana kakakku tinggal yaitu di kampus IHDN Denpasar
kampus Singaraja dimana kakakku tinggal di ruang kosong yang tidak terpakai
agar tidak membayar kos katanya, disanalah aku beristirahaat dan melihat
keadaan kampus. Kebetulan saat itu masih ramai mahasiswa latihan teater untuk
pentas di Denpasar yaitu di padang galak, kemudian aku diperkenalkan dengan
teman-teman kakakku salah satunya Sunarno, satria dan banyak lagi aku lupa dan
salah satu dosen yang bernama mang Epo/ Nyoaman suardika. Kemudian aku
melihat-lihat mahasiswa latihan teater, lanjut cerita aku diajak dalam anggota
teater itu yaitu sebagai pemain musik kempul dengan gapleh, selanjutnya
beberapa hari setelah itu aku mendaftar di kantor, dan selanjutnya aku diajak
ke kampung desa petemon yaitu ke sanggah untuk sembahyang atau mepiuning atau
memberitahu kepada keluarga dan leluhur bahwa aku datang ke bali untuk kuliah
dan tinggal di bali sementara semoga dilindungi leluhur dan memohon anugrah dan
restunya agar selalu dalam keadaan selamat.
Aku melihat keseharian kakakku
begitu aktif, punya banyak teman dan terkenal di kampus, jika ada yang bertanya
kepadaku dan aku jawab bahwa aku adik dari Made Tresnayasa maka semua mahasiswa
menghormatiku, disanalah aku merasa bahwa kakakku orang yang luarbiasa.
Kebetulan juga kakakku menjadi Bem di seingaraja yang aktif dan di kelas
kakakku terkenal aktif dan pandai, dimana setiap sore selalu banyak ngumpul
mahasiswa ditempat tinggal kakakku dan bermain sepak bola di halaman kampus
sampai sore dan malam bercanda dan bercerita. Disana aku merasakan memiliki
banyak teman dan kehidupan baru sehingga mulailah aku menyadari aku sudah
berada di bali dan sedikit demi sedikit melupakan kesan di kampung halaman
dengan diajak berbagai kesibukan seperti main sepak bola, latihan teater,
sembahyang sampradaya sai baba di kampung tinggi dan sebagainya. Singkat cerita
mulailah pementasan teater di Padang Galak dan aku ikut sebgai pemain musik,
aku merasa pertama kalinya aku naik mobil dalam rombongan bermain teater dan
aku lihat sekeliling lewat kaca mobil bali begitu indah sepanjang perjalanan
dari Singaraja menuju Padang Galak Denpasar. Setelah nyamai di sana aku melihat
ramai sekali banyak penjual di lapangan padang galak dan ada panggung yang
besar dan disanalah teater pentas.
Pada proses pementasan mau
dimulai aku dan bersama mahasiswa lainnya mempersiapkan dekorasi sampai selesai
dan saat mau mulai aku menghantarkan mahasiswa cewek untuk kencing sehingga aku
telat memainkan musik dan aku ditegur ama dosennya untung ada Gapleh (nama pangilan dannama benarnya Komang Agus
Suartawan) yang memainkan musikku. Setelah itu aku memainkan musik sambil
menonton pementasan disanalah aku mengetahui ternyata begitu pementasan teater
dipanggung aku lihat sangat luar biasa dan kakakku aku lihat sangat memukau. Pementasan
bejalan lancar dan aku ikut mengkemasi peralatan yang dipakai dan akupun
diberikan baju kaos sama dengan para pemain teater lainnya, baju kaos hitam
bergambar teater lalang gadang yang pertama aku miliki, dan pada malam itu
menuju pulang. Selanjutnya beberapa hari setelah itu akupun pulang kampung di
lokapaksa tempat ibuku dulu, berkenalan degan beberapa keluargaku disana
terutama dengan pak Mekel namanya yaitu kakak dari ayahku yang beda ibu kandung
dan sudah beda agama sejak kakekku masih hidup yaitu beragama Kristen, dialah
yang ditipkan merawat dan menjaga warisan leluhur yang ada di lokapaksa seluar
1.6 hektar kebun yang berisikan jambu mente, bambu, kelapa dan tanaman lainnya
yang aku lihat saat itu. Selanjutnya aku pergi kekeluarga ibuku yaitu mangku Ariaya
yaitu adik dari ibuku yang saat itu tinggal di perbukitan, disanan suasananya
sangat nyaman dan pamanku ini berbeda karakternya dengan pamanku yang Kristen yang
ramah, sederhana dan suka cerita tentang masa lalu ibuku dan ayahku sehingga
aku lebih tertarik menginap disana bersama kakakku.
Keesokan harinya aku
berkunjung ke rumah adik kakakku yang perempuan yaitu Made Semita yang
kebetulan juga sudah beda agama dengan aku yaitu sudah beragama Kristen sejak
bibikku itu sakit yang lama dan susah disembuhkan setelah didoakan oleh pendeta
Kristen yang kebentulan sekarang sebagai suaminya dari saat itulah bibikku
pindah agama menjadi agama Kristen begitu juga dengan semua anak-anaknya.
Karakter bibikku ini juga berbeda dengan pamanku yang Kristen, dia ramah dan
suka bercerita kebaikan ibuku dan bapakku, dia sopan dan selalu memperhatikan
aku seperti anaknya, sehingga aku ditawarkan ikut bekerja sebagai pengayah borongan
irigasi desa Angkah Tabanan dengan harian saat itu Rp. 35 ribu, yang kebetulan
mulai tes di kampus masih 2 bulan lagi maka untuk mengisi kekosongan aku,
kakakku dan Gapleh ikut bekerja disana, dimana awalnya aku naik motor kesana
dan dari saat itulah aku mengetahui Tabanan itu dimana walau hanya di desa
Angkah heee.
Disana aku bekerja hampir satu
bulan setengah dengan pekerjaan membuat campuran, membawa batu sampai
membongkar senderan yang sudah rusak, begitu juga bila tidur disana dengan
membuat tenda dari terpal. Disanalah aku mengenal banyak orang dan pengalaman
seperti mendapatkan ikan be julit (bahasa balinya) saat membongkar senderan
yang sudah rukak, dan disanalah aku dekat kembali dengan sepupuku Ngurah dimana
ngurah ini dulu pernah tinggal di Sulawesi berdekatan dengan rumahku tetapi
karena ayahnya meniggal akhirnya bibikkku dan semua anaknya pergi kembali ke bali.
Setelah itu ngurah juga pernah datang ke Sulawesi kembali disanalah ada kenangan
sedikit denganya dimana saat di datang orangnya sangat nakal suka usil tetapi
dengan aku baik sekali, dimana aku dan dia sering memakan buah mente samapi bibirku
dan dia terkelupas karena kena getahnya, menggangu orang sampai ayahku sendiri
aku gangu dengan dia dengan mengejek sebutan Nyangyang (bahasa Bali) saat
ayahku sedang bekerja di rumah Mbok Kadek Padmi tetanga sampai ayahku turun dan
mengejar aku berdua. Begitu marahnya ayahku sampai mengejar aku berdua tetapi
karena ngurah lebih tinggi dan besar dari aku maka dia lebih cepat larinya dan
hanya aku didapatkan oleh ayahku, setelah aku didapatkannya aku ditariknya dan
dibanting-bantingnya diparit di depan rumahnya Lutur Engkuk (nama pangilan)
yang berisi air yang banyak
berulang-ulang kali sampai aku bayah kuyup sambil menagis. Setelah
dibating beruklang kali akupun disudahi setelah ibuku dan bibikku datang
melerai, akupun menangis tersedu-sedu, itulah pengalamanku dengan ngurah itu.
Tetapi setelah sama-sama waktu kerja di desa Angkah aku bercerita lagi
dengannya tentang masa lalu dia hanya tertawa saja, Ngurah ini sifatnya masih
seperti dulu yaitu pandai ngomong, pemberani dan orangnya besar tetapi dia
sopan dan menghormati aku karena aku masih dianggapnya keluarga walau dia sudah
masuk agama Kristen.
Saat bekerja disana beberapa
bulan banyak kejadian mengasikkan dari bekerja kecapaian, banyak cerita, sampai
mandi di sungai sore-soresnya seakan-akan melupakan kenangan waktu di kampung
halaman, setelah itu ada panggilan dari kakakku dari kampus karena kakakku
tidak lama ikut kerja disana karena sebagai Bem di kampus jadi mungkin hanya
beberapa minggu saja sedangkan aku dan gapleh sampai dua bulan. Kemudian
setelah lama bekerja akupun dipanggil untuk kekampus karena akan ada tes
selesksi mahasiswa baru dan akupun pulang dan mendapatkan gajih yang lumayan
untuk bekal. Setelah sampai di kampus akupun ikut tes tulis, diamana aku tulis
sesuai kemampuan tidak mencontek karena menurut kakakku aku pasti lulus karena
aku adalah adiknya yang sudah dikenal kakakku oleh semua dosen yang akan
mengujianya maka aku merasa aman saja. Setelah itu aku mengikuti tes wawancara
dimana diwawancarai oleh dosen Rai Parsua yang masih aku ingat bahwa dia
berkata ”kenapa kamu kuliah di bali, mengapa memilih jurusan pendidikan agama Hindu dan bagaimana jika
tidak lulus” itulah sedereta pertanyaan yang ditunjukkan kepadaku dan aku
menjawabnya ”saya kuliah di bali karena di Sulawesi tidak ada sekolah Hindu
seperti ini, dan saya memilih jurusan ini karena ingin menjadi guru agama Hindu
dan untuk menambah pengetahuan tentang agama Hindu dan jika saya tidak lulus
maka saya akan pulang lagi ke Sulawesi” aku berkata penuh dengan percaya diri
dan penuh dengan ketegasan bahwa aku tahu tidak mungkin dosen itu tidak
menerima aku karena aku dari luar bali yang diprioritaskan dan jika tidak lulus
maka aku pulang maka dosen itu dan kampus akan merasa bersalah besar, begitulah
pemikiranku saat itu. Selain tiu aku ditanya apa hobinya dan aku jawab hobinya
main bulutangkis dan karate karena itu yang aku bisa saat itu.
Saat selesai tes itu ya kira-kira bulan akhir
Agustus 2007 akupun dinyatakan lulus kemudian aku mempersiapkan perlengkapan
yang diberitahu saat teknikel miting di kampus dimana setelah beberapa hari
setelah itu aku naik bus bersama dengan mahasiswa baru lainnya yang disiapak
bem termasuk kakakku menuju kampus IHDN Denpasar di kampus Bangli di desa Kubu Bangli.
Saat aku naik bus kakakku mengatur semuanya dan aku dibilang ngak usa lengkap
sekali bawa peralatan yang diberitahu Bem karena kakakku yang tanggung nanti
dan katanya semua kenal dengan kakakku, sehingga degan itu aku hanya membawa
yang bisa aku temui dan beli. Setelah itu aku naik bus melihat pemandangan
sepanjang perjalan dari Singaraja menuju Bangli yang begitu indah dan aku merasa
sangat bahagia dan aku melihat lembah dekat bukit penulisan yang sama persis
yang ada di dalam mimpiku saat aku masih di Sulawesi dan aku berpikir inilah
tempat yang aku temui dulu yaitu sebuah lembah yang dalam dan berisi sungai
yang airnya jernih disanalah aku mandi begitulah kejadian dalam mimpiku. Dimana
aku berpikir bagaimana aku bisa memimpikannya sementara aku belum pernah
melihat dan melewati tempat itu begitulah pemikirannku sampai sampai di Bangli.
Setelah perjalanan panjang
kurang lebih 2 jam aku terus penasaran dimanakah kampusnya yang aku rasa begitu
jauh dan setelah sampai aku lihat kampusnya begitu luas dan ada gedung tinggi
besar dan berlantai tiga berbeda dengan kampus Singaraja yang sempit dan hanya
satu lantai seperti sekolah SD aku lihat tetapi aku bangga. Sebelumnya sewaktu
aku sebelum ke bali aku tidak mengenal IHDN Denpasar karena brosurnya tidak
sampai di Sulawesi hanya ada brosur UNHI dan Mahendradata saja maka aku hanya
berkeinginan kuliah disana tetapi kakakku melarangnya dengan nada tidak
menegaskan tetapi menyarankan saja bahwa kalau kuliah disana akan susah nanti
karena itu kampus swasta yang biayanya tinggi dan pemerintah lebih mementingkan
lulusan kampus yang negeri. Maka dengan saran itu aku memilih IHDN sebagai
sekolah negeri, dan aku mengetahui lo IHDN memiliki banyak kampus yaitu ada di
Singaraja sebagai kampus II dan kampus Bangli sebagai kampus pusat katanya dan
kampus Denpasar sebagai kampus awal tetapi segala urusan kantor masih terpusat
di Denpasar saat itu karena rektorat belum dipindahkan karena gedung di Bali
baru berdiri setahun.
Setelah aku sampai di kampus
aku berbeda dengan mahasiswa lainnya dimana yang ikut dalam bis tersebut tidak
semua mahasiswa Singaraja tetapi yang berkenan ikut dan yang semua ikut tidurnya
di dalam ruang kelas di kampus sedangkan aku dan gapleh tidurnya bersama
kakakku di ruangan yang akan dijadikan kantor fakultas. Sejak hari pertama
ospek aku mendapatkan kelompok Arjuna dengan pendamping Bem dari Singaraja yaitu
Satria namanya dan disanalah aku kenal lebih dekat yang bernama Heri Dianandika
yang sebelumnya kenalan waktu pendaftaran di Singaraja, dia duduk pas
disampingku dan bersama mahasiswa Singaraja seperti bernama Wid. Saat
pengumpulan alat-lat yang disampaikan kadang aku ngumpul dan saat aku tidak
bawa apa yang diperintahkan senior aku tidak bahwa dan aku dilindungi oleh bli Satria
dan kakakku sehingga aku tidak masuk ruang Sidis atau ruang penghukuman bagi
mahasiswa yang membangkang. Kemudian pada hari kedua mulai ada diskusi mengenai
kemahasiswaan tentang penolakan dan menyerukan mengangkat tangan dengan tangan
kiri maka aku dan Heri menolaknya dimana sebelumnya juga bila ada diskusi aku
dan Heri selalu bertanya sehingga mahasiswa Singaraja terus terkenal
keberaninanya. Sebelumnya juga aku sering diceritakan oleh kakakku dan Sunarno tentang
sepesial mahasiswa Singaraja dengan mahasiswa lainnya yaitu berani, benar, dan
aktif, maka aku akan melanjutkan itu akarena aku ingin seperti kakakku dan Sunarno
sebagai patokannya.
Sehingga dengan dasar itu aku
dan Heri terus bertanya sehingga aku dan Heri menolak mengajak mahasiswa
menyerukan dengan mengunakan tangan kiri waktu itu sampai aku diundang kerung Bem
untuk berdiskusi lebih lanjut tetapi yang menyampaikan itu tidak menanggapinya.
Dari sanala aku semakin terkenal saat ospek itu karena berani menantang
pemakalah kalau pendapat saya benar dan pendapat pemakalah mengenai kemahasiswaan
itu salah sehingga aku terus disemangatin oleh bli Satria. Menginjak pada hari
ketiga aku mulai berpikir tentang mahasiswi yang duduk di samping kiriku dan di
samping kanan adalah Heri dan di belakang adalah Wid, dimana aku berpikir
gemana kalau aku mencari pacar disini dan kemudian sambil mendengarkan ceramah
para dosen dan pejabat kampus aku mulai pendekatan kepada mahasiswa yang duduk
di sampingku yang bernama Putu Widya, setelah seharian pendekatan diapun mulai
tertarik padaku dan pada sore harinya aku diterima untuk main kekosnya yang
berada di depan kampus Bangli. Gadis ini menurut aku biasa saja, orangnya
pendek, tidak terlalu putih tetapi lumayan untuk pacar dari pada jomblo,
sehingga pada malamnya aku mulai jalan kekosnya bersama Heri, dimana Widya ini
berasal dari Negara atau Jembrana sehingga nyambung berbicara dengan Heri tetapi
aku sudah bilang dengan Heri bahwa aku mendekatinya sehingga dia mengerti dan
saat aku berbicara padanya dan mengatakan cinta dan akhirnya dia menerima aku
diaman dia belum begitu percaya sebab dia berkata ”baiklah kita jalani saja
dulu hubungan kita ini tetapi bagaimana kita menjalani hubungan ini sementara
aku kuliah di Bangli da kamu kuliah di Singaraja” dan akupun menjawabnya ”ya
kita jalani saja walau berjauhan tetapi aku rencana pindah ke kampus Bangli
jika kamu benar-benar menerima aku dan suka padaku” dengan dasar itu sehingga
dia manu menerima aku tetapi sikapnya biasa saja seperti tidak begitu cinta.
Setelah itu aku pulang dan
hatiku sangat bahagia karena punya pacar sekarang, dan setelah besoknya mulai
saling tersenyum saat ospek dan saling pandang. Begitu aku bermain sorenya
kekosnya aku rasakan seperti tidak pacarannya saja karena tidak begitu
diperhatikan dan perhatinnya biasa saja dan bagiku juga tidak begitu cantik
sehingga aku merencanakan hanya pacar sementara dan tidak serius sehingga tidak
aku perhatikan juga sampai ospek itu selesai akupun pulang ke Singaraja dan
mengatakan padanya aku akan sering ke kampus Bangli untuk bertemu dengannya. Setelah
sampai di kampus Singaraja aku mulai mempersiapkan baju kuliah dimana baju itu
tidak membeli tetapi menggunakan baju yang sudah dipakai oleh kakakku dan baju
dan celananya masih bagus dan aku merasa bangga memakainya karena kakakku
sudah selesai kuliah sebab kakakku hanya
mengambil jurusan D2 dan ingin berencana melanjutkan kuliah S1 tetapi ayahku
tidak memperbolehkan sebab biayanya tidak ada dengan itu kakakku mengerti dan
tidak melanjutkannya dan menyuruhnya pulang ke kampung halaman kembali.
Maka kali kedua kakakku
mengalah demi aku dengan tidak melanjutkan pendidikannya yang dia inginkan
yaitu pertama dia harus tidak tamat dan selesai kuliah Bahasa Asing di Kendari karena
aku melanjutkan sekolah SMP dan SMA sebab orang tuaku tidak punya biaya untuk
membiayai sekolahku dan biaya kuliah kakakku dengan itu kakakku disuruh
berhenti kuliah, kemudian kakakku melamar sebagai polisi Pamong Praja agar bisa
membantu aku sekolah SMA kemudian setelah aku kelas III kakakku kuliah D2 di
Bali tetapi saat aku kuliah S2 kakakku
disuruh tidak melanjutkan ke S1 karena orang tuaku lagi tidak memiliki biaya
untuk menguliahkan kedua anaknya maka salah satunya harus mengalah dengan itu
kakakku disuruh mengalah dan kakakkupun bersedia mengalah dengan tidak
melanjutkan kuliah dan disuruh balik ke kampung halaman untuk membantu orang
tuaku mencari biaya untuk biaya kuliahku
di bali. Dengan itu bertepatan selesainya studi dan selesai membuat Tugas Akhir
(TA) D2 dan tidak adanya wisuda bagi mahasiswa tamatan D2 kakakku dengan kecewa
tidak ada wisuda kemudian kakakku bersiap-siap untuk pulang.
Tetapi sebelum kakakku pulang
aku dicarikan kos yang dekat dengan kampus sebab pegawai yang bernama Ketut
Pustaka Sekar terus memperingatkan agar segera pindah dari tempat tinggalku
sebelumnya yaitu di belakang aula kampus Singaraja, sebuh gedung kososng bekas
mes dan gedung transit dosen. Dimana saat itu aku sudah muali kuliah pada minggu-minggu pertama aku menggunakan
pakaian yang sering digunakan kakakku kuliah sebuah celana biru dan baju putih dan beberapa buku
kosong. Pada saat sebelum pindah dan masih nego karena belum dapat kos baru aku
kenal dengan temanku satu kelas yaitu Mahendro dia tuanya sama dengan kakakku
tetapi dia belakangn kuliah dan dia satu kelas dengan aku begitu juga dengan
heri satu kelas dengan aku. Kemudian Heri mengajakku kegriya Sulinggi balai
Agung berniat tinggal disana agar dapat tempat geratis tetapi setelah aku
berkunjung kesana tempatnya tidak begitu bersih dan peraturannya tidak boleh
keluar sembarangan dan membantu segala aktivitas di Griya. Maka aku
mempertimbangkan jika tinggal disana maka aku tidak bebas berkreatifitas dan
aktif di kampus maka aku memutuskan tidak tinggal disana.
Setelah tidak memilih tempat di
griya kakakku mencarikan kos di dekat kampus yaitu di Jalan Kresna gang 1 di rumahnya
pak Sunarta namanya tetapi sebalum aku menemukan tempat itu aku ingin bercerita
sedikit mengenai kenangan waktu beberapa minggu aku masih tinggal di kampus
sejak pertama awal kuliah. Diamana kakakku masih tinggal di bali setelah aku
kuliah 2 bulan lamanya dan setiap harinya aku diberitahu rahasya-rahaysa
menjadi dikenal oleh dosen-dosen yaitu dengan aktif di kampus, mengikuti semua
UKM terutama UKM teater dan volly kebetulan kakakku sebagai pengurus UKM Volly
dan teater diamana saat itu ada pertandingan Volly di Undiksha dan IHDN
mendapatkan juara III. Selain itu sewaktu perkulihaan awal aku jarang bergaul
hanya ada di dalam rumah saja kemudian pada sore harinya aku mendengar orang
betengkar di kelas yang agak rusak dan ada beberapa mahasiswa yang sedang
ngumpul-ngumpul di ruang lainnya. Saat aku lihat ternyata ada mahasiswa yang sedang
bertengkar dengan pacarnya yaitu bernama Guna dan Yuni, Guna sendiri aku kenal
saat teater begitu juga Yuni aku kenal saat teater dan kebetulan mahasiswi yang
pernah aku anter kencing saat malam pementasan di Padang Galak Denpasar.
Mereka bertengkar dan sudah
sempat dilerai oleh kakakku dan teman lainnya tetapi Yuni tidak mau malah
mengunci dirinya di kamar mandi dekat dengan tempat tinggalku yaitu di kelas
sebelah. Aku melihat Guna sudah merayunya keluar tetapi tidak mau, begitu juga
kakakku menyuruh keluar tetapi tidak mau dan mahasiswa lainnya, dan aku
berpikir jangan-jagan dian bunuh diri didalam kamar mandi karena prustasi sebab
isu yang aku dengan, dia diputusin ama Guna dan masalahnya aku tidak tahu maka
aku berpikir jangan-jagan dia bunuh diri. Kemudian aku memberanikan diri untuk
memberitahu dan menyuruhnya keluar dari kamar mandi dan anehnya dia mau keluar
dan malah keluar dan langsung memeluk aku dan bercerita bahwa dia sakit hati
dan akupun mengelus-elus rambutnya. Setelah itu dia mau tidak menagis lagi dan
aku ajak duduk didekat tempat tinggalku dan bercerita-cerita sehingga nyambung.
Singkat cerita beberapa hari setelah itu diapun terus bermain ketempat
tinggalku dan mulai terlihat ada kedekatan dengan aku dan akupun berpikir kalau
dia suka padaku kemudian aku mencoba mengajak untuk berpacaran dengan aku dan
tanpa selang beberapa hari dia langsung menerima aku sebagai pacarnya.
Sejak saat itu mulai semangat
untuk pergi kuliah dan setiap hari dia pasti singgah ketempatku yang kebetulan
di belakang aula dimana dia kuliah. Setelah beberapa minggu setelah itu aku
mulai berpindah di kos baru di pak Sunarta setelah sebelunya aku tinggal di kampus
bersama dengan kakakku, aku, Heri dan Gapleh dengan tidur beralaskan karpet dan
kasur lipat saja, ruanga yang luas yang terdapat piano milik Bli Putu Sanjaya yang
saat itu aku kenal tetapi tidak dekat yang masih menjadi pegawi di kampus.
Dimana saat itu aku sering memainkannya dan aku sempat menciptakan beberapa
lagu dengan piano itu dan belum memiliki gitar saat itu. Kemudian aku berpindah
kekos baru bersama dengan Heri, aku dan Gapleh dan disana sudah ada mahasiswa
jurusan bahasa Bali yaitu Gede Arsawan yang sudah duluan nyari kamar dan
sepakat kalau aku dan Gapleh sekamar dan Heri dengan Arsawan satu kamar yang
letaknya di depan dekat dengan sanggah. Disanalah aku sering meminjam gitarnya
Merry yang sebelumnya juga aku kenal di kampus bersama dengan Adi Asnawa, kai
sering jalan-jalan bersama dan menamakan rombongan ini dengan nama Pandawa.
Dimana aku sebagai Yudistira karena mukaku terlihat paling tua dan paling
aktif, Heri sebagai Arjuna karena paling ganteng antara kami, Gapleh sebagai
bima karena badanya yang besar, Arsawan sebagai Nakula karena pandai menyayi,
Adi Asnawa sebagai Sahadewa karena rambutnya kriting dan selalu bersama-sama
dengan Aresawan sedangkan Mery sebagai Durpadi karena dia satu-satunya
perempuan yang selalu bersama-sama kami, dia tinggal di jalan kresna gang IV
yang dekat juga dengan kampus. Merypun sering bermain kekosku bersama Adi Asnawa
sejak kenal di kampus dan sering juga datang ketempat tinggalku di kampus dulu.
Kami berenam sering berkumpul
bermain ketaman kota, saling mengejek
dan menamakan diri sebagai Pandawa dan kami ingin selalu bersama-sama dan saat
itu memang Mery seperti laki-laki sehingga diantara kami yang cowok tidak
tertarik padanya. Saat aku masih tinggal di kampus kami sering bermain piano
bersama-sama dan saling rebutan dan jika pacarku datang yaitu Yuni mereka
mengerti dan pergi keluar sedangkan aku biasa berbicara berdua dan bahkan
berciuman dengannya, dan biasa setiap pacarku itu mau pulang selalu datang
ketempatku dan berciuman dahulu barulah pulang begitulah setiap harinya
sehingga aku merasa semakin senang kuliah dan melupakan kesan waktu di kampung
halaman. Selam bermain piano ada beberapa lagu aku bisa ciptakan dan aku tulis
selain itu Mery mempunyai gitar dan sering membawanya ke kampus dan aku bisa
menggunakannya untuk mengarang lagu.
Sehingga saat berada di kos
baru kami masih juga ngumpul dan bapak kospun tidak melarangnya sehingga
bertepatan saat kakakku mau pulang ke Sulawesi dimana saat aku sudah tinggal di
kos baru kakakku mash tinggal di kampus tempat tinggalku duru beberapa hari
sebelum pulang. Saat kakakku mau pulang kakakku mengadakan perpisahan berupa
pertunjukkan teater dan monolog sehingga aku bersama teman-temanku berinisiatif
membuatkan lagu-lagu perpisahan yang aku karang sendiri bersama teman-temanku
yang berjudul ”selamat jalan”. Lagu ini aku ciptakan dengan lirik dan anada
yang aku ciptakan tanpa mencontek yang sudah ada dan kami menyayikan dengan
berbentuk paduan suara dengan aku, Heri, Gapleh, Arsawa, Adi Asnawa, Mery, Ayuk,
dan Yuni. Saat perpisahaan yang dilakukan diaula yaitu sore harinya Sonarno mementaskan
teater mini yang mengisahkan awal pertemuannya dengan kakakku sampai apda
perpisahan dimana yang datang semua teman-temankaku melihatnya terharu dan
bersedih, sampai Sunarno meneteskan air mata dan kakakku naik ke panngggung dan
berpelukan dengan Sunarno dan teman lainnya.
Saat tiba giliran kami dengan
berbagai acara lainnya kami duduk berderet seperti paduan suara dan aku
memegang gitar dan memainkannya dan Mery dan Ayuk membacakan puisi yang dia
buat sendiri dan kemudian bernyanyi bersama-sama lagu-lagu yang kami ciptakan
khusus mengenang perpisahan ini dengan judul selamat jalan. Aku melihat
kakakkupun masih menangis dan aku menyampaikan lewat puisi itu ”dulu aku pernah
bersedih saat kau pergi dengan jaket hitam tebalmu melambaikan tangan dan
menjauh bersama kapal Tilongkabila di lautan pergi ke bali, tetapi mengapa saat
aku berjumpa padamu di bali kau malah meninggalkanku lagi dan tidak bersama
lagi mungkin kali kedua kau akan melambaikan tangan terlihat menjauh bersama
kapal Tilongkabila lagi”. Itulah yang aku sampaikan sela-sela nyayian lagu itu.
Setelah itu kami berkumpul mendegarkan kesan-kesan yang disampikan kakakku
sambil duduk melingkar datang juga Bli Putu Sanjaya, Satria dan teman-teman
lainnya termasuk Pak Rai Parsua yang sata itu sudah jadi dosen.
Keeseokan harinya sebelum
berangkat dimana sudah disediakan mobil berangkan dan akan dianter oleh
teman-temannya termasuk Sunarno, Satria, Dewa Ekam, aku, Gapleh, Heri, yuni dan
lupa lagi lainnya, kakaku memberitahu bahwa ”teman aku titipkan adikku pada
kalian jagalah dia, ajarilah dia dan buatlah dia menjadi mahasiswa yang
berprestasi” dimana dia ajak berbicara yaitu temannya Sunarno dan Dewa Ekam
yang saat itu Sunarno sebagai ketua UKM teater dan Dewa Ekam Sebagai ketua
Menwa di Singaraja. Kemudian kami berangkan ke Denpasar yaitu di pelabuhan
Benoa disana kami berkumpul sebelum berangkat setelah mendapatkan tempat untuk
kakakku dan saat sebelum berangkat semua teman yang mengantar dipeluk oleh
kakakku sambil menangis yang kulihat paling menangis adalah Sunarno dan Dewa
Ekam karena dialah teman yang paling dekat dengan kakakku dan kemudian memeluk
aku, akupun menangis tanpa malu lagi dan berkata ”bli kenapa bli meningalkan
aku lagi setelah di Sulawesi bli tinggalkan aku sekarang di bali bli tinggalkan
aku lagi, aku dengan siapa disini” maka kakakku menjawab ”ya tenang saja sudah
ada Sunarno dan Dewa sebagai penganti kakak selama di bali ya, ingat jadilah
mahasiswa yang berprestasi dan nanti pulang bisa membangakan orang tua”.
Kata-kata itulah yang aku ingat sampai sekarang.
Setelah itu kakakku menaiki
kapal yang akan berangkan, suara bel kapal yang besar terus berbunyi menandakan
kapal akan segera berangkat, terlihatlah kakakku di samping kapal yang terlihat
dari luar melambaikan tangan sambil menangis. Aku lihat Sunarno dan Dewa begitu
juga teman lainnya dan juga aku menangis maka terlihatlah lambaian tangan
kakakku sama seperti lambaian sewaktu dia meninggalkkan aku di Kendari mau ke bali,
terlihat sama dan aku sangat sedih waktu itu dan terlihat juga Dewa dan Sunarno
sampai ujung pantai menagis sambil duduk di lantai menagis, kami semua tetap di
pelabuhan sampai orang-orang pada sepi dan kapal sudah tidak terlihat lagi,
dimana aku lihat kakakku tetap melambaikan tangan sampai kapal terlihat kecil
dan tidak terlihat lagi. Hati ini terasa sedih dan tidak ada orang lagi di sampingku
yang menyayangi aku dan melindungi aku, aku merasa inilah saatnya aku sendiri
lagi dan berjuang tanpa bantuan kakakku. Aku merasa seperti lemah tetapi Sunarno
dan Dewa memengang lengan atasku dan berkata aku ada disini dan membantumu ayo
kita pulang.
Setibanya di Singaraja ditempat
tinggalku aku merasa kesepian karena tidak ada kakakku yang membantuku tetapi
ada teman-temanku yang selalu bersamaku, selain itu aku sudah punya pacar yaitu
Yuni dimana dia adalah kakak kelasku satu tingkat yang berbodi tingginya lebih
tinggi sedikit dari aku, rambut panjang kulit sawo matang tapi lebih putih dari
pada aku. Aku senang padanya karena hampir setiap hari bertemu da ke kosku
untuk menciumku dan kadang merapikan kamar. Setelah beberapa harinya saat aku
kuliah aku sering bertanya di dalam kelas sehingga aku terkenal di kelas begitu
juga dengan Heri yang aktif berbicara sehingga yang terlihat di kelas aktif
adalah aku, heri, Gapleh, Arsana hanya itu. Sehingga para dosen makin mengenal
aku sampai bila ada tugas, tugas dan persentasi aku dan kelompok aku yang
terbaik. Dengan menunjukkan itu aku menjadi terkenal dan dipercaya ama
teman-teman di kelas sehingga beberapa teman di kelas bila ada tugas kelomok
dan individu aku dimintai bantuan membuatkan tugas dan mengantinya dengan uang
sebagai imbalannya.
Setelah beberapa hari dan
kebetulan malam minggu aku diajak ama pacarku jalan-jalan kepantai Hepy dimana
dia datang ke kosku membawa motor dan aku tidak punya motor dan uang didompet
juga pas-pasan tetapi dia mengajak aku. Dia datang malam sekitar jam setengah 7
membawa motor sendiri berpakaian rapi dan aku lihat cantik kemudian aku yang
membawa motornya dan pergi ke pantai yang aku tidak tahu jalannya tetapi dia
menunjukkan jalannya, setelah sampai disana aku lihat pantainya agak gelap dan
banyak terlihat pohon besar didekat pantai itu. Maka aku diajak di bawah
pohon-pohon itu dan aku lihat setiap
bawah pohon itu ada pasangan yang sedang berpacara dan bebas berciuman dan dia memilih
pohon yang belum ada pasangannya. Suasana disana gelap tidak begitu jelas
melihat orang jika tidak didekati maka aku duduk bersama dia diakar pohon itu
yang dibawahnya terdapat pasir pantai menghadap ke pantai laut lepas. Kemudian
berbicara sebentar selanjutnya berciuman sampai pada aku mencium payudaranya
dan itu kali pertama kau mencium payudaranya sampai pada dia mengambil
kemaulanku. Kesan disana seperti aku rasakan kurang baik karena mungkin bisa
bersenggama disana tetapi saat aku mulai meraba lebih serius dia tidak
memperbolehkan karena ramai dan tidak mungkin, maka setelah hampir satu
setengah jam disana kami memutuskan untuk pulang kekos.
Itulah malam yang pernah aku
jalan-jalan dengan pacarku itu, dan selanjutnya hanya bertemu di kampus dan
kadang di kampus mencari tempat kosong yaitu ditempat tinggalku dulu untuk
berciuman dengannya hee. Lanjut cerita saat itu Gapleh sebagai korti atau ketua
kelas mendapat informasi mengikuti organisasi BANI (Barisan Anti Narkoba Indonesia)
yang dibentuk oleh pak Made mangku
Pastika yang saat itu menjabat sebagai kepala BNN setelah menjabat
sebagai kapolda bali yang berhasil menagkap teroris yang meledakkan bomnya
tahun 2002 dan tahun 2004 di kuta. Kami berkumpul memakai baju merah yang
diberikan organisasi BANI untuk menuju Badjra sandhi di Denpasar, dengan itu
aku bersama pacarku nai motornya bersama teman-teman lainnya. Saat sampai di Denpasar
yaitu di Badjra Sandi ada deklarasi BANI yang sebelumnya berkumpul di perumahan
milik pak Mangku yang dikoordinir oleh presiden BEM IHDN Denpasar sampai pada
selesai deklarsi. Setelah selesai deklarasi kami dari Singaraja pulang dengan
tidak sama-sama dan saya dan pacarku hanya pulang bersama-sama dan aku yang
membawa motornya dan juga sering bergantian. Saat dia membawa motornya aku
sering memasukkan tangan kepayudaranya agar hangat saat melewati Bedugul yang
dingin, tetapi saat aku membawa motornya aku dengan pacarrku ditelpon orang
cowok menanyakan dan dia menjawa ”wis aku dalam perjalan pulang ni, dan aku
jalan dengan Juli” aku sedikit curiga kenapa dia bila lagi sama juli (teman
perempuannya) sementara dia sedang berboncengan dengan saya. Setelah sampai di
kos aku bertanya padanya ”kenapa tadi kamu bilang kamu sedang berboncengan ama Juli
padahal sebenarnya kamu berboncengan dengan aku” dan dia menjawab ”ngak itu
kakakku, aku ngak mau ditahu berpacaran yang sebenarnya aku tidak boleh pacaran
makanya aku sering sembunyi-sembunyi saat jalan-jalan”. Dengan perkataanya itu
aku percaya sedikit tetapi aku tidak percaya sepenuhnya. Karena seperti yang
terjadi sebelum-sebelumnya dia sedikit berbeda apabila menerima sms dan aku
tidak serius menaggapinya saat itu tetapi saat menerima telpun itu kecurigaanku
makin besar.
Selanjutnya saat kuliah di kampus
aku sempat mengikuti semua UMM yang ada di kampus termasuk di dalamnya adalah
teater, Menwa, volyy, basket sehingga aku ikut setiap latihan teater, menwa dan
volly. Seingat aku aku sempat mengikuti latihan Menwa di kampus Singaraja dengan
lari, pus up, dan latihan lain dan aku diberikan pasilitas celana dan
sebagainya oleh dewa Ekam dan aku sering main kekosnya dan memberikan motivasi
begitu juga dengan Sunarno yang sering memberikan aku motivasi saat latihan
teater. Banyak sebenarnya kejadian saat itu tetapi hanya beberapa yang aku
ingat dan aku bisa tuliskan dalam kisahku ini dan setelah 2 latihan menwa
sampai pada latihan di kampus Warmadewa bersama Menwa disana untuk tradisi
latihan bersama kemudian sampai pada tradisi merebut baju hijau dan semua baju
dan sepati dipinjamkan oleh dewa Ekam tetapi karena sat mau latihan di Rindam
harus membeli baju lengkap baju PDL dan baju PDH sebesar Rp. 250 ribu tetapi
karena aku tidak punya uang saat itu dengan berat hati aku berbicara dengan
dewa Ekam sebagai teman kakakku yang dititipkan pesan olehnya meminta
mengundurkan diri sebagai menwa begitu juga dengan Heri dan Gapleh.
Setelah saat itulah aku
berhenti sebagai Menwa dan hanya terfokus di teater dan volly, tetapi volly
juga tidak begitu aktif hanya latihan persahabatan saja di desa selat
selanjutnya tidak ada lagi karena para
pemiannya sudah mulai tamat. Sedangkan teater aku tetap mengikutinya sebab
tidak mengeluarkan uang justru asik berkumpul bersama-sama termasuk pacarku
ikut teater dari dulu. Sehingga pada suatu ada acara Saraswati di kampus tidak
mengadakan malam Siwalatri aku bersama Heri dan Gapleh, Sunarno berniat
mengadakan malam Siwalatri dengan beberapa mahasiswa lainnya dan yang datang
sekitar 19 orang dengan membentuk lingkaran di aula berkarpet biru ditengahnya
ada rangkain bunga dan aku membelikan beberapa kue. Disana kami berdiskusi
mengenai Siwalatri dan hadir juga Pak Rai Parsua, Bli Sanjaya, bli Marma dan
mahasiswa lainnya, diskusipun terasa hangat sehingga sampai didengar oleh dosen
dan Bem saat itu. Sehingga pada malam Siwalatri diadakanlah malam perenungan Siwalatri
diadakan Dharmatula di aula, diadakan pementasan dan beberapa lomba maka disana
aku mengikuti pementasan teater pertamaku di kampus yaitu dengan judul ”gede
basur”.
Sekarang aku lanutkan lagi
menceritakan ceritaku setelah kemarin malam aku menulis sampai jam 10 malam dan
istirahat tidur dan dipagi ini tepatnya jam 9 pagi kamis 5 september 2013 aku
lanjutkan kembali. Dipagi ini aku bangun berharap aku bisa menyelesaikan
tulisanku ini paling tidak sampai pada aku tamat kuliah S1 setelah itu aku
lanjutkan menceritakan kisahku sampai saat ini. Dimana tiba saatnya aku akan
pentas teater di kampus bersama dengan anggota teater lainnya dan senior dengan
judul gede basur dimana aku diberikan peran sebagai Nyoman Karang mempunyai
putri bernama Sukesti yang disuka dengan Kigaron putra dari Gede Basur yang
sakti. Pementasan itu dimulai pada jam 3 pagi setelah rangkaian acara seperti Dharmatula,
diskusi, Dharmawacana dan sembagainya, dimana dalam pementasan itu aku merasa
berwibawa dan bangga karena dapat tampil di depan banyak mahasiswa. Sebenarnya
banyak kejadian setelah itu tapi aku lupa sehingga yang masih melekat
dipikiranku saat ini saja aku tulisakan dalam ceritaku ini, dan lanjut
cerita setelah beberapa harinya aku
mulai kuliah seperti biasa aku berangkat kuliah dari kosku jalan kresna gang I
menuju kampus jalan kresna gang III jalan kaki melewati gang di belakang dengan
jalan setapak dan jaraknya juga dekat. Pada sore harinya seperti biasa aku
jalan-jalan ke kampus dan singgah di tempatku dulu di belakang kampus itu dan
datanglah Yuni pacarku dulu itu dan aku ajak ke dalam sambil main piano karena
pianonya bli Sanjaya masih belum diambil. Kebetulan teman-teman lagi di atas dikantin Buk Nadi yang masih tinggal
didekat sekolah Dwijendra saat itu aku di bawah ditempatku dulu bersama pacarku
bermesraaan, sat disana dan suasana sepi aku berkeinginan mengaulinya dan sudah
saling berciuman dan sudah hampir bukabukaan tetapi lanjut cerita tiba-tiba
teman-temanku datang sehingga tidak jadi melakukan itu.
Lanjut cerita aku masih
berpacaraan dengan Yuni kakak kelasku itu, dan saat malam minggu aku diajak
jalan-jalan kerumahnya yang berada di kelurahan penarukan tepatnya di depan SMA
Penarukan, saat itulah aku pertama kali kerumahnya dan bertemu dengan bapaknya
dan ibunya dan aku duduk di kamar tamunya. Sekitar 1 jam aku dirumahnya dan aku
lihat keluarga kurang begitu ramah dan bagus suasanya rumanya juga kurang
berkenan dihatiku tetapi aku pengen serius dengannya maka sering aku beritahu
dia sejak awal pacaran bahwa aku pengen serius dengannya dan aku sering
mengatakan ”aku ingin serius dengan kamu dan jangan permainkan aku apalagi
berhiyanat di belakangku, aku sudah sering disakiti perempuan aku harap kamu
tidak demikian” dan diapun menjawab ”aku serius juga ama kamu dan percaya aku
setia ama kamu tidak ada seorangpun dihatiku lagi selain kamu selamanya”.
Mendengar kata-katanya aku senang sekali dan aku putuskan aku akan menikahinya
nanti saat aku tamat kuliah, dan beberapa hari kemudian aku sering
kumpul-kumpul dengan senior-senior sekelas dengan kakakku dan bercerita kalau
yuni itu dulu pernah berpacaran ama kakakku jadi aku berpikir aku berpacaran
dengan mantan kakakku sendiri aku merasa pantesan kakakku sikapnya sedikit berbeda
saat Yuni ini jalan-jalan menemui aku di kampus tempat aku tinggal dulu tetapi
aku tidak memperhatikan.
Aku ingin menceritakan kembali
saat aku masih tinggal di kampus kebetulan ingat dimana saat malam tidur dengan
kakakku ada orang yang datang malam-malam mau numpang tidur disanana dan dia
adalah Eka Anaya, dia berpacaran dengan Suni teman kakakku tetapi karena tidak
berani menginap di kosnya dia numpang tidur di tempatku dan itu sudah sering
dilakukan sebelum aku datang dan sudah kenal dengan kakakku sejak lama, selain
karena dulu pernah saingan kakakku dan Eka Anaya mencari Suni dan kakakku kalah
juga karena Suni satu kelas dengan kakakku dulu (menurut cerita Eka Anaya).
Pada saat malam itulah aku pertama mengenal Eka Anaya dan dia aku kenal pandai
bicara dan pemberani kemudian seterusnya dia sering berkunjung di kampus sambil
apel ke kosnya Suni yang dekat dengan kampus yaitu di rumahnya Pak Tika.
Kini aku akan bercerita ketika
ada HUT kota Singaraja aku diikutkan sebagai pemain naga dan kebetulan kampus
mengirim ogoh-ogoh Dewa Ruci yang diprakarsai oleh Bem Singaraja dan mendapat
biaya dari kampus. Ogoh-ogohpun dibeli oleh mahasiswa dan panitianya saat itu
Satria tetapi beberapa dibuat di kampus dengan mahasiswa dan akupun dikasi baju
berwarna merah bergambar dewa ruci dan sampai saat ini baju itu masih bagus.
Beberapa hari sebelum pementasan terus latihan di kampus setiap sorenanya
disanalah aku mulai dekat dengan beberapa senior lainnya dan beberapa mahasiswa
lainnya. Singkat cerita saat pementasan dimulai dari depan tama kota sampai
apda kampus bawah Undiksa hanya menggunakan kamen dan tidak memakai baju dan
alas kaki dan membawa kain bergambarkan naga dengan kurang lebih 13 mahasiswa
dan menarikannya pada setiap perjalanan. Setelah itu aku kembali beraktivitas
kuliah di kampus dan aku berkeinginan membeli komputer saat itu tetapi setelah
aku beritahu ayahku katanya tidak mempunyai uang sebanyak itu yang saat itu
harganya sekitar Rp. 4.5 juta, sehingga aku mengajak Gapleh untuk bersama-sama
berdua membeli komputer itu dan dia setujua karena setiap membuat tugas kampus
selalu merental dirental dan apabila aku membuatkan tugas teman-teman lainnya
untungnya sedikit kalau merental komupter, dan jika punya komputer sendiri dan
printer sendiri tentu lebih banyak untungnya.
Sejak saat itulah aku melihat
adanya peluang bahwa dengan punya komputer aku bisa banyak membuatkan
tugas-tugas teman sekelas dan teman-teman lainnya dimana saat itu setiap
makalah aku beri harga Rp30 ribu sampai pada Rp. 50 ribu. Sehingga aku semangat
sekali agar bisa memiliki komputer dan aku dikirmkan uang Rp. 2.5 juta begitu juga Gapleh dan akhirnya
aku membeli komputer di toko Cipta Trampil yang saat itu berada di depan bank
BRI jalan Ngurah Rai Singaraja. Kemudian komputer itu aku bawa kekos dan
dibuatkan banten pejati dan dihaturkan oleh bapak kosku sebagai bentuk
permohonan semoga komputer ini selalu bak dan memberikan banyak rejeki dan
biasa kalau ada barang baru selalu dibantenin dulu. Aku juga ingin ceritakan
dahulu sebelum aku punya komputer aku sering lari sore bersama Heri, Gapleh, Arsawan
menuju kerumahnya Adi Asnawa yang berada dekat SPN dekat pantai dan aku berlari
menyusuri pantai sampai pantai penimbangan, begitulah aktivitasku dulu yang
sangat kompak dan bahagia karena saat itu baru aku saja yang punya pacar dan yang lainnya belum punya pacar, o ya saat
juga aku sudah punya Hp dan sering sms dengan pacarku dan sudah bisa
menghubungi keluargaku di Sulawesi karena kakakku punya hp tetapi bila mau
menelpun harus naik pohon dulu karena belum ada tower saat itu di kampungku.
Aku masih ingat hpku dulu mereknya Motorola yang aku beli bekas yang di desa
Bungkulan yang dianter dengan teman kelasku bernama Gusti bagus Indrawa
(pangilan Bentar) dengan harga Rp. 600 ribu.
Sebenarnya di kelas aku cukup
terkenal dan aku sudah banyak kenal teman-teman di kelas seperti Arsana, Bentar,
Hari, Antara, Seni, Sutrawan, dan lainnya tetapi yang dekat saat itu seperti Bentar,
Sutrawan, Mustiko, dan yang lainnya setelah itu. Kembali setelah aku punya
komputer maka aku terus membuatkan tugas teman-temanku di kelas sehingga aku
banyak mendapat orderan semakin banyak kenal teman-temanku di kelas karena
selain saat persentasi aku paling sering bertanya baik kepada Dosen dan teman
saat persentasi kelompok sampai teman-temanku di kelas takut padaku karena saat
awal persentasi kelompok aku mengabungkan diri yaitu aku, Heri dan Gapleh maka
tidak ada yang mengalahkan argumentasi kelompok kami dan setelah itu kami
sepakat untuk terpisah dalam kelompok lain yaitu aku dengan mahasiswa lannya,
heri dengan mahasiswa lainnya dan gapleh juga demikian agar persentas menarik dan lebih hidup. Sebab
sebelum itu diskusi tidak hidup hanya beberapa mahasiswa yang berani bertanya
sebab dia takut kalau dia bertanya saat dia persentas akan dibalas oleh
kelompok aku.
Sehingga dengan kami bertiga
sudah terpisah dan sepakat membuat skenario persentasi dimana saat aku atau Heri
persentasi kami berdebat antara kelompok sampai lama dan terlihat saling keras
sehingga sampai suasana kelas menjadi panas sampai-sampai dosennya bangga dan
melerai mencarikan jalan tengah. Mulai saat itulah kelas aku dikenal oleh
setiap dosen yang aktif dan cerdas sehingga setiap persentas kami sepakat tidak
saling mematikan tetapi hanya sandiwara saja tetapi saat itu masih ada kelompok
Swamba dan Arsana yang masih menjadi sasaran lawan sehingga setiap persentasi
kami bertiga tertus berdikusi mengalahkan kelompoknya sehingga pada akhirnya
mereka mengakui kemampuan kami bertiga dan mulai terkenal. Selain itu kami
bertiga masih kompak setiap ada sembahyang purnama dan tilem serta hari suci
lainnya kami selalu rajin sembahyang bersama di kampus dan ngayah mempersiapkan
segalanhya dengan semanggat dan juga sempat sembahyang ke pura Jagat Nata, pura
Tamansari beberapa kali bersama-sama.
Saat sudah semesteran saatnya
aku menerima nilai hasil selama satu semester sebagian besar aku mendapatkan
Nilai A dan bebrapa nilai belum keluar dan Gapleh sebagai ketua Kelas tidak
begitu mengurusinya sebab banyak dosen dari Denpasar dan tidak bisa diambil
nilai sebab Gapleh tidak punya motor dan jarang-jarang ada mahasiswa yang mau
mengantar mengambial nilai. Lanjut pada
sementer II perkuliahanpun berjalan demikian dan akupun bertemu dengan pacarku
hanya di kampus dan kadang kekos dan sempat di merapikan kamarku, menyetrikan
pakaianku dan berciuman di kos dan di kampus saja. dimana saat awal semester 2
saat datang dari kuliah dan Yuni singgah di kosku dan dia pergi ke kamar mandi
untuk kencing atau mandi aku lupa dan Hpnya tertinggal dikamarku disanalah aku
lihat ada sms masuk dan aku baca dimana terlihat ”sayang kamu lagi dimana kok
lama dibalas smsku, awas kamu jangan selingkuh ya” begitulah bunyi sms di hpnya
Yuni yang saat itu masih menjadi pacarku. Setelah dia datang dari kamar mandi
dan duduk di depan kos bersama Heri, Gapleh, Arsawan, aku, Yuni dan temannya
Juli, disanalah aku tanya kepadanya ”Yun sekali lagi aku bertanya kepadamu,
sebenarnya kamu sayang ngak padaku dan seriuskah berpacaran denganku?”
begitulah pertanyaanku dan diapun menjawab ”kenapa bertanya seperti itu ya
jelas aku sayang padamu, cinta padamu, dan aku serius padamu tidak ada
seorangpun selain dirimu”.
Setelah banyak berbicara
dengan nada lemah lembut kemudian aku lebih menukik bertanya ”apa buktinya kamu
sayang padaku dan jika benar kamu setia mana buktinya?” pertanyaan itu memang
sering aku lontarkan sebelumnya bahwa aku minta bukti kepadanya jika dia memang
sayang dan cinta aku ingin minta bukti bersetubuh denganku dan apakah dia
berani dan masih perawan seperti yang dia bilang padaku setiap kali bertanya
tentang kesetiaan kemudian dia menjawab ”bagaimana aku bisa memberikan bukti
yang seperti kamu inginkan karena tidak boleh oleh orang tuaku selain itu tidak ada tempat untuk kita lakukan, dan
aku hanya setia padamu seorang aku bersumpah”. Sebelumnya dia juga pernah
bersumpah saat aku bertengkar di kampus tentang yang menelponnya saat pulang
dari deklarasi BANI di Denpasar dia mengatakan bahwa ”aku bersumpah demi tuhan
demi Bhatara yang ada di padma pura Kertagama aku tidak selingkuh dan aku
berani mati bahwa aku setia padamu, dan kamu percayalah padaku yang menelpon
itu adalah kakakuku yang terus mengawasiku setiap waktu”. Itulah yang dia
katakan waktu bertengkar di kampus, dan sebenarnya aku sering bertengkar
dengannya tetapi bertengkar biasa yang seingat aku hanya 3 kali aku bertengkar
keras seperti itu.
Singkat cerita sebenarnya
dengan adanya dia sebagai pacarku hari-hariku semakin berwarna dimana ada dia
disaat aku membutuhkan kasih sayang pacar dan dulu pernah diajak berenang
dikolam renang bersama kakakku dulu dan sebagainya sehingga aku bahagia tetapi
setelah aku lihat sms itu hati aku sangat tidak percaya dan sedih. Kemudian aku
bertanya kembali padanya ”Yun aku percaya kata-katamu kalu kamu setia padaku
dan sayang padaku, memang tidak ada tempat untuk membuktikan setiamu itu
seperti yang ku minta tetapi bagaimana jika kamu ketahuan selingkuh apa kamu
berani menangung dosa yang sudah kamu ucapakan dengan berani sumpah dihadapan
pura di kampus dan jika ketahun selingkuh jangan pernah kamu menolak
permintaanku untuk memutuskan kamu” aku berkata dengan nada biasa seperti
berbicara biasa karena disana juga ada teman-temannku dan aku berbicara agak
jauh dari mereka. Kemudian dia menjawabnya ”aku berani menaggung dosa yang aku
ucapkan sendiri dan aku berani bersumpah demi orang tuaku aku tidak selingkuh,
dan jika aku ketahun selingkuh aku merani pergi dari kamu emang kenapa kamu
terus bertanya seperti itu”, kemudian aku berbicara padanya ”begini yun jujurlah
padaku sekarang kamu sudah punya pacar kan? Dan kamu tidak bisa mengelak lagi
Juli temanmu juga pernah bilang padaku bahwa kamu masih punya pacar dan
orangnya adalah polisi yang tugas di Lombok dan kebetulan aku membaca sms kamu
tadi dan siapa itu?”.
Mendengar aku berbicara
seperti itu dia terkejut dan berbicara dengan Juli tidak tahu yang dia
bicarakan kemudian dia berbicara ”percayalah padaku sayang tidak ada seperti
itu memnag aku pernah pacaran dengan polisi itu tetapi sudah putus karena dia
jauh di Lombok dan dia sudah mau menikah disana, selanjutnya sms tadi itu pasti
salah kirim karena biasa banyak teman-teman yang jahil mengirim sms
sayang-sayang padaku”. Itulah alasan Yuni mengenai sms itu kemudian aku berkata
lagi kepadanya ”yun tolong jujurlah padaku dan tidak usah lagi kamu berbohong
itu sudah jelas buktinya dan aku sudah curiga saat aku jalan kerumahmu kamu
bilang kepada orang tuamu kalau aku temanmu kenapa kamu tidak bilang kalau aku
pacarmu begitu juga saat ada yang nelpun waktu datang dari Denpasar kamu bilang
berboncengan dengan Juli padahal kamu sedang sama aku, dan aku bertanya pada
Juli kamu tidak punya kakak yang galak dan memperhatikan kamu seperti yang kamu
bilang?”. kemudian dengan kata-kata aku tadi itu kemudian dia mengaku dan berkata ”maaf ya sek aku sudah berbohong
padamu dan aku memang sudah punya pacar polisi tetapi sebenarnya aku sedang
berusaha memutuskannya dan pengen serius padamu
dengan itu aku terpaksa berbohong karena belum sempat memutuskannya maka
aku ingin kamu jangan mutusin aku sebab aku pasti mutusin dia segera dan aku
hanya dengan kamu sampai menikah”.
Begitulah yang dia katakan
padaku tetapi aku tidak percaya padanya dan emosiku semakin memuncak karena sekali
lagi aku dibohongi perempuan yang aku sayanggi sehingga dengan terpaksa aku mengatakan putus dan tidak melanjutkannya
lagi, tetapi apa yang terjadi dia menaggis sujud-sujud tidak mau putus dengan
aku dan dia berjanji akan melayaniku dan memberikan apa yang aku minta. Tetapi
aku tidak bisa menerimannya lagi karena sudah dibohongi dan karena sifat dan
karakterku tidak bisa dibohongi dan lebih baik dipukul daripada dibohongi dan
dihiyanati oleh orang yang aku sayangi. Kemudian dia berteriak-teriak menagis
tidak mau putus padaku dan dia katanya akan menelpon polisi dan mengatakan
kalau dia tidak ada hubungan apa-apa lagi tetapi dia tidak lakukan disanalah
aku semakin curiga kemudian di pergi ke dalam mau mengambil pisau mau bunuh
diri. Dalam perjalanan ke dalam yunipun dipegang oleh teman-temanku tetapi dia
meronta dan ingin mengambil pisau di kamar tetapi tidak ada dan ingin meminjam
pisau dengan bapak kosku tetapi babapk kosku tidak memberikannya dan dia bilang
”gek lo mau bertengkar dan bunuh diri jagan disini”, dan bapak kos sambil tertawa
memanggilku ”seek engken ne kamu bagaimanakan anaknya orang tunden mulih gen
be”.
Mendengar perkataan bapak kos
akupun malu tetapi dia terus menangis dan aku punya siasat lo aku tidak jadi
memutuskannya, kemudian aku memengangnya dan mengajak bicara di luar dan
berkata ”yun baiklah aku percaya padamu dan kamu memang setia padaku, kalau
begitu aku tidak jadi memutuskan kamu tetapi aku berikan kamu waktu untuk
membuktikannya dan kita atur jarak dulu setelah ini dan jangan seperti dulu
lagi kamu mendekatiku ya, sekarang kamu pulang dan tenangkan diri”. Kemudian
dia mau mendengarkan aku setelah berulang kali dia menyakinkan aku benarkah
itu.... benarkah itu dan akhirnya dia pulang. Selanjutnya setelah itu aku tidak
lagi membalas smsnya, mengangkat telpunnya, di kampus jika bertemu aku
menjauhinya dan aku sering tidak dikos karena takutnya dia datang lagi kekosku.
Aduh males sekali sekarang mengetik nok soalnya ada mahasiswa yang mau tinggal
di kamar sebelah dan sekarnag tidak ada ide untuk menulis dan mengarang
ceritaku mungkin aku tidak boleh berambisi harus selesai tetapi mengikuti
gelombang pikiran dan suasana hati untuk menulis kisahku sebab itu memerlukan
perasaan dan kehalusan jiwa maka untuk hari ini aku cukupkan sampai disini lain
kali aku lanjutkan lagi.
Selamat sore kawan setelah
beberapa hari aku tidak menulis karena tidak ada ide sekarang selasa 10
September 2013 aku lanjutkan kembali setelah 4 hari aku dikunjungi oleh pacarku
yaa rutin bertemu setiap bulannya. Sebelum aku melanjutkan kisahku aku ingin
menceritakan kejadian beberapa hari ini yaitu kedagangan pacarku sambil
mengambil baliho tentang pelajaran IPA yang aku buat sebelumnya di percetakan
baliho dimana pacarku disuruh oleh sekolahnya untuk membuatnya. Setelah
kedatangannya kamipun biasa melepas rindu diasrama sambil berkencan dan setelah
itu aku berdua membeli lemari pakaian kebetulan aku belum punya lemari
itung-itung bisa dipakai saat aku sudah berkeluarga aku beli yang bagus dan
mahal walau tidak terlalu mahal yaitu Rp. 550 ribu dan sekalian membeli tempat
tidur dari spon seharga Rp. 450 ribu agar tidur juga nyaman dan baju-bajuku ada
tempatnya, walau sebelumnya punya lemari tetapi buat sendiri dari sisa-sisa
triplek dan kayu dari pembagunan rumahnya pak ariasa. Setelah itu pergi
kerumahnya pak mang epo jalan-jalan karena kami sering kesana dan kebelutlah
aku dan pacarku sudah lama tidak kesana. Dan keesokan harinya aku berdua
jalan-jalan kepantai penimbangan sambil melihat keindahan pantai dan matahari
sore sambil beli roti bakar dan makanan lainnya. Setelah itu lanjut jalan-jalan
ke pantai Hepyy, duduk dekat pantai sambil lempar-lempar batu ketengah laut, ya
lumayan menyenangkan juga sambil membeli petol tahu hee. Pada malam harinyapun
aku ingin berkencan tapi pacarku tidak menanggapinya sampai pada pagi harinyapun
aku yang mendahuluinya, sampai pada keesokan harinya pacarkupun tidak agresif
meminta duluan padahal aku sudah memberitahunya agar kencan mencjadi menarik
tetapi tidak juga. Sehingga akupun marah dan hanya diam saja sampai pada saat
dia mau pulang, setelah berangkat dan singgah didesanya pak ariasa karena ada
acara sukuran disawahnya. Setelah pulang aku mash berdiam dan cemberit
pacarkupun tidak mengerti juga samapi apda dia membatalkan untuk pulang padahal
itu hari minggu dan besok dia hari sekolah di hari senin, tetapi karena aku
dilihatnya masih cemberit dan dia mungkin menyadari dia batal pulang dan ikut
kembali kesingaraja. Setelah sampai di singaraja aku masih berdiam dan cemberut
sampai pada sore hari, tanpa ada percakapan sehingga dia menangis dan ingin
pulang sore itu tetapi aku tetap diam agar dia bertanya kenapa aku diam dan
mengakui kesalahnnya yaitu tidak menepati ucapannya sendiri agar agresif dan
melayani serta menghiburku selama di singaraja.
Kemudian setelah cukup lama
menanggis akupun mengajaknya berbicara mengenai masalah ini, dan aku
menceritakan aku diam karena aku bosan ngomong sebab percuma ngomong toh tidak
didengarkannya juga, sampai aku menyinggung masalah slingkuhnya dulu dan
foto-foto saaat sekolahnya referesing. Dia pun akhirnya mau brebicara dan
mengatakan dia sudah menyadari itu dan dia tidak bbisa agresif kalau tidak
nafsu, dan menceritakan masalah kesetiaanya, meminta aku agar percaya karena
orang tuanya sudah bangga mempunyai calon mantu seperti aku yang berani jauh dari
orang tua tanpa modal, dan sudah berpendidikan tinggi yaitu S2 sedangkan
mantu-mantu lainnya tidak ada yang demikian. Begitu juga kalau aku dibanggakan
karena belum bekerja sudah bisa membeli motor sendiri dan bisa membeli tanah
itu artinya ada kebanggaan yang berbeda dimata orang tua pacarku. Maka dengan
alasan itu dia tidak mungkin menghiyanatiku selain itu dia bilang laki-laki
pertama yang diajak kerumahnya akan menjadi suaminya yaitu aku, dan dia
mengharapkan agar kita segera menikah, meski sekarang masih banyak punya
hutang. Dan dia juga mengatakan semua orang heran dan tidak percaya jika aku
dengan smeuda ini sudah menjadi dosen dan kadang diremehkan karena
penampilannku tidak menunjukka seorang dosen dan orang berpendidikan tinggi
tetapi dia mennjawabnya bahwa kesuksesan dan pendidikan tidak ditunjukkan dari
penampilan dan kadang penampilan bagus dan mecing belum tentu orang sukses dan
berpendidikan. Kemudian aku menjawabya bahwa cara aku menunjukkan kasih
sayangku adalah dengan memenuhi tanggungjawabku yaitu mempunyai tanah, rumah
yang layak, dan kehidupan yang mencukupi saat berkeluarga selain itu aku juga
punya banyak tanaggungjawab seperti kepada orang tuaku, saudaraa-saudaraku, dan
kepada istri dan anak-anaku nanti sehingga seharunya kamu datang mendorong aku
bukan malah memberikan masalah dan menambah beban. Makan aku berharap padanya
agar lebuh terbuka bukan saja saat bertengkar tetapi saat-saat berbahagia sebab
jika sudah terbuka maka tidak ada yang tersembunyi yang menyebabkan
pertengkaran dan ketidak harmonisan. Jika kita berdua sudah saling terbuka,
jujur dan setia maka kita dapat dikatakan sudah siap untuk menikah. Selain itu
banyaknya pendapat orang mengenai diriku tidak perlu dipermasalahkan sebab baik
buruknya diriku bukan mereka yang membuatnya dan merasakan tetapi aku sehingga
kita sekarang harus saling percaya dan terbuka dan masalah kemesraan diranjang
sanagt berpengaruh terhadap keharmonisan dirumah tangga maka itu juga harus
terbuka disampaikan jika ada kekurangan seperti aku bilang padamu kalau
kepuasan dirangjang perlu diperhatikan agar tidak emnimbulkan selingkuh. Aku
bekerja keras sampai tidak membeli baju dan celana baru tujuannya agar cepat
kita menikah dengan menabung agar bisa memiliki tanah yang cukup, rumah dan
biaya menika dan hidup nanti dan hendaknya kamu juga mengerti, aku cemburu
setiap saat kamu disekolah wajar sebab kamu pernah melakukan kesalahan dengan
mencoba selingkuh dengan orang yang sudah tua walau belum terjadi. Sedankan
waktu dulu aku sering selingkuh karena aku masih mencari apa yang belum aku
dapatkan dari dirimu dan aku sudah mengatakannya terlebih dahulu yaitu aku
belum sepenuhnya mencintaimu dan setia maka dengan itu menyampaikan kejelekan
aku sedangkan kamu yang berani bersumpah dan selalu bilang setia ternyata
terjadi selingkuh juga maka menjadi masalah besar dan sangat terlalu namanya.
Sehingga setelah itu kami berduapun berdamai dan saling tersenyum dan membeli
makanan yang enak dan malamnya kami berdua kencan dengan hati senang dan aku
merasa puas karena kencannya cukup lama dan aku merasa aku sangat kuat.
Selanjutnya pada senian siang sekitar jam 2 dia pulang dan aku antar sampai di
desa petemon sambil aku melihat tanahku di desa petemon. bersambung